ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELANJAAN PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH PADA BISNIS SWALAYAN DI DESA MULYOAGUNG, DAU, MALANG

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELANJAAN
PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
PADA BISNIS SWALAYAN DI DESA MULYOAGUNG,
DAU, MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Fifi Rahmawati
201010160311117

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2014

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELANJAAN
PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
PADA BISNIS SWALAYAN DI DESA MULYOAGUNG,
DAU, MALANG


SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:
Fifi Rahmawati
201010160311117

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2014

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: Fifi Rahmawati
Nim
: 201010160311117
Jurusan

: Manajemen
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dengan ini menyatakan yang sebenar – benarnya bahwa:
1. Tugas akhir dengan judul keputusan sumber pendanaan pada Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) Swalayan di Kecamatan DAU Desa
MulyoAgung Malang adalah hasil karya saya, dalam naskah tugas akhir ini
tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di satu perguruan tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam
naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila dalam tugas akhir ini dapat diterbitkan unsur – unsur PLAGIASI
saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN GELAR AKADEMIK
YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN. Serta diproses sesuai
dengan ketentuan hokum berlaku.
3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan BEBAS
ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
Malang,

6

Januari

2015
Yang Menyatakan

FIFI RAHMAWATI

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkat puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul: Penyusunan Rencana Keuangan Pada Perusahaan Meubel
Kartini Jepara Nganjuk. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan akademik dalam menyelesaikan program sarjana Manajemen
Universitas Muhammadiyah Malang.
Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi
Keputusan Sumber Pendanaan Pada usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Swalayan di Kecamatan DAU MulyoAgung Malang. Sumber
dana di Desa Mulyoagung DAU berdasarkan hasil survei 10 swalayan
menyatakan bahwa sumber dana yang digunakan untuk usaha mikro dan
kecil pada swalayan, sumber dana yang digunakan sekitar 10%
menggunakan modal sendiri dikarenakan, usaha yang dikembangkan pada
swalayan ini sudah cukup besar dan membutuhkan biaya yang lumayan
banyak. Swalayan yang menggunakan modal pinjaman pada pihak bank dan
modal sendiri sekitar 90% dalam menjalankan usaha dengan cara seperti ini
bisa membuat swalayan lebih berkembang.
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Yang terhormat Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah
Malang.

2. Yang terhormat Dr.Marsudi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas segala bantuan,
dorongan dan semangat untuk para mahasiswa.
3. Drs. Dicky Wisnu , selaku Dosen Wali angkatan 2010 kelas G Jurusan
Manajemen yang telah memberikan dukungan, arahan dan bimbingan selama
penulis menjalani kuliah.
4. Prof. Dr. Bambang Widagdo,M.M selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan arahan serta bimbingan dalam menyesaikan Skripsi
ini.
5. Drs. Dewi Nurjanah, M.M selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
masukan dan arahan serta bimbingan dalam menyesaikan Skripsi ini.
6. Kepada pihak pimpinan swalayan Desa MUlyoAgung Kecamatan DAU selaku
yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam mengumpulkan data
serta informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orang tua dan adek yang selalu mengiringi setiap langkah dalam
pencapaian setiap harapan dan yang selalu menyemangati saya melalui do’a dan
biaya yang telah dikeluarkan oleh orang tua.

8. Teman – teman kos di Malang dan teman – teman saya yang berada di
Balikpapan yang senantiasa membantu dan memberikan semangat kepada

penulis dalam mengerjakan Skripsi ini.
9. Segenap keluarga besar Manajemen ANGKATAN 2010 terutama kelas C yang
mana setiap kesulitan besar dan kecil kami selalu bisa melewatinya.
10. Kepada Bapak dan Ibu kos yang selalu mengingatkan dan menyemangati saya
seperti layaknya kedua orang tua kedua saya yang menjaga saya di Malang.
Semoga budi baik Bapak, Ibu dan saudara semua menyadari pengetahuan
yang dimiliki sangat terbatas, sehingga Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan sebagai acuan perbaikan untuk generasi yang akan datang.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian khususnya
mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Malang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 6 Januari 2015

Fifi Rahmawati

DAFTAR PUSTAKA
Anwar Sanusi. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jilid 1. Jakarta: Salemba

Empat.
Bambang Riyanto. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. (2011). Manajemen Keuangan. Edisi
Sebelas. Jakarta: Salemba Empat.
Linda, (2012). Analisis Dampak Kredit Mikro Terhadap Perkembangan Usaha
Mikro from. http://abstraksiekonomiblogspot.com/2013/12/pengertianumkm-usaha-mikro-kecil-dan.html
Nazir, Moh. Ph. D (2011). Metode Penelitian, Cetakan Ketujuh. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia.
Nurul, Amri. (2013). Pasal – Pasal pada Matriks Draf RUU Perdagangan From.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=10&cad=rja&uact=8&ved=0CFkQFjAJ&url
Pemerintah
Kabupaten
Malang
http://www.malang.malangkab.go.id

Kecamatan

DAU,


Rika, Maulida. (2013). faktor-faktor yang mempengaruhi pendanaan modal dan
peluang penggunaan dana external usaha mikro kecil dan menengah di
kota
semarang.
From.
http://eprints.undip.ac.id/35654/1/Skripsi_MAULIDA.pdf
Yuniar, Wahyuni. (2014). Keputusan Pembelanjaan Pada Usaha Mikro dan Kecil
Pada Sektor Makanan dan Minuman di Desa Mulyoagung DAU Malang.

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek keuangan yang penting dalam perkembangan
perusahaan adalah aktivitas pendanaan atau biasa disebut keputusan
pendanaan. Keputusan pendanaan adalah keputusan yang menyangkut
keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan di`gunakan

perusahaan. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting
yang dihadapi oleh menajemen keuangan dalam usahanya untuk memperoleh
dana guna memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang
perusahaan.
Keputusan pendanaan atau pembelanjaan (financing decision) yang
menghasilkan kebijakan mengenai sumber pendanaan. Dalam kebijakan
pendanaan, manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan
menganalisis kombinasi berbagai sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan, guna membelanjai berbagai kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya. Hasil kebijakan sumber pendanaan, secara singkat dapat dilihat pada
sisi pasiva neraca perusahaan.
Sumber pendanaan atau pembelanjaan terdiri dari pinjaman atau
hutang dan modal sendiri. Penggunaan dari masing-masing jenis modal
mempunyai pengaruh berbeda terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Penggunaan modal dari pinjaman akan menurunkan laba bersih, sebab harus

1

2


membayar bunga. Besarnya bunga dimanfaatkan sebagai pengurang pajak
yang harus di tanggung perusahaan, sedangkan penggunaan modal sendiri yang
kompensasinya berupa pembayaran dividen yang diambilkan dari laba bersih
setelah pajak (tidak mengurangi pajak). Kombinasi dari berbagai sumber dana
mencerminkan struktur keuangan dan struktur modal suatu perusahaan.
Pertumbuhan UMKM di beberapa kota-kota besar terus menunjukkan
peningkatan, salah satunya di Kota Malang. Kota Malang dikenal sebagai kota
pendidikan yang menjadi salah satu kota tujuan para pelajar maupun mahasiswa
dari berbagai daerah, hal ini menjadi potensi besar bagi para pelaku UMKM
untuk mengembangkan usahanya di kota Malang seperti swalayan

yang

merupakan sebuah toko dan menjual segala kebutuhan sehari-hari. Barang
barang yang dijual di swalayan biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari
hari, seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan seperti tissue, alat
buku tulis dan lain sebagainya.
UMKM merupakan sebuah lembaga yang mampu bertahan meski
dalam kondisi perekonomian negara yang tidak kondusif. UMKM bukan
sebuah usaha besar namun keberadaannya menjadi sangat penting dikarenakan

kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja
yang produktif, mampu mencapai peningkatan produktifitasnya melalui
investasi dan perubahan teknologi, dan kepemilikan keunggulan dalam hal
fleksibilitas dari pada usaha besar.
Tujuan UMKM secara umum pertama, mewujudkan kondisi yang
mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuh dan

3

perkembangannya. Kedua, menumbuhkan iklim usaha yang kondusif pada
berbagai tingkatan pemerintah. Ketiga, meningkatkan produktivitas, daya
saing dan kemandirian di pasar dan luar negeri. Keempat, mengembangkan
sinergi dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaannya.
Kelima, memberikan pelayanan publik yang berkualitas, cepat, tepat,
transparan dan akuntabel menurut Kementerian Koperasi dan UMKM.
Kondisi tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah,
masyarakat dan lembaga keuangan untuk lebih berpartisipasi dalam
mengembangkan UMKM di Indonesia misalnya, pemerintah dengan kebijakan
yang mendukung perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),
masyarakat yang menggunakan barang dan/atau jasa hasil usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan lembaga
keuangan yang dapat mendukung dan membantu mengatasi permasalahan
permodalan.
Sumber anggaran pada Desa Mulyoagung DAU mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap penambahan dan pengurangan jumlah anggaran
Desa. Jika dilihat menurut tabel dibawah ini maka,terlihat adanya jumlah
pendapatan asli Desa sebesar Rp446.100.050, dan Sumber pendapatan lain yang
sah dan tidak mengikat sebesar Rp19.750.000, sedangkan jumlah belanja
publik/belanja pembangunan sebesar Rp181.684.000, dan jumlah belanja
aparatur/pegawai sebesar Rp227.638.800 dari data tersebut maka potensi yang
ada di desa Mulyoagung DAU harus dapat ditingkatkan untuk memberikan
pemasukan yang lebih besar terhadap anggaran Desa.

4

Tabel 1.1
Anggaran Pemerintah
Uraian
APBD kabupaten kota
Bantuan pemerintah kabupaten/kota
Bantuan pemerintah provinsi
Bantuan pemerintah pusat
Pendapatan asli desa/kel
Swadaya masyarakat desa/kel (Rp)
Alokasi dana desa/blok grant (Rp)
Sumber pendapatan dari perusahaan yang ada di desa/kel (Rp)
Sumber pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat
Jumlah belanja public/belanja pembangunan (Rp)
Jumlah belanja aparatur/pegawai (Rp)

Jumlah (Rp.)
136.900.000
446.100.050
856.000.000
136.900.000
19.750.000
181.684.000
227.638.800

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang 2012
Beberapa swalayan yang berlokasi di kecamatan DAU kabupaten
Malang termasuk kriteria umkm yakni usaha mikro dimana Aset maksimal 50
Juta dan Omset Penjualan pertahun maksimal 300 juta apabila swalayan
omsetnya melebihi dari 300 juta berarti sudah tidak termasuk kriteria usaha
mikro, melainkan usaha kecil yang omsetya mencapai > 300 juta – 2,5 Miliar
rupiah. Penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih
banyak pinjaman dan menanggung beban tetap lebih tinggi dibandingkan
dengan yang penjualannya tidak stabil. Swalayan di Kecamatan DAU Desa
MulyoAgung Malang mengenai keputusan pendanaan dapat dilihat melalui
hasil omset penjualan per tahun dan dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut.

Tabel 1.2
Omset Penjualan Per Tahun
Swalayan Kecamatan DAU Kabupaten Malang
No.
1.

Swalayan
Mentari

Omset Penjualan Per Tahun
Rp. 250.000.000

5

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Sri Gading
Hidayah
Nusa Indah
Barokah
Indah
Mulya Agung
NKRI
Sederhana
Anugerah
Syariah
Lumayan
Global Mart
BSM
Sentosa

Rp. 200.000.000
Rp. 75.000.000
Rp. 95.000.000
Rp. 85.000.000
Rp. 80.000.000
Rp. 125.000.000
Rp. 85.000.000
Rp. 120.000.000
Rp. 80.000.000
Rp. 400.000.000
Rp. 350.000.000
Rp. 360.000.000
Rp.500.000.000
Rp. 350.000.000

Sumber: Data Penjualan dari Swalayan di Kecamatan DAU Jetis Malang
Swalayan usaha tersebut termasuk dalam kriteria usaha mikro karena
kriteria dari usaha mikro yakni rata – rata pada omset nya maksimal 300 juta.
Usaha mikro yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. Swalayan usaha tersebut termasuk dalam kriteria
usaha mikro karena kriteria dari usaha mikro yakni rata – rata pada omset nya
maksimal 300 juta. Omset pertahun dari 5 swalayan pada tabel 1.2 no. 11 – 15
yakni termasuk usaha kecil dimana usaha kecil lebih dari 300 juta total omset
setiap tahunnya. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menegah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam undang – undang.
Penjualan per tahun pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Swalayan di Kecamatan DAU Kabupaten Malang memiliki omset penjualan

6

yang berbeda-beda. Omset adalah total penjualan kotor yang dihitung per
satuan waktu seperti harian/ bulanan/ tahunan. Omset merupakan cara singkat
menyebut total penjualan, karena hanya dua suku kata omset. Secara mudah
menghitung omset yakni harga jual barang dikalikan jumlah barang yang sudah
terjual.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penelitian ini mengambil
judul tentang: “Keputusan Sumber Pembelanjaan Pada Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Swalayan di Desa Mulyoagung Kecamatan DAU
Malang”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian sebagai bahan untuk
diteliti dan dianalisis, berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti
merumuskan masalah tentang:
Bagaimana keputusan sumber pembelanjaan pada Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Swalayan di Desa MulyoAgung Kecamatan DAU
Malang?

C. Batasan Masalah

7

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membatasi masalah
agar tidak terjadi pelebaran pembahasan tentang Keputusan Sumber
Pembelanjaan Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian
ini, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sumber dana
yang digunakan pada usaha mikro, kecil, danl menengah pada swalayan
Desa MulyoAgung Kecamatan DAU

2.

Kegunaan penelitian
a. Bagi Pemilik Swalayan UMKM Desa Mulyoagung Kecamatan DAU
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
memberikan informasi bahwa UMKM memiliki peran yang sangat
besar untuk mendukung perekonomian daerah sehingga diharapkan
UMKM terus berkembang dengan pesat melalui inovasi-inovasi baru
sehingga mampu bersaing dengan produk non lokal.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu bahan refrensi terhadap peneliti selanjutnya yang melakukan
penelitian, berkaitan dengan judul peneliti.

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Rika (2012) dengan judul analisis faktor - faktor yang mempengaruhi
pendanaan modal dan peluang penggunaan dana external usaha mikro kecil dan
menengah di kota semarang. Metode penelitian yang di gunakan yaitu metode
kualitatif, analisis deskriptif mendasarkan pada data primer dan sekunder hasil
survei 40% responden menyatakan bahwa, sumber dana yang digunakan
berasal dari 60% menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode survey, analisis deskriptif
mendasarkan pada data primer.
Yuniar (2014) dengan judul keputusan pembelanjaan pada usaha
mikro dan kecil pada sektor makanan dan minuman di desa mulyoagung DAU
tentang Sumber dana yang digunakan untuk usaha mikro dan kecil pada sektor
makanan dan minuman di Desa Mulyoagung DAU berdasarkan hasil survei 30
responden menyatakan bahwa, sumber dana yang digunakan berasal dari 76%
menggunakan modal sendiri. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode
survey, analisis deskriptif mendasarkan pada data primer.

8

9

B. Tinjauan Teori
Keputusan pendanaan atau pembelanjaan Menurut Riyanto
(2001:207) merupakan salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh
menajemen keuangan dalam usahanya untuk memperoleh dana guna
memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan.
Sumber pendanaan atau pembelanjaan terdiri dari pinjaman atau
hutang dan modal sendiri. Penggunaan dari masing-masing jenis modal
mempunyai pengaruh berbeda terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Penggunaan modal dari pinjaman akan menurunkan laba bersih, sebab harus
membayar bunga. Besarnya bunga dimanfaatkan sebagai pengurang pajak
yang harus di tanggung perusahaan, sedangkan penggunaan modal sendiri yang
kompensasinya berupa pembayaran dividen yang diambilkan dari laba bersih
setelah pajak (tidak mengurangi pajak). Kombinasi dari berbagai sumber dana
mencerminkan struktur keuangan dan struktur modal suatu perusahaan.
1. Sumber – Sumber Pendanaan:
Riyanto (2001:209) menyatakan bahwa ditinjau dari asalnya, sumber
modal (pendanaan) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sumber Intern
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana
yang dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam perusahaan seperti
akumulasi penyusutan (Depresiasi) perusahaan yang berasal dari laba
yang ditahan (Retained Net Profit). Besarnya akumulasi penyusutan
setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh

10

perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut
digunakan mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan
untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat
penggantian tersebut. Selama waktu depresiasi merupakan sumber dana
atau modal didalam perusahaan itu sendiri.
b. Sumber Ekstern
Dana – dana yang sumbernya dari luar perusahaan adalah dana
yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil
bagian dalam perusahaan. Modal yang berasal dari para kreditur
merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan dana ini
disebut “modal asing” atau pembelanjaan asing atau pembelanjaan
dengan hutang (Debt Financing), sedangkan dana yang berasal dari
pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan adalah
merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang
bersangkutan dan dana ini dalam perusahaan tersebut disebut “modal
sendiri” dimana metode pembelanjaan dana dari pemilik yang disebut
pembelanjaan sendiri (Equity Financing).
Pada umumnya, permasalahan yang dihadapi oleh Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), antara lain meliputi:
1. Faktor Internal
a. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan.
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan
untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan

11

UMKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah
merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya
tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang
jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank
atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena
persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh
bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi hambatan
terbesar bagi UMKM adalah adanya ketentuan mengenai agunan
karena tidak semua UMKM memiliki harta yang memadai dan
cukup untuk dijadikan agunan.
Terkait dengan hal ini, UMKM juga menghadapi
kesulitan dalam hal akses terhadap sumber pembiayaan.
Selama ini yang cukup familiar dengan mereka adalah
mekanisme pembiayaan yang disediakan oleh bank dimana
disyaratkan adanya agunan. Terhadap akses pembiayaan
lainnya seperti investasi, sebagian besar dari mereka belum
memiliki akses untuk itu. Dari sisi investasi sendiri, masih
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila memang
gerbang investasi hendak dibuka untuk UMKM, antara lain
kebijakan, jangka waktu, pajak, peraturan, perlakuan, hak atas
tanah, infrastruktur, dan iklim usaha.
b. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

12

Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional
dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun.Keterbatasan
kualitas SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal
maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh
terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha
tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Disamping itu
dengan keterbatasan kualitas SDM-nya, unit usaha tersebut
relatif sulit untukmengadopsi perkembangan teknologi baru
untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.
c. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar.
Usaha kecil yang pada umumnya merupakan unit usaha
keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan
kemampuan penetrasi pasar yang rendah, ditambah lagi produk
yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai
kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar
yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung
dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan
promosi yang baik.

d. Mentalitas Pengusaha UMKM
Hal penting yang seringkali pula terlupakan dalam
setiap

pembahasan

mengenai

UMKM,

yaitu

semangat

entrepreneurship para pengusaha UMKM itu sendiri. Semangat

13

yang dimaksud disini, antara lain kesediaan terus berinovasi, ulet
tanpa menyerah, mau berkorban serta semangat ingin
mengambil risiko. Suasana pedesaan yang menjadi latar
belakang dari UMKM seringkali memiliki andil juga dalam
membentuk kinerja. Sebagai contoh, ritme kerja UMKM di
daerah berjalan dengan santai dan kurang aktif sehingga
seringkali menjadi penyebab hilangnya kesempatan-kesempatan
yang ada.
e. Kurangnya Transparansi
Kurangnya

transparansi

antara

generasi

awal

pembangun UMKM tersebut terhadap generasi selanjutnya.
Banyak informasi dan jaringan yang disembunyikan dan tidak
diberitahukan kepada pihak yang selanjutnya menjalankan usaha
tersebut sehingga hal ini menimbulkan kesulitan bagi generasi
penerus dalam mengembangkan usahanya.
2. Faktor Eksternal
a. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif
Upaya

pemberdayaan

Usaha

Mikro

Kecil

dan

Menengah (UMKM) dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan
dievaluasi perkembangannya dalam hal kontribusinya terhadap
penciptaan produk domestik brutto (PDB), penyerapan tenaga
kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta
keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui

14

pembentukan modal tetap brutto (investasi). Keseluruhan
indikator ekonomi makro tersebut selalu dijadikan acuan dalam
penyusunan kebijakan pemberdayaan UMKM serta menjadi
indikator keberhasilan pelaksanaan kebijakan yang telah
dilaksanakan pada tahun sebelumnya.
Kebijaksanaan

Pemerintah

untuk

menumbuh

kembangkan UMKM, meskipun dari tahun ke tahun terus
disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif.
Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang
kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan menengah
dengan pengusaha-pengusaha besar. Kendala lain yang dihadapi
oleh UMKM adalah mendapatkan perijinan untuk menjalankan
usaha mereka. Keluhan yang seringkali terdengar mengenai
banyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak
murah, ditambah lagi dengan jangka waktu yang lama. Hal ini
sedikit

banyak terkait

dengan

kebijakan

perekonomian

Pemerintah yang dinilai tidak memihak pihak kecil seperti
UMKM tetapi lebih mengakomodir kepentingan dari para
pengusaha besar.
b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
Kurangnya

informasi

yang

berhubungan

dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana
dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang

15

dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang
diharapkan. Selain itu, tak jarang UMKM kesulitan dalam
memperoleh tempat untuk menjalankan usahanya yang
disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada
kurang strategis.
c. Pungutan Liar
Praktek pungutan tidak resmi atau lebih dikenal dengan
pungutan liar menjadi salah satu kendala juga bagi UMKM
karena menambah pengeluaran yang tidak sedikit. Hal ini tidak
hanya terjadi sekali namun dapat berulang kali secara periodik,
misalnya setiap minggu atau setiap bulan.
d. Implikasi Otonomi Daerah
Dengan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diubah dengan UU
No. 32 Tahun 2004, kewenangan daerah mempunyai otonomi
untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat. Perubahan
sistem ini akan mempunyai implikasi terhadap pelaku bisnis
kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang
dikenakan pada UMKM. Jika kondisi ini tidak segera dibenahi
maka akan menurunkan daya saing UMKM. Disamping itu,
semangat kedaerahan yang berlebihan, kadang menciptakan
kondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untuk
mengembangkan usahanya di daerah tersebut.

16

e. Implikasi Perdagangan Bebas
Sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku
Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020 berimplikasi luas terhadap
usaha kecil dan menengah untuk bersaing dalam perdagangan
bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau UMKM dituntut untuk
melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta
dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar
global dengan standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000),
isu lingkungan (ISO 14.000), dan isu Hak Asasi Manusia (HAM)
serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak
fair oleh negara maju sebagai hambatan (Non Tariff Barrier for
Trade). Untuk itu, UMKM perlu mempersiapkan diri agar
mampu bersaing baik secara keunggulan komparatif maupun
keunggulan kompetitif.
f. Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek
Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau
karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajian
dengan ketahanan yang pendek. Hal ini dengan kata lain,
produk-produk yang dihasilkan UMKM Indonesia mudah rusak
dan tidak tahan lama.
g. Terbatasnya Akses Pasar

17

Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang
dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar
nasional maupun internasional.
h. Terbatasnya Akses Informasi
Selain akses pembiayaan, UMKM juga menemui
kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya
informasi yang diketahui oleh UMKM, sedikit banyak
memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun
jasa dari unit usaha UMKM dengan produk lain dalam hal
kualitas. Efek dari hal ini adalah tidak mampunya produk dan
jasa sebagai hasil dari UMKM untuk menembus pasar ekspor
namun, di sisi lain terdapat pula produk atau jasa yang
berpotensial untuk bertarung di pasar internasional karena tidak
memiliki jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut, pada
akhirnya hanya beredar di pasar domestik.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan:

Keputusan pendanaan yang diterapkan perusahaan akan tercemin pada
keputusan struktur modal perusahaan karena struktur modal merupakan
bagian dari keputusan pendanaan, sehingga faktor – faktor yang
mempengaruhi struktur modal dapat digunakan sebagai acuan dalam
menetapkan keputusan pendanaan.
Brigham dan Houston (2011:188) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan antara lain:
a.

Stabilitas Penjualan

18

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
b. Struktur Aktiva
Perusahaan yang struktur aktivanya cocok untuk dijadikan jaminan
kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.
c. Leverage Keuangan
Jika hal-hal lain tetap sama perusahaan dengan leverage operasi yang
lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage
keuangan karena akan mempunyai risiko bisinis yang lebih kecil.
d. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat, akan membutuhkan sumber
dana dari modal ekstern lebih besar.
e. Profitabilitas
Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian tinggi atas
investasi, menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian
yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

f. Pajak
Bunga merupakan biaya yang yang dapat mengurangi pajak perusahaan.
Oleh karena itu semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, maka semakin
besar daya tarik penggunaan utang.
g. Pengendalian

19

Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen
bisa mempengaruhi struktur modal perusahaan.
h. Sikap Manajemen
Sikap manajemen akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana.
i. Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Penilai Peringkat
Sikap pemberi pinjaman dan pemberi peringkat sering kali
mempengaruhi

keputusan

struktur

keuangan.

Misalkan

suatu

perusahaan akan terkena penurunan peringkat obligasinya jika
perusahaan tersebut menerbitkan lebih banyak obligasi. Hal ini
mempengaruhi keputusan perusahaan untuk membiayai perluasan usaha
dengan saham biasa.
j. Kondisi Pasar
Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan dalam menjual
sekuritas harus menyesuaikan dengan pasar modal tersebut.
k. Kondisi Internal Perusahaan
Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga
tidak menarik bagi investor, maka perusahaan lebih menyukai
pembelanjaan dengan hutang daripada mengeluarkan saham.

l. Fleksibilitas Keuangan
Seorang manajer pendanaan yang pintar adalah selalu dapat
menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung operasi.
3. Kriteria UMKM

20

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UU UMKM) Pasal 1 angka (1), (2), dan (3),
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam UU UMKM. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UU UMKM.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UU UMKM.
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
UMKM diatur berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil,dan Menengah. Berikut kutipan dari isi UU 20/2008. Pengertian
UMKM yakni sebagai berikut:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

21

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Tabel 2.1

No.

Kriteria UMKM
Kriteria

Uraian

Aset

Omset

1 Usaha Mikro

Maks. 50 Juta

Maks. 300 Juta

2 Usaha Kecil

> 50 Juta – 500 Juta

> 300 Juta – 2,5 Miliar

3 Usaha Menengah > 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar
Sumber: UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM
C. Kerangka Pikir Penelitian

UMKM

SUMBER PENDANAAN

INTERN
(MODAL SENDIRI)

EKSTERN
(MODAL ASING /
PINJAMAN )

22

Gambar 2.1: Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian dibuat untuk memberikan gambaran
penelitian yang akan dilakukan yakni tentang menganalisis usaha mikro kecil
menengah UMKM merupakan sebuah lembaga yang mampu bertahan meski
dalam kondisi perekonomian negara yang tidak kondusif. UMKM bukan
sebuah usaha besar namun keberadaannya menjadi sangat penting dikarenakan
kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja
yang produktif, mampu mencapai peningkatan produktifitasnya melalui
investasi dan perubahan teknologi, dan kepemilikan keunggulan dalam hal
fleksibilitas dari pada usaha besar.
UMKM juga berhubungan dengan sumber pendanaan pada suatu usaha.
Sumber pendanaan adalah sumber-sumber modal atau kebutuhan modal, baik
modal investasi maupun modal kerja, dapat dicari dari berbagai sumber dana
yang ada, terdiri dari modal sendiri (Intern) dan modal pinjaman atau hutang
(Ekstern).

23

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam suatu perusahaan. Dana – dana yang
berasal dari sumber ekstern atau luar perusahaan adalah dana yang berasal dari
para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan.
Keputusan pendanaan atau pembelanjaan (financing decision) yang
menghasilkan kebijakan mengenai sumber pendanaan. Dalam kebijakan
pendanaan, manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan
menganalisis kombinasi berbagai sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan, guna membelanjai berbagai kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya.