Keterbatasan Penelitian PROSES ADAPTASI BUDAYA TOKOH UTAMA SABINE DALAM

nyaman dengan hutan, melainkan ia telah mengalami pertalian yang sangat kuat dengan orang Fayu yang sudah jelas memiliki perbedaan ras, suku, dan warna kulit. Perasaan takut dan tidak nyaman juga dialami Sabine ketika berada di Eropa. Selama berada di Eropa ia juga merasakan kerinduan yang teramat sangat pada hutan. Ia merasa bahwa hutan adalah bagian dari dirinya dan sebagian dari dirinya akan selalu menjadi anak rimba.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian terhadap roman Dschungelkind karya Sabine Kuegler masih banyak terdapat kekurangan akibat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, sehingga membuat penelitian tersebut kurang maksimal. Keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Peneliti merupakan peneliti pemula, sehingga memiliki banyak kekuarangan pengetahuan dan kinerja dalam mengerjakan penelitian. 2. Tidak seperti roman anak yang menggunakan bahasa sederhana, roman Dscungelkind menggunakan bahasa yang tergolong rumit bagi peneliti. Peneliti harus berulang kali membuka kamus, sehingga memerlukan waktu lama dalam memahami arti. 3. Pendekatan objektif dan teori tentang proses adaptasi budaya oleh Kim yang digunakan dalam penelitian ini merupakan ilmu baru bagi peneliti, sehingga penelitian ini masih belum sempurna. 4. Penelitian ini menggunakan teori Kim tentang proses adaptasi budaya yang belum pernah diterapkan untuk meneliti karya sastra, sehingga pada awalnya peneliti merasa kesulitan dalam mencari referensi tentang teori tersebut apabila diterapkan dalam karya sastra. 93

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian “Proses Adaptasi Budaya dalam roman Dschungelkind karya Sabine Kuegler ” dapat disimpulkan bahwa, sesuai dengan teori Kim tentang adaptasi budaya, tokoh utama Sabine dalam roman Dschungelkind mengalami 5 proses adaptasi budaya. Fase perencanaan dalam roman Dschungelkind ditunjukkan dengan persiapan-persiapan yang dilakukan oleh Sabine dan keluarganya sebelum memasuki lingkungan baru yaitu hutan. Persiapan yang pertama adalah mendiskusikan penemuan suku Fayu dalam sebuah pertemuan. Kedua, meminta segala informasi tentang suku Fayu. Ketiga, membentuk tim untuk menjalin kontak dengan suku Fayu. Keempat, persiapan mental dan fisik yang lebih matang dengan menggambar peta. Kelima, usaha menjalin komunikasi dengan suku Fayu. Keenam, membangun tempat tinggal. Ketujuh, mempelajari budaya dan bahasa untuk menguatkan kepercayaan orang Fayu, dan persiapan terakhir dilakukan oleh tokoh utama Sabine yaitu dengan mempersiapkan keperluan pribadi yang akan dibawa ke lingkungan baru. Fase perencanaan terbagi menjadi 5 klasifikasi. Pertama, merupakan persiapan yang terkait dengan pengetahuan yaitu dengan melakukan diskusi terkait dengan penemuan suku Fayu dan informasi mengenai suku tersebut. Kedua merupakan persiapan yang terkait dengan