Potensi Pengembangan Ekowisata di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit

TINJAUAN PUSTAKA

Ekowisata
Rumusan Ekowisata pertama kali dikemukan oleh dikemukakan oleh
Hector Ceballos-Lascurain pada tahun 1987 yaitu sebagai berikut : "Nature or
ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively
undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objectives of
studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plantas and animals, as
well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the
areas." "Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat
alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan
tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuhtumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat
yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini." Kemudian pada awal tahun
1990 disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) yaitu
sebagai berikut: "Ecotourism is responsible travel to natural areas which
conserved the environment and improves the welfare of local people." "Ekowisata
adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan
menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk
setempat”. Westren dalam Fandelibagai (1998) perjalanan bertanggungjawab ke wilayah wilayah
alami yang melindungi
lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. (Priono, 2012).

Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam
yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan
partisifatisif yang bertujuan untuk menjamin kelesatarian alam dan sosial budaya.

Universitas Sumatera Utara

5

Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau
ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam
kehidupan sosisal masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung memberi
akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman
alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal. Kegiatan ekowisata dapat
meningkatkan pendapatan untuk pelestarian alam yang dijadikan sebagai obyek
wisata ekowisata dan menghasilkan keuntungan ekonomi bagi kehidupan
masyarakat yang berada di daerah tersebut atau daerah setempat (Subadra, 2008).
Kawasan konservasi baik kawasan pelestarian alam maupun kawasan
suaka alam atau kawasan hutan lindung, merupakan destinasi yang diminati oleh
wisatawan ekotour, karena memiliki keanekaragaman flora dan fauna, fenomena
alam yang indah, objek budaya dan sejarah serta kehidupan masyarakat lokal yang

unik. Keseluruhan objek daya tarik wisata ini merupakan sumberdaya yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sekaligus sebagai sarana pendidikan dan
pelestarian lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungannya serta
kepedulian pada masyarakat sekitar pada kawasan-kawasan konservasi sejalan
dengan visi pengembangan ekowisata yaitu konservasi keanekaragaman hayati
dan ekosistemnya serta pemberdayaan masyarakat lokal. Guna mencegah
kerusakan hutan agar tidak semakin parah, banyak cara dilakukan berbagai negara
yang sudah menyadari hutan mereka sudah hampir musnah. Salah satu upayanya
adalah mengembangkan ekowisata (ecotourism) sebagai sumber mata pencaharian
untuk mengurangi tekanan terhadap hutan (Fandelli, 200).

Universitas Sumatera Utara

6

Potensi Ekowisata
Potensi pariwisata yang merupakan suatu modal nantinya menjadi daya
tarik dan dikembangkan menjadi atraksi wisata ada tiga macam, yaitu : potensi
alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia. Adapun jenis atraksi tersebut
adalah : 1. Potensi Alam Potensi alam yang dimaksud adalah alam fisik (gua,

sungai, danau, topografi yang menantang, dan pemandangan), fauna, dan floranya.
Meskipun sebagai atraksi wisata ketiga - tiganya selalu bersama-sama dengan
potensi kebudayaan dan manusia, akan tetapi tentu ada salah satu yang menonjol.
2. Potensi Kebudayaan Potensi kebudayaan disini adalah kebudayaan dalam arti
luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan
segala kebiasaan yang hidup di tengah-tengah suatu masyarakat. 16 3. Potensi
Manusia Bahwa manusia dapat menjadi atraksi wisata yang menarik kedatangan
wisatawan seperti akrobatik. Potensi Pariwisata adalah suatu aset yang dimiliki
oleh suatu daerah tujuan wisata atau obyek wisata yang dimanfaatkan untuk
kepentingan ekonomi dengan tidak mengesampingkan aspek sosial budaya
(Widowati, 2012).
Analisis SWOT
Analisis SWOT yakni mencakup upaya upaya untuk mengenali kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja suatu daerah,
lembaga atau perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang dan ancaman
dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, masyarakat, dan
perusahaan lain. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan yang dimasukkan
kedalam tabel matrik SWOT (Nisak, 2013).


Universitas Sumatera Utara

7

Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor faktor strategis
organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan eksternal yang dimiliki (Juankhan, 2008).
Tabel 1. Matriks SWOT

Internal
Eksternal
Oppurtunities
Susunan Daftar
Peluang

Strengths
Susunan Daftar Kekuatan

Weakness

Susunan Daftar Kelemahan

Strategi SO

Strategi WO

Menggunaan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang

Strategi ST
Menggunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman
Sumber : (Juankhan, 2008)
Threats
Susunan Daftar
Ancaman

Mengurangi kelemahan

dengan memanfaatkan
peluang
Strategi WT
Memperkecil kelemahan
untuk menghindari ancaman

Universitas Sumatera Utara