50
2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Wanprestasi
Suatu perjanjian dapat berjalan normal sebagaimana apa yang telah diperjanjikan, apabila pihak-pihak yang terlibat
didalamnya melaksanakan kewajiban yang sudah ditetapkan dalam perjanjian. Tetapi, pada waktu tertentu yang tidak dapat diduga oleh
para pihak, muncul suatu keadaan yang tidak diinginkan, sehingga perjanjian yang sudah ditetapkan sebagaimana mestinya tidak dapat
berjalan dengan baik. Menurut Abdulkadir Muhammad faktor yang menjadi penyebab terjadinya wanprestasi adalah
a. Faktor dari luar
Menurut Abdulkadir Muhammad, faktor dari luar adalah peristiwa yang tidak diharapkan terjadi dan tidak dapat diduga
akan terjadi ketika perjanjian dibuat. b.
Faktor dari dalam diri pihak Abdulkadir Muhammad menerangkan faktor dari dalam diri
para pihak merupakan kesalahan yang timbul dari diri para pihak, baik kesalahan tersebut yang dilakukan dengan sengaja
ataupun karena kelalaian pihak itu sendiri, dan para pihak itu sendiri, dan para pihak sebelumnya telah mengetahui akibat
yang timbul dari perbuatannya tersebut.
36
Dalam ranah perbankan debitur yang tidak dapat melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang telah diperjanjikan
36
Abdulkadir Muhammad,1992,Perjanjian
Baku Dalam
Praktek Perusahaan
Dagang,PT.Citra Aditya Bakti,Bandung ,selanjutnya disebut Abdulkadir Muhammad III,h.12.
51
dalam perjanjian kredit dapat dikatakan wanprestasi. Walaupun pihak bank atau kreditur sebelumnya telah menganalisis secara rinci
calon debiturnya, tetapi tetap saja wanprestasi bisa terjadi. Adanya hal-hal yang tidak dapat diduga sebelumnya oleh pihak kreditur
yang menyebabkan debitur tidak dapat membayar tunggakan kredit yang
diwajibkan padanya.
Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi debitur melakukan wanprestasi antara lain :
1. Penyalahgunaan kredit. Hal ini terjadi pada debitur yang tidak
menggunakan fasilitas kredit yang diberikan oleh bank sebagaimana mestinya sesuai dengan tujuan utama yang tertera
pada perjanjian kredit. 2.
Debitur memiliki itikad tidak baik. Dalam perjanjian kredit debitur yang meminjam kredit kepada pihak bank seharusnya
dapat membayar pinjamannya tepat pada waktunya sesuai apa yang telah diperjanjikan dalam akad kredit. Tetapi ada sebagian
debitur yang dengan sengaja mencoba menghindar bahkan hal terburuknya mencoba melarikan diri untuk lepas dari tanggung
jawabnya untukmembayar kredit. 3.
Kegagalan usaha debitur. Adanya ketidakmampuan debitur dalam mengelola usahanya, sehingga produksi yang dihasilkan
mengalami keterlambatan. Jika hal ini terus berlarut-larut pada usaha debitur, maka akan menjurus pada kerugian sehingga
akan mempengaruhi pembayaran angsuran. Apabila hal
52
tersebut berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus, maka akan mengakibatkan tidak terpenuhinya prestasi oleh
debitur kepada kreditur dan selanjutnya menjadi wanprestasi. 4.
Debitur mendapat musibah. Dalam hal ini terjadi hal yang tidak diduga sama sekali oleh pihak debitur dan kreditur, dimana
debitur atau salah satu anggota keluarganya mengalami musibah baik dari faktor alam maupun berasal dari faktor
manusia itu sendiri, yang akan membutuhkan biaya yang besar, sehingga debitur akan lebih mengutamakan kepentingan
tersebut, daripada membayar angsuran kreditnya.
2.3 Hak Tanggungan