KEPUTUSAN PEMBELANJAAN PADA USAHA MIKRO DAN KECIL PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI DESA MULYOAGUNG DAU

(1)

i

KEPUTUSAN PEMBELANJAAN PADA USAHA MIKRO DAN

KECIL PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI

DESA MULYOAGUNG DAU

SKRIPSI

Oleh Yuniar Wahyuni 201010160311119

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(2)

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-NYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ͞Keputusan Pembelanjaan pada Usaha Mikro dan Kecil pada Sektor Makanan dan Minuman di Desa Mulyoagung DAU͟.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk menyajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi sumber dana yang digunakan dan hambatan-hambatan dalam mengakses sumber dana pada usaha mikro dan kecil pada sektor makanan dan minuman di Desa Mulyoagung DAU. Penelitian ini dibuat atas dasar perkembangan UMKM di Indonesia yang mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Negara Republik Indonesia.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang telah dengan tulus membantu terselesaikannya skripsi ini. Patut peneliti sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.


(4)

iv

2. Dr. Drs. Marsudi, M.M., selaku Ketua Program Study Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang atas kebijakannya dalam penyusunan mata kuliah sesuai konsentrasi penjurusan.

3. Drs. Wiyono, M.M. dan Drs. Warsono, M.M., selaku dosen pembimbing dalam penelitian ini yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan, saran dan dukungan hingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Soundari selaku bagian keamanan dan ketertiban di Kantor Desa yang telah mempermudah proses perizinan pengambilan data sehingga kegiatan penelitian berjalan lancar.

5. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M., selaku dosen wali yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada peneliti selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mentrasfer pengetahuannya selama proses perkuliahan formal maupun non formal.

7. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan support, doa, fasilitas serta kasih sayang sebagai motivasi terbesar untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak diah dan adik ika yang selalu memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Akhmat Abidin yang tak pernah berhenti memberikan pengetahuan dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.


(5)

v

10. Semua pihak, peneliti tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan pemikiran, doa dan supportnya kepada peneliti..

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penelitian ini dapat menjadi referensi untuk tulisan-tulisan berikutnya.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Malang, 12 April 2014 Peneliti


(6)

vi

DAFTAR ISI SKRIPSI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah... 5

C.Batasan Masalah ... 5

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 7

B.Tinjauan Teori 1. Keputusan Pembelanjaan ... 7

2. Sumber – Sumber Modal... 8

3. Kelebihan dan Kekurangan Modal ... 12

4. Filosofi Perkreditan Perbankan ... 14

5. Tata Cara Pengajuan Pinjaman ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian ... 28


(7)

vii

C.Definisi Operasional Variabel ... 28

D.Data dan Sumber Data ... 29

E. Populasi dan Sampel ... 29

F. Metode Pengumpulan Data ... 30

G.Teknis Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN A.Tinjauan Umum Desa Mulyoagung DAU 1. Potensi/umum ... 32

2. Potensi Sumber Daya Alam ... 33

3. Industri Kecil dan Menengah ... 35

4. Sumber Anggaran ... 37

B. Analisis Data 1. Deskripsi Kondisi Data Penelitian ... 38

2. Langkah-Langkah Analisis Data ... 39

3. Analisis Tabulasi ... 41

C. Pembahasan Hasil Analisis Data BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Warung Sidorame

Lampiran 2 : Warung Rujak Cingur dan Gorengan Lampiran 3 : Rumah Bebek

Lampiran 4 : Soto Lamongan Bang Yus Lampiran 5 : Soto Ayam Lamongan Lampiran 6 : Bakso Jos

Lampiran 7 : Himalaya Kuliner Lampiran 8 : Warung Bu Sum

Lampiran 9 : Nasi Uduk dan Jagung Bakar Lampiran 10: Bakso Arema cak Ambon Lampiran 11: Warung Nasi Pecel

Lampiran 12: Warung Rama Lalapan Sambel Bawang Lampiran 13: Warung 89

Lampiran 14: Nasi Goreng

Lampiran 15: Nasi Goreng dan Bakmi Lampiran 16: Nasi Goreng Barokah

Lampiran 17: Ayam Bakar dan Nasi Campur Lampiran 18: Warung Arrum Daru

Lampiran 19: Nasi Goreng

Lampiran 20: Warung Lalapan MJ Lampiran 21: Warung Bang Yos Lampiran 22: Mekar Jaya


(9)

ix Lampiran 23: Nasi Goreng

Lampiran 24: Warung Pecel

Lampiran 25: Nasi Pecel dan Nasi Campur Lampiran 26: Mie Ayam Istimewa

Lampiran 27: Warung Masakan Jawa Lampiran 28: Warung Bu Win

Lampiran 29: Warung Lalapan

Lampiran 30: Warung Tahu Telur, lalapan, ceker lodeh


(10)

x

DAFTAR PUSTAKA

Emory William. C dan Donald R cooper. 1996. Metode Penelitian Bisnis, edisi lima. Erlanga. Jakarta

Faisal Abdullah. 2002. Dasar Dasar Manajemen Keuangan, edisi kedua (revisi). UMM Pres: Malang

Hidayati, Nurul. 2011. Strategi Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

dalam mengembangkan usahannya. http://digilib.umm.ac.id/gdl.

Indraningtyas, Oktavia. 2007. Analisis efektivitas penyaluran kredit usaha mikro

dan kecil (UMK). PT. BPR Sumber Dhana Makmur.

http://digilib.umm.ac.id/gdl.

Kasmir, 2010. kewirausahaan. edisi 5. Rajawali pres: Jakarta

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan. BPFE:

Yogyakarta

Subramanyam, K.R & John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan, edisi 10 buku 1. Salemba empat: Jakarta

Suhardjono . Manajemen Perkreditan Usaha Mikro dan Menengah. (UPP) AMP YKPN: Yogyakarta

Saiman. Leonardus, 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. edisi 5. Salemba empat: Jakarta

Suparmoko. M.1999. Metode Penelitian Praktis. Edisi keempat. BPFE. Yogyakarta

Sutrisno. 2001. Manajemen keuangan: teori, konsep dan aplikasi. CV.ADIPURA: Yogyakarta

Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan

Keagenan & Informasi Asimetri, edisi pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta

Tulus. Tambunan. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, edisi

pertama.Salemba Empat: Jakarta

Welsch, Glenn A. Hilton, Ronald W. Gorden, Paul N. 2000. Anggaran (perencanaan dan pengendalian laba), edisi pertama. Salemba Empat. Jakarta.


(11)

xi

http://peuyeumcipatat.blogspot.com/2013/10/umkm-mendominasi-99 pertumbuhan-ekonomi.html. Okt, 14, 2013.

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=file&id =335:data-usaha-mikro-kecil-menengah-umkm-dan-usaha-besar-ub-tahun-2011-2012&Itemid=93. Okt,16, 2013.


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang paling banyak jumlahnya. Keberadaan UMKM memiliki peran penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, hal ini didukung oleh pernyataan Gubenur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang menyatakan bahwa, UMKM dinilai mampu memberikan kontribusi hingga 99% untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97% sehingga mampu menyumbang sekitar 56 % produk domestik bruto ( http://peuyeumcipatat.blogspot.com/2013/10/umkm-mendominasi-99-pertumbuhan-ekonomi.html).

Perkembangan UMKM di Indonesia juga dapat dilihat menurut data kementerian koperasi dan usaha kecil serta menengah Republic Indonesia dimana, pada sajian tabel tersebut menjelaskan bahwa, jumlah unit UMKM mengalami kenaikan sebesar 2,41% dari tahun 2011 s/d 2012, adanya kenaikan jumlah unit UMKM akan memberikan dampak kenaikan juga terhadap jumlah tenaga kerja, hal ini terlihat pada sajian tabel yang menunjukan bahwa adanya kenaikan jumlah tenaga kerja dari tahun 2011 s/d 2012 yang cukup signifikan sebesar 5,92%. Uraian tersebut dapat dilihat pada sajian tabel 1.1 sebagai berikut:


(13)

2

Tabel 1.1

Data Pertumbuhan UMKM di Indonesia

(http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=file &id=335:data-usaha-mikro-kecil-menengah-umkm-dan-usaha-besar-ub-tahun-2011-2012&Itemid=93).

Kondisi tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah, masyarakat dan lembaga keuangan untuk lebih berpartisipasi dalam mengembangkan UMKM di Indonesia misalnya, pemerintah dengan kebijakan yang mendukung perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), masyarakat yang menggunakan barang dan/atau jasa hasil usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan lembaga keuangan yang dapat mendukung dan membantu mengatasi permasalahan permodalan.

UMKM merupakan sebuah lembaga yang mampu bertahan meski dalam kondisi perekonomian negara yang tidak kondusif. UMKM bukan


(14)

3

sebuah usaha besar namun keberadaannya menjadi sangat penting dikarenakan kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif, mampu mencapai peningkatan produktifitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi, dan kepemilikan keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar.

Tujuan UMKM secara umum pertama, mewujudkan kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuh dan perkembangannya. Kedua, menumbuhkan iklim usaha yang kondusif pada berbagai tingkatan pemerintah. Ketiga, meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian di pasar dan luar negeri. Keempat, mengembangkan sinergi dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaannya. Kelima, memberikan pelayanan publik yang berkualitas, cepat, tepat, transparan dan akuntabel menurut Kementerian Koperasi dan UMKM.

Pertumbuhan UMKM di beberapa kota-kota besar terus menunjukkan peningkatan, salah satunya di Kota Malang. Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan yang menjadi salah satu kota tujuan para pelajar maupun mahasiswa dari berbagai daerah, hal ini menjadi potensi besar bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya di kota Malang, khususnya di sektor makanan dan minuman. Menurut Menteri koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menyatakan bahwa, sektor makanan dan minuman akan tetap tumbuh dan menjadi andalan sektor industri pengolahan non migas hal ini didukung oleh kuatnya permintaan konsumen di pasar domestik.


(15)

4

sebagai target konsumen untuk usahanya, sehingga tidak heran usaha di sektor makanan dan minuman kian menjamur di Kota Malang. Jika dilihat pada UMKM di kota Malang, maka perkembangannya cenderung stabil meskipun kurs rupiah terhadap dolar AS dalam keadaan melemah, tetapi melemahnya rupiah pada keadaan itu tidak memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat, hal ini diungkapkan oleh kepala dinas kota malang Hadi Santoso.

Penawaran Universitas-universitas ternama di kota Malang menjadi tujuan para calon mahasiswa, sehingga daerah di sekitarnya memiliki potensi besar bagi para pelaku UMKM khususnya di sektor makanan dan minuman. Salah satu daerah yang juga banyak dipenuhi pelaku usaha tersebut yakni Desa Mulyoagung DAU. Daerah tersebut berdekatan dengan salah satu Universitas ternama di kota Malang, yakni Universitas Muhammadiyah Malang sehingga, banyak yang memanfaatkan kondisi tersebut untuk mendirikan usaha di sektor makanan dan minuman.

Perkembangan UMKM tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan salah satunya adalah keterbatasan finansial untuk mendanai operasional UMKM (Tambunan:2002). Kondisi ini menghambat proses pengoptimalan UMKM, oleh karena itu perlu dukungan dalam penyedian dana, serta keputusan pembelanjaan yang tepat karena pembelanjaan yang tepat akan berpengaruh pada hasil yang diperoleh, oleh karena itu peneliti melakukan penelitian terhadap ”keputusan pembelanjaan pada usaha mikro dan kecil pada sektor makanan dan minuman di Desa Mulyoagung DAU”.


(16)

5

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Dari mana sumber dana yang digunakan untuk usaha mikro dan kecil pada sektor makanan dan minuman di Desa Mulyoagung DAU?

2. Apa hambatan-hambatan akses sumber dana pada usaha mikro dan kecil pada sektor makanan dan minuman di Desa Mulyoagung DAU?

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

a. Untuk mendeskripsikan sumber dana yang digunakan pada usaha mikro dan kecil pada sektor makanan dan minuman di Desa Mulyoagung DAU b. Untuk mendeskripsikan hambatan-hambatan akses sumber dana pada

usaha mikro dan kecil pada sektor makanan dan minuman di Desa Mulyoagung DAU

2. Kegunaan penelitian

a. Bagi Pemilik UMKM Desa Mulyoagung DAU

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan informasi bahwa UMKM memiliki peran yang sangat besar untuk mendukung perekonomian daerah sehingga diharapkan UMKM terus berkembang dengan pesat melalui inovasi-inovasi baru sehingga mampu


(17)

6

bersaing dengan produk non lokal.

b. Bagi Kreditur UMKM Perbankan dan Non Perbankan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan informasi, agar kreditur tidak ragu serta mempermudah prosedur dan persyaratan dalam memberikan kredit pada usaha mikro dan kecil. c. Bagi Pemerintah Kabupaten Malang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan informasi bahwa UMKM mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia dan mampu melakukan penyerapan tenaga kerja yang signifikan serta mampu menyumbang produk domestik bruto. Sehingga UMKM perlu diberikan dukungan lebih untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan refrensi terhadap peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian, berkaitan dengan judul peneliti.


(18)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hidayati (2011) melakukan penelitan dengan obyek yang digunakan adalah industri ikat tenun. Kesimpulannya adalah strategi keuangannnya dalam hal ini adalah modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal sendiri dan modal pinjaman dari bank, serta pencatatan keuangan belum dilakukan secara sistematis. Strategi sumber daya manusia, usaha tersebut memperkerjakan antara 30 hingga 150 orang pekerja hampir semua tenaga diperoleh dari masyarakat dan desa sekitar, dengan keseluruhan sistem gaji secara borongan. Strategi pemasaran, untuk melalui internet, pameran, membuka showroom dan juga melalui agen.

B. Tinjauan Teori

1. Keputusan Pembelanjaan

Menurut Faisal (2001:4) keputusan pembelanjaan berhubungan dengan persoalan bagaimana kebutuhan dana untuk keperluan investasi tersebut dipenuhi, berasal dari sumber mana termasuk berapa jumlah. Beragam alternatif sumber dana tersedia, yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu baik menyangkut beban maupun resiko serta persyaratan lain yang diminta para pemodal. Berdasarkan pertimbangan inilah, maka menjadi tugas pengambilan keputusan agar merumuskan kombinasi


(19)

8

pembelanjaan terbaik atau kombinasi modal yang memberikan keuntungan bagi perusahaan.

2. Sumber - Sumber Modal a. Sumber- Sumber Dana

Menurut (Kasmir:86) menjelaskan tentang sumber-sumber modal atau kebutuhan modal, baik modal investasi maupun modal kerja, dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada, yaitu modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Modal sendiri adalah modal dari pemilik usaha sedangkan modal asing adalah modal dari luar perusahaan. Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan maksud dan tujuannya, jangka waktu pengembalian yang dibutuhkan apakah jangka pendek atau jangka panjang, jumlah atau nilai modal yang diinginkan perusahaan serta faktor besarnya biaya yang harus ditanggung.

Dalam prakteknya pembiayaan suatu usaha dapat diperoleh secara gabungan antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri, modal pinjaman, atau gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh suatu modal adalah sebagai berikut:

1. Tujuan perusahaan, perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman tersebut, apakah untuk modal investasi atau modal kerja, apakah sebagai modal utama atau hanya sekedar modal


(20)

9

tambahan, apakah untuk kebutuhan yang mendesak atau tidak 2. Masa pengembalian modal, dalam jangka waktu tertentu pinjaman

tersebut harus dikembalikan ke kreditur (bank).

3. Biaya yang dikeluarkan, misalnya biaya bunga, biaya administrasi, komisi dll, hal ini penting karena biaya merupakan komponen- komponen produksi yang akan menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga jual dan laba.

4. Estimasi keuntungan, diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu.

b. Klasifikasi Sumber Dana

Menurut Sugiarto (2009:10) terdapat Klasifikasi Sumber Dana yaitu:

1) Klasifikasi berdasarkan sumber dana

pertama, Sumber Dana Internal dan Eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan, sedangkan sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Kedua, Sumber Dana Modal Sendiri, Semi Modal Sendiri, dan Pinjaman dari Pihak Ketiga. Modal sendiri merupakan laba yang dibagi, modal saham biasa dll. Semi modal sendiri merupakan pinjaman dari para pemegang saham. Pinjaman dari pihak ketiga beranekaragam antara lain kredit penjualan dari perusahaan pemasok bahan atau barang jadi, kredit bank umum jangka pendek dan menengah dll.


(21)

10

2) Klasifikasi berdasarkan jangka waktu

Dapat dibagi dalam katagori sumber dana jangka pendek (sources of short term funds) dan sumber dana jangka menengah/panjang (sources of mid/long term funds)

Pertama, Sumber dana jangka pendek dipergunakan perusahaan untuk mendanai keperluan jangka pendek misal untuk mendanai kebutuhan persediaan barang atau mendanai piutang dagang. Sumber dana jangka pendek dapat dibagi menjadi sumber dana spontan merupakan sumber dana yang murah karena tidak mengandung biaya bunga pinjaman. Misal kredit penjualan, utang pajak dll. Sumber dana non spontan merupakan sumber dana yang mengandung biaya bunga pinjaman misal kredit jangka pendek bank umum dll.

Kedua, Sumber dana jangka menengah/panjang dipergunakan untuk mendanai keperluan dana jangka menengah/panjang misal pembelian harta tetap atau perluasan usaha.

c. Jenis-jenis Modal

Menurut Riyanto (2001:227) terdapat Jenis-jenis modal yaitu: 1) Modal Asing/utang merupakan modal yang berasal dari luar

perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan “utang” yang pada saatnya harus dibayar kembali. Terdapat 3 golongan yaitu:


(22)

11

a) Modal Asing/utang jangka pendek (short-term debt)

Merupakan modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun, terdiri dari kredit perdagangan. jenis-jenis modal asing jangka pendek:

1. Rekening Koran adalah kredit yang diberikan bank kepada perusahaan dengan batas plafond tertentu.

2. Kredit dari penjual adalah kredit perniagaan, kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit.

3. Kredit dari pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya.

4. Kredit wesel terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan “surat pengakuan utang” yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu, dan setelah ditanda-tangani surat tersebut dapat dijual atau diuangkan pada bank.

b) Modal Asing/utang jangka menengah (intermediate-term debt) Merupakan utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun.

1. “Tearm Loan” adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun.

2. “Leasing” adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan “service” dari suatu aktiva tetap


(23)

12

Merupakan utang yang jangka waktunya panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Biasanya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.

a. Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, dimana debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu.

b. Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak.

2) Modal Sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang lamanya tidak tentu.

a) Modal Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya

b) Cadangan, sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan.

c) Laba ditahan, keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan, apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan “keuntungan yang ditahan”.


(24)

13

3. Kelebihan dan Kekurangan Modal

Menurut (Kasmir:89) Kelebihan dan kekurangan suatu modal baik modal sendiri maupun modal pinjaman sebagai berikut:

1. Kelebihan modal sendiri

a. Tidak ada biaya seperti biaya bunga, atau biaya administrasi b. Tidak tergantung pada pihak lain

c. Tanpa memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama

d. Tidak ada keharusan pengembalian modal 2. Kekurangan modal sendiri

a. Jumlahnya terbatas

b. Perolehan dari modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru relatif lebih sulit

c. Kurang motivasi

3. Kelebihan modal pinjaman

a. Jumlahnya tidak terbatas, perusahaan dapat mengajukan modal pinjaman ke berbagai sumber

b. Motivasi usaha tinggi 4. Kekurangan modal pinjaman

a. Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi b. Harus dikembalikan, modal asing harus dikembalikan dalam jangka

waktu yang telah disepakati


(25)

14

mengakibatkan kerugian akan berdampak pada pinjaman sehingga menjadi beban moral atas utang yang belum atau akan dibayar 4. Filosofi Perkreditan Perbankan

a. Pengertian Kredit

Suhardjono (2003:11) Kata kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti kepercayaan. Pengertian tersebut kemudian dibakukan oleh pemerintah dengan dikeluarkan Undang-Undang pokok perbankan No. 7 tahun 1967 bab 1 pasal 1,2 yang merumuskan pengertian kredit sebagai berikut ”kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.

b. Peranan kredit bagi debitur

Kredit bagi debitur sangat besar peranannya dalam mendorong mencapai tujuan perusahaan. Bagi debitur tujuan mengunakan kredit dan alasan permintaan kredit pada umumnya antara lain sebagai berikut:

1) Kredit modal kerja

Bagi debitur permintaan kredit modal kerja pada umumnya digunakan untuk:

a) Pembelian bahan baku secara tunai berhubung adanya fasilitas potongan barang/diskon dari pemasok apabila dibayar secara


(26)

15

tunai

b) Meningkatkan kapasitas produksi

c) Substitusi/pengantian hutang/take over kredit dari pihak lain d) Menumpuk persediaan bahan baku/barang dagangan yang bersifat

musiman

e) Menutup kenaikan biaya produksi dan biaya operasional

f) Membuat bahan baku sendiri yang semula diimpor/dipasok oleh perusahaan lain

g) Kombinasi beberapa tujuan tersebut diatas h) Dan sebagainya

Sedangkan alasan debitur mengambil kredit modal kerja antara lain karena:

a) Ingin mendapatkan profit margin yang lebih baik dan pemosok menghendaki pembayaran secara tunai

b) Adanya peningkatan permintaan/penjualan

c) Ingin mendapatkan tingkat bunga yang lebih rendah

d) Kontinuitas pengadaan bahan baku/barang dagangan dipasar tidak stabil (musiman)

e) Adanya perubahan peraturan pemerintah, misalnya devaluasi, inflasi, proteksi, terhadap dagangan tertentu, kebijaksanaan ekspor impor bahan baku

f) Adanya kenaikan harga bahan baku dan biaya-biaya operasional g) Untuk meningkatkan efisiensi biaya


(27)

16

h) Dan sebagainya 2) Kredit Investasi

Bagi debitur permintaan kredit investasi pada umumnya digunakan untuk:

a) Membuat bahan baku sendiri yang semula diimpor atau dipasok oleh perusahaan lain

b) Penggantian aktiva tetap yang telah habis umur teknis dan ekonominya

c) Meningkatkan kapasitas produksi atau perluasan

d) Subtitusi atau pergantian hutang/ take over kredit dari pihak lain e) Dan sebagainya

Sedangkan alasan debitur mengambil kredit investasi antara lain: a) Untuk meningkatkan efisiensi biaya

b) Aktiva tetap yang lama sering mengalami kerusakan dan membutuhkan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi, disamping produk yang dihasilkan sudah kadaluarsa

c) Adanya peningkatan permintaan/penjualan, diversifikasi produk, perluasan product line

d) Diperlukan untuk mendukung proyek yang telah ada

e) Masih terdapat peluang pada segmen pasar untuk produk yang bersangkutan

3) Kredit lain-lain


(28)

17

digunakan untuk: a) Kredit insidential

b) Kredit talangan/bridging finance c) Pita cukai

d) Dan lain-lain c. Kebijakan Perkreditan

Peranan kredit bagi debitur maupun bank sangat penting dan kerjasama tersebut harus memberikan keuntungan/manfaat bagi keduanya. Agar kedua belah pihak memperoleh manfaat sebesar-besarnya dan dapat tumbuh berkembang dengan baik, pemerintah/bank Indonesia mengeluarkan berbagai aturan yang dimaksud agar penyaluran kredit bank dilakukan secara sehat. Regulasi/peraturan yang ditujukan untuk perbankan sebagian besar diterapkan dibidang perkreditan. Peraturan/regulasi tersebut, antara lain:

1) Peraturan/regulasi berkaitan dengan penyaluran kredit, antara lain kewajiban bagi bank umum untuk menyalurkan kredit ke usaha kecil (KUK), mewajibkan setiap bank membuat rencana bisnis jangka tiga tahunan (setiap tahun yang dijalani berakhir harus diganti dengan satu tahun didepan, sehingga perencanaan tersebut selalu menggambarkan business plan dalam tiga tahun), dan sebagainya 2) Peraturan/regulasi berkaitan dengan pengolaan kredit, antara lain

regulasi tentang tata cara penyaluran kredit yang sehat misalnya yang diatur dalam undang-undang No.7 tahun 1992 tentang


(29)

18

perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 10 tahun 1998 dan SK direksi bank Indonesia No.27/162/KEP/DIR tanggal 31 maret 1995 tentang kewajiban pedoman pemberian kredit 3) Peraturan/regulasi yang berkaitan dengan penyedian modal untuk menyerap resiko kredit, antara lain ketentuan penyediaan modal minimum (CAR) sebesar 8% yang akan terus ditingkatkan menjadi 12-17% sesuai rekomendasi BIS (bank for international settlement), dan sebagainya

4) Peraturan/regulasi berkaitan dengan pembatasan penyaluran kredit, antara lain pembatasan maksimum kredit yang diberikan (BMPK), pembatasan kepada pihak-pihak yang terkait dengan bank, pembatasan kepada debitur besar, dan sebagainya

5) Peraturan/regulasi lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan resiko kredit yang saat ini masih berupa draft antara lain Undang-Undang perkreditan, pedoman penerapan manajemen resiko diperbankan Indonesia yang berisi tentang kewajiban setiap bank untuk mempunyai pedoman yang dapat dipergunakan untuk mengukur, menilai dan menetapkan besarnya risiko kredit yang dapat diterima bank, serta menetapkan unit kerja yang secara terus menerus memonitor perkembangan resiko kredit tersebut dan sebagainya.


(30)

19

5. Tata Cara Pengajuan Pinjaman a. Syarat Penyaluran Kredit

Menurut Kasmir (2010: 113) terdapat lima syarat antara lain:

1) Kepercayaan, bank harus yakin dan percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan kredit yang diberikan. Kepercayaan ini berdasarkan latar belakang dan pengalaman usaha nasabah yang akan dibiayai serta prospek usahanya, dengan demikian bank yakin bahwa kredit yang disalurkan pasti akan aman (dalam hal ini nasabah memperoleh kepercayaan dari bank).

2) Jangka waktu, setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu artinya batas waktu pengembalian suatu pinjaman. Lamanya jangka waktu pinjaman tergantung dari kesepakatan bank dengan nasabah

3) Kesepakatan, sebelum kredit dikucurkan, bank sebagai kreditur terlebih dulu membuat perjanjian dengan nasabah. Perjanjian ini dituangkan dalam akad kredit. Isi perjanjian ini memuat hak dan kewajiban masing- masing pihak yang harus ditaati bersama

4) Resiko, kredit yang disalurkan memiliki resiko untuk tidak terbayar pada saatnya. Tingkat resiko ini dapat mempengaruhi oleh dua hal pertama, adalah faktor kesenjangan, yaitu nasabah sengaja tidak mau membayar kredit yang dibiayai karena berbagai sebab. Kedua, adalah faktor tidak sengaja, yaitu nasabah memiliki membayar, tetapi kemauan untuk tidak memiliki kemampuan, misalnya kredit


(31)

20

yang dibiayai mengalami musibah. Tingkat kesulitan ini diukur dari kesulitan dan kepatuhan nasabah dalam membayar kewajibannya. 5) Balas jasa, nasabah berkewajiban untuk membayar jasa atas

penggunaan dana yang diberikan oleh bank. Nasabah penerima dana akan dikenakan bunga sebagai jasa pinjaman kredit yang diberikan dan biaya lainnya. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya.

Menurut (Kasmir:124) hampir semua bank menetapkan prosedur atau proses peminjaman uang yang sama, hanya saja persyaratan yang dtetapkan sedikit berbeda antara bank satu dengan bank lainnya, bertujuan agar kredit atau pembiayaan yang diberikan ke nasabah aman atau tidak macet serta agar jangan sampai kredit tersebut disalahgunakan dan menjadi beban bagi nasabah di masa yang akan datang. Secara umum prosedur dan proses pengajuan kredit pada suatu bank adalah sebagai berikut:

1. Nasabah mengajukan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani aplikasi (formulir) permohonan kredit

2. Nasabah melengkapi semua persyaratan yang telah ditetapkan dan dilampirkan dalam aplikasi permohonan

3. Pihak bank akan mempelajari permohonan tersebut dan apabila terjadi kekurangan persyaratan, nasabah diminta untuk melengkapinya

4. Apabila permohonan dirasakan memenuhi syarat, nasabah dipangil untuk diwawancarai seputar kehendaknya, maksud dan tujuan


(32)

21

memperoleh kredit

5. Kemudian bank akan melakukan penelitian dokumen dan penelitian ke lapangan, yaitu penelitian ke lokasi yang berhubungan dengan kredit

6. Apabila hasil penelitian dokumen, hasil wawancara dan penelitian lapangan memenuhi persyaratan kredit, nasabah diminta datang untuk menandatangani akad kredit

7. Setelah akad kredit ditandatangani, bank akan menyetor uang tersebut ke rekening nasabah

Persyaratan untuk memperoleh kredit dibagi menjadi dua jenis yaitu untuk nasabah perorangan dan nasabah badan usaha. Untuk nasabah perorangan persyaratannya relatif lebih ringan, diantaranya: 1. Bukti diri yang masih berlaku

2. Slip gaji asli

3. SK pengangkatan untuk karyawan 4. Surat nikah

5. Kartu keluarga

6. Jaminan lainnya bila diperlukan untuk jumlah tertentu 7. Persyaratan tambahan lainya

Sementara itu, persyaratan untuk nasabah badan usaha diantaranya:

1. Akte notaris badan usaha 2. Bukti diri pimpinan 3. NPWP


(33)

22

5. Riwayat singkat perusahaan

6. Kegiatan perusahaan selama tiga tahun terakhir yang ditunjukan dalam laporan keuangan

7. Rencana keuangan dan pengembalian pinjaman dalam bentuk cash flow

8. Jaminan yang dapat diberikan, dan 9. Persyaratan tambahan lainya b. Jenis-jenis Pinjaman

Menurut Kasmir (2010:115) Pinjaman yang dapat diperoleh perusahaan dari dunia perbankan terdiri dari beragam bentuk. Bank menciptakan jenis pinjaman sesuai dengan kebutuhan nasabah. Masing-masing nasabah memiliki kelebihan dan persyaratan tersendiri. Secara umum jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan bank sebagai berikut: 1. Kredit Investasi, merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha

yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang, yaitu diatas satu tahun contoh membeli tanah, membangun pabrik dll

2. Kredit Modal Kerja, kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasnya kredit jenis ini berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari satu tahun contoh membeli bahan baku dll

3. Kredit Perdagangan, merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar, memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya contoh kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada suplier.


(34)

23

4. Kredit Produktif, merupakan kredit yang berupa investasi modal kerja, atau perdagangan. Kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan berasal dari hasil usaha yang dibiayai.

5. Kredit konsumtif, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi, misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh perumahan kendaraan bermotor dll

6. Kredit Profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan professional seperti dosen, dokter atau pengacara.

c. Angsuran Pinjaman

Setiap nasabah yang memperoleh sejumlah pinjaman wajib mengembalikan pinjaman tersebut pada periode yang telah di sepakati. Periode pembayaran dapat dilakukan secara mingguan, bulanan, triwulan atau semester, tergantung perjanjian yang dibuat antara bank dengan nasabah. Dalam praktiknya, pembayaran kredit dapat dilakukan oleh nasabah untuk membayar utangnya dilakukan oleh dunia perbankan secara bulanan atau triwulan atau semester, hal ini tergantung objek usaha yang akan dibiayai. Utang yang dibayar nasabah setiap periode inilah yang disebut dengan cicilan atau angsuran.

Berikut ini rumusan sederhana untuk mencari besarnya angsuran, pokok pinjaman dan bunga

Angsuran = Pokok Pinjaman + Bunga


(35)

24

Bunga = %Bunga x Jumlah Pinjaman / 1 tahun x 1

Disamping dikenakan angsuran, nasabah juga dikenakan biaya-biaya yang berkaitan dengan kredit tersebut. Biaya yang timbul misalnya biaya administrasi yang dibayar per tahun serta biaya provisi dan komisi yang besarnya dihitung dari jumlah kredit yang didapat dengan presentase tertentu dan juga hanya satu kali akad (perjanjian kredit ).

d. Ketentuan pemerintah dalam penyaluran kredit

Menurut Sutojo (2000:9) besarnya pengaruh mutu kredit terhadap sendi kehidupan industri perbankan dalam negeri dan kehidupan ekonomi moneter negara menyebabkan munculnya ketentuan pemerintah.

Kredit macet atau bermasalah tidak hanya merugikan pemilik bank, melainkan akan menimbulkan kerugian bagi para deposan. Padahal sumber dana utama terbesar kredit adalah uang yang dititipkan para deposan kepada bank umum, dalam bentuk rekening koran, tabungan, dan deposito. Deposan menitipkan uangnya dibank tanpa mendapatkan jaminan kebendaan, melainkan hanya berdasar kepercayaan bahwa mereka akan dapat menarik kembali uangnya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank.

Kemacetan kredit yang disalurkan bank akan membahayakan likuiditas rekening koran, tabungan deposito nasabah bank, sekaligus merusak kepercayaan masyarakat pada dunia perbankan, sedangkan


(36)

25

ekonomi di berbagai negara tidak akan kuat tanpa didukung industri perbankan dalam negeri yang solid. Untuk melindungi kepentingan dan kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan dalam negeri, secara berkesinambungan maka pemerintah mengeluarkan berbagai macam ketentuan yang bersangkutan dengan penyaluran kredit. Ketentuan tersebut berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengawasan terhadap mutu kegiatan penyaluran kredit bank-bank umum oleh bank sentral atau otoritas moneter negara masing-masing. Dengan demikian kepentingan bank dan pada deposan tetap terjaga. Ketentuan tersebut antara lain:

1. Pembatasan kebebasan menyalurkan kredit

Dapat dilakukan dalam bentuk membatasi jumlah maksimum kredit yang dapat disalurkan bank kepada tiap orang debitur individual, debitur kelompok, debitur intern, atau tiap sektor usaha serta dapat memberlakukan pada jumlah maksimum yang dapat disalurkan secara keseluruhan.

2. Alokasi kredit untuk sektor usaha tertentu

Untuk menunjang keberhasilan program pembangunan sektor usaha atau sektor ekonomi tertentu, pemerintah negara-negara ekonomis berkembang kadang-kadang mengeluarkan ketentuan sebagian kredit bank wajib disalurkan pada sektor usaha atau sektor ekonomi tertentu, dengan paket deregulasi ekonomi bulan oktober 1988 (Pakto 27, 1988) pemerintah Indonesia menentukan semua bank


(37)

26

umum nasional mengalokasikan minimum 20% kreditnya untuk disalurkan kepada perusahaan kecil dalam bentuk kredit usaha kecil. dalam ketentuan ini dinyatakan bank wajib mengalokasikan sebagian dana kredit mereka untuk membantu pembiayaan usaha bisnis golongan penduduk berpenghasilan rendah, yang bertempat tinggal disekitar daerah operasi bank.

3. Kewajiban melaporkan perkembangan kredit

Diperlukan sebagai salah satu bahan masukan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing bank. Disamping itu laporan perkembangan kredit dipergunakan sebagai data statistik untuk menilai perkembangan ekonomi moneter Negara. Bank sentral mempunyai ketentuan sendiri tentang isi laporan kredit yang disalurkan bank umum, pada umumnya hal-hal berikut ini wajib dicantumkan.

a) Jumlah saldo kredit pada akhir bulan atau tahun berjalan dalam mata uang nasional dan valuta asing

b) Sifat ikatan masing-masing kredit dengan tanpa perjanjian kredit c) Penggunaan kredit, jangka waktu ikatan, golongan debitur dan

sektor usaha penerima kredit

d) Tingkat kolektibilitas kredit, lancar, kurang lancar, diragukan dan macet

e) Suku bunga yang dibebankan pada masing- masing debitur

f) Lokasi penyebaran kredit sesuai dengan daerah geografis dan sektor usaha


(38)

27

g) Jaminan kredit yang disediakan debitur, jenis jaminan, lokasi jaminan tunggal atau ganda

h) Jumlah plafond kredit yang telah disetujui bank dan jumlah realisasi penarikannya.


(1)

5. Riwayat singkat perusahaan

6. Kegiatan perusahaan selama tiga tahun terakhir yang ditunjukan dalam laporan keuangan

7. Rencana keuangan dan pengembalian pinjaman dalam bentuk cash flow

8. Jaminan yang dapat diberikan, dan 9. Persyaratan tambahan lainya b. Jenis-jenis Pinjaman

Menurut Kasmir (2010:115) Pinjaman yang dapat diperoleh perusahaan dari dunia perbankan terdiri dari beragam bentuk. Bank menciptakan jenis pinjaman sesuai dengan kebutuhan nasabah. Masing-masing nasabah memiliki kelebihan dan persyaratan tersendiri. Secara umum jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan bank sebagai berikut: 1. Kredit Investasi, merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha

yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang, yaitu diatas satu tahun contoh membeli tanah, membangun pabrik dll

2. Kredit Modal Kerja, kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasnya kredit jenis ini berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari satu tahun contoh membeli bahan baku dll

3. Kredit Perdagangan, merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar, memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya contoh kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada suplier.


(2)

4. Kredit Produktif, merupakan kredit yang berupa investasi modal kerja, atau perdagangan. Kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan berasal dari hasil usaha yang dibiayai.

5. Kredit konsumtif, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi, misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh perumahan kendaraan bermotor dll

6. Kredit Profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan professional seperti dosen, dokter atau pengacara.

c. Angsuran Pinjaman

Setiap nasabah yang memperoleh sejumlah pinjaman wajib mengembalikan pinjaman tersebut pada periode yang telah di sepakati. Periode pembayaran dapat dilakukan secara mingguan, bulanan, triwulan atau semester, tergantung perjanjian yang dibuat antara bank dengan nasabah. Dalam praktiknya, pembayaran kredit dapat dilakukan oleh nasabah untuk membayar utangnya dilakukan oleh dunia perbankan secara bulanan atau triwulan atau semester, hal ini tergantung objek usaha yang akan dibiayai. Utang yang dibayar nasabah setiap periode inilah yang disebut dengan cicilan atau angsuran.

Berikut ini rumusan sederhana untuk mencari besarnya angsuran, pokok pinjaman dan bunga

Angsuran = Pokok Pinjaman + Bunga


(3)

Bunga = %Bunga x Jumlah Pinjaman / 1 tahun x 1

Disamping dikenakan angsuran, nasabah juga dikenakan biaya-biaya yang berkaitan dengan kredit tersebut. Biaya yang timbul misalnya biaya administrasi yang dibayar per tahun serta biaya provisi dan komisi yang besarnya dihitung dari jumlah kredit yang didapat dengan presentase tertentu dan juga hanya satu kali akad (perjanjian kredit ).

d. Ketentuan pemerintah dalam penyaluran kredit

Menurut Sutojo (2000:9) besarnya pengaruh mutu kredit terhadap sendi kehidupan industri perbankan dalam negeri dan kehidupan ekonomi moneter negara menyebabkan munculnya ketentuan pemerintah.

Kredit macet atau bermasalah tidak hanya merugikan pemilik bank, melainkan akan menimbulkan kerugian bagi para deposan. Padahal sumber dana utama terbesar kredit adalah uang yang dititipkan para deposan kepada bank umum, dalam bentuk rekening koran, tabungan, dan deposito. Deposan menitipkan uangnya dibank tanpa mendapatkan jaminan kebendaan, melainkan hanya berdasar kepercayaan bahwa mereka akan dapat menarik kembali uangnya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank.

Kemacetan kredit yang disalurkan bank akan membahayakan likuiditas rekening koran, tabungan deposito nasabah bank, sekaligus merusak kepercayaan masyarakat pada dunia perbankan, sedangkan


(4)

ekonomi di berbagai negara tidak akan kuat tanpa didukung industri perbankan dalam negeri yang solid. Untuk melindungi kepentingan dan kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan dalam negeri, secara berkesinambungan maka pemerintah mengeluarkan berbagai macam ketentuan yang bersangkutan dengan penyaluran kredit. Ketentuan tersebut berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengawasan terhadap mutu kegiatan penyaluran kredit bank-bank umum oleh bank sentral atau otoritas moneter negara masing-masing. Dengan demikian kepentingan bank dan pada deposan tetap terjaga. Ketentuan tersebut antara lain:

1. Pembatasan kebebasan menyalurkan kredit

Dapat dilakukan dalam bentuk membatasi jumlah maksimum kredit yang dapat disalurkan bank kepada tiap orang debitur individual, debitur kelompok, debitur intern, atau tiap sektor usaha serta dapat memberlakukan pada jumlah maksimum yang dapat disalurkan secara keseluruhan.

2. Alokasi kredit untuk sektor usaha tertentu

Untuk menunjang keberhasilan program pembangunan sektor usaha atau sektor ekonomi tertentu, pemerintah negara-negara ekonomis berkembang kadang-kadang mengeluarkan ketentuan sebagian kredit bank wajib disalurkan pada sektor usaha atau sektor ekonomi tertentu, dengan paket deregulasi ekonomi bulan oktober 1988 (Pakto 27, 1988) pemerintah Indonesia menentukan semua bank


(5)

umum nasional mengalokasikan minimum 20% kreditnya untuk disalurkan kepada perusahaan kecil dalam bentuk kredit usaha kecil. dalam ketentuan ini dinyatakan bank wajib mengalokasikan sebagian dana kredit mereka untuk membantu pembiayaan usaha bisnis golongan penduduk berpenghasilan rendah, yang bertempat tinggal disekitar daerah operasi bank.

3. Kewajiban melaporkan perkembangan kredit

Diperlukan sebagai salah satu bahan masukan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing bank. Disamping itu laporan perkembangan kredit dipergunakan sebagai data statistik untuk menilai perkembangan ekonomi moneter Negara. Bank sentral mempunyai ketentuan sendiri tentang isi laporan kredit yang disalurkan bank umum, pada umumnya hal-hal berikut ini wajib dicantumkan.

a) Jumlah saldo kredit pada akhir bulan atau tahun berjalan dalam mata uang nasional dan valuta asing

b) Sifat ikatan masing-masing kredit dengan tanpa perjanjian kredit c) Penggunaan kredit, jangka waktu ikatan, golongan debitur dan

sektor usaha penerima kredit

d) Tingkat kolektibilitas kredit, lancar, kurang lancar, diragukan dan macet

e) Suku bunga yang dibebankan pada masing- masing debitur

f) Lokasi penyebaran kredit sesuai dengan daerah geografis dan sektor usaha


(6)

g) Jaminan kredit yang disediakan debitur, jenis jaminan, lokasi jaminan tunggal atau ganda

h) Jumlah plafond kredit yang telah disetujui bank dan jumlah realisasi penarikannya.