c. Penanaman jiwa spiritual yang terus menerus
SDIT Bunayya adalah sekolah yang akan melahirkan generasi pembelajar dan generasi rabbani, dan usaha yang mereka lakukan mulai dari yang
sekecil-kecilnya, penanaman kebaikan itu sudah dibiasakan, termasuk kegiatan ibadah yang menjadi rutinitas mereka setiap hari di sekolah.
Berdasarkan wawancara dengan Buk Afrina selaku guru wali kelas di SDIT Bunayya Padangsidimpuan pada tanggal 27 Januari 2013 hari Minggu,
menyampaikan bahwa: Keunggulan penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk
sangat banyak, salah satunya seperti penerapan kecerdasan spritual, yaitu dengan membiasakan kegiatan sehari-hari seperti sholat dhuha dan sholat
zuhur dan juga hafalan ayat, baca Alqur’an serta iqro’. Ini menjadi salah satu kegiatan pokok SDIT Bunayya setiap hari disekolah dan bahkan
sampai kerumah mereka masing-masing, dengan adanya diberikan kepada orang tua buku kendali setiap siswa, sehingga perkembangan
siswa bias terus dipantau guru sekalipu mereka sudah pulang kerumah masing-masing.
80
d. Keadaan siswa yang beragam
Penulis membuat dengan istilah keadaan siswa, karena di SDIT Bunayya ini tidak ada menganggap perbedaan antara siswa, karena prinsip SDIT Bunayya
mengatakan sekolah ini adalah ”sekolah kehidupan”, jadi siapapun berhak punya pengakuan untuk bisa belajar, sekalipun dengan gaya mereka masing-masing. Ini
terlihat dari sistem penerimaan siswa baru yang tanpa seleksi, sehingga, disekolah ini sudah tidak asing lagi kita menemukan ada siswa autis maupun disleksia yang
ikut belajar bersama. Ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Aida Pitalaya, guru di SDIT Bunayya padangsidimpuan, menyatakan bahwa:
Kelebihan atau keunggulan penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah menghasilkan siswa yang beragam. Karena prinsip
sekolah ini adalah “setiap anak cerdas” dan ”sekolah kehidupan”, jadi
siapapun berhak punya pengakuan untuk bisa belajar, sekalipun dengan gaya mereka masing-masing Akan tetapi dengan bermodalkan
”keyakinan” para guru membimbing siswa-siswa tersebut sehingga mereka mengalami perubahan yang pesat dan bahkan bisa sama dengan
80
Irma Suryani, Guru Kelas II, Sekolah Dasar Islam Terpadu Bunayya Padangsidimpuan, wawancara di Padangsidimpuan, Hari Minggu, .27 Januari 2013.
anak-anak biasa lainnya. Dan bagi guru mereka bukanlah anak yang mempunyai kelainan melainkan mereka adalah anak-anak yang
mempunyai kelebihan diantara yang lain.
81
e. SDIT Bunayya menghapus sistem Rangking
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Bunayya Padangsidimpuan, menyebutkan bahwa:
Keunggulan dari menerapkan kecerdasan majemuk ini dalam pembelajaran adalah dihapuskannya sistem rangking. Karena sistem
rangking ini bukan saja memicu pembentukan kasta baru berdasarkan kecerdasan, tapi juga memandang potensi setiap siswa secara sama dan
mengabaikan keunikan dan diferensiasi individual pada bakat, minat dan intelligence-nya. Sekolah ini menginginkan anak-anak dipacu untuk
tumbuh maksimal pada pusat keunggulan intelligence-nya, yang menyatu bersama bakat dan minatnya. Tidak ada persaingan antar siswa yang
dilakukan dengan standart yang sama. Kami ingin membangun tradisi ilmiahnya, bukan sekedar memicu prestasi belajar.
82
Di sekolah ini tidak ada istilah siapa yang juara atau rangking, akan tetapi sekolah ini ingin memberikan pendidikan untuk menghadapi jaman mereka
sendiri. Mereka hidup pada sebuah jaman dimana pengetahuan berkembang pesat dan yang merubah sendi-sendi kehidupan secara fundamental dan sangat cepat.
Dengan adanya istilah rangking atau juara, maka itu akan memicu pada pembentukan kasta, atau pembedaan terhadap setiap anak. Jadi mereka hanya
perlu diajarkan persatuan dengan cara mengatakan bahwa mereka semua pintar dan pasti bisa.
f. Setiap kelas ada dua guru, yaitu guru kelas dan guru pendamping.