3.1.2 Bobot Testis Ikan Lele
Hasil penimbangan rata-rata bobot testis ikan uji yang diberi perlakuan ekstrak purwoceng Pimpinella alpina Molk. pada pakan sebanyak 0; 2; 5; dan
7,5 gkg pakan disajikan pada Gambar 2.
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
2.5 5
7.5
Rata-rata Bobot testis gram
Perlakuan gkg pakan 2,16±
1,02
ab
3,06± 0,48
b
2,52± 0,48
ab
1,81± 0,45
a
Gambar 2. Rata-rata bobot testis ikan lele pada dosis pemberian ekstrak purwoceng yang berbeda melalui pakan setelah 30 hari pemeliharaan
Berdasarkan diagram rata-rata bobot testis yang disajikan pada Gambar 2, dapat diketahui bahwa perlakuan 5 gkg pakan memiliki rata-rata bobot testis
tertinggi dibanding dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 3,06±0,48 gram. Rata- rata bobot testis terendah terdapat pada perlakuan 0 gkg pakan yaitu sebesar
1,81±0,45 gram. Diagram pada gambar 2 menunjukkan bahwa ikan uji yang diberi perlakuan purwoceng memiliki rata-rata bobot testis yang lebih tinggi
dibanding perlakuan kontrol. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan diperoleh hasil bahwa pada selang
kepercayaan 95, rata-rata bobot testis ikan uji yang diberi ekstrak purwoceng berbeda nyata terhadap rata-rata bobot testis ikan kontrol. Berdasarkan uji tersebut
diketahui bahwa rata-rata bobot testis ikan uji perlakuan dengan dosis 5 gkg pakan memiliki perbedaan yang paling nyata terhadap kontrol.
3.1.3 Gonado Somatic Index GSI
Persentase perbandingan bobot testis terhadap bobot tubuh ikan dikenal dengan Gonado Somatic Indeks GSI Nikolsky, 1969 dalam Effendie, 2002.
Nilai GSI pada ikan uji yang diberi perlakuan ekstrak purwoceng Pimpinella
8
alpina molk. melalui pakan sebanyak 0; 2,5; 5; dan 7,5 gkg pakan disajikan pada
Gambar 3. Berdasarkan data yang disajikan pada Gambar 3, dapat diketahui bahwa
perlakuan 5 gkg pakan memiliki nilai GSI tertinggi dibanding dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 0,79±0,29 . Hal ini dapat diartikan pada ikan uji perlakuan
5 gkg pakan memiliki bobot testis sebesar 0,79 dari seluruh bobot tubuh ikan tersebut. Nilai GSI terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 0,45±0,15 .
Diagram nilai GSI pada Gambar 3 menunjukkan bahwa ikan uji yang diberi ekstrak purwoceng melalui pakan memiliki nilai GSI yang lebih tinggi dibanding
kontrol.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
2.5 5
7.5
Nilai GS
Perlakuan gkg pakan 0,79±
0,29
b
0,45± 0,15
a
0,61± 0,14
ab
0,51± 0,21
ab
Gambar 3. Nilai GSI ikan lele pada dosis pemberian ekstrak purwoceng yang berbeda melalui pakan setelah 30 hari pemeliharaan.
Data GSI ikan lele pada pemberian ekstrak purwoceng melalui pakan dilakukan uji lanjut Duncan sehingga diperoleh hasil bahwa pada selang
kepercayaan 95, nilai GSI ikan lele yang diberi ekstrak purwoceng pada berbagai dosis memiliki perbedaan yang nyata terhadap kontrol. Berdasarkan uji
tersebut perlakuan dengan dosis 5 gkg pakan memiliki perbedaan yang paling nyata terhadap kontrol.
9
3.1.4 Kadar Spermatokrit