PERANAN GBKP DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KARO DI BULUH AWAR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG.

PERAN GBKP DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN
MASYARAKAT KARO DI BULUH AWAR KECAMATAN
SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Santa Antinosa
NIM. 308121139

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat serta kasih setianya ,sehingga penulis dapat menyelesaikan study
perkuliahan sampai dengan penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir dalam

rangka menyelesaikan jenjang pendidikan S1 jurusan pendidikan sejarah di
Fakultas Ilmu Sosial (FIS) pada Universitas Negri Medan.Ada pun judul skripsi
yang penulis angkat berjudul “Peran GBKP dalam menningkatkan Pendidikan
Masyarakat Karo di Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang”.
Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangandalam penulisan Skripsi ini.
Namun penulis sangat mengharapkan banyak saran dan kritikan yang membangun
agar kedepan lebih baik lagi. Penulis banyak berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan sumbangan berupa masukan dan materi
dalam proses penyelesaian Skripsi ini. Begitu banyak kendala dan tantangan
Penulis hadapi dalam proses penyelesaian Skripsi mulai dari pribadi saya sendiri
yang sempat merasa jenuh dan merasa gagal karna tidak menyelesaikan tulisan ini
pada waktu yang diharapkan. Begitu juga dengan banyaknya kendala yang
dihadapi dalam pengumpulan materi tulisan dan data penelitian dimana beberapa
data yang telah saya kumpulkan dengan susah payah lenyap karna kekeliruan saya,
ditambah lagi kondisi keluarga saya yang beberapa tahun ini harus menghadapi
cobaan dari Tuhan. Namun , saya harus bangkit dari keterpurukan dan saya akan
membuktikan pada diri sendiri , keluarga , rekan dan sahabat saya. Bahwa saya bias
menyelesaikan tugas ini sampai selesai. Penulis juga sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu ,baik itu dalam penelitian maupun yang
memberikan dukungan moral kepada saya. Penulis juga berterima kasih kepada.

1. Tuahn Yesus Kristus yang selalu menjawab semua doa-doa ku , dan karna
kasih , serta penguatan dariNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor di Universitas
Negeri Medan
3. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan

4. (Alm) Jusup sembiring pelawi dan Trianin Br ketaren selaku orang Tua
penulis. Kepada bapak dan Ibu ,saya mengucapkan banyak terimakasih
yang sedalam-dalamnya karna telah merawat dan mendidik serta
membiayai pendidikan saya selama ini.
5. Bibik tua ku Bunga mari br ketaren selaku wali penulis saya mengucapkan
banyak terima kasih, karna telah membimbing saya selama perkuliahan dan
sampai selesainya skripsi ini dan juga telah menjadi penggati orang tua bagi
saya.
6. Kakak ku ,saya mengucapkan banyak terimakasih karna telah mendulang
saya dalam menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. Saya
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada abang-abang ku yang telah
membantu membiyayai sampai selesainya skripsi ini.
7. Buat sahabat-sahabat ku Jely elpita br barus, Arif Putra, Restia

,Novita,Teresia,Emima Tarigan saya ucapkan banyak terimakasih karna
telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kepada Ibu Dra. Lukita ningsih ,Mkim selaku ketua jurusan pendidikan
sejarah ,saya ucapkan banyak terimakasih ikut serta dalam membimbing
saya sampai selesainya skripsi ini.
9. Bapak Drs. Yushar tanjung,Msi selaku dosen pembimbing Akademi yang
selama ini penulis berkuliah di Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Ibu Dra. Hafnita lubis ,Msi ,selaku sekretaris jurusan pendidikan sejarah
dan juga kepada Bapak Hidayat serta Ibu Dr. Samsidar tannjung ,Mpd
selaku

Dosen penguji

,saya

ucapkan

banyak


terimakasih

yang

sebesar-besarnya dalam membantu saya untuk menyelesaikan perkuliahan
saya.
11. Seluruh Dosen dan asisten Dosen pendidikan sejarah di UNIMED yang
telah menyumbangkan Ilmu dan penetahuannya kepada penulis selama
perkuliahan.

12. Kepada seluruh pengurus kantor Moderamen di Kabanjahe saya ucapkan
banyak terimakasih ,karna telah membantu saya dalam penulisan skripsi ini.
13. Pengurus GBKP masehi Sibolangit,Kepala sekolah SMP GBKP Sibolangit
dan penduduk desa Buluh Awar serta orang tua siswa yang telah
mengijinkan untuk penelitian penulis disana ,saya ucapkan banyak
terimakasih yang sebesar-besarnya.
14. Seluruh teman-teman khususnya mahasiswa jurusan pendidikan sejarah
stambuk 2008 kelas C, regular terimakasih banyak yang telah menjadi
teman-teman ku selama perkuliahan penulis ini.
Demikianlah skripsi ini saya perbuat,saya percaya indah pada waktunya.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di
Indonesia. Sekian dan terimakasih saya ucapkan kepada seluruhnya yang telah
membantu saya dalam semua hal yang menyangkut perkuliahan saya ini.

Medan
Penulis

Santa Antinosa
NIM. 308121139

DAFTAR ISI
ABSTAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C. Perumusan Masalah .......................................................................... 6

D. Pembatasan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8
A. Kerangka Konsep ............................................................................ 8
1. Peranan GBKP ........................................................................... 8
2. Peningkatan Pendidikan .............................................................. 12
3. Penginjilan.................................................................................. 13
4. GBKP ......................................................................................... 14
B. Kerangka Teori ............................................................................... 18
C. Kerangka Berfikir............................................................................ 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 20
A. Metode Penelitian.............................................................................. 20
B. Lokasi Penelitian ............................................................................... 20
C. Sumber Data...................................................................................... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 21
E. Teknik Analisa Data .......................................................................... 22

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................... ........ 24
A. Kehidupan Masyarakat Karo di desa Buluh Hawar Sebelum

masuknya Zending ................................................................. ........ 28
B. Latar Belakang Masuknya Zending ke Tanah Karo ................ ........ 37
C. Berdirinya GBKP ................................................................... ........ 45
D. Peranan GBKP Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Karo
di Buluh Hawar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang ..... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 68
A. Kesimpulan ............................................................................ ........ 68
B. Saran ...................................................................................... ........ 70

DAFTAR PUSTAKA..................................................... ...................... ........ 71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Wawancara ....................................................... ........ 72
Lampiran 2. Narasumber .................................................................. ........ 73
Lampiran 3. Dokimentasi Penelitan .................................................. ........ 75

DAFTARPUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT RinekaCipta
Cholid Narabuko dan Abu Achmadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi
Aksara
Keontjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Mustakin Dan Abdul Wahib. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
P.Sinuraya, Dkn . 2000. CuplikanSejarahPenginjilanMasyarakatKaro 1890 –
2000. Medan: Jaya Berkat
Putra, Berahmana. Sejarah Karo Dari Zaman Ke Zaman (Jilid 11). Medan: Ulih
Seber
Sjamsudin, Helius. 2007. Metedologi Sejarah . Yogyakarta : Ombak
Tarigan,S arjani. 2011. Kepercayaan Orang Karo. Medan: Si Bnb Press
Tong, Stpehen 2010.TeologiPenginjilan. Surabaya: Momentum
Umar Tirtaraharja, Dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta
Van Den End Dan Weitjens, S.J. 2011. Ragi Carita : Sejarah Gereja Di Indonesia
1860an - Sekarang. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya
dinamai suku Karo sekarang ini (P. Sinuraya,2000: 1). Setelah hancurnya Kerajaan
Haru Wampu, Kerajaan Lingga Timur Raja, Kerajaan Haru Deli Tuwa pada abad
ke-16 akibat agresi bala tentara Kesultanan Aceh kewilayah bangsa Haru maka
sejak itulah pecahnya bangsa Haru menjadi beberapa suku bangsa yaitu: suku Karo,
Simalungun, Pakpak, Gayo, Alas, Keluet, dan Singkil. Latarbelakang perpecahan
suku bangsa Haru ini, ialah di sebabkan pengaruh kekuasaan Kesultanan Aceh
sebagai pemenag/penakluk kerajaan-kerajaan Haru pada tahun 1539 dan 1564.
Ada juga yang berpendapat bahwa nama suku bangsa haru itu berubah
menjadi Harau, kemudian menjadi Karau, lalu menjadi Karo sekarang ini.
Walaupun sebenarnya karo Langkat dibedakan dari karo jahe namun karena
mendiami dataran rendah maka mereka dikatagorikan karo jahe-masyarakat karo
sebelum masa colonial memiliki kebebasan politik dan ekonomi kebebasan politik
tersebut masih tradisional serta pemerintahan yang tidak terpusat seperti
kepemimpinan urung atau desa di tentukan oleh pembuka tanah oleh marga dan
kesaktian guru mbeli, misalnya urung suka pembuka kampungnya atau dalam
bahasa karo dikenal dengan simantekkutaadalah Marga Ginting.


Sedangkan para pendatang mendapatkan tanah dengan cara menikahi
keluarga sibayak kebebasan ekonomi orang karo berupa pengolahan tanah dan
memperoleh kebutuhan pokok.
Dengan kehadiran orang Eropa didalam masyarakat karo inilah yang pada
akhirnya membawa perubahan system pemerintahan, demokrasi dan lain - lainnya
di tanah karo dan inilah yang akhirnya memperbaharui masyarakat. Pengaruh
pretisme barat, kehadiran para zendeling, memberikan warga baru dalam
perkembangan religious di tanah karo, tetapi bagi mereka yang non-kristen kadang
- kadang kurang bias terbuka.
Prinsipil, meski sebenarnya dapat memberi resiko bagi diri sendiri ataupun
keluarganya. Berani dan percaya diri berarti mereka percaya pada kekuatannya
sendiri. Mereka jarang menggantungkan hidup pada orang lain dan hal ini juga
yang mendasari mengapa orang Karo dengan berani menunjukkan rasa
ketidaksenangan mereka terhadap orang Belanda pada masa pemerintahannya
dengan cara membakar gudang-gudang tembakau bentukan Belanda dan mencabuti
tanaman tembakau yang baru ditanami di perkebunan. Tindakan orang Karo ini
oleh Belanda disebut “musuh berngi” karena mereka melakukan aksinya pada
malam hari.
Pada tahun 1890 meskipun perkebunan tembakau Deli dan pemerintah
kolonial Belanda memasukkan missi Kristen melaluin Nederlandsche Zendeling

Genootscap (NZG) ke Buluhawar-Tanah Karo, di mana mesiu peperangan
membakar Karo Jahe (Deli), Karo Serdang dan karo Langkat antara Tentara
kompeni Belanda dengan lascar-laskarsimbisa Karo.

Mulai pada saat itu seratus sepuluh tahun yang lalu sejarah penginjilan
masyarakat Karo itu dimulai. Ribuan peristiwa penting tentang hal ini telah di kutip
agar dapat dipelajari dan di ambil maknanya. Kehadiran misi Protestan dan
kolonialisasi di Tanah Karo dimulai ketika seorang zendeling dari badan NZG dan
beberapa orang dari Minahasa pada tahun 1890.
Tepat pada tanggal 18 April 1890 zendeling pertama dari Belanda bernama
Pdt. Hendrik C.Kruyt bersama salah satu utusan dari Tondano, Minahasa yakni
Nicholas Pontoh tiba di Belawan.
Setelah melihat situasi yang ada, lalu mereka membuat tempat perhentian
di sebuah desa di Sibolangit bernama Buluh Awar sebuah kampung yang dihuni
oleh masyarakat Karo. Pada masa permulaan penginjilan, para penginjil
memberikan pelayanan pendidikan umum di lima desa, masing-masing desa
didirikan pos pelayanan. Pelayanan pendidikan yang dilakukan ini mendapat curiga
dari masyarakat setempat. Masyarakat setempat menganggap kegiatan yang
dilakukan zendeling sebagai suatu siasat menarik simpati rakyat. Bagi orang Karo
NZG adalah Belanda dan bagi mereka Belanda adalah penjajah. Oleh karena hal
tersebut maka Guru Injil pribumi ikut dikirim untuk melayani agar masyarakat
Karo mau membuka diri terhadap para zendeling.
Berdasarkan tulisan Anta Sembiring Humas Gereja Batak Karo Protestan
(GBKP) dalam www.gbkp.co.id bahwa peranan zendeling sangat besar bagi
masyarakat Karo baik itu dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang sosial.
Kedatangan zendeling Belanda merupakan ujung tombak dimulainya pendidikan
masyarakat Karo. Para zending membuka sekolah-sekolah sederhana di pos-pos

mereka untuk mengajari orang Karo membaca dan menulis.
Kebanyakan yang di didik adalah para pemuda-pemuda desa Buluhawar,
karena pemuda lebih terbuka dengan sesuatu yang baru. Serta di alam pikiran yang
baru itu, mereka dengan berani mencetuskan pikiran-pikirannya sehingga
pembaharuan tersebut lebih cepat tercapai. Sebagai generasi penerus mereka
menciptakan suasana yang baru di dalam generasinya, dengan demikian pendidikan
sekolah tersebut disamping mendidik juga memberlakukan pembaharuan itu
sendiri.
Di

sinilah

kemudian

dibangun

sekolah

yang

pertama,

akan

tetapikekristenan belum diterima oleh orang Karo pada masa itu. Baru ketika H.C.
Kruyt digantikan oleh J.K. Wijngaarden yang dipindahkan dari Sawu, Indonesia
Timur, melakukan pembaptisan pertama terhadap enam orang Karo pada bulan
Agustus 1893. Kemudian kekristenan ini berkembang walaupun menghadapi
tantangan mengingat pada waktu itu kedudukan Guru Mbelin yang disegani di
kalangan orang Karo.
Setiap orang Karo yang menjadi Kristen memiliki dua tantangan, yaitu
mengkomunikasikan kepercayaan orang Kristen bagi mereka yang masih hidup
dalam agama awal dan mengajak orang-orang Karo untuk tidak memandang
Kristen itu secara otomatis adalah Belanda Hitam.
Tanggal 24 Desember 1899 telah ditasbihkan Gereja Batak Karo yang
Pertama di Buluh Awar. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) merupakan salah
satu jenis gereja kesukuan. Berada di bawah pengawasan Persatuan Gereja
Indonesia (PGI). GBKP merupakan jenis Gereja beraliran Calvinis. Jhon Calvin

sendiri salah satu penggerak ajaran kekristenan yakni pada masa reformasi gereja
yang sebelumnya dirintis oleh Marthin Luther di Jerman. GBKP merupakan
lembaga keagamaan yang keanggotaan umatnya salah satu etnis di Indonesia yakni
Batak Karo.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
mengangkat skripsi ini dengan judul “Peranan GBKP Dalam Pendidikan
Masyarakat Karo Di Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang”. Penulis merasa GBKP memiliki peranan penting terhadap dunia
pendidikan dalam memajukan masyarakat Karo yang dalam hal ini perlu diteliti
untuk mengetahui perkembangan sosial budaya masyarakat dengan adanya
keberadaan GBKP.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah yang dapat
dikemukakan antara lain:
1. Keadaan masyarakat Karo di Sumatera Timur prakedatangan NZG.
2. Sejarah berdirinya GBKP
3. Kondisi masyarakat karo sesudah kedatangan NZG dan terbentuknya
GBKP.
4. Peranan GBKP bagi pendidikan masyarakat Karo di Buluh Awar.

C. Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dibuat yakni “Peranan GBKP Dalam
Pendidikan Masyarakat Karo Di Buluh Awar Kecamatan Sibolangit
Kabupaten Deli Serdang”.

D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kehidupan masyarakat Karo sebelum masuknya NZG ?
2. Bagaimana latar belakang masuknya zending ke Tanah Karo ?
3. Bagaimana bentuk pelayanan pendidikan sebelum masa zending ?
4. Bagaimana peran dalam meningkatkan pendidikan bagi masyarakat Karo ?

E. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat Karo di desa Buluh Hawar
sebelum masuknya zending.
2. Untuk mengetahui latar belakang masuknya zending ke Tanah Karo.
3. Untuk mengetahui berdirinya GBKP.
4. Untuk mengetahui peranan GBKP dalam meningkatkan pendidikan
masyarakat Karo di Buluhawar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan wawasan peneliti tentang kehidupan masyarakat Karo dari
sudut pandang keagamaan.
2. Menambah pengetahuan khasanah sejarah kekristenan bagi masyarakat
Karo dalam studi ilmu sejarah.
3. Sebagai penambah pembendaharaan ilmu bagi lembaga pendidikan
UNIMED.
4. Sebagai kontribusi bagi pembaca akan peranan GBKP pada pendidikan dan
sosial.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan analisis yang telah dilakukan pada bab – bab
sebelumnya maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Keristen di tanah karo dimulai dari desa buluh awar, sebuah desa kecil yang
teletak di kecamatan sibolangit. Alasan di pilihnya desa ini sebagai pos
penginjilan pertama karena desa ini merupakan perlintasan perlanja sira,
sebuah profesi orang karo pada zaman dahulu yang membawa garam dari
dataran rendah ke dataran tinggi karo sehingga daerah ini tentu dihuni oleh
banyak orang karo. Desa buluh awar merupakan pos penginjilan pertama
zendeling dari Belanda.
2. Pengkristenan merupakan sebuah proses yang panjang dalam pelayanan
zending, orang karo dididik tentang ilmu pengetahuan, dimulai dari
membaca dan menulis, meramu obat – obatan dan mengarap lahan
pertanian, hal ini menunjukan bahwa pelayanan kepada warga jemaat Allah.
Pelayanan merupakan Tritugas Gereja.
3. GBKP ditetapkan berdiri pada tahun 1899 dalam perkembangan terjadi
secara lambat, pada tahun 1941 digerlar sinode pertama yang juga
merupakan hari peresmian GBKP dalam berkembang. Tentang diperoleh
dari pihak berbagai pihak terutama pada masa pergolakan di nusantara
4. Hingga tahun 2013 telah ada sekitar 21 klasis dan akan ada pemekaran
klasis lagi seiring dengan pertambahan runggun gereja di tiap daerah.

5. Moderamen GBKP memberikan pelayanan pendidikan bagi masyrakat,
tidak hanya warga GBKP yang berhak menempuh pendidikan di YPK
GBKP tetapi juga warga non GBKP. GBKP melaksanakan berbagai upaya
dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat baik itu dilakukan
degan pendidikan formal maupun dengan pendidikan informal.
6. Masyrakat karo juga merasa perlu mendukung program GBKP. Salah satu
contoh sederhana yang dapat mereka lakukan adalah menitipkan anak
mereka di sekolah atau perguruan tinggi yang dikelola GBKP sebagai
wujud ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas spiritual dan
pendidikan masyarakat warga GBKP.
7. Sekolahn GBKP yang ada saat ini telah ada dari tingkat pendidikan usia dini
hingga perguruan tinggi. Sampai tahun 2013 ada beberapa sekolah di tanah
karo yang kondisinya sangat memperhatinkan. Beberapa masyarakat dan
pihak moderamen merencanakan perbaikan kualitas pendidikan yang
dimulai dari perbaikan fasilitas pendidikan.

B. Saran
1. sebagai warga masyakarat rasanya kita perlu mendukung program untuk
lebih meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat. Tidak hanya warga
GBKP, tetapi juga warga non GBKP dapat juga beradaptasi dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia indonesia.
2. bagi masyrakat alangkah baiknya bila juga ikut teladan para pendahulu
dalam melayani bagi masyarakat. Hal kecil saja dengan membantu

masyarakat kecil yang kurang mendapat perhatian akan pendidikan dan
sektor lainya.
3. pemerintah daerah juga sebaiknya memberikan perhatian khusus bagi
daerah- daerah yang terpencil dan cukup terasing. Di daerah tersebut masih
banyak nilai bersejarah berupa bangunan – bangunan pada masa lampau
yang kurang mendapat perhatian hingga saat ini.
4. bagi pemerintah agar lebih memperhatinkan kondisi sekolah – sekolah di
daerah – daerah terpencil di pedesaan. Sekolah masehi di sibolangit
hanyalah satu contoh sekolah yang kurang mendapat perhatian akan
fasilitas pendidikan. Marilah kita sebagai warga masyarakat mencitai
pendidikan memberikan konstribusi kita agar kualitas pendidikan di
indonesia menjadi lebih baik lagi.