KLASIFIKASI CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS CTEV

5  Pengaruh lingkungan Beberapa zat seperti agen teratogenik rubella dan thalidomide serta asap rokok memiliki peran dalam terbentuknya CTEV, dimana terjadi temporary growth arrest pada janin Meena et al, 2014 5. Herediter Pada janin perkembangan kaki terbagi menjadi dua fase, yaitu fase fibula 6,5 – 7 minggu kehamilan dan fase tibia 8-9 minggu kehamilan. Ketika terjadi gangguan perkembangan saat kedua fase tersebut, maka kemungkinan terjadinya CTEV akan meningkat Herring, 2014. Semua teori di atas belum dapat menjelaskan secara pasti etiologi dari CTEV, namun kita dapat menyimpulkan bahwa penyebab CTEV adalah multifactorial dan proses kelainan telah dimulai sejak limb bud development Herring, 2014.

2.4 KLASIFIKASI

Untuk menilai suatu CTEV sangatlah subyektif dan berdasarkan keparahan deformitas dan fleksibilitas kaki pasien, namun ada juga yang menggolongkannya berdasarkan pemeriksaan radiologis Maranho et al, 2011.Klasifikasi diperlukan untuk membantu menentukan prognosis dan juga mengevaluasi keberhasilan terapi Herring, 2014. Ada beberapa system skoring dan klasifikasi yang dipakai di berbagai Negara, namun system klasifikasi dari Dimeglio dan Pirani yang paling banyak digunakan. Keduanya memberikan nilai berdasarkan pemeriksaan fisik. Meena et al, 2014. Dimeglio pada tahun 1991 membagi CTEV menjadi empat kategori berdasarkan pergerakan sendi dan kemampuan untuk mereduksi deformitas Nordin et al, 2002: 1. Soft foot; dapat disebut juga sebagai postural foot dan dikoreksi dengan standard casting atau fisioterapi. 2. Soft Stiff foot; terdapat pada 33 kasus. Biasanya lebih dari 50 kasus dapat dikoreksi, namun bila lebih dari 7 atau 8 tidak didapatkan koreksi maka tindakan operatif harus dilakukan. 3. Stiff Soft foot; terdapat pada 61 kasus. Kurang dari 50 kasus terkoreksi dan setelah casting dan fisioterapi, kategori ini akan dilakukan tindakan operatif. 6 4. Stiff foot; merupakan kategori paling parah, sering kali bilateral dan memerlukan tindakan koreksi secara operatif. Gambar 1 Klasifikasi Dimeglio 7 Tabel 2 Klasifikasi Dimeglio Gambar 2 Contoh Foto Klinis Pemeriksaan CTEV 8 Setiap komponen mayor dari clubfoot equinus, heel cavus, medial, roatasi calcaneopedal block, forefoot adduction dikategorikan dari I – IV. Poin tambahan ditambahkan untuk deep posterior dan medial creases, cavus dan kondisi oto yang buruk Meena et al, 2014. Sistem klaifikasi Pirani memiliki suatu skala perhitungan yang sederhana, yang terdiri dari tiga variable pada hindfoot dan tiga pada midfoot. Setiap variable dapat menerima nilai nol, setengah, dan satu poin Maranho et al, 2011. Gambar 3 Klasifikasi Pirani Tabel 2 Parameter Pirani 9 2.5PATOLOGI ANATOMI Deformitas mayor clubfoot termasuk hindfoot varus dan equinus dan forefoot adductus dan cavus. Kelainan ini merupakan hasil abnormalitas intraosseus abnormal morfologi dan abnormalitas interosseus hubungan abnormal antar tulang Hoosseinzaideh, 2014. Deformitas intraosseus paling sering muncul di talus, dengan neck talar yang pendek dan medial dan plantar deviasi dari bagian anterior. Pada permukaan inferior talus, facet medial dan anterior belum berkembang. Kelainan pada calcaneus, cuboid, dan navicular tidaklah terlalu parah dibandingkan talus. Pada calcaneus ditemukan lebih kecil dari kaki normal, dan sustentaculum yang belum berkembang Herring, 2014. Deformitas interosseus terlihat seperti medial displacement dari navicular pada talar head dan cuboid pada calcaneus, secara berurutan. Herzenberg dkk menunjukkan bahwa talus dan calcaneus lebih internal rotasi sekitar 20 o terhadap aksis tibiofibular pada clubfoot dibandingkan dengan kaki normal. Pada studinya, body of the talus dilaporkan eksternal rotasi di dalam ankle mortise. Adanya internal tibial torsion pada clubfoot masih kontroversial Hoosseinzaideh, 2014. Kontraktur dan fibrosis ligament sisi medial kaki, termasuk spring ligament, master knot of Henry, ligament tibionavicular, dan fascia plantaris, juga berkontribusi dalam abnormalitas clubfoot Hoosseinzaideh, 2014. Abnormalitas otot telah diamati selama operasi release deformitas clubfoot. Dobbs dkk melaporkan bahwa flexor digitorum accesorius longus muscle terlihat pada anak-anak yang menjalani operative release sekitar 6,6 dan lebih banyak lagi pada anak-anak dengan adanya riwayat keluarga prevalensi 23. Flexor digitorum accesorius longus dilaporkan ada sekitar 1 sampai 8 pada cadaver dewasa normal. Anomalous soleus muscle juga telah dijelaskan dan dilaporkan berhubungan dengan tingginya angka rekurensi Hoosseinzaideh, 2014. Studi pada suplai darah telah menunjukkan abnormalitas atau tidak adanya arteri tibialis anterior sekitar 90 dari clubfoot. Tidak adanya arteri tibialis anterior juga dilaporkan namun jarang. Arteri anomaly ini meningkatkan risiko komplikasi vaskuler jika salah satu arteri dominan terkena saat comprehensive soft-tissue release atau Achilles tenotomi Hoosseinzaideh, 2014. 10

2.6 DIAGNOSIS