ekspor neto mencapai nilai positif. Output yang akan ditukarkan lebih kecil dari pengeluaran domestik, artinya dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga nilai ekspor
neto menjadi negatif Mankiw, 2006. Keberhasilan ekspor digunakan sebagai ukuran daya saing industri suatu negara dalam
menghasilkan pertumbuhan perekonomian yang lebih baik. Ekspor mendorong ekonomi negara dengan cara peningkatan produktivitas akibat perluasan pasar. Hubungan pasar global baru dan
besar membantu dalam melatih tenaga kerja guna meningkatkan kemampuan baik teknis dan manajemen. Peningkatan dalam penerimaan ekspor tentunya hal ini akan berimbas terhadap
semakin meningkatnya penerimaan negara berupa devisa yang diperoleh dalam perdagangan.
2.1.4 Konsep Kurs
Nilai tukar di definisikan sebagai harga mata uang dalam negeri dari mata uang asing. Keseimbangan nilai tukar ditentukan oleh permintaan dan penawaran negara terhadap mata uang
asing. Permintaan valuta asing berasal dari keinginan untuk mengimpor atau membeli barang dan jasa dari negara lain dan melakukan investasi di luar negeri. Penawaran valuta asing berasal
dari ekspor atau penjualan barang dan jasa ke negara lain dan melalui arus masuk investasi asing Dominick Salvatore, 2007.
Jika harga mata uang dalam negeri dari mata uang asing meningkat maka mata uang dalam negeri mengalami depresiasi, maka harga impornya naik dan harga ekspornya turun dalam mata
uang asing turun. Sebaliknya penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut dengan apresiasi.
1 Penentuan Kurs Valuta Asing
Penentuan kurs valuta asing dapat dibedakan berdasarkan dua sistem yaitu kurs tetap dan kurs fleksibel Sadono Sukino 2012.
a Kurs tetap merupakan sistem penentuan nilai mata uang asing dimana bank sentral
menetapkan harga berbagai mata uang asing tersebut dan harga tersebut tidak diubah dalam jangka masa yang lama. Transaksi mata uang akan menggunakan kurs yang
ditetapkan oleh bank sentral. Jual beli mata uang asing yang dilakukan lembaga-lembaga keuangan terutama bank perdagangan akan menggunakan kurs yang ditetapkan ini. Bank
sentral memiliki peran dalam mengatur kestabilan kurs valuta asing secara aktif dengan menjalankan kegiatan jual beli mata uang asing di pasaran.
b Kurs valuta asing fleksibel, harga valuta asing ditetapkan oleh permintaan dan penawaran
valuta asing di pasaran. Penentuan kurs pertukaran dalam sistem ini bank sentral tidak perlu secara aktif menyertai jual beli valuta asing di pasaran. Fleksibilitas harga valuta
asing akan menjamin tercapainya keadaan dimana permintaan valuta asing adalah sama dengan penawaran valuta asing.
2 Nilai Tukar
Nilai tukar efektif effective exchange rate adalah bobot rata-rata nilai tukar antara mata uang dalam negeri dengan rekan dagang negara yang paling penting, dengan bobot diberikan
melalui pengaruh relatif perdagangan negara dengan salah satu dari rekan dagangnya Dominick Salvatore, 2014.
a Nilai tukar mata uang nominal adalah perbandingan harga relatif dari mata uang antara
dua negara. Istilah nilai tukar mata uang antara dua negara yang diberlakukan di pasar valuta asing adalah nilai tukar mata uang nominal ini.
b Nilai tukar mata uang riil merupakan perbandingan harga relatif dari barang yang
terdapat di dua negara. Nilai tukar mata uang riil menyatakan tingkat harga dimana kita bisa memperdagangkan barang dari satu negara dengan negara lain.
3 Istilah-Istilah Dalam Nilai Tukar
a Nilai tukar Spot. Jenis paling umum transaksi valuta asing melibatkan pembayaran dan
penerimaan valuta asing selama dua hari bisnis setelah hari transaksinya disepakati. Periode dua hari memberikan waktu yang cukup bagi pihak tersebut untuk mengirim
perintah debit dan kredit ke rekening bank yang sesusi di dalam dan di luar negeri. Jenis transaksi ini disebut transakasi spot, dan nilai tukar saat transaksi berlangsung disebut
spot. Selain transaksi spot, terdapat transaksi forward. Transaksi forward melibatkan kesepakatan saat ini untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu pada
tanggal yang ditentukan di masa datang dengan tingkat yang disetujui saat ini forward. b
Nilai Tukar Forward, jika kurs forward di bawah kurs spot saat ini, valuta asing dikatakan berada pada diskonto forward terhadap mata uang dalam negeri. Di lain pihak,
jika kurs forward di atas kurs spot saat ini, mata uang asing dikatakan berada pada premi forward
. c
Swap Mata Uang, mengacu pada penjualan kurs spot mata uang yang digabungkan dengan pembelian forward mata uang yang sama, sebagai bagian dari transaksi tunggal.
d Future Valuta Asing, merupakan kontrak forward untuk sejumlah mata uang baku dan
waktu kalender terpilih yang diperdagangkan di pasar yang dikelola valuta. Pasar future berbeda dari pasar forward saat pasar future hanya sedikit mata uang yang
diperdagangkan. Perdagangan terjadi pada kontrak baku saja, untuk beberapa waktu
pengiriman tertentu dan tunduk pada batasan harian fluktuasi nilai tukar. Perdagangan future
hanya terjadi di beberapa lokasi geografis. e
Option valuta asing, merupakan kontrak yang memberikan pembeli hak, namun bukan obligasi untuk membeli call option atau menjual put option sejumlah baku mata uang
yang diperdagangkan pada waktu yang disebutkan atau pada waktu sebelum waktu disebutkan dan pada harga yang disebutkan.
4 Lindung Nilai Dan Spekulasi Nilai Tukar
Lindung nilai mengacu pada penghindaran risiko valuta asing atau penutupan posisi terbuka. Di dunia ketidakpastian valuta asing, kemampuan pedagang dan investor untuk
melakukan lindung nilai memudahkan arus perdagangan dan investasi intenasional. Tanpa lindung nilai akan terdapat arus modal internasional yang lebih kecil, lebih sedikitnya
perdagangan dan spesialisasi produksi, dan semakin sedikitnya manfaat dari perdagangan. Penutupan risiko valuta asing di pasar spot memiliki kerugian yang sangat serius. Untuk
menghindari kerugian kurs spot dalam waktu yang ditentukan lebih tinggi dari kurs spot saat ini, lindung nilai biasanya berlangsung di pasar forward Dominick Salvatore, 2014.
Spekulasi merupakan kebalikan dari lindung nilai. Sementara pelaku lindung nilai mencoba untuk menutup risiko valuta asing, spekulan menerima dan bahkan mencari-cari risiko
valuta asing, atau posisi terbuka demi harapan untuk menghasilkan keuntungan. Jika spekulan meramalkan dengan tepat perubahan kurs spot di masa datang, ia menghasilkan keuntungan. Jika
sebaliknya ia menanggung kerugian. Spekulasi dapat menstabilkan atau tidak dapat menstabilkan. Spekulasi stabil mengacu pada pembelian mata uang asing ketika harga dalam
negeri mata uang asing yakni nilai tukar menurun atau rendah, dengan harapan bahwa akan segera meningkat sehingga menghasilkan keuntungan. Spekulasi tidak stabil mengacu pada
penjualan mata uang asing ketika nilai tukarnya menurun atau rendah dengan harapan bahwa akan menurun bahkan lebih rendah di masa datang Dominick Salvatore, 2014.
Spekulan biasanya merupakan seseorang atau perusahaan yang kaya, bukan bank. Akan tetapi seseorang yang harus melakukan pembayaran dalam mata uang asing di masa datang dapat
berspekulasi dengan mempercepat pembayaran jika ia memperkirakan nilai tukarnya meningkat dan membatalkannya jika ia memperkirakan nilai tukarnya turun, ketika seseorang yang harus
menerima pembayaran di masa datang dalam mata uang asing dapat berspekulasi dengan menggunakan taktik terbalik.
5 Stabilisasi Nilai Tukar
Bank sentral dalam suatu negara tertentu berperan melakukan stabilisasi nilai kurs. Tujuan stabilisasi pada umumnya untuk mempengaruhi harga dari mata uangnya dibandingkan dengan
perdagangan valuta utama mayor atau sebuah negara yang melakukan kurs tetap fixed terhadap mata uang negara lain. Intervensi dilakukan jika terjadi gejolak di pasar kurs valuta
asing. Intervensi di pasar valuta asing bertujuan menjaga agar nilai tukar tetap stabil. Campur tangan atau intervensi adalah proses menggunakan cadangan valuta asing untuk membeli mata
uang milikinya sendiri dalam rangka mengurangi persediannya di dalam pasar sehingga dapat meningkatkan nilai mata uang tersebut di dalam pasar atau, hal sebaliknya, menjual mata
uangnya untuk mendapatkan mata uang negara lain dalam rangka meningkatkan persediaan dan menurunkan harga mata uangnya di dalam pasar.
Kegiatan mengontrol nilai tukar mata uang di Indonesia merupakan tugas dan wewenang dari Bank Indonesia. Tingkat pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap mata uangnya
berbeda-beda untuk setiap negara. Menurut Domonick Salvatore 2014 alasan bank sentral dalam mengatur nilai tukar secara umum disebabkan oleh alasan berikut
a Menghindari fluktuasi nilai tukar untuk menjaga siklus ekonomi dalam negeri tetap stabil.
Jika pergerakan mata uang menurut bank sentral akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Untuk mengurangi dampak fluktuasi tesebut, bank sentral melakukan tindakan atau
usaha untuk mengurangi resiko fluktuasi yang dapat menyebabkan nilai mata uang jatuh. b
Menjaga nilai tukar tetap pada rentang kendali. Bank sentral menetapkan rentang kendali nilai tukarnya dilakukan untuk mempertahankan pergerakan nilai tukar. Jika nilai tukar
menyimpang dari rentang kendali yang ditetapkan baik formal maupun tidak formal maka bank sentral akan melakukan intervensi terhadap nilai tukar.
c Mengatasi tekanan atau guncangan sementara sehingga dapat bertahan di dalam tekanan
yang tidak pasti. 6
Intervensi Nilai Tukar Intervensi dalam nilai tukar dibedakan menjadi dua, yaitu intervensi langsung dan intervensi
tidak langsung. a
Intervensi langsung, Jika bank sentral ingin melakukan penurunan nilai tukar terhadap mata uang depresiasi negara lain dengan campur tangan maka bank sentral melakukan
intervensi dengan cara menukar cadangan rupiah yang dimilikinya dengan valuta asing. Nilai tukar rupiah yang meningkat maka nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara
lain akan mengalami penurunan. Jika bank sentral ingin melakukan peningkatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang apresiasi, maka untuk menarik rupiah dari pasar bank
sentral akan menjual atau menukarkan valuta asing yang dimilikinya. Nilai tukar dapat
digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkannya. Ketika pemerintah ingin meningkatkan kondisi perekonomiannya maka pemerintah dapat
menggunakan pasar valuta asing untuk memperkuat atau memperlemah nilai tukar mata uangnya. Nilai tukar yang lemah dapat meningkatkan ekspor tetapi dapat menurunkan
impor. Jika nilai tukar menguat maka nilai ekspor akan menurun dan impor meningkat. Jika kebutuhan dalam negeri di dominasi dari impor, maka nilai tukar yang melemah
dapat menyebabkan inflasi bagi negara tersebut. Inflasi akan menurun jika mata uang negara tersebut menguat.
b Intervensi Tidak Langsung, Bank Sentral juga bisa memepengaruhi nilai tukar secara
tidak langsung dengan cara mengelola faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai tukar. Perubahan kurs suatu valuta asing dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
presentase perubahan kurs spot, perubahan diferensial inflasi Rupiah Indonesia dengan inflasi negara asing, perubahan diferensial antara tingkat suku bunga Indonesia dengan
suku bunga negara asing, perubahan diferensial antara tingkat pendapatan Indonesia dengan tingkat pendapatan negara asing, perubahan pada pengendalian pemerintah, dan
perubahan prediksi kurs nilai tukar masa depan.
2.1.5 Penanaman Modal Asing