A. Identifikasi Variabel Penelitian B. Definisi Operasional Variabel Penelitian B.1. Keharmonisan Keluarga

32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hadi 2000 mengatakan bahwa metode penelitian dalam suatu penelitian ilmiah merupakan unsur penting, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Pembahasan dalam bab ini meliputi enam hal pokok, yaitu identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data.

III. A. Identifikasi Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : keharmonisan keluarga b. Variabel tergantung : perilaku seksual pranikah III. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian III.B.1. Keharmonisan Keluarga Keharmonisan keluarga adalah suatu situasi atau kondisi dalam keluarga yang dirasakan oleh anak dimana pernikahan kedua orangtua tidak bercerai yang didalamnya terjalin kasih sayang, saling pengertian, penggunaan waktu bersama, komunikasi yang efektif, kesejahteraan spiritual, dan minimalisasi konflik. Universitas Sumatera Utara 33 Keharmonisan keluarga dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan mengkombinasikan aspek-aspek keharmonisan keluarga yang dikemukan oleh Gunarsa 2000 dan Nick 2002 adalah : 1. Kasih sayang antar anggota keluarga Saling menyayangi, memberikan pujian kepada anggota keluarga, dan adanya hubungan yang akrab antar anggota keluarga. 2. Saling pengertian sesama anggota keluarga Mendukung setiap keputusan dan aktivitas anggota keluarga, saling memahami perasaan anggota keluarga, dan saling menghargai. 3. Dialog atau komunikasi efektif yang terjalin di dalam keluarga Berdiskusi bersama dalam keluarga, saling bertukar pikiran, menjadi pendengar yang baik bagi setiap permasalahan anggota keluarga dengan tidak menghakimi, menilai, ataupun menyetujui dan menolak pernyataan, saling jujur mengungkapkan kebutuhan, perasaan dan pikiran, dan mengatakan apa yang diharapkan dari anggota keluarga . 4. Mempunyai waktu bersama dan kerjasama dalam keluarga Melakukan pekerjaan rumah bersama-sama, liburan bersama, dan menyediakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga, misalnya makan malam bersama, dan nonton televisi bersama. 5. Kesejahteraan spiritual Melakukan ibadah bersama, menjalankan perintah agama, berdiskusi tentang agama dan mensyukuri segala nikmat yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara 34 6. Minimalisasi konflik Setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah bersama dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan. Skor total pada skala keharmonisan keluarga merupakan petunjuk harmonis atau tidak harmonisnya hubungan suatu keluarga. Semakin tinggi skor skala keharmonisan keluarga, maka semakin harmonis hubungan suatu keluarga. Sebaliknya, semakin rendah skor skala keharmonisan keluarga maka semakin tidak harmonis hubungan suatu keluarga. III.B.2. Perilaku Seksual Pranikah Perilaku seksual pranikah adalah segala perilaku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan oleh dua orang, pria dan wanita tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun agama. Perilaku seksual pranikah dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan mengkombinasikan bentuk-bentuk perilaku seksual yang dikemukakan oleh DeLamenter dan MacCorquodale dalam Santrock, 2003, dan hasil penelitian BKKBN 2005 adalah : 1. Menciumdicium kening. 2. Menciumdicium pipi. 3. Meraba payudara. 4. Lip kissing, yaitu bentuk tingkah laku seksual yang terjadi dalam bentuk ciuman bibir antara dua orang. Universitas Sumatera Utara 35 5. Deep kissing, yaitu berciuman bibir dengan menggunakan lidah. 6. Necking, yaitu berciuman sampai ke daerah dada. 7. Petting, yaitu bentuk hubungan seksual dengan melibatkan kontak badan antara dua orang dengan masih menggunakan celana dalam alat kelamin tidak bersentuhan secara langsung. 8. Oral sex, yaitu hubungan seksual yang dilakukan dengan menggunakan organ oral mulut dan lidah dengan alat kelamin pasangannya. 9. Sexual intercourse coitus, yaitu hubungan kelamin yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan, dimana penis pria dimasukkan ke dalam vagina wanita hingga terjadi orgasmeejakulasi. Skor total pada skala perilaku seksual pranikah merupakan petunjuk tinggi dan rendahnya intensitas perilaku seksual pranikah pada remaja. Semakin tinggi skor skala perilaku seksual pranikah, maka perilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja semakin tinggi intensitasnya. Sebaliknya, semakin rendah skor perilaku seksual pranikah maka perilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja semakin rendah intensitasnya. III.C. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama Hadi, 2000. Dari populasi yang ditentukan akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian. Universitas Sumatera Utara 36 Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah remaja di kota Medan yang berusia 17-18 tahun, belum menikah, berasal dari keluarga tidak bercerai, pernah pacaran dan tinggal bersama orangtua. Menurut Hadi 2000, sampel adalah bagian dari populasi. Sampel juga harus memiliki sedikitnya satu sifat yang sama agar dapat dilakukan generalisasi. III.C.1. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi Hadi, 2000. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik incidental sampling. Hadi 2000 mengatakan bahwa incidental sampling adalah teknik pengambilan sampel nonprobability dimana tidak semua populasi diberi peluang yang sama untuk dijadikan sampel, hanya individu-individu atau kelompok-kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang dijadikan sampel penelitian. Setiap orang yang ditemui di lapangan yang kira-kira memenuhi karakteristik subjek penelitian ini akan ditanya kesediaannya mengisi kedua skala tersebut. Orang-orang yang bersedia dan sesuai dengan karakteristik subjek penelitian lah yang dijadikan subjek penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 37 III.C.2. Jumlah Subjek Penelitian Jumlah total yang menjadi sampel penelitian adalah 106 orang. Mengenai jumlah sampel, tidak ada batasan mengenai berapa jumlah ideal sampel penelitian. Menurut Azwar 2000, secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Hadi 2000 mengatakan bahwa menetapkan jumlah sampel yang banyak lebih baik daripada menetapkan jumlah sampel yang sedikit. III.C.3. Karakteristik Subjek Penelitian Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah : 1. Remaja akhir menurut Hurlock 1999 yang berusia 17-18 tahun. Hal ini didasarkan pada usia tersebut minat remaja akan seksual lebih nyata daripada usia remaja awal . 2. Pernah berpacaran. 3. Berasal dari keluarga tidak bercerai. 4. Status belum menikah. 5. Tinggal bersama orangtua. III.D. Metode Pengumpulan Data Dalam usaha mengumpulkan data penelitian diperlukan suatu metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala atau disebut dengan Metode Skala. Universitas Sumatera Utara 38 Skala yaitu suatu metode pengumpulan data yang merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek secara tertulis Hadi, 2000. Skala merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek. Skala merupakan suatu bentuk pengukuran terhadap performansi tipikal individu yang cenderung dimunculkan dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu yang sedang dihadapi Azwar, 2000. Hadi 2000 menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek dalam penelitian adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya sama dengan yang dimaksudkan peneliti. Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada dua buah skala yaitu, skala keharmonisan keluarga dan skala perilaku seksual pranikah. III.D.1. Skala Keharmonisan Keluarga Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keharmonisan keluarga adalah skala keharmonisan keluarga yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan mengkombinasikan aspek-aspek keharmonisan keluarga yang dikemukakan oleh Gunarsa 2000 dan Nick 2002. Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategoti aitem yaitu aitem favorable dan item unfavorable, dan menyediakan empat alternatif Universitas Sumatera Utara 39 jawaban yang terdiri dari sangat sesuai SS, sesuai S, tidak sesuai TS, sangat tidak sesuai STS. Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4 sampai 1 untuk item favorable, sedangkan untuk item unfavorable bergerak dari 1 sampai 4. Semakin tinggi skor skala keharmonisan keluarga, maka semakin harmonis hubungan suatu keluarga. Sebaliknya, semakin rendah skor skala keharmonisan keluarga maka semakin tidak harmonis hubungan suatu keluarga. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 2 Blue Print Skala Keharmonisan Keluarga Sebelum Ujicoba No Aspek-aspek Indikator Perilaku Favorable Unfavorable Jumlah 1. Kasih sayang antar anggota keluarga - saling menyayangi - saling memberikan pujian - terjalinnya hubungan akrab 1, 13, 14, 18, 53 8, 30, 33, 37 9 2. Saling pengertian sesama anggota keluarga - mendukung setiap aktivitas dan keputusan anggota keluarga - saling memahami perasaan - saling menghargai 2, 3, 20, 22, 31 15, 17, 32, 42, 56 10 3. Dialog dan komunikasi yang efektif - saling bertukar pikiran - saling terbukajujur mengemukakan perasaan, pikiran dan kebutuhannya - diskusi untuk membicarakan masalah - menjadi pendengar yang baik dengan tidak menilai, menghakimi, menyetujui atau menolak pernyataan - mengatakan apa yang diharapkan dari anggota keluarga 11, 25, 27, 34, 35, 36, 60 4, 21, 38, 40, 45, 57 13 4. Mempunyai waktu bersama dan kerjasama dalam keluarga - berlibur bersama - berkumpul bersama keluarga - melakukan pekerjaan rumah bersama - saling membantu 9, 10, 12, 23, 26 49, 50, 54, 55 9 5. Kesejahteraan spiritual - menjalankan ibadah bersama - menjalankan perintah agama - berdiskusi tentang agama - mensyukuri nikmat 16, 19, 29, 41, 43 44, 46, 48, 51, 52 10 6. Minimalisasi konflik - menyelesaikan masalah dengan kepala dingin - berusaha menyamakan persepsi dan pikiran terhadap masalah yang muncul 5, 6, 28, 39, 59 7, 24, 47, 58 9 Jumlah 32 28 60 Universitas Sumatera Utara 41 III.D.2. Skala Perilaku Seksual Pranikah Alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku seksual pranikah adalah skala perilaku seksual pranikah yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan mengkombinasikan bentuk-bentuk perilaku seksual menurut DeLamenter dan MacCorquodale dalam Santrock, 2003 dan BKKBN 2005. Metode skala yang digunakan adalah skala Likert dan disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Pernyataan dalam skala ini mengungkap intensitas kejadian. Skala yang digunakan memiliki dua pilihan jawaban yang terletak di kutub yang berseberangan, yaitu Tidak Pernah TP dan Sering SR. Dimana diantara kedua kutub tersebut tersedia lima garis yang menunjukkan dimana posisi subjek dalam perilaku tersebut, yaitu TP SR. Semakin kekanan garis yang dipilih subjek menunjukkan semakin sering subjek melakukan tindakan dalam pernyataan tersebut. Hal ini mengacu pada Hurlock 1999, yang menjelaskan bahwa remaja awalnya melakukan suatu perilaku menyimpang seperti perilaku seksual pranikah hanya sekali-sekali sebagai usaha untuk mencoba sesuatu yang baru, namun ada juga remaja yang memang memilih untuk tidak melakukan perilaku tersebut. Semakin bertambahnya waktu, perilaku tersebut dapat menjadi lebih sering atau justru tidak dilakukan lagi sama sekali. Pemberian bobot nilai untuk tiap garis adalah, TP 1 2 3 4 5 SR. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh subjek penelitian berarti semakin tinggi intensitas perilaku seksual pranikah yang dilakukannya. Sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai oleh subjek penelitian berarti semakin rendah intensitas perilaku seksual pranikah yang dilakukannya. Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 3 Blue Print Skala Perilaku Seksual Pranikah Sebelum Ujicoba No Bentuk Perilaku Nomor Aitem Jumlah 1. Lip kissing 2, 27, 29 3 2. Deep kissing 6, 17 2 3. Necking 10, 15, 18, 19, 23, 24, 28 7 4. Petting 4, 9, 13, 20, 21, 22 6 5. Oral sex 8, 14 2 6. Sexual intercourse 5, 25, 26, 30 4 7. Menciumdicium kening 1, 12 2 8. Menciumdicium pipi 7, 16 2 9. Meraba payudara 3, 11 2 Jumlah 30 30 III.E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur III.E.1. Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat Azwar, 2000. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi content validity. Validitas ini merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement Azwar, 2000. Professional judgement di dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing penelitian ini. Penggunaan blue print juga sangat membantu untuk Universitas Sumatera Utara 43 tercapainya validitas suatu alat ukur karena memuat cakupan isi yang hendak diungkap. Dimana alat ukur harus komprehensif isinya dan juga memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. III.E.2. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan, bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi atau alat kepecayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan internal consistency Cronbach’s alpha coefficient yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi di dalam tes itu sendiri. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis Azwar, 2000. Pengujian reliabilitas ini akan menghasilkan reliabilitas dari skala keharmonisan keluarga dan perilaku seksual pranikah. III.E.3. Hasil Ujicoba Alat Ukur Penelitian III.E.3.a. Hasil Ujicoba Alat Ukur Keharmonisan Keluarga Alat ukur keharmonisan keluarga di ujicobakan pada 80 orang remaja di kota Medan yang sesuai dengan karaktersitik subjek penelitian. Hasil ujicoba alat ukur keharmonisan keluarga menunjukkan bahwa alat ukur valid dan reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,936 dengan kisaran nilai Universitas Sumatera Utara 44 corrected item total correlation yang bergerak dari 0,314 – 0,591. Jumlah aitem yang di ujicobakan adalah 60 aitem dan dari 60 aitem diperoleh 48 aitem yang sahih yang memiliki koefisien korelasi r xx minimal 0,300. Karena menurut Azwar 2000, semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,300, daya pembedanya dianggap memuaskan. Distribusi aitem yang sahih dari skala keharmonisan keluarga dapat dilihat pada tabel 4. Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 4 Blue Print Skala Keharmonisan Keluarga Setelah Ujicoba No Aspek-aspek Indikator Perilaku Favorable Unfavorable Jumlah 1. Kasih sayang antar anggota keluarga - saling menyayangi - saling memberikan pujian - terjalinnya hubungan akrab 1, 13, 14, 18, 53 8, 33, 37 8 2. Saling pengertian sesama anggota keluarga - mendukung setiap aktivitas dan keputusan anggota keluarga - saling memahami perasaan - saling menghargai 2, 3, 20, 22, 31 32, 42, 7 3. Dialog dan komunikasi yang efektif - saling bertukar pikiran - saling terbukajujur mengemukakan perasaan, pikiran dan kebutuhannya - diskusi untuk membicarakan masalah - menjadi pendengar yang baik dengan tidak menilai, menghakimi, menyetujui atau menolak pernyataan - mengatakan apa yang diharapkan dari anggota keluarga 11, 27, 35, 36, 60 4, 21, 38, 40, 45, 57 11 4. Mempunyai waktu bersama dan kerjasama dalam keluarga - berlibur bersama - berkumpul bersama keluarga - melakukan pekerjaan rumah bersama - saling membantu 9, 10, 12, 23, 26 49, 50, 55 8 5. Kesejahteraan spiritual - menjalankan ibadah bersama - menjalankan perintah agama - berdiskusi tentang agama - mensyukuri nikmat 16, 19, 29, 41, 43 48, 51, 52 8 6. Minimalisasi konflik - menyelesaikan masalah dengan kepala dingin - berusaha menyamakan persepsi dan pikiran terhadap masalah yang muncul 6, 59 7, 24, 47, 58 6 Jumlah 27 21 48 Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun kembali seperti tabel 5 berikut. Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 5 Blue Print Skala Keharmonisan Keluarga Untuk Penelitian No Aspek-aspek Indikator Perilaku Favorable Unfavorable Jumlah 1. Kasih sayang antar anggota keluarga - saling menyayangi - saling memberikan pujian - terjalinnya hubungan yang akrab 1, 12, 13, 15, 43 7, 27, 30 8 2. Saling pengertian sesama anggota keluarga - mendukung setiap aktivitas dan keputusan anggota keluarga - saling memahami perasaan - saling menghargai 2, 3, 17, 19, 25 26, 34 7 3. Dialog dan komunikasi yang efektif - saling bertukar pikiran - saling terbukajujur mengemukakan perasaan, pikiran dan kebutuhannya - diskusi untuk membicarakan masalah - menjadi pendengar yang baik dengan tidak menilai, menghakimi, menyetujui atau menolak pernyataan - mengatakan apa yang diharapkan dari anggota keluarga 10, 23, 28, 29, 48 4, 18, 31, 32, 36, 45 11 4. Mempunyai waktu bersama dan kerjasama dalam keluarga - berlibur bersama - berkumpul bersama keluarga - melakukan pekerjaan rumah bersama - saling membantu 8, 9, 11, 20, 22 39, 40, 44 8 5. Kesejahteraan spiritual - menjalankan ibadah bersama - menjalankan perintah agama - berdiskusi tentang agama - mensyukuri nikmat 14, 16, 24, 33, 35 38, 41, 42 8 6. Minimalisasi konflik - menyelesaikan masalah dengan kepala dingin - berusaha menyamakan persepsi dan pikiran terhadap masalah yang muncul 5, 47 6, 21, 37, 46 6 Jumlah 27 21 48 Universitas Sumatera Utara 47 III.E.3.b. Hasil Ujicoba Alat Ukur Perilaku Seksual Pranikah Alat ukur perilaku seksual pranikah di ujicobakan pada 80 orang remaja di kota Medan yang sesuai dengan karaktersitik subjek penelitian. Hasil ujicoba alat ukur perilaku seksual pranikah menunjukkan bahwa alat ukur valid dan reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,943 dengan kisaran nilai corrected item total correlation yang bergerak dari 0,402 – 0,817. Jumlah aitem yang di ujicobakan adalah 30 aitem dan dari 30 aitem diperoleh keseluruhan aitem yang di ujicobakan sahih yang memiliki koefisien korelasi r xx minimal 0,300. Karena menurut Azwar 2000, semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,300, daya pembedanya dianggap memuaskan. Dari 30 aitem yang sahih ini akan diambil 23 aitem untuk digunakan dalam penelitian. Distribusi aitem yang sahih dari skala perilaku seksual pranikah dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Blue Print Skala Perilaku Seksual Pranikah Setelah Ujicoba No Bentuk Perilaku Nomor Aitem Jumlah 1. Lip kissing 2, 27, 29 3 2. Deep kissing 6, 17 2 3. Necking 10, 15, 18, 19, 23, 28, 24 7 4. Petting 4, 9, 13, 20, 21, 22 6 5. Oral sex 8, 14 2 6. Sexual intercourse 5, 25, 26, 30 4 7. Menciumdicium kening 1, 12 2 8. Menciumdicium pipi 7, 16 2 9. Meraba payudara 3, 11 2 Jumlah 30 30 Universitas Sumatera Utara 48 Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun kembali seperti tabel 7 berikut. Tabel 7 Blue Print Skala Perilaku Seksual Pranikah Untuk Penelitian No Bentuk Perilaku Nomor Aitem Jumlah 1. Lip kissing 2, 20, 22 3 2. Deep kissing 5, 14 2 3. Necking 8, 12, 15, 16, 18, 21 6 4. Petting 4, 17 2 5. Oral sex 7, 11 2 6. Sexual intercourse 19, 23 2 7. Menciumdicium kening 1, 10 2 8. Menciumdicium pipi 6, 13 2 9. Meraba payudara 3, 9 2 Jumlah 23 23 III.F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian III.F.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Pembuatan alat ukur Alat ukur terdiri dari skala keharmonisan keluarga yang peneliti susun sendiri dengan mengkombinasikan aspek-aspek keharmonisan keluarga yang dikemukakan oleh Gunarsa 2000 dan Nick 2002 dan skala perilaku seksual pranikah yang peneliti susun sendiri dengan mengkombinasikan bentuk- bentuk perilaku seksual pranikah yang dikemukanan oleh DeLamenter dan Universitas Sumatera Utara 49 MacCorquodale dalam Santrock, 2003 dan BKKBN 2005. Peneliti membuat 60 aitem untuk skala keharmonisan keluarga dan 30 aitem untuk skala perilaku seksual pranikah. Skala dibuat dalam bentuk buku ukuran setengah folio dimana di samping pernyataan telah disediakan tempat untuk menjawab, sehingga memudahkan subyek dalam memberikan jawaban. 2. Melakukan Survey Sebelum kedua alat ukur ini digunakan maka peneliti terlebih dahulu melakukan survey untuk menetapkan orang-orang yang dapat dijadikan subjek dalam penelitian. 3. Uji coba alat ukur Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 1 September 2007 hingga 9 September 2007 terhadap 80 orang remaja di kota Medan yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Setiap subjek yang diikutsertakan dalam uji coba alat ukur menerima dua buah skala yang berisi 60 aitem skala keharmonisan keluarga dan 30 aitem skala perilaku seksual pranikah. 3. Revisi alat ukur Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur maka langkah selanjutnya peneliti menguji reliabilitas kedua skala dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12.0 for Windows. Hasil uji coba skala keharmonisan keluarga menunjukkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,936 dengan 48 aitem yang sahih. Hal ini berarti dari 60 aitem yang terdapat pada skala keharmonisan keluarga yang disusun oleh peneliti maka sebanyak 48 aitem yang dapat digunakan karena 48 aitem ini dianggap dapat membedakan Universitas Sumatera Utara 50 antara individu yang memiliki atribut yang ingin diukur dengan individu yang tidak memiliki atribut yang ingin diukur. Demikian pula dengan skala perilaku seksual pranikah, jumlah aitem yang sahih sebanyak 30 aitem dari 30 aitem yang terdapat pada skala perilaku seksual pranikah yang disusun oleh peneliti dengan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0, 943. Dari 30 aitem yang sahih ini akan diambil 23 aitem untuk digunakan dalam penelitian. Setelah diketahui aitem-aitem mana saja yang memenuhi, kemudian peneliti mengambil aitem- aitem tersebut untuk dijadikan skala bentuk buku ukuran setengah folio. Skala inilah yang digunakan peneliti dalam mengambil data untuk penelitian. III.F.2. Pelaksanaan Penelitian Setelah alat ukur di uji cobakan dan direvisi, maka dilaksanakan penelitian kembali pada sejumlah sampel. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik incidental sampling. Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 15 September 2007 hingga 28 September 2007 kepada 106 orang remaja di kota Medan yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Peneliti memberikan skala langsung kepada subjek penelitian yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. III.G. Metode Analisis Data Untuk menganalisa data dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisis statistik. Alasan yang mendasari dipakainya analisa statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan generalisasi penelitian. Universitas Sumatera Utara 51 Pertimbangan lain yang mendasari adalah: statistik bekerja dengan angka, statistik bersifat objektif dan bersifat universal Hadi, 2000. Metode analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisa regresi karena peneliti ingin melihat apakah ada hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku seksual pranikah. Sebelum dilakukan analisa data, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang meliputi : 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov. 2. Uji Linieritas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada variabel bebas X keharmonisan keluarga berkorelasi secara linear terhadap data pada variabel tergantung Y perilaku seksual pranikah. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar scatter plot. Universitas Sumatera Utara 52

BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA