Konsep Cadangan Devisa Konsep Ekspor Neto

memperkuat dan mendukung kedudukan penguasa, dan penguasa memberi bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. Abad ke-17 dan 18 di Eropa dianggap sebagai zaman kapitalisme komersil commercial capitalism, sebab kaum saudagarlah yang memegang kendali utama perekonomian. David Hume 1711-1776 adalah kawan dekat Adam Smith yang sebenarnya lebih dikenal sebagai filsuf daripada pakar ekonomi. Bagaimanapun kontribusinya terhadap pemikiran- pemikiran ekonomi cukup besar, sebab ia dan Smith sering mendiskusikan pandangan- pandangan mereka bersama-sama, dan dari hasil diskusi ini jelas akan mempengaruhi jalan pikiran masing-masing. Salah satu buku yang ditulis oleh Hume adalah Of the Balance of Trade, yang membicarakan tentang harga-harga yang sebagiannya dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebgaian lagi dientukan oleh jumlah uang.

2.1.2 Konsep Cadangan Devisa

Cadangan devisa merupakan aset eksternal yang berada di bawah kontrol Bank Indonesia selaku otoritas moneter. Cadangan devisa digunakan untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran, melakukan intervensi di pasar dalam rangka memelihara nilai tukar, dan tujuan lainnya sebagai bantalan terhadap kewajiban Indonesia. Kuat lemahnya perekonomian suatu negara dilihat dari cadangan devisa negara tersebut. Kegiatan ekspor maupun impor mempengaruhi perubahan pada cadangan devisa. Beban utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta dapat menekan cadangan devisa Bellia Novianti, et.al 2012. Cadangan devisa digunakan sebagai pengatur permintaan dan penawaran valuta asing dalam transaksi perdagangan. Semakin banyak suatu negara memiliki likuiditas asset luar negeri maka negara semakin siap terhadap krisis yang akan terjadi. Cadangan devisa adalah penjumlahan transaksi modal dan ekspor neto atau dapat dikatakan cadangan devisa merupakan transaksi modal ditambah dengan ekspor neto, dalam rumus cadangan devisa dapat dilihat sebagai berikut: CDV t = CDV t-1 + TB t + TM t dimana: CDV t` = Cadangan devisa saat ini CDV t-1 = Cadangan devisa sebelumnya TB t = Transaksi berjalan TM t = Transaksi modal Neraca pembayaran dibagi ke dalam dua laporan utama yaitu transaksi berjalan dan transaksi modal. Cakupan dari transaksi berjalan diantaranya barang dan jasa, pendapatan investasi deviden, bunga, sewa, dan laba yang dibayarkan merupakan sumber devisa, dan pembayaran transfer neto. Sedangkan cakupan dari transaksi modal adalah apa yang tidak di catat di dalam transaksi berjalan, misalnya perdagangan sekuritas, perubahan aktiva dari negara tersebut Case Fair, 2004.

2.1.3 Konsep Ekspor Neto

Ekspor neto net export adalah nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain dikurang nilai barang dan jasa yang di impor dari negara lain Mankiw 2006. Ekspor neto bernilai positif ketika nilai ekspor lebih besar dari nilai impor dan negatif ketika nilai impor lebih besar dari pada nilai ekspor. Ekspor neto menunjukkan pengeluaran neto dari luar negeri atas barang dan jasa, yang memberikan pendapatan bagi produsen domestik. Sebagian output dijual untuk domestik dan sebagian di ekspor ke luar negeri. Pada perekonomian terbuka pengeluaran atas output dibagi menjadi empat komponen, yaitu: C d , konsumsi barang dan jasa domestik, I d , Investasi dalam barang dan jasa domestik, G d , pembelian pemerintah atas barang dan jasa domestik, EX, ekspor barang dan jasa domestik. Persamaan dari keempat komponen tersebut akan menjadi: Y = C d + I d + G d + EX Jumlah dari tiga komponen pertama C d + I d + G d adalah pengeluaran domestik atas barang dan jasa domestik. Komponen keempat EX adalah pengeluaran luar negeri atas barang dan jasa domestik. Pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran domestik untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa mancanegara. Konsumsi total C sama dengan konsumsi barang dan jasa domestik C d ditambah konsumsi barang dan jasa mancanegara C f ; investasi total I sama dengan investasi dalam barang dan jasa domestik I d ditambah investasi dalam barang dan jasa mancanegara I f ; dan belanja pemerintah total G sama dengan belanja pemerintah atas barang dan jasa domestik G d ditambah belanja pemerintah atas barang dan jasa mancanegara G f , jadi C = C d + C f , I = I d + I f , G = G d + G f Jika disubstitusikan tiga persamaan tersebut kedalam persamaan diatas, maka Y = C – C f + I - I f + G – G f + EX Y = C + I + G + EX – C f + I f + G f Jumlah pengeluaran domestik atas barang dan jasa mancanegara C f + I f + G f adalah pengeluaran untuk impor IM. Identitas perhitungan pendapatan nasional di atas menjadi Y = C + I + G + EX – IM Pengeluaran untuk impor dimasukkan dalam pengeluaran domestic C + I + G, dan karena barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri bukanlah bagian dari output suatu negara, maka persamaan ini harus dikurangi dengan pengeluaran untuk impor. Ekspor neto net exports didefinisikan sebagai ekspor dikurangi impor NX = EX – IM, identitas tersebut menjadi Y = C + I + G + NX Persamaan itu menyatakan bahwa pengeluaran atas output domestik adalah jumlah dari konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto. Identitas perhitungan pendapatan nasional menujukkan hubungan antara output domestik, pengeluaran domestik, dan ekspor neto. Persamaan tersebut menjadi NX = Y – C + I + G Ekspor Neto = Output – Pengeluaran Domestik Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita mengekspor perbedaan itu: ekspor neto adalah positif. Jika output lebih kecil dari pengeluaran domestik, kita mengimpor perbedaan itu: ekspor neto adalah negatif. Selisih antara ekspor dan impor yang dilakukan merupakan ekspor neto bagi negara tersebut. Positifnya nilai ekspor neto berarti nilai ekspor lebih besar dari nilai impor dan negatif ketika nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor. Ekspor neto menunjukkan hasil pertukaran dengan mitra luar terhadap barang dan jasa, yang memberikan pendapatan bagi produsen domestik. Negara yang mengalami kekurangan hasil output barang dan jasa, hal ini bukanlah masalah besar. Pengeluaran domestik dalam perekonomian terbuka tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Output yang akan ditukarkan melebihi pengeluaran domestik maka ekspor neto mencapai nilai positif. Output yang akan ditukarkan lebih kecil dari pengeluaran domestik, artinya dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga nilai ekspor neto menjadi negatif Mankiw, 2006. Keberhasilan ekspor digunakan sebagai ukuran daya saing industri suatu negara dalam menghasilkan pertumbuhan perekonomian yang lebih baik. Ekspor mendorong ekonomi negara dengan cara peningkatan produktivitas akibat perluasan pasar. Hubungan pasar global baru dan besar membantu dalam melatih tenaga kerja guna meningkatkan kemampuan baik teknis dan manajemen. Peningkatan dalam penerimaan ekspor tentunya hal ini akan berimbas terhadap semakin meningkatnya penerimaan negara berupa devisa yang diperoleh dalam perdagangan.

2.1.4 Konsep Kurs

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS RUPIAH DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Rrupiah, Dan Cadangan Devisa Terhadap Pelarian Modal Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Krisis P

0 1 7

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Rrupiah, Dan Cadangan Devisa Terhadap Pelarian Modal Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Krisis Periode 1992.1-2004.4.

0 1 11

ANALISIS PENGARUH CADANGAN DEVISA, INVESTASI, KURS, EKSPOR, DAN INFLASI TERHADAP IMPOR BARANG MODAL DI INDONESIA Analisis pengaruh Cadangan devisa, Investasi, Kurs, Ekspor dan Inflasi terhadap Impor barang modal di Indonesia tahun 1979-2004.

2 10 16

Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kurs Dollar Amerika dan Ekspor Indonesia.

0 5 11

PENGARUH CADANGAN DEVISA, PDB DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP IMPOR BAHAN BAKU INDUSTRI DI INDONESIA.

0 1 17

Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Inflasi dan Kurs Dollar Amerika Terhadap Nilai Ekspor Non Migas Jawa Tengah Tahun 1985-2009.

0 0 2

ANALISIS PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, INFLASI DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP NILAI EKSPOR MAKANAN DAN MINUMAN DI INDONESIA.

2 6 24

ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP TINGKAT INFLASI DI INDONESIA MELALUI TINGKAT KURS PERIODE 1997 - 2016

0 0 12

Analisis Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Periode Januari 2005 – Juni 2010.

0 1 99

Pengaruh UMP, Ekspor, dan Kurs Dollar Terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia Periode 2007-2012

0 0 8