STRATEGI HUMAS TAMAN REKREASI SENGKALING DALAM MENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG (Studi Pada Humas Tamn Rekreasi Sengkaling Periode 2010 - 2012)

STRATEGI HUMAS TAMAN REKREASI SENGKALING DALAM
MENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG
(Studi Pada Humas Tamn Rekreasi Sengkaling Periode 2010 – 2012)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh:

Nama : Nadia Krisanti
NIM : 07220246

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, baik jasa

maupun produk. Terutama bisnis dalam bidang pariwisata yang semakin banyak
bermunculan di Kota Malang yang memerlukan perhatian ekstra dari pihak
perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini, strategi seorang humas yang
handal sangat diperlukan untuk menyiasati akan ketatnya persaingan. Maka,
penulis tertarik untuk mengangkat judul “STRATEGI HUMAS TAMAN
REKREASI SENGKALING DALAM MENINGKATKAN JUMLAH
PENGUNJUNG”.
Sebagai salah satu perusahaan jasa yang berada di bidang pariwisata, maka
Taman Rekreasi Sengkaling dituntut untuk menjaga serta meningkatkan kualitas
pelayanan sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung yang
datang kesana. Oleh karena itu, diperlukan usaha dari humas Taman Rekreasi
Sengkaling untuk menciptakan sebuah strategi untuk menarik pengunjung datang
ke Taman Rekreasi Sengkaling. Dalam skripsi ini tentu akan dibahas bagaimana
seorang humas Taman Rekreasi Sengkaling membuat sebuah strategi dalam
rangka meningkatkan jumlah pengunjung agar tidak mengalami kebangkrutan.
Mengingat terselesaikannya skripsi ini, penulis patut mengucap syukur
Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya
dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Tidak lupa pula, ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan

kepada:
1. Bapak Drs. Muhadjir Effendy. M.AP, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Jurusan Ilmu Komunikasi.
3. Bapak Nurudin, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi.
4. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I
yang selalu memberikan masukan serta koreksi sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Drs. Sulismadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik..
6. Bapak Joko Susilo, M.Si, selaku Dosen Penguji yang

telah

memberikan koreksi dan masukannya.
7. Ibu Widiya Yutanti, MA, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan koreksi dan masukannya.
8. Bapak dan Ibu dosen yang telah membagi ilmu dan pengalaman
selama penulis menimba ilmu.
9. Seluruh pihak Taman Rekreasi Sengkaling yang telah mengijinkan

penulis melakukan penelitian dan telah meluangkan waktunya.

10. Kedua orang tua, mama dan papa yang tak henti-hentinya selalu
memberi kasih sayang dan doa kepada penulis.
11. Kedua kakakku, Mas Ovi an Mas Ferdy, yang selalu memberikan
semangat kepada penulis.
12. Edi Cahya Utomo, kekasihku, yang tidak henti-hentinya memberikan
semangat dan selalu menemani penulis selama mengerjakan skripsi ini.
13. Teman-teman kelas C angkatan 2007, terima kasih telah menjadi
teman baik selama penulis menimba ilmu.
14. Teman-teman KKN 02 tahun 2010-2011, “Alassapi I‟m in Love”.
15. Dan terima kasih kepada pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan
karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan. Maka
penulis memohon maaf dan berharap untuk dimaklumi serta memberikan saran
serta masukan yang membangun.
Malang, 09 Juli 2012


Penulis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ……………………………………………………………………

3

Gambar 1.2 ……………………………………………………………………

3

Gambar 3.1 …………………………………………………………………… 55
Gambar 3.2 …………………………………………………………………… 59
Gambar 3.3 …………………………………………………………………… 61
Gambar 3.4 …………………………………………………………………… 62
Gambar 3.5 …………………………………………………………………… 63
Gambar 3.6 …………………………………………………………………… 69
Gambar 3.7 …………………………………………………………………… 70
Gambar 3.8 …………………………………………………………………… 71


DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 ……………………………………………………………………….. 72

DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul .........................................................................................

i

Lembar Persetujuan ................................................................................

ii

Lembar Pengesahan .................................................................................

iii

Berita Acara ..............................................................................................


iv

Abstraksi ...................................................................................................

v

Kata Pengantar .........................................................................................

vii

Daftar Gambar .........................................................................................

x

Daftar Tabel ..............................................................................................

xi

Daftar Isi ...................................................................................................


xii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...................................................................

4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................

5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................

5


E. Tinjauan Pustaka
E 1 Strategi ...............................................................................

6

E 2 Humas ................................................................................

11

E. 2. 1 Pengertian Humas .................................................

11

E. 2. 2 Tujuan Humas .......................................................

13

E. 2. 3 Fungsi Humas ........................................................

14


E. 2. 4 Peranan Petugas Humas ......................................

16

E. 2. 5 Tugas Humas .........................................................

17

F. Definisi Konseptual
F. 1 Strategi Humas .................................................................

18

F. 2 Peningkatan Jumlah Pengunjung ...................................

20

G. Metode Penelitian
G. 1 Tipe dan Jenis Penelitian ................................................


21

G. 2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................

21

G. 3 Teknik Pengumpulan Data .............................................

22

G. 4 Subjek Penelitian .............................................................

24

G. 5 Teknik Analisis Data .......................................................

24

G. 6 Teknik Keabsahan Data ..................................................


26

BAB II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Profil Taman Rekreasi Sengkaling ........................................

28

B. Visi dan Misi Taman Rekreasi Sengkaling ...........................

32

C. Fasilitas Taman Rekreasi Sengkaling ....................................

32

D. Sarana dan Prasarana Taman Rekreasi Sengkaling ...........

37

E. Struktur Organisasi Taman Rekreasi Sengkaling ...............

45

F. Gambaran Humas Taman Rekreasi Sengkaling
F. 1 Tugas Divisi Humas Taman Rekreasi Sengkaling .........

47

F. 2 Peranan Divisi Humas Taman Rekreasi Sengkaling ....

48

F. 3 Program Kerja Humas Taman Rekreasi Sengkaling ...

49

F. 4 Bentuk Kerja Sama Divisi Humas Dengan Divisi
Marketing .................................................................................

49

G. Pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling .............................

50

BAB III. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ...................................

52

BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................

75

B. Saran
B. 1 Saran Praktis .........................................................................

76

B. 2 Saran Akademis ....................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

78

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group
Djanaid, Djanalis. 1993. Public Relations: Teori & Praktek. Malang. Indopurels
Group
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung. PT
Citra Aditya Bakti.
F. Rachmadi. 1994. Public Relations Dalam Teori & Praktek “Aplikasi Dalam
Badah Usaha Swasta & Lembaga Pemerintah. Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama
Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang. Umm Press
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
Oliver, Sandra. 2007. Strategi Public Relations. Jakarta. PT. Gelora Aksara
Pratama
Rhenald, Kasali. 1994, Manajemen Public Relations, Konsep & Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta. Pustaka Uatama Grafiti
Ruslan, Rosady. 2001, Etika Keumasan, Konsepsi & Aplikasi.Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada

Ruslan, Rosady. 2006, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Ruslan, Rosady. 2010, Metode Penelitian Public Relations & Komunikasi Edisi
Revisi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Soemirat, Soleh dan Elvinardo Ardianto. 2008. Dasar-dasar Public Relations.
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Non Buku:
Ahira, Anne. 2011, Strategi Humas. Diakses pada 1 Agustus 2011.
http://www.anneahira.com/strategi-humas.htm
Anonim, 2011. Taman Rekreasi Sengkaling. diakses pada tanggal: 1 Agustus
2011.http://www.wisata-sengkaling.com
Ardianto, Elvinaro. 2011,

Humas Dan Manajemen. diakses pada tanggal: 1

Agustus 2011. http://www.scribd.com/doc/52821516/2/A-Pengertian-dan-FungsiManajemen

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwa Malang adalah kota pariwisata. Banyak
sekali tempat pariwisata di kota Malang yang bisa dikunjungi sebagai sarana
berwisata bersama teman ataupun keluarga. Salah satunya adalah Taman Rekreasi
Sengkaling (TRS) yang berada di Jalan Raya Sengkaling, Kabupaten Malang.
Taman Rekreasi Sengkaling sudah ada sejak lama dan sudah dikenal oleh
khalayak ramai, bahkan dari masyarakat luar Malang. Pada saat liburan sekolah,
para pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling bisa mencapai ratusan bahkan
ribuan orang. Namun kini sudah banyak sekali tempat rekreasi yang menjadi
saingan Taman Rekreasi Sengkaling. Seperti Jatim Park, Batu Secret Zoo, Batu
Night Spectaculer (BNS) dll yang juga tidak kalah menariknya dan memiliki lebih
banyak macam wahana permainan yang disuguhkan untuk pengunjung.

Taman Rekreasi Sengkaling merupakan salah satu anak perusahaan
Bentoel Group yang bergerak di bidang jasa pariwisata dalam bentuk taman
rekreasi. Taman Rekreasi Sengkaling, pertama kali didirikan oleh seorang yang
berkewarganegaraan Belanda, yaitu Mr. Coolman pada tahun 1950. Sejak tahun
1975 sampai sekarang, pengelolaan Taman Rekreasi Sengkaling ini diambil alih
oleh Bentoel Group dengan nama PT. Taman Bentoel.
1

Taman Rekreasi Sengkaling terletak di Jl. Raya Mulyoagung No. 188,
kecamatan Dau, kabupaten Malang, propinsi Jawa Timur, berjarak +/- 10 km dari
pusat kota Malang. Lokasinya sangat strategis karena tepat berada di tepi jalan
raya yang menghubungkan antara kota Malang dengan kota Batu, selain itu sangat
mudah dicapai oleh kendaraan.

Taman Rekreasi Sengkaling mempunyai berbagai fasilitas yang memiliki
keunggulan tersendiri dibandingkan tempat wisata yang lain. Salah satu
keunggulan tersebut adalah terdapat wisata air, seluruh air yang ada berasal dari
sumber alami. Konon, salah satu sumber yang ada yaitu Kolam Tirta
Alam, dipercayai bisa membuat orang awet muda dan sampai saat inipun masih
banyak masyarakat yang mempercayainya.

Dalam menghadapi persaingan yang terjadi, tentunya diperlukan sebuah
aktifitas humas Taman Rekreasi Sengkaling. Di mana kegiatan humas tersebut
bertujuan untuk menigkatan jumlah pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling.
Pengunjung Taman Rekreasi sebagai konsumen, membutuhkan tempat yang tepat
dengan fasilitas yang aman, nyaman, produk ditawarkan berkualitas serta
harganya terjangkau. Sehingga apabila perusahaan memahami hal-hal tersebut,
maka dapat melancarkan strategi agar dapat menarik konsumen untuk berkunjung
ke tempat tersebut. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pengunjung Taman
Rekreasi Sengkaling ramai hanya pada saat akhir minggu dan liburan sekolah.
Sedangkan pada hari biasa, pengunjungnya sangat sepi. Berbeda dengan tempat
wisata yang lainnya, meskipun hari biasa (bukan weekend atau hari libur) tetap
2

saja ramai dipadati oleh para pengunjung. Hal ini tampak pada halaman parkir
TRS yang terlihat sepi pada hari biasa/aktif sekolah (lihat gambar 1.1).

Gambar 1.1

Berbeda sekali pada saat weekend, di mana Taman Rekreasi Sengkaling
dipadati pengunjung (lihat gambar 1.2).

Gambar 1.2

Di sini, seorang humas dituntut untuk mengetahui apa yang menyebabkan
hal ini terjadi, dan mencari sebuah pembaharuan agar pengunjung lebih tertarik
lagi mengunjungi tempat wisata tersebut, dan tetap ramai meskipun tidak seramai
pada saat weekend atau hari libur sehingga mampu bersaing dengan tempat wisata
yang lainnya, yang semakin banyak di kota Malang ini.

Perlu kita ketahui definisi humas itu sendiri. Public Relations (PR) atau
humas menurut Prof. Byron Christian adalah suatu usaha yang secara sadar
memotivasi agar orang-orang terpengaruh, terutama melalui komunikasi, agar
3

timbul pikiran yang sehat terhadap organisasi, memberi rasa hormat, mendukung
dan bertahan dengan berbagai cobaan masalah. Sehingga dalam hal ini, seorang
humas dituntut agar mampu mempertahankan pengunjung Taman Rekreasi
Sengkaling agar tetap stabil atau bahkan lebih meningkat.

Dengan demikian berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan studi terhadap startegi humas dalam menarik minat pengunjung
untuk datang ke Taman Rekreasi Sengkaling.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ingin

penulis kemukakan adalah : “Bagaimanakah Strategi Humas Taman Rekreasi
Sengkaling Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung? “

C.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti yang dicapai

adalah : Untuk mengetahui Strategi Humas Taman Rekreasi Sengkaling Dalam
Meningkatkan Jumlah Pengunjung.

4

D.

Manfaat Penelitian
D.1

Manfaat Akademis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan program

studi bagi Ilmu Komunikasi tentang strategi humas dalam meningkatkan
jumlah pengunjung.
D.2

Manfaat Praktis
Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan

penelitian tentang strategi humas dan dapat memberikan gambaran tentang
Strategi Humas Taman Rekreasi Sengkaling Dalam Meningkatkan Jumlah
Pengunjung serta menjadi sumber untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis khususnya dan untuk masyarakat umum.

E.

Tinjauan Pustaka
E. 1

Strategi
Strategi menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, Ilmu,

Teori dan Filsafat Komunikasi, yaitu : “Strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai
suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan
harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2003 : 32)”
5

Sedangkan Sondang P. Siagian berpendapat bahwa : “Strategi
adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan
oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan
selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan dihadapi”
(Siagian, 1985: 21)
Dalam buku Strategi Public Relations (Oliver, 2007: 2), J. L
Thompson mendefinisikan startegi sebagai cara untuk mencapai sebuah
hasil akhir: „Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada
strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif
untuk masing-masing aktifitas. Sementara itu, strategi fungsional
mendorong secara langsung strategi kompetitif.‟
Istilah strategi manajemen sering pula disebut rencana strategis
atau rencana jangka panjang perusahaan. Rencana jangka panjang inilah
yang menjadi pegangan bagi para praktisi PR untuk menyusun berbagai
rencana teknis, dan langkah komunikasi yang akan diambil sehari – hari.
Untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan PR / humas harus
menyatu dengan visi dan misi organisasi / perusahaannya.
Bennet (1996) menggambarkan strategi sebagai „arah yang dipilih
organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya‟. Mintzberg menawarkan
lima kegunaan dari kata strategi, yaitu :
1) Sebuah rencana – suatu arah tindakan yang diinginkan secara
sadar;
6

2) Sebuah cara – suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk
mengecoh lawan dan competitor;
3) Sebuah pola – dalam suatu rangkaian tindakan;
4) Sebuah posisi – suatu cara menepatkab organisasi dalam
sebuah lingkungan;
5) Sebuah perspektif – suatu cara yang terintegrasi dalam
memandang dunia (Oliver, 2007 : 2)
Kata strategi itu sendiri mempunyai pengertian yang terkait dengan
hal - hal seperti kemenangan, kehidupan, atau daya juang. Artinya
menyangkut dengan hal –hal yang berkaitan dengan mampu atau tidaknya
perusahaan atau organisasi menghadapi tekanan yang muncul dari dalam
atau dari luar. Kalau dapat, ia akan hidup terus, kalau tidak, ia akan mati
seketika.
Hidup yang dipertahankan sendiri merupakan suatu cakupan waktu
yang panjang, bukan sekadar bertahan lalu mati. Maka dari itu strategi
membenarkan perusahaan atau melakukan tindakan pahit seperti amputasi
(pengurangan unit usaha, dirumahkannya karyawan, pemangkasan, dan
lain-lain) hal itu dilakukan demi kehidupan perusahaan / organisasi dalam
jangka panjang.

7

Dalam buku Dasar-dasar Public Relations (Soemirat & Ardianto,
2008 :

92), Pearce dan Robinson, mengembangkan langkah-langkah

strategic management sebagai berikut :
1) Menentukan mission perusahaan. Termasuk di dalamnya
adalah pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian
(purpose) filosofi, dan sasaran (goals).
2) Mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi
intern perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya.
3) Penilaian terhadap lingkungan ekstern perusahaan, baik dari
segi semangat kompetitif maupun secara umum.
4) Analisis terhadap peluang yang tersedia dari lingkungan ( yang
melahirkan pilihan-pilihan).
5) Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat
digenapi untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan.
6) Pemilihan strategi atau objective jangka panjang dan garis
besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objective
tersebut.
7) Mengembangkan objective tahuan dan rencanan jangka pendek
yang selaras dengan objective jangka panjang dan garis besar
strategi.

8

8) Implementasi atas hasil hal-hal di atas dengan menggunakan
sumber

yang

tercantum

pada

budget

(anggaran)

dan

mengawinkan rencanan tersebut dengan sumber daya manusia,
struktur , teknologi dan system balas jasa yang memungkinkan.
9) Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam
setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk
melakukan control dan sebagai input bagi pengambilan
keputusan di masa depan.
Untuk memberikontribusi kepada rencana kerja jangka panjang,
praktisi PR dapat melakukan langkah-langkah :
1) Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam
maupun di luar perusahaan.
2) Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari
perusahaan yang terjadi secara historis. Perusahaan umumnya
disertai dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publicnya atau sebaliknya.
3) Melakukan analisis SWOT (Strenghts/ kekuatan, Weaknesses/
kelemahan, Opportunities/ peluang, dan Threats/ ancaman).
Meski tidak perlu menganlaisis hal – hal yang berada di luar
jangkauannya, seorang praktisi PR perlu melakukan analisis

9

yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam
perusahaan atas SWOT yang dimilikinya.
Komponen Strenghts dan Weaknesses dikaji dari unsur – unsur
yang bersal dari dalam perusahaan. Sedangkan kedua komponen lainnya
Opportunities dan Threats dikaji dari lingkungan di mana perusahaan /
organisasi berbeda. Peluang dan ancaman bisa muncul dari unsur-unsur
seperti peraturan pemerintah, kecemburuan masyarakat, nilai masyarakat,
perubahan struktur kependudukan, pandangan yang tengah beredar di
masyarakat, situasi ekonomi, perubahan politik, dan tekanan yang muncul
dari para envorenmentalist (Soemirat & Ardianto, 2008 : 91)
E. 2

Humas

E. 2. 1 Pengertian Humas
Menurut penelitian yang pernah diadakan di Amerika Serikat,
terdapat 2000 orang terkemuka di bidang PR telah membuat definisi
tentang PR. Satu panitia yang terdiri dari para pakar PR yang cukup
kondang telah memilih 3 definisi yang mereka anggap terbaik :
1) J. C. Seidel, direktur PR, Division of Housing, State New York
berbunyi: PR alah proses yang kontinyu dari usaha – usaha
manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan
pengertian dari pelanggan, pegawai dan public yang lebih luas.

10

2) W. Emerson Reck, Direktur PR Universitas Colgate berbunyi :
PR adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan,
pelayanan dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu
individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut
memperoleh kepercayaan dan goodwill (kemauan baik) dari
public. Kedua, pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan
tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan
yang menyeluruh.
3) Howard Bonham, Wakil Ketua Palang Merah Nasional
Amerika Serikat, menyatakan, PR adalah suatu seni untuk
menciptakan pengertian public terhadap suatu individu atau
organisasi/ perusahaan.
4) Selain tiga definisi diatas, definisi lainnya juga diberikan oleh
Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in Word
Marketing mengatakan bahwa PR adalah suatu system
komunikasi untuk menciptakan kemauan baik. Sedangkan
menurut Prof. Byron Christian, PR adalah suatu usaha yang
secara sadar memotivasi agar orang-orang terpengaruh,
terutama melalui komunikasi, agar timbul pikiran yang sehat
terhadap organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan
bertahan dengan berbagai cobaan masalah.

11

Public Relations menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen
Pemasaran (Teguh dan Rusli, 2000:265) Public Relations adalah berbagai
program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau menjaga citra
perusahaan atau setiap produknya.
Edward L. Bernays dalam bukunya Public Relations, mengatakan
bahwa Public Relations mempunyai tiga arti yaitu (1) penerangan
masyarakat, (2) persuasi untuk merubah sikap dan tingkah laku
masyarakat, (3) usaha untuk mengintegrasikan sikap perbuatan masyarakat
dan sebaliknya. (Rachmadi, 1994 : 19)

E. 2. 2 Tujuan Humas
1) Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek
Kognisi)
Saling pengertian dimulai dari saling mengetahui atau
mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan,
maupun budaya masing-masing. Dengan demikian, aktivitas
kehumasan haruslah menunjukkan adanya usaha komunikasi
untuk mencapai salimg kenal dan mengerti teresebut. Sifat
komunikasinya cenderung informatif saja.
2) Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afeksi)
Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten
(tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik)
12

akan “kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga) dan
juga

pada

keyakinan

organisasi/lembaga

akan

“kebaikan/ketulusan” publiknya.
Kebaikan/ketulusan masing-masing dapat diukur dengan etika
moral maupun materiil yang ditanamkan dan ditujukkan
masing-masing. Di sinilah humas menggunakan prinsip-prinsip
komunikasi persuasive. Dia mempersuasif public untuk
percaya

kepada

organisasi/lembaga,

sebaliknya

juga

organisasi/lembaga untuk percaya kepada publiknya.
3) Memlihara dan Menciptakan Kerja Sama (Aspek Psikomotoris)
Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi diharapkn akan
terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan
dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau
termanifestaikan dalam bentuk tindakan tertentu (Kusumastuti,
2002:20)
E. 2. 3 Fungsi Humas
Menurut Djanalis Djanaid (1993), dalam buku Public Relations:
Teori dan Praktek, ada dua fungsi humas:
1) Fungsi Konstruktif
Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental public
untuk

menerima

kebijakan

organisasi/lembaga,

humas
13

menyiapkan “mental” organisasi/lembaga untuk memahami
kepentingan public, humas mengevaluasi perilaku public
maupun

organisasi

untuk

direkomendasikan

kepada

manajemen, humas menyiapkan pr komdisi untuk mencapai
saling pengertian, saling percaya dan saling membantu
terhadap

tujuan-tujuan

public

organisasi/lembaga

yang

diwakilinya.
2) Fungsi Korektif
Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah
(krisis) dengan public, maka humas harus berperan dalam
mengatasi terselesaikannya masalah tersebut (Kusumastuti,
2002:22)
Sedangkan menurut Cutipp and Center, fungsi PR meliputi hal-hal
berikut:
1) Menunjuang kegiatan mamjemen dan mencapai tujuan
organisasi.
2) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbale balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada public dan
menyalurkan opini public pada perusahaan.
3) Melayani public dan memberikan nasihat kepada pimpinan
organisasi untuk kepentingan umum.
14

4) Membina hubungan secar harmonis antara organisasi dan
public, baik internal maupun external (Kusumastuti : 2002:23)

E. 2. 4 Peranan Petugas Humas
Dalam buku Dasar-dasar Humas (Kusumastuti, 2002:24), peranan
petugas Humas adalah sebagai berikut :
1) Expert Preciber Communication
Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasihati
pimpinan perusahaan/organisasi.
2) Problem Solving Process Facilitator
Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan
masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau
dilibatkan dalam setiap manajemen (krisi). Dia menjadi
anggota tim, bahkan bila memungkinkanmenjadi leader dalam
penanganan krisi manajemen.
3) Communication Facilitator
Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara
perusahaan organisasi dengan public. Baik dengan public
eksternal maupun internal. Istilah yang paling umum adalah

15

sebagai jembatan komunikasi antara public dengan perusahaan.
Sebagai media atau penegah bila terjadi miscommunication.

4) Technician Communication
Di sini humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi.
Dia menyediakan layanan bidang teknis, sementara kebijakan
dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan
bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan
keputusan

manajemen

dan

petugas

humas

yang

melaksanakannya.
E. 2. 5 Tugas Humas
Dalam buku Dasar-dasar Humas (Kusumastuti, 2002:26), tugas PR
perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu public untuk
menggunakan barang/jasa instansinya.
2) Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antar instansi
dengan public.
3) Meningkatkan penjualan barang/jasa.
4) Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat sehari-hari.
16

5) Mendidik

dan

meningkatkan

tuntutan

serta

kebutuhan

masyarakat akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
6) Mencegah pergeseran penggunaan barang/jasa yang sejenis
dari pesaing perusahaan oleh konsumen.

F.

Definisi Konseptual
F. 1

Strategi Humas
Ahmad S. Adnanputra, M.A, M.S, pakar humas dalam naskah

workshop berjudul PR Strategy, mengatakan bahwa arti strategi adalah
bagian terpadu dari suatu rencana (plan) sedangkan rencana merupakan
produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaa
adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.
Mengacu pada pola strategi humas tersebut, maka menurut Ahmad
S. Adnanputra, Presiden Intitut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, batasan
pengertian tentang strategi humas adalah alternative optimal yang dipilih
untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam kerangka suatu
rencana humas (humas plan) (Ruslan, 2006 : 134).

17

Untuk lebih jelasnya, Strategi humas

dibentuk melalui dua

komponen yang saling terkait erat, yakni sebagai berikut :
Komponen

Pembentukan Strategi Humas

1. Komponen sasaran

Satuan / segmen yang akan digarap

2. Komponen sarana

Paduan / bauran sarana untuk
menggarap suatu sasaran

Adapun tahap-tahap kegiatan strategi public relations: pertama
komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholder dan public yang
mempunyai kepentingan yan sama. Sasaran umum tersebut secara
structural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi melalui
upaya segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang
opini bersama (common opinion), potensi polemic, dan pengaruhnya bagi
masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan dan produk yang
menjadi perhatian khusus di sini adalah yang disebut publik sasaran.
Kedua, komponen sasaran yang pada strategi humas berfungsi
untuk mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut kea rah poosisi atau
dimensi yang menguntungkan (Ruslan, 2006 : 133).
Strategi Humas adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) seorang humas untuk mencapai suatu tujuan yang menjadi
tujuan dari perusahaan itu sendiri. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah
saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.
18

F. 2

Peningkatan Jumlah Pengunjung

Pengunjung dalam hal ini bias juga disebut konsumen. Konsumen
adalah salah satu unsur public. Public adalah sekelompok orang yang
menaruh perhatian pada sesuat hal yang sama tetapi kalau konsumen
seringkali tidak bersifat homogen melainkan heterogen.

Peningkatan jumlah pengunjung adalah suatu upaya perusahaan
dalam meningkatkan jumlah konsumen. Dalam hal ini adalah pengunjung
Taman Rekreasi Sengkaling.

Menurut IUOTA (International Union of Travel Organiization)
wisatawan adalah:pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya
24 jam di negara atau daerah yang dikunjunginya dengan maksud dan
tujuan perjalanan.
Yang digolongkan sebagai wisatawan adalah sebagai berikut :
1. Pesiar (leisure) untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, agama
(ziarah), dan olahraga.
2. Hubungan dagang (bussines), kunjungan keluarga, konferensi,
dan misi.
G.

Metode Penelitian
G. 1

Tipe dan Jenis Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengklasifikasikan
19

mengenai

suatu

fenomena

atau

kegiatan

sosial

dengan

jalan

mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan
unit yang diteliti scara sistematis dan faktual dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif, data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar ,
dan bukan angka-angka.

G. 2

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Taman Rekreasi Sengkaling. Penelitian

dilakukan pada tanggal 12 – 17 Desember 2011, serta pada tanggal 6 – 11
Maret 2012.
G. 3

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
Obsevasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya
selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

20

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan
pancaindera lainnya (Bungin, 2007 : 115)
Menurut penjelasan di atas, maka dalam kegiatan observasi yang
peneliti lakukan, peneliti menggunakan panca indera untuk mengamati
serta mendapatkan informasi mengenai beberapa kegiatan event yang
sering dilakukan di Taman Rekreasi Sengkaling (TRS) seperti lomba
mewarnai untuk kalangan sekolah dasar dan TK. Kemudian peneliti juga
mengamati pengunjung yang datang ke TRS, seberapa sedikit dan
seberapa banyaknya pengunjung yang datang ke TRS dalam seharinya.
Selain itu, peneliti juga melakukan observasi mengenai berbagai macam
fasilitas, sarana & prasaran yang ada di TRS.

2. Wawancara
Wawancara secara umum yaitu proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan responden dengan
menggunkana panduan wawancara (Bungin, 2007:108).

Wawancara

merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyelenggarakan tanya
jawab (interview) antara peneliti dengan Humas Taman Rekreasi
Sengkaling.

21

Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti melakukan kegiatan tanya
jawab dengan seorang Humas TRS untuk memperoleh data mengenai apa
yang dilakukan oleh humas di TRS dalam rangka menarik minat
pengunjung untuk datang ke TRS. Serta strategi apa yang kemudian akan
digunakan agar tujuan tersebut dapat dicapai, yaitu mendatangkan
pengunjung sebanyak mungkin.

3. Dokumentasi
Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis. Data dokumentasi berupa data hasil wawancara,
foto-foto kegiatan, agenda kegiatan. Dimana dokumentasi tersebut sangat
berguna untuk mendukung hasil wawancara yang telah dilakukan
sebelumnya.

G. 4

Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam

sebuah penelitian (Martono, 2010:112)
Subjek penelitian terdapat tiga level, yaitu:
1) Mikro: merupakan level terkecil dari subjek penelitian dan
hanya berupa individu.
22

2) Meso: merupakan level subjek penelitian dengan jumlah
anggota lebih banyak seperti keluarga atau kelompok.
3) Makro: merupakan level subjek penelitian dengan jumlah
paling banyak seperti masyarakat atau komunitas.
Dalam penelitian ini, subjek penelitian menggunakan level
mikro karena peneliti hanya mewawancarai seorang humas
Taman Rekreasi Sengkaling.
G. 5

Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis data deskriptif, yaitu memberikan gambaran, dengan tidak
berupaya untuk menguji teori atau menarik kesimpulan tertentu berkaitan
dengan penelitian ini dan dengan menggunakan metode kualitatif.
Sebuah konsep yang ingin diungkap peneliti kepada pembaca, hal
ini dilakukan oleh peneliti sesuai dengan data yang telah dikumpulkan,
dan secara nyata dilihat oleh peneliti dan kemudian diiterprestasikan
kepada pembaca (Hamidi, 2008:63).
Adapun tahapan analisis data ini menurut Seiden (Bungin,
2007:145):
1) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan

23

Dalam hal ini, peneliti mencatat segala data dari hasil
observasi, wawancara, serta dokumentasi. Untuk dokumentasi,
ada

pula

yang

berupa

gambar.

Peneliti

berusaha

mengumpulkannya menjadi satu agar tidak ada data yang
hilang.
2) Mengumpulkan, memilah-milahnya, mengklasifikasikan.
Setelah mengumpulkan semua data, penulis melakukan
pemilihan

data-data

apa

saja

yang

penting kemudian

melakukan klasifikasi sesuai dengan kategori. Misalnya data
wawancara

mengenai

event-event

di

Taman

Rekreasi

Sengkaling, maka semua data dokumentasi dan segala yang
berhubungan dengan hal tersebut harus dijadikan satu bagian
sendiri. Begitu juga dengan data yang lain.
3) Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu
mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, dan
hubungan-hubungan.
Dalam hal ini, peneliti dituntut untuk berpikir untuk mencari
suatu hubungan antara data yang satu dengan yang lain, dengan
kata lain mencari kesinambungan antara data kategori A
dengan data kategoi B. Begitu juga dengan data-data yang lain.
G. 6

Teknik Keabsahan Data
24

Untuk menguji keabsahan data, peneliti akan menggunakan teknik
triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaat
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu menurut Paton dalam Moleong (2005:330).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dengan
sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara,
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang
waktu.
3) Membandigkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa
kesamaan atau alasan – alasan terjadinya perbedaan
(Bungin, 2007 : 257)
Selain itu juga menggunakan triangulasi metode, dengan
jalan :

25

1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data.
2) Pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan
terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah hasil
observasi yang didapat melalui metode interview sama dengan
metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan
informasi yang diberikan ketika di-inteview (Bungin, 2007 :
257).

26

Dokumen yang terkait

STRATEGI HUMAS DALAM PEROLEHAN JUMLAH PENGUNJUNG (Studi pada Water Park Suncity di Sidoarjo, Pasca Lapindo)

0 2 2

AKTIFITAS HUMAS THE TAMAN DAYU DALAMMENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG(Studi Pada Bagian Humas The Taman Dayu City of Festival Pandaan)

0 6 3

ANALISIS SISTEM PNGENDALIAN INTERNAL FUNGSI PENJUALAN TIKET TAMAN REKREASI (Studi Kasus pada PT. Taman Sengkaling UNMUH)

1 30 20

STRATEGY MARKETING COMMUNICATION SENGKALING DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KONSUMEN DI SENGKALING FOOD FESTIVAL (Studi pada Manajemen Sengkaling)

2 15 23

Keuntungan Taman Sengkaling UMM Diinvestasikan Kembali

0 5 1

this PDF file PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Studi pada Pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling) | Mercelina Suratman | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

0 6 9

PENGARUH DESAIN RESPONSIF TERHADAP USER EXPERIENCE PENGUNJUNG WEBSITE TAMAN REKREASI SENGKALING

0 0 5

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN PENGEMBANGAN KARIR DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PT. TAMAN REKREASI SENGKALING

0 1 9

UPAYA HUMAS DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG DI RESTORAN TAMAN PRINGSEWU YOGYAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Upaya Humas dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung di Restoran Taman Pringsewu Yogyakarta) - UMBY repository

0 0 13

UPAYA HUMAS DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG DI RESTORAN TAMAN PRINGSEWU YOGYAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Upaya Humas dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung di Restoran Taman Pringsewu Yogyakarta) - UMBY repository

0 0 10