2 Keluarga Bapak I Nyoman Narta terdiri dari Bapak I Nyoman Narta yang
merupakan kepala keluarga dengan istri beliau yang bernama Ni Nengah Gati, dimana mereka memiliki empat orang anak. Saat ini Bapak I Nyoman Narta
tinggal dengan istrinya beserta dua orang putra dan satu orang putrinya beserta menantu dan cucunya dalam satu rumah.
Dalam kesehariannya Bapak I Nyoman Narta beserta keluarganya menempati sebuah rumah yang sangat sederhana. Rumah tersebut merupakan
hasil dari program bedah rumah. Rumah tersebut memiliki empat ruangan dimana ruangan pertama merupakan kamar yang ditempati oleh Bapak I Nyoman Narta
beserta istri. Sedangkan ruangan kedua dimana letaknya bersebelahan dengan kamar tidurnya merupakan kamar tidur anaknya yang telah berkeluarga. Ruangan
ketiga ditempati oleh putri keempatnya dan ruangan keempat ditempati oleh putranya yang kedua. Lahan rumah yang ditempati saat ini merupakan lahan milik
desa. Untuk penerangan, rumah Bapak I Nyoman Narta telah menggunakan lampu rendah daya listrik. Untuk keperluan sehari-harinya Bapak I Nyoman Narta
menggunakan air yang didapat dari leding dimana digunakan untuk keperluan mandi maupun memasak dan dikonsumsi. Sebelum diminum air tersebut direbus
terlebih dahulu.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pada dasarnya pendapatan keluarga I Nyoman Narta berasal dari hasil kerja sebagai buruh serabutan. Beliau tidak memiliki lahan yang luas untuk berkebun
sehingga beliau hanya mampu untuk bekerja sebagai buruh serabutan. Lokasi tempat Bapak Narta bekerja lumayan jauh dari rumah. Butuh waktu kurang lebih
tiga puluh menit untuk sampai ditempat beliau bekerja dengan mengendarai sepeda motor miliknya. Oleh karena beliau hanya bekerja sebagai buruh
serabutan, pendapatan yang didapat bergantung pada ada atau tidaknya pekerjaan sehingga pendapatan nominal yang didapat pun tidak menentu dalam sebulan.
Namun, beliau juga bekerja sebagai tukang bersih-bersih di Pustu Sulang.
3 Walaupun demikian, penghasilan yang didapat tidak sebanding dengan
pengeluaran. Adapun sumber penghasilan yang menjadi tumpuan hidup mereka hanya berasal dari hasil kerja sebagai buruh serabutan. Menurut beliau,
penghasilan yang biasanya diperoleh perhari sebesar Rp. 60.000,- terkadang pendapatan keluarga juga didapat dari istrinya yaitu Ibu Gati yaitu perhari sebesar
Rp. 40.000, sehingga dapat membantu sedikit biaya dalam keluarga. Dari hasil ini keluarga Bapak I Nyoman Narta menyisihkan sebagian dana
untuk biaya sehari-hari, kegiatan keagamaan dan kegiatan bersosialisasi di banjar. Hasil sampingan ini digunakan untuk kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan
lainnya. Jadi total pendapatan keluarga I Nyoman Narta untuk tiap bulannya sebesar ±Rp. 3.000.000,- yang merupakan hasil jerih payah keluarga sebagai
buruh.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Jika dihitung, setiap harinya keluarga Bapak I Nyoman Narta memerlukan biaya rutin yang dikeluarkan setiap hari untuk memenuhi berbagai kebutuhan
untuk tiga orang yaitu Bapak I Nyoman Narta beserta istrinya dan anak terakhirnya. Adapun alokasi pengeluaran keluarga diprioritaskan untuk :
a. Kebutuhan sehari – hari
Pengeluaran untuk kebutuhan sehari – hari seperti kebutuhan dapur makan,
minum, lauk pauk, sayur, dan lain-lain berkisar antara Rp 50.000,- sampai Rp 60.000,- sehari.
b. Kesehatan
Pengeluaran untuk kesehatan keluarga merupakan biaya yang tidak terduga sehingga tidak ada persiapan dana dari pendapatan keluarga. Namun disini
keluarga Bapak I Nyoman Narta sudah mendapat sedikit kemudahan karena keluarganya telah terdaftar sebagai salah satu keluarga yang kurang mampu
sehingga keluarga beliau mendapatkan pelayanan berobat gratis atau keringanan biaya dengan menggunakan kartu JKBM Jaminan Kesehatan
Bali Mandara. Bapak I Nyoman Narta beserta keluarga dapat menggunakan
4 kartu Jaminan Kesehatan Bali Mandara tersebut untuk melakukan
pengobatan medis di Rumah Sakit milik pemerintah ataupun Puskesmas, sehingga bila ada anggota keluarga yang sakit, beliau dapat menggunakan
kartu tersebut untuk dapat berobat secara gratis atau setidaknya mendapat keringanan biaya dari Puskesmas atau Rumah Sakit milik pemerintah.
c. Kerohanian
Seluruh anggota keluarga Bapak I Nyoman Narta beragama Hindu. Apabila di rumah maupun di desa terdapat upacara keagamaan biasanya tidak
begitu banyak membeli banten karena sebagian besar dibuat sendiri, cukup membeli beberapa bahan untuk bantennya di pasar. Sedangkan untuk
kegiatan sembahyang sehari-hari keluarga ini biasa mempersiapkan sendiri. Berkaitan dengan biaya biasanya masih dapat disesuaikan dengan kondisi
keuangan pada saat itu sehingga tidak terlalu membebani keluarga. d.
Sosial Untuk biaya-biaya di bidang sosial biasanya keluarga ini tidak
menganggarkan secara khusus pembiayaannya. Apabila terdapat pengeluaran tertentu di bidang sosial seperti iuran banjar, uang untuk warga yang
memiliki duka sakit, kematian, ngaben, uang untuk hadiah apabila terdapat warga yang punya hajatan, dan sebagainya biasanya disesuaikan. Jadi,
apabila ada pengeluaran mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial maka semua biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga
saat itu. e.
Pendidikan Untuk biaya keperluan pendidikan, Bapak I Nyoman Narta dan Ibu Ni
Nengah Gati hanya menanggung satu orang putrinya. Biaya pendidikan anak seperti SPP sebesar Rp 150.000bulan, untuk biaya pendidikan lainnya
disesuaikan berdasarkan kepentingan dari sekolah anaknya. f.
Keperluan lainnya Pengeluaran ini termasuk untuk biaya listrik sebesar Rp 50.000minggu
sedangkan biaya untuk lainnya seperti pakaian dan keperluan lainnya keluarga Bapak I Nyoman Narta tidak menyediakan secara pasti.
5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH