52
tersebut berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus, maka akan mengakibatkan tidak terpenuhinya prestasi oleh
debitur kepada kreditur dan selanjutnya menjadi wanprestasi. 4.
Debitur mendapat musibah. Dalam hal ini terjadi hal yang tidak diduga sama sekali oleh pihak debitur dan kreditur, dimana
debitur atau salah satu anggota keluarganya mengalami musibah baik dari faktor alam maupun berasal dari faktor
manusia itu sendiri, yang akan membutuhkan biaya yang besar, sehingga debitur akan lebih mengutamakan kepentingan
tersebut, daripada membayar angsuran kreditnya.
2.3 Hak Tanggungan
2.3.1. Pengertian Hak Tanggungan
Hak tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan
kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.
37
Pengertian Hak Tanggungan menurut ketentuan Pasal 1 Butir 1 Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, adalah : Hak
Tanggungan atas tanah beserta benda - benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah
hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
37
Adrian Sutedi,op.cit,h. 7.
53
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda -benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu,
untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Kreditur tertentu terhadap Kreditur - Kreditur
lain. Berdasarkan rumusan Pasal 1 Butir 1 Undang-Undang Hak Tanggungan tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya suatu
Hak Tanggungan adalah suatu bentuk jaminan pelunasan utang, dengan hak mendahului, dengan obyek jaminannya berupa Hak -
hak atas tanah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, tanggungan diartikan sebagai barang yang dijadikan jaminan. Sedangkan jaminan itu
sandiri artinya tanggungan atas pinjaman yang diterima. Menurut E. Liliawati Muljono, yang dimaksud dengan Hak
Tanggungan adalah Hak Jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pokok Agrana
berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu- kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang tertentu, yang
memberikan kcdudukan yang diutamakan kepada Kreditur tertentu terhadap Kreditur yang lain.
38
Sedangkan St. Remy Sjahdeni menyatakan bahwa UUHT memberikan definisi yaitu Hak Tanggungan atas tanah beserta
38
E. Liliawati Muljono,2003,Tinjauan Yuridis Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Dalam Kaitannya Dengan Pemberian Kredit Oleh Perbankan.Harwarindo,
Jakarta, h.2.
54
benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan.
39
Dari pengertian tersebut diatas, maka unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian hak tanggungan meliputi antara lain :
a. Hak jaminan yang dibebankan hak atas tanah.
b. Hak atas tanah berikut atau tidak berikut benda-benda
lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu. c.
Untuk pelunasan utang tertentu. d.
Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya.
40
Hak Tanggungan merupakan perjanjian yang accesoir, artinya di samping adanya perjanjian pokok yang berwujud
perjanjian pinjam meminjam uang. Karena merupakan perjanjian yang accesoir, maka adanya tergantung perjanjian pokok, dengan
cirri-ciri dan sifat antara lain : a.
Memberikan kedudukan yang diutamakan preferent kepada krediturnya. Hal ini berarti bahwa kreditur
pemegang Hak Tanggungan mempunyai hak untuk didahulukan di dalam mendapatkan pelunasan atas
piutangnya daripada kreditur-kreditur lainnya atas hasil penjualan benda yang dibebani Hak Tanggungan
tersebut.
39
Remy Sjahdeni, 1999, Hak Tanggungan. Asas-asas. Ketentuan-ketentuan Pokok dan Masalah yang Dihadapi oleh Perbankan, Alumni, Bandung, h.10.
40
Salim H.S,op.cit,h.115.
55
b. Selalu mengikuti objeknya dalam tangan siapapun objek
tersebut berada. Artinya benda-benda yang dijadikan objek Hak Tanggungan itu tetap terbeban Hak
Tanggungan walau ditangan siapa pun benda itu berada. Jadi meskipun hak atas tanag yang menjadi objek Hak
Tanggungan tersebut telah beralih atau berpindah-pindah kepada orang lain, namun hak tanggungan yang ada
tetap melekat pada objek tersebut dan tetap mempunyai kekuatan mengikat.
41
c. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas
Asas spesialiatas maksudnya benda yang dibebani hak tanggungan itu harus ditunjuk secara khusus. Dalam
Akta pemberian Hak Tanggungan harus disebutkan secara jelas dan tegas mengenai benda yang di bebani
itu berupa apa, dimana letaknya, berapa luasnya, apa batas-batasnya, dan apa bukti pemiliknya. Adapun asas
publisitas artinya hal pembebanan hak tanggungan tersebut harus dapat diketahui oleh umum, untuk itu
terhadap Akta Pemberian Hak Tanggungan harus didaftarkan.
41
Remy Sjahdeni,op.cit, h. 383.
56
d. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya, artinya dapat
dieksekusi seperti putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap dan pasti.
42
2.3.2. Asas-Asas Hak Tanggungan