Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Autokorelasi

71 diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik maka pada uji normalitas ini juga dilengkapi dengan uji variabel, yaitu dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov K-S dan Shapiro-Wilk dalam tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorof-Smirnof dan Shapiro-Wilk Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Unstandardized Residual .037 172 .200 .991 172 .318 Sumber : data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 ditunjukan bahwa nilai probabilitas pada kolmogorv-smirnov sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05 dan pada saphiro-wilk sebesar 0,318 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi normal sehingga model regresi memenuhi uji asumsi klasik normalitas.

2. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen dan model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. 72 Penelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor VIF dan Tolerance untuk melihat apakah ada masalah multikolinieritas pada variabel yang digunakan. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance T lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance T kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi multikolinearitas. Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel 4.6 pengujian multikolinearitas sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Multikoleniaritas Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat diketahui bahwa semua variabel independen memiliki nilai Tolerance 0,10 dan VIF 10. Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .451 .038 11.981 .000 CFL -.050 .019 -.204 -2.645 .009 .903 1.107 CFR -.102 .030 -.269 -3.434 .001 .879 1.138 FCF .010 .009 .087 1.158 .248 .959 1.043 DKI .140 .063 .164 2.216 .028 .983 1.018 Sumber : data sekunder yang diolah 73 dari 0,10. Hal ini menunjukkan tidak ada korelasi antar variabel independen. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak tejadi gejala multikolinieritas antar variabel.

3. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada koreksi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari autokorelasi. Cara mendeteksinya adalah dengan melakukan uji DW Durbin Watson. Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin-Watson Model Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .091704 1.736 Sumber : data sekunder yang diolah Dari output SPSS data sekunder yang diolah pada table 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.736. Karena nilai DW sebesar 1.736 berkisar diantara 1.66 sampai 2.34, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.

4. Hasil Uji Heterokedesitas

Dokumen yang terkait

Tinjauan Duty Of Loalty Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

2 51 107

Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 42 90

Analisis Penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan ( Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012)

4 15 119

Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di dalam laporan sustainability : Studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

0 6 156

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris Independen, Independensi Komite Audit dan Kualitas Audit Terhadap Restatement Laporan Keuangan

1 18 131

Pengaruh kinerja keuangan, dewan komisaris, blockholder ownership, auditor type, Dan umur perusahaan terhadap Voluntary disclosure - Perbanas Institutional Repository

0 0 23

Pengaruh kinerja keuangan, dewan komisaris, blockholder ownership, auditor type, Dan umur perusahaan terhadap Voluntary disclosure - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh kinerja keuangan, dewan komisaris, blockholder ownership, auditor type, Dan umur perusahaan terhadap Voluntary disclosure - Perbanas Institutional Repository

0 0 60

BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan - Pengaruh kinerja keuangan, dewan komisaris, blockholder ownership, auditor type, Dan umur perusahaan terhadap Voluntary disclosure - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

INSIDER OWNERSHIP, BLOCKHOLDER OWNERSHIP DAN KOMPOSISI KOMISARIS INDEPENDEN

0 0 12