Keuntungan Pengelolaan Perairan pesisir Gugus Pulau Kaledupa untuk Usaha Budidaya Rumput Laut

mengadopsi inovasi-inovasi baru, terutama dalam menggunakan teknologi untuk pencapaian komoditas yang bagus dan bernilai jual tinggi. Soekartawi 2002 menyatakan pula bahwa analisis ketenagakerjaan diperlukan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasa disebut hari kerja setara pria HKSP. Penggunaan tenaga kerja dinyatakan sebagai curahan tenaga kerja yang didefiniskan sebagai besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Ukuran tenaga kerja ini dinyatakan dalam hari orang kerja HOK atau hari kerja orang HKO. Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Perairan pesisir Menurut Bengen 2005 bahwa terdapat dua pendekatan dalam pengelolaan wilayah pesisir. Pertama pengelolaan secara sektoral. Pengelolaan ini, pada dasarnya berkaitan hanya dengan satu jenis sumberdaya atau ekosistem. Tujuan dari pengelolaan ini adalah untuk memenuhi kepentingan sektor tertentu seperti perikanan, pariwisata, perhubungan dan sebagainya. Dampaknya adalah ”cross-sectoral” atau cross-regional” sering terabaikan sehingga model perencanaan dan pengelolaan sektoral ini menimbulkan kerusakan lingkungan dan mematikan sektor lain. Pendekatan kedua adalah pengelolaan secara terpadu. Penerapan pengelolaan ini dilakukan berdasarkan penilaian sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir dan laut secara menyeluruh. Merencanakan tujuan dan sasaran serta melaksanankan segenap kegiatan pemanfaatannya merupakan upaya pencapaian pembangunan optimal dan berkelanjutan sebagai dimensi pengelolaan terpadu. Kontrol dan Pelaksanaan pengelolaan terpadu perlu dilakukan secara kontinyu dan dinamis dengan mempertimbangkan aspek sosial-ekonomi-budaya. Aspirasi masyarakat pengguna wilayah pesisir, konflik kepentingan dan pemanfaatan yang mungkin ada menjadi titik kontrol dalam pengelolaan secara terpadu. Bengen 2005 mengemukakan bahwa ada empat aspek dalam keterpaduan perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir. Aspek-aspek tersebut meliputi: 1. Keterpaduan ekologis. Wilayah pesisir memiliki keterkaitan antara lahan atas daratan dan perairan laut. Oleh karena proses-proses alami yang terjadi di darat seperti aliran air tawar dan sedimentasi yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran, maka pengelolaan wilayah pesisir tidak lepas dari pengelolaan lingkungan dari kedua sistem ekologi tersebut.