PERANAN TAMBAT BUKIT DALAM PENYEBARAN AGAMA KRISTEN DI DESA BULUH AWAR, KECAMATAN SIBOLANGIT, KABUPATEN DELI SERDANG (1867 - 1930).

PERANAN TAMBAT BUKIT DALAM PENYEBARAN AGAMA
KRISTEN DI DESA BULUH AWAR, KECAMATAN
SIBOLANGIT, KABUPATEN DELI SERDANG
(1867 - 1930)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

OLEH :
ANDREAS KRISTIAN
308121018

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
Andreas Kristian. 308121018. Peranan Tambat Bukit Dalam Penyebaran

Agama Kristen di Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli
Serdang (1867-1930). Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai Peranan
Tambat Bukit dalam Penyebaran Agama Kristen di Desa Buluh Awar, Kecamatan
Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang (1867-1930).
Penelitian ini merupakan penelitian Histories dengan data kualitatif. Dengan
mengumpulkan data-data, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan
mengumpulkan buku-buku, dokumen, dan sejenisnya. Selain itu untuk
mendukung data penulis juga melakukan penelitian lapangan (field research)
dengan observasi, wawancara dan data dokumentasi untuk menegakkan fakta dan
menarik kesimpulan yang kuat data yang digunakan penulis diperoleh dari data
primer dan skunder. Dalam menganalisis data penulis melakukan langkah-langkah
dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data, interpretasi data, dan
membuat kesimpulan serta membandingkan dengan buku-buku yang lain yang
diperoleh dari hasil observasi di lapangan dan wawancara. Kemudian
mengklasifikasikan atau mengkelompokkan data berdasarkan analisis data yang
terkandung dalam masalah itu sendiri, terakhir menarik kesimpulan dari berbagai
data yang dibuat berdasarkan hipotesis yang dirumuskan.
Dari hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masuknya agama
Kristen ke Buluh awar tidak terlepas dari peran Tambat Bukit. Peran Tambat

Bukit terlihat dari keputusannya yang saat itu menjabat sebagai
Perbapaan/pengulu Buluh awar menyambut baik kedatangan pihak NZG dengan
memberikan sebidang tanah yang luas dan strategis untuk mendirikan gereja dan
rumah missionaris tanpa meminta ganti rugi kepada pihak Zending. Dengan
adanya izin dari Tambat Bukit maka hal tersebut menjadi awal masuknya agama
Kristen ke Buluh Awar. Peranan Tambat Bukit sangat berpengaruh dalam
penyebaran agama Kristen di Buluh awar, karena tanpa persetujuan dari Tambat
bukit yang saat itu menjabat sebagai pengulu pihak Zending tidak akan dapat
menyebarkan agama Kristen di Buluh Awar. Setelah masyarakat Buluh Awar
memeluk agama Kristen maka penyebaran agama Kristen tidak berhenti di Buluh
Awar namun terus berlanjut hingga ke wilayah hunian suku Karo (Taneh Karo).
Hasil dari berkembanganya pemeluk agama kristen pada suku Karo terlihat dari
masyarakat Karo mendirikan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP).

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatakan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Adapun judul

skripsi ini adalah “Peranan Tambat Bukit dalam Penyebaran Agama Kristen di
Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang (1867 1930)”.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangankekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, dan bentuk penyajian mengingat
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari peneliti sendiri. Oleh karena itu,
untuk kesempurnaan skripsi ini, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik secara moral, spritual maupun material sehingga skripsi dapat
tersusun hingga selesai. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Rektor Unimed Prof. DR. Ibnu Hajar Damanik, M.Si beserta
stafnya.
2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dr. Restu, MS, Pembantu Dekan,
beserta seluruh stafnya.

ii

3. Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah,
dan juga selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas
bimbingan dan arahan yang Ibu berikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah. Terima kasih atas masukan yang bapak berikan dalam rangka
penyempurnaan skripsi saya.
5. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Skripsi. Terimakasih atas kemudahan, bimbingan, serta ilmu yang Ibu
berikan kepada saya mulai dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen penguji utama. Terima kasih atas
kemudahan,

bimbingan

dan

arahan

yang bapak

berikan

dalam


penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Amos F Karo-karo, S.Sos, M.AP selaku Camat Sibolangit yang
telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
saya ucapkan karena berbagai bantuan yang telah diberikan.
8. Bapak Obet Bukit selaku Kepala Desa Buluh Awar. Terima kasih saya
ucapkan atas bantuan yang diberikan di saat peneliti melakukan penelitian.
9. Ibu Ramlah br Barus selaku Bendahara Moderamen GBKP. Terima kasih
saya ucapkan atas bantuan yang telah diberikan utnuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Sejarah.
Terima kasih atas ilmu, bimbingan, serta arahan yang diberikan selama
peneliti mengenyam pendidikan.

iii

11. Keluarga yang selalu peneliti cintai dan sayangi Bapak Pt.Salim Tarigan,
S.Pd dan Ibu Jujuren Kembaren, S.Pd yang selalu mendoakan,
membimbing, mengarahkan dan senantiasa ada untuk memberikan
semangat kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas

kasih sayang tulus, doa serta dukungan materi yang telah kalian berikan
kepada peneliti. Cawir metua kam Nande ras Bapa, Ula nai kena rubatrubat.
12. Kakakku tersayang Nova Julia Sari br Tarigan, SH yang selalu mendoakan
selama penulisan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih banyak dan
semoga kelak kita orang jadi sukses sehingga dapat membahagiakan Ayah
dan Ibu dan menjadi orang sukses di jagat raya.
13. Adikku tersayang Dwita Sri Bina br Tarigan M.Pd yang selalu
memberikan motivasi dan penghiburan hingga skripsi ini terselesaikan.
Semangat kam turang singuda gelah lit kempu Bulang Tegur si jadi dosen.
14. Kepada teman kesayangan Peneliti. Mora Hiskia, Hendri Sinurat, Arianja
Sinaga, Elkana Purba. Terima kasih karena dari awal hingga sekarang
masih tetap menjadi teman yang bisa mendukung, menerima, memaklumi
segala kekurangan peneliti serta mau berbagi dalam suka dan duka.
Kurangi hepi - hepinya coy, tujuan hidup sudah dekat. Seep
15. Kepada teman-teman Reguler Sejarah stambuk 2008 : Elkana Purba,
Albert Sembiring, Alqaidir Silian, Lisa Khen, Arief Sembiring dll. Terima
kasih kepada kalian karena telah memberikan warna selama hampir 4
tahun ini, saya sangat sayang kalian.

iv


16. Kepada teman-teman PPL-T SMA GBKP 2013 : Arnold Hutaguan, Cici
Angelia, Santika Sihaloho, Mevi Gultom, Mery Cristiani Sagala, William
Chandra Ginting dll. Terima kasih atas pertemanan selama 3 bulan ini
semoga kita semua menjadi orang sukses.
17. Terima kasih kepada saudara satu kos : Suranta Ginting, Eben Ezer,
Wahyu Lingga, Esron Sinaga, Culture Silalahi. Terima kasih untuk
pengertiannya selama ini dan dikurangi acara minum tuaknya.
18. Untuk Sarah br Bukit A,Md yang aku kasihi. Terima kasih untuk semua
dukungan yang telah diberikan dan yang selalu ada untukku selamanya. I
Miss You.
19. Semua narasumber yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih saya ucapkan karena tanpa adanya keterbukaan
serta kerja sama dengan berbagai pihak Skripsi ini tidak akan dapat
terselesaikan.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Medan,
Penulis


Maret 2015

Andreas Kristian
308121018

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................ 5
1.6 Manfaat Penelitian...................................................................................... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori.............................................................................................7
2.1.1 Peran Tambat Bukit.............................................................................7
2.1.2 Kehidupan Masyarakat Buluh Awar
Sebelum Masuknya Agama Kristen...................................................10
2.1.3 Agama Kristen di Indonesia..............................................................13
2.1.4 Cabang-cabang Agama Kristen di Indonesia....................................15
2.2 Kerangka Berfikir.......................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.......................................................................................19
3.2 Sumber Data.............................................................................................. 20
3.3 Lokasi Penelitian....................................................................................... 20
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................21
3.5 Teknik Analisis Data..................................................................................22

BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................24
4.1.1 Sejarah dan Identitas Suku Karo..................................................24
4.2 Sejarah Desa Buluh Awar..........................................................................34
4.2.1 Penduduk dan Kehidupannya.......................................................35

4.2.2 Sarana yang Tersedia....................................................................36
4.2.3 Pemerintahan Desa.......................................................................39
4.2.4 Monumen Tambat Bukit...............................................................39
4.3 Profil Tambat Bukit dan Peranannya dalam
Perkembangan Agama Kristen Pada Suku Karo...................................40
4.3.1 Masa Kanak-kanak dan Remaja Tambat Bukit............................40
4.3.2 Peran Tambat Bukit......................................................................41
4.3.2.1 Memimpin Kerapatan di Buluh Awar................................42
4.3.2.2 Diasingkan ke Jawa............................................................44
4.3.2.3 Memimpin Kerapatan Adat di Namo Rambe.....................44
4.4 Masuknya Agama Kristen pada Suku Karo..............................................45
4.4.1 Kepercayaan Masyarakat Karo
Sebelum masuknya Agama...........................................................45
4.4.2 Awal Masuknya Agama Kristen ke Suku Karo............................48
4.4.2.1 Kedatangan Bangsa Eropa ke Suku Karo..........................48
4.4.2.2 Pemberontakan Rakyat Sunggal........................................52
4.5 Masuknya NZG (Nederlandsch Zendeling Genootschap)
Di Buluh Awar...............................................................................55
4.5.1 Zending Membuka Sekolah Pertama di Buluh Awar...................59
4.5.2 Pekabaran Injil Melalui Pendekatan Budaya dan Adat................60

4.5.3 Konferensi Zending......................................................................63

4.6 Peran Zending di Bidang
Pendidikan, Kesehatan, dan Emansipasi...............................................65
4.6.1 Peran Zending dalam Bidang Pendidikan.......................................65
4.6.2 Peran Zending dalam Bidang Kesehatan........................................65
4.6.2 Peran Zending dalam Bidang Emansipasi......................................66
4.7 Pembangunan Gereja di Buluh Awar........................................................67
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................70
5.1 Kesimpulan...........................................................................................70
5.2 Saran.....................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................74
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Sekitar tahun 1888 pihak perkebunan (deli maatschappij) membuka lahan
tembakau di sekitar desa Buluh awar. Mereka mendirikan pembibitan tembakau
dekat durin si Lapung, sebelah barat desa buluh awar yang sampai sekarang
dikenal oleh penduduk desa buluh awar dengan sebutan peken landbow. Pihak
perkebunan juga telah membuat jalan yang dapat dilewati kuda mulai dari deli tua,
biru-biru, desa laja dan terus ke buluh awar. Menjelang desa buluh awar jalan itu
memotong uruk balai dan tempat itu dikenal dengan uruk puntung.
Tanah-tanah rakyat yang ada di buluh awar diambil begitu saja tanpa ganti
rugi dan disisakan hanya 100 meter disekeliling kampung dengan tujuan agar
penduduk buluh awar tidak dapat lagi bertani dan untuk menghidupi keluarganya
terpaksa menjadi kuli dan memunguti kutu-kutu tembakau. Sehingga rakyat
menjadi menderita karena kehilangan tanah yang subur dan rakyat tidak berdaya
untuk menuntut keadilan secara hukum agar tanah mereka dikembalikan oleh
pihak perkebunan.
Sebagai pengulu buluh awar Tambat Bukit muncul sebagai tokoh
perlawanan masyarakat buluh awar. Menyadari bahwa penderitaan yang telah
dialami oleh saudara sebangsanya di wilayah sunggal, deli tua dan lain-lain akan
juga dirasakan oleh penduduk buluh awar, secara diam-diam Tambat bukit
mengkoordinir perlawanan dengan mengadakan latihan bela diri kepada

1

masyarakat buluh awar. Pada kesempatan tersebut Tambat bukit juga
mempengaruhi pengikutnya agar membakar membakar lahan perkebunan yang
dimiliki oleh pihak perkebunan
Tambat Bukit yang lebih dikenal dengan nama jaksa tua, diperkirakan
lahir pada tahun 1867, dari pasangan Gujuh Bukit dan Mumba br sembiring
Pelawi. Beliau mempunyai seorang saudara perempuan namun meninggal pada
masa kanak-kanak. Walaupun beliau kemudiannya anak tunggal, ia tidak manja.
Sekalipun tidak terencana dengan baik, mulai masa kanak-kanak, beliau dididik
dan

dibesarkan

untuk

kelak

menggantikan

orang

tuanya

sebagai

pengulu/perbapaan Buluh awar.
Tambat Bukit tidak pernah mengenyam pendidikan formal namun beliau
sangat cerdas, jujur , berani, percaya dirinya tinggi dan hal tersebut terlihat dari
tindak-tanduknya selama beliau menjadi Perbapaan/Pengulu Buluh awar serta
memimpin kerapatan Dusun, baik di Buluh awar maupun di Namo Rambe,
sehngga beliau sangat disegani oleh orang lain. Sebagai perbapaan Buluh awar,
beliau mengepalai kerapatan dusun (Adat) yang beranggotakan semua pengulu
dari 9 desa. Tugas Kerapatan dusun adalah memutuskan perkara-perkara yang
timbul pada masyarakat di sembilan desa, seperti persengketaan tanah, perceraian,
soal warisan, perkelahian dan lain-lain..
Salah seorang anggota parlemen Belanda yaitu J.T.Cremer, mantan tuan
besar perkebunan deli mij dan mantan menteri jajahan belanda berpendapat bahwa
jalan yang paling baik agar agar penduduk asli Karo di daerah Buluh awar tidak

2

melawan dan mengganggu usaha perkebunan ialah dengan menyebarkan agama
Kristen di daerah tersebut. Dia dapat meyakinkan maskapai-maskapai perkebunan
dan meminta pihak nederlandch zendeling Genootschap (NZG) membuka
penginjilan di Sumatera timur.
Pada bulan November 1889 ditandatangani suatu perjanjian antara NZG
dengan pihak perkebunan Belanda yang ada di Deli, isinya yaitu :
1. Pekabaran injil dilaksanakan oleh NZG di daerah sumatera timur
2. Semua biaya ditanggung oleh pihak perkebunan.
Dari hasil perjanjian tersebut pada tahun 1890, H.C.Kruyt, seorang utusan
NZG berangkat menuju tanah karo. pendeta H.C.Kruyt mulai mengunjungi daerah
dusun( Deli Hulu), dan sampai juga ke gugung (tanah karo) untuk mengenal orang
Karo, bahasa karo dan juga adat istiadatnya. Sebenarnya ia ingin tinggal di
Gugung, sebab penduduknya lebih banyak disana, tetapi tidak diijinkan oleh pihak
perkebunan dan kompenei, karena itu Pendeta H.C.Kruyt menetap di Buluh awar
selama 2 tahun.
Sebagai pengulu Buluh awar Tambat bukit menerima kehadiran zending di
daerahnya, bahkan Tambat Bukit memberikan rumah sederhana kepada Pdt. HC
Krujt serta menyerahkan sebidang tanah di tempat yang strategis dan cukup luas
untuk mendirikan gereja dan rumah misionaris tanpa meminta ganti rugi. Dari
uraian di atas peneliti ingin meneliti mengenai “Peran Tambat Bukit Dalam
Penyebaran Agama Kristen di Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten
Deli Serdang (1867-1930)”
3

1.2 Identifikasi masalah
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
1. Kehidupan masyarakat sebelum masuknya agama kristen di Buluh
awar.
2. Peran Tambat Bukit dalam penyebaran agama Kristen di Buluh awar.
3. Perkembangan agama kristen dari Buluh awar ke tanah karo sejak
1890 sampai sekarang.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan sesuai dengan judul yang diteliti,
maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun yang menjadi
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Peran Tambat Bukit
Dalam penyebaran Agama Kristen Di Buluh awar, Kecamatan Sibolangit,
Kabupaten deli serdang (1867-1930)”
1.4 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kehidupan awal masyarakat sebelum masuknya agama
kristen di Buluh awar?
2. Bagaimana masuknya agama Kristen di Buluh awar?

4

3. Bagaimana perkembangan agama kristen dari Buluh awar ke tanah
karo sejak 1890?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penellitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui kehidupan awal sebelum masuknya agama kristen di
Buluh awar.
2. Ingin mengetahui peran Tambat Bukit dalam penyebaran agama
Kristen di Buluh awar.
3. Ingin mengetahui perkembangan agama kristen dari Buluh awar ke
tanah karo sejak 1890.
1.6 Manfaat penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti untuk mengetahui peran Tambat Bukit dalam penyebaran
agama kristen di buluh awar.
2. Bagi mahasiswa menambah wawasan/refrensi mengenai peran Tambat
bukit dalam penyebaran agama kristen di Buluh awar.
3. Menambah

wawasan/refrensi

bagi

masyarakat

penyebaran agama kristen di Buluh awar.

5

umum

tentang

4. Menjadi Sumber data bagi peneliti lain yang memiliki hubungan
dengan penelitian ini.

6

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka
dalam bab ini ditarik kesimpulan yang ditemukan sebagai berikut :
1. Desa Buluh Awar yang terletak di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten
Deli Serdang memiliki sejarah yang panjang dalam proses masuknya
agama Kristen di Taneh Karo. Sebelum masuknya agama Kristen,
masyarakat Buluh awar sama dengan orang Karo lainnya yang masih
berkepercayaan animisme, dinamisme.
2. Tambat Bukit semasa menjabat sebagai Perbapaan/pengulu Buluh
awar memegang peranan penting dalam penyebaran Agama Kristen di
Buluh Awar. Sebagai perbapaan Buluh awar beliau mengepalai
kerapatan dusun (adat) yang beranggotkan semua pengulu dari 9 desa.
Tambat bukit bertugas untuk memutuskan perkara-perkara yang timbul
pada masyarakat di 9 desa, seperti persengketaan tanah, perceraian,
soal warisan, perkelahian dll. Di saat pihak NZG (Nederlandsch
Zendeling Genoschap) datang ke Bukuh Awar, Tambat Bukit
menyambut baik kedatangan pihak NZG dengan memberikan sebidang
tanah yang luas dan strategis untuk mendirikan gereja dan rumah
missionaris tanpa meminta ganti rugi kepada pihak Zending. Masuk
dan berkembangnya agama Kristen di Buluh awar tak terlepas dari

70

peran Tambat Bukit dalam mengambil keputusan terhadap penyebaran
agama Kristen di Buluh awar karena tanpa persetujuan dari Tambat
bukit yang saat itu menjabat sebagai pengulu pihak Zending tidak akan
dapat menyebarkan agama Kristen di Buluh Awar.
3. Dalam proses masuknya agama Kristen ke Buluh awar tidak terlepas
dari adanya perkebunan yang dimiliki oleh Belanda di wilayah Deli
Serdang. Dengan adanya perkebunan tersebut rakyat di sekitar
perkebunan melakukan perlawanan kepada Belanda. Tentu saja
perlawanan ini membuat pihak Belanda mengalami kerugian. Untuk
mengatasi tersebut J.T Cremer mengusulkan kepada pihak perkebunan
agar menyebarkan agama ke wilayah perkebunan Belanda. Pihak NZG
(Nederlandsch Zendeling Genoschap) menyambut usul tersebut
dengan mengirim Pdt H.C. Kruyt dan Nicolas Pontoh (guru agama dari
Minahasa). Rencana tersebut tidak berjalan dengan baik Di desa Buluh
Awar karena masyarakat Karo pada saat itu masih memeluk
kepercayaan tradisional.
4. Jemaat GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) menyepakati bahwa
Buluh awar merupakan sebagai tempat pertama kalinya Agama Kristen
diberitakan kepada Suku Karo pada tanggal 18 April 1890. NZG
(Nederlandsch Zendeling Genoschap) dalam mengabarkan injil kepada
orang karo mennggunakan pendekatan Budaya dan Adat. Melalui
pendekatan tersebut NZG (Nederlandsch Zendeling Genoschap)
berhasil mengabarkan injil di Buluh awar. Pada Tanggal 20 Agustus

71

1893 Pdt wijngaarden membaptis 6 penduduk Buluh awar sebagai
Jemaat pertama di suku Karo. Keberhasilan tersebut ternyata berlanjut
hingga ke luar Buluh Awar di tahun-tahun selanjutnya. Hal tersebut
dibuktikan dengan bertambahnya masyarakat Karo yang menjadi
jemaat GBKP di seluruh wilayah Taneh Karo hingga saat ini.
5. NZG (Nederlandsch Zendeling Genoschap) turut berperan dalam
memajukan masyarakat karo khusunya di bidang pendidikan,
kesehatan, dan emansipasi wanita. Dengan adanya zending sekolah
pertama kalinya dibuka di Buluh Awar pada suku Karo. Di bidang
kesehatan pihak zending membuka rumah sakit di Buluh awar yang
pada saat itu Sekolah dan rumah sakit adalah hal baru bagi masyarakat
Karo. hasilnya Nuan Bukit salah seorang yang turut ikut dalam
baptisan pertama lulus dari ujian sekolah manteri cacar dan
mengabdikan dirinya di Buluh awar. Pada bidang emansipasi wanita
pihak Zending juga turut membuka sekolah khusu untuk wanita, hal ini
tentunya menjadi pertentangan bagi masyakat karo pada saat itu.

72

5.2 Saran
Berkaitan dengan tema dan topik penelitian, maka penulis mengemukakan
beberapa saran, yaitu :
1. Melakukan penelitan lebih lanjut terhadap Peranan Tambat
Bukit dalam Penyebaran agama Kristen di desa Buluh awar,
Kecamatan Sibolangit, Kabupaten deli Serdang (1867-1930)
2. Melakukan kerjasama intensif dengan pemerintah (dalam hal
ini

dinas

pariwisata

dan

moderamen

GBKP)

untuk

meningkatkan kunjungan wisata rohani ke Buluh awar dalam
mendalami peranan Tambat Bukit.
3. Melanjutkan program-program nilai sejarah dalam hal
pemebelajaran sejarah lokal bagi Kabupaten deli serdang dan
juga yayasan GBKP.
4. Bagi para pembaca, peneliti menngerti bahwa penelitian ini
masih kurang lengkap dan masih banyak yang perlu
ditambahkan. Maka dari itu peneliti mengharapkan pembaca
bisa meeliti lagi tentang “Peranan Tambat Bukit dalam
Penyebaran Agama Kristen di Desa Buluh Awar, Kecamatan
Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang” serta melengkapi
penelitian ini agar lebih baik dan dapat dijadikan bahan bacaan
baik kepada masyarakat Karo pada khususnya.

73

DAFTAR PUSTAKA
Bukit, Kuasa. 2005. Kedatangan Injil Ke Buluh Awar. Jakarta: CV. Ridho Tarigan
Limbeng, Julianus. 2012. Solidaritas GBKP (Internal-Eksternal). Kabanjahe:
Moderamen Gereja Batak Karo Protestan.
Moleong Lexy, J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya Oofsset.
Sinulingga, Adil. 2012. Perjumpan Adat Karo dan Injil. Bekasi: Law Firm A.S
Lingga SH & Partners Advokat/Penasihat Hukum
Sinuraya, P. 2004. Sejarah Penginjilan Kepada Masyarakat Karo. Medan : Merga
Silima
Sinuraya, P. 2004. Bunga Rampai Sejarah Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)
jilid II. Medan: Merga Silima.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Tarigan, Sarjani MSP. 2008. Dinamika Orang Karo, Budaya dan Modernisme.
Medan: Balai Adat Budaya Karo indonesia.
Tarigan, Sarjani 2011. Kepercayaan Orang Karo. Medan: Balai Adat Budaya
Karo Indonesia.
Tarigan, Sarjani 2012. Mutiara Hijau Budaya Karo. Medan: Balai Adat Budaya
karo Indonesia.

74