ANALISIS UNDERPRICING DAN OVERPRICING SAHAM SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PERUSAHAAN YANG IPO DI BEI TAHUN 2006-2008

(1)

ABSTRACT

ANALISIS UNDERPRICING DAN OVERPRICING SAHAM SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA

PERUSAHAAN YANG IPO DI BEI TAHUN 2006-2008 By

IRENE AYU ANGGRAENI

Conduct a public offering is one alternative that can be done by the company in an effort to develop a company or business expansion. Activities undertaken within the framework of initial public offering of shares sold is called IPO (Initial Public Offering). At the time the company will conduct initial public offerings (IPO), the company must make a prospectus. The stock price at the time of initial offering is determined by agreement between the companies or issuers with the underwriters. In the process of initial public offerings must occur of underpricing and

overpricing. But most of the underpricing phenomenon that often occurs at the time of the IPO. This phenomenon occurs in almost all world stock markets including Indonesia. In some previous studies showed different results and tend to be inconsistent. Therefore encouraged to re-do the research regarding the factors that influence the IPO price.

This research was conducted to determine how the influence of underwriter reputation variable, firm size, percentage of shares offered, and age of firms to the stock price at the IPO. The population in this research is that companies listing on the Indonesia Stock Exchange (IDX) from January 2006 until December 2008. Data used in this research is secondary data which share price data, company financial data and prospectuses. The sample used in this study were 50 companies that make initial public offerings in the period 2006-2008. This study uses

multiple regression.

The results reveal that the proportion of companies that experience underpricing in the period 2006-2008 compared with more experienced companies overpricing in this period. With the IPO price as dependent variable, whereas the independent variable is underwriter reputation, firm size, percentage of shares offered, and age of the company. A result that we can know that the value of unknown significance on the F test of 0.004 which is smaller than the significance level is 0.05 and it can be concluded that the independent variables affect dependent variables

simultaneously. Whereas the t test results showed that only underwriter reputation variables which significantly influence the IPO price to the significant value of


(2)

0.000 (p <0.05). And based on the results of the regression coefficient is known that the independent variables influence the dependent variable at 32.2%, while the remaining 67.8% were influenced by other variables not included in the equation in this study.

Keywords: IPO, Underpricing, Overpricing, Prices IPO, Underwriter Reputation, Company Size, Percentage of shares offered, Age Company.


(3)

ABSTRAK

ANALISIS UNDERPRICING DAN OVERPRICING SAHAM SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA

PERUSAHAAN YANG IPO DI BEI TAHUN 2006-2008

Oleh

IRENE AYU ANGGRAENI

Melakukan penawaran umum (go public) merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan perusahaan dalam usaha untuk mengembangkan perusahaannya atau ekspansi usaha. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana disebut IPO (Initial Public Offering). Pada saat perusahaan akan melakukan penawaran perdana (Initial Public Offering), perusahaan harus membuat prospektus.Harga saham pada saat penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan atau emiten dengan underwriter (penjamin emisi efek).Dalam melakukan proses penawaran perdana (initial public offering) pasti terjadi fenomena underpricing dan

overpricing. Tetapi kebanyakan fenomena underpricing yang kerap kali terjadi pada saat IPO. Fenomena ini terjadi di hampir seluruh pasar modal dunia termasuk juga Indonesia. Dalam beberapa penelitian sebelumnya menunjukan hasil-hasil yang berbeda dan cenderung tidak konsisten. Oleh karena itu

mendorong untuk dilakukannya penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Harga IPO.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel reputasi underwriter, ukuran perusahaan, persentase saham yang ditawarkan, dan umur perusahaan terhadap harga saham pada saat IPO. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2008. Data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data harga saham, data keuangan dan

prospektus perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 perusahaan yang melakukan penawaran perdana pada periode tahun 2006-2008. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda.


(4)

Irene Ayu Anggraeni

Hasil penelitian diketahui bahwa proporsi perusahaan yang mengalami underpricing pada periode tahun 2006-2008 lebih banyak jika dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami overpricing pada periode itu. Dengan variabel dependen harga IPO, sedangkan variabel independennya adalah reputasi underwriter, ukuran perusahaan, persentase saham yang ditawarkan, serta umur perusahaan. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji F diketahui sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara serentak mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan hasil uji t menunjukan bahwa hanya variabel reputasi underwriter yang berpengaruh signifikan terhadap harga IPO dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Dan berdasarkan hasil koefisien regresi dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 32,2%, Sedangkan sisanya 67,8 %

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan di penelitian ini.

Kata Kunci : IPO, Underpricing, Overpricing, Harga IPO, Reputasi Underwriter, Ukuran Perusahaan, Persentase Saham yang ditawarkan, Umur Perusahaan.


(5)

54 IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing dan overpricing saham pada perusahaan yang IPO tahun 2006-2008, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Proporsi perusahaan yang mengalami underpricing pada periode tahun 2006-2008 lebih banyak jika dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami overpricing pada periode itu. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa banyak

perusahaan yang mengalami underpricing saham pada saat penawaran saham perdana.

2. Dalam penelitian ini terdapat pengaruh secara serentak variabel independen (reputasi underwriter, ukuran perusahaan, persentase saham yang ditawarkan, dan umur perusahaan) terhadap variabel dependen, yaitu harga IPO pada perusahaan yang melakukan IPO periode tahun 2006-2008 di Bursa Efek Indonesia sebesar 0,002 (p<0,05).

3. Berdasarkan uji parsial yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hanya reputasi underwriter yang terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap harga IPO. Sedangkan ukuran perusahaan, persentase saham yang ditawarkan, dan umur perusahaan


(6)

55 terbukti tidak berpengaruh terhadap harga IPO. Hal ini menunjukkan bahwa para investor kurang memperhatikan faktor-faktor intern perusahaan dan lebih memperhatikan faktor ekstern perusahaan. Terbukti dengan hasil yang menunjukkan bahwa hanya reputasi underwriter dari perusahaan yang berpengaruh terhadap harga IPO. 4. Berdasarkan tabel koefisien determinasi, nilai R square sebesar 0,322.

Dapat disimpulkan bahwa hanya 32,2 % dari variabel independen dalam penelitian ini yang mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 67,8 % lebih dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi dalam penelitian ini. Kecilnya sumbangan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata investor pasar modal di Indonesia dalam melakukan investasi kurang memperhatikan aspek-aspek fundamental perusahaan dan sinyal-sinyal yang ada. Dalam hal ini investor dinilai masih bertindak irasional dan cenderung berfikir spekulatif, tanpa mempertimbangkan faktor rasional dengan lebih mendalam. dan hanya ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan faktor yang rasional.

4.2Saran

a. Bagi emiten dan underwriter dapat menjadikan faktor-faktor yang telah dikemukakan dalam penelitian ini khususnya faktor reputasi underwriter yang terbukti berpengaruh dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga saham sehingga dapat saling menguntungkan dan mengurangi tingkat ketidakpastian bagi calon investor.


(7)

56 b. Bagi calon investor agar bertindak secara rasional dan tidak

berspekulatif dalam melakukan investasi serta lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga IPO, terutama faktor internal perusahaan (emiten). Karena dari hasil penelitian dapat

diketahui bahwa para investor di BEI tidak atau belum memperhatikan informasi tentang variabel-variabel internal perusahaan (emiten). Dengan mempertimbangkan variabel-variabel internal tersebut dapat membantu pihak investor dalam menentukan investasi yang tepat. c. Penulis dalam penelitian ini tidak memperhatikan kondisi ekonomi,

politik maupun alam yang sedang terjadi di Indonesia yang

kemungkinan bisa mempengaruhi keakuratan sampel yang digunakan, oleh karena itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya

mempertimbangkan kondisi-kondisi khusus tersebut. d. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian ini,

sebaiknya memilih variabel-variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini seperti kurs, tingkat suku bunga, nilai penawaran, ROA dan lain-lain, yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga IPO.


(8)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian yang berjalan sangat pesat sejalan dengan peningkatan keinginan semua perusahaan untuk mengembangkan perusahaan atau ekspansi usaha. Dalam usaha untuk mewujudkan keinginan tersebut perlu adanya dana yang besar untuk membiayai kegiatan usaha guna untuk mengembangkan usaha. Dimungkinkan terdapat beberapa alternatif yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu meminjam dana di bank, menjual perusahaan kepada pihak lain, melakukan penggabungan usaha dengan mencari partner kerja (merger), atau dengan melakukan penawaran umum (go public), yaitu dengan menjual sebagian saham yang dimiliki perusahaan kepada masyarakat luas dalam bentuk efek.

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang

(obligasi), ekuitas (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal telah menjadi indikator kemajuan perekonomian dari suatu negara dan merupakan indikator yang menunjang perekonomian suatu negara. Setiap perusahaan yang melakukan go public akan mendapatkan keuntungan, yaitu perusahaan tersebut akan lebih dikenal oleh masyarakat.


(9)

2 Hal itu dikarenakan perusahaan yang masuk di pasar modal, bursa sahamnya muncul dipemberitaan setiap harinya, baik media cetak maupun media elektronik.

Go Public adalah penjualan sebagian dari saham yang dikeluarkan

perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, khususnya investor atau pemodal (Asril Sitompul, 2004). Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek), terlebih dahulu saham

perusahaan yang akan go public di jual di pasar perdana (Daljono, 2000). Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana disebut IPO (Initial Public Offering).

Pada saat perusahaan akan melakukan penawaran perdana (initial public offering), perusahaan harus membuat prospektus. Prospektus merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Dalam hal ini Prospektus merupakan dokumen yang berisikan aspek- aspek penting yang perlu diketahui oleh calon investor, yang akan membeli efek perusahaan. Hal itu dimaksudkan agar informasi dalam prospektus dapat menjadi pertimbangan bagi calon investor dalam membuat keputusan investasi.

Harga saham pada saat penawaran perdana ditentukan berdasarkan

kesepakatan antara perusahaan (emiten)dengan underwriter (penjamin emisi efek). Dalam hal ini underwriter memiliki informasi yang lebih baik

mengenai permintaan terhadap saham-saham emiten, dibanding emiten itu sendiri. Semakin banyak informasi yang dimiliki oleh underwriter dan


(10)

3 memiliki integritas yang baik akan memberikan jaminan bahwa IPO akan dijalankan dengan baik. Dalam menetapkan harga saham pada saat

penawaran perdana, underwriter cenderung memilih harga yang lebih rendah dari yang diperkirakan.

Penetapan harga yang rendah akan menghasilkan keuntungan yang cukup banyak bagi underwriter sehingga meskipun saham yang ditawarkan

merupakan saham yang kurang berkualitas, akan tetap terjual habis. Teori lain berpendapat bahwa fenomena tersebut merupakan cerminan dari upaya

underwriter untuk menjaga dan menghindarkan akibat hukum dan resiko penurunan reputasinya (Sitompul, 86).

Dalam proses Initial Public Offering (IPO) terjadi fenomena overpricing dan underpricing pada harga saham. Dalam hal ini di BEI peristiwa underpricing yang paling sering terjadi saat penawaran saham di pasar perdana. Fenomena-fenomena tersebut merupakan dua hal atau perilaku saham yang selalu pasti terjadi di dalam melakukan proses penawaran perdana (initial public offering). Fenomena underpricing yaitu harga saham saat di pasar perdana lebih rendah dari harga saham saat di pasar sekundersedangkan, overpricing yaitu harga saham saat di pasar perdana lebih besar dari harga saham saat di pasar sekunder. Namun dari penelitian-penelitian terdahulu dan banyak dari literatur yang menyatakan bahwa rata-rata harga saham pada saat masuk pasar sekunder dihari pertama selalu cenderung mengalami underpricing.


(11)

4 Kondisi dari fenomena underpricing itu sendiridimana harga saham di pasar perdana (IPO) lebih rendah dibandingkan dengan harga saham di pasar sekunder, mengakibatkan adanya selisih harga, selisis harga inilah yang dikenal sebagai initial return (IR) atau merupakan positif return bagi investor. Sedangkan pada fenomena overpricing terjadi sebaliknya. Jumlah perusahaan yang mengalami fenomena underpricing dan overpricing selama periode tahun 2006-2008 adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Daftar Perusahaan (Emiten) yang Mengalami Overpricing

Tahun 2006-2008.

No. Kode Perusahaan

Opening Price

Closing Price

Harga IPO

1 DGIK 225 205 -20

2 CTRP 700 610 -90

3 BYAN 5.800 5.450 -350

4 VRNA 100 83 -17

5 BTPN 2.850 2.775 -75

Sumber : www.e-bursa.com

Tabel 1 menunjukkan bahwa selama tahun 2006-2008 terdapat 5 (lima) buah perusahaan yang mengalami fenomena overpricing. Dan dapat diketahui bahwa bahwa tingkat overpricing terbesar terjadi pada perusahaan Bayan Resources tbk (BYAN), yaitu sebesar -350, sedangkan tingkat overpricing terendah dimiliki oleh perusahaan BTPN tbk yaitu -17.


(12)

5 Tabel 2. Daftar Perusahaan (Emiten) yang Mengalami Underpricing

Tahun 2006.

No. Kode Perusahaan

Opening Price

Closing Price

Harga IPO

1 SDRA 115 145 30

2 FREN 225 280 55

3 CPRO 110 185 75

4 IATA 130 135 5

5 TOTL 345 370 25

6 RUIS 250 375 125

7 BBKP 350 380 30

8 BNBA 160 235 75

9 RAJA 120 215 95

10 MAIN 880 1130 250

11 BTEL 110 155 45

Sumber : www.e-bursa.com

Tabel 2, menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami tingkat underpricing terbesar dimiliki oleh perusahaan Malindo Feedmill tbk

(MAIN), yaitu sebesar 250. Sedangkan tingkat underpricing terkecil dimiliki oleh Indonesia Air Transport tbk (IATA) sebesar 5.


(13)

6 Tabel 3. Daftar Perusahaan (Emiten) yang Mengalami Underpricing

Tahun 2007.

No. Kode Perusahaan

Opening Price

Closing Price

Harga IPO

1 COWL 130 221 91

2 ITMG 14.000 19.600 5600

3 ASRI 105 178 73

4 CSAP 200 220 20

5 JKON 615 980 365

6 JSMR 1.700 2.050 350

7 PTSN 580 640 60

8 ACES 820 980 160

9 WIKA 420 560 140

10 GPRA 310 345 35

11 BACA 150 205 55

12 DEWA 335 565 230

13 LCGP 125 212 87

14 PKPK 400 680 280

15 MCOR 200 225 25

16 MNCN 900 940 40

17 SGRO 2.340 2.525 185

18 BKDP 120 204 84

19 WEHA 245 415 170

20 BISI 200 340 140

Sumber : www.e-bursa.com

Tabel 3 menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami tingkat

underpricing terbesar dimiliki oleh perusahaan Indo Tambangraya Megah tbk, yaitu sebesar 5600. Sedangkan tingkat underpricing terkecil dimiliki oleh Catur Sentosa Adiprana sebesar 20.


(14)

7 Tabel 4. Daftar Perusahaan (Emiten) yang Mengalami Underpricing

Tahun 2008.

No. Kode Perusahaan

Opening Price

Closing Price

Harga IPO

1 SIAP 150 159 9

2 TRAM 125 159 34

3 HOME 110 183 73

4 ADRO 1.100 1.730 630

5 KBRI 260 355 95

6 PDES 200 340 140

7 INDY 2.950 3.425 475

8 BSDE 550 560 10

9 GZCO 225 275 50

10 KOIN 170 226 56

11 YPAS 545 640 115

12 ELSA 400 515 105

13 BAPA 150 255 240

14 BAEK 1.080 1.320 30

Sumber : www.e-bursa.com

Tabel 4 menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami tingkat underpricing terbesar dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy tbk, yaitu sebesar 630. Sedangkan tingkat underpricing terkecil dimiliki oleh Sekawan Intipratama tbk sebesar 9.

Pada penelitian-penelitian sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain banyak yang meneliti mengenai pengaruh variabel keuangan dan non-keuangan terhadap underpricing atau initial return. Seperti Trisnawati (1998) yang menggunakan variabel umur perusahaan, reputasi underwriter, reputasi auditor, persentase saham, financial laverage untuk membuktikan

pengaruhnya terhadap initial return. Lalu Kim et al. (1993) menguji pengaruh variabel keuangan financial leverage, ROA, dan proceeds untuk investasi,


(15)

8 serta variabel signaling kualitas penjamin emisi, retensi kepemilikandan ukuran penawaran terhadap initial return. Rosyati dan Sabeni, (2002) pada periode 1997-2000 yang meneliti pengaruh variabel reputasi underwriter, umur perusahaan, reputasi auditor dan kondisi pasar terhadap underpricing.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi keadaan harga IPO, hal ini dimaksudkan agar perusahaan yang akan go public dapat mengantisipasi terhadap resiko kerugian.

Penelitian ini juga mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh, karena penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini masih menunjukkan hasil yang berbeda dan cenderung tidak konsisten, hal itulah yang mendorong untuk dilakukannya penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga IPO pada saat penawaran perdana. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2006-2008 yang sekarang berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : ” Analisis Underpricing dan

Overpricing Saham Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Perusahaan yang IPO di BEI tahun 2006-2008”


(16)

9 1.2 Permasalahan

Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, serta ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu, maka permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perbandingan proporsiharga IPO saat closing dan opening pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI

2. Apakah reputasi underwriter memiliki pengaruh terhadap harga IPO di BEI

3. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga IPO di BEI

4. Apakah persentase saham yang ditawarkan memiliki pengaruh terhadap harga IPO di BEI

5. Apakah umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga IPO di BEI

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan proporsiharga IPO saat closing dan opening pada perusahaan yang melakukan IPO 2. Untuk mengetahui apakah reputasi underwriter berpengaruh


(17)

10 3. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap harga IPO

4. Untuk mengetahui apakah persentase saham yang ditawarkan berpengaruh terhadap harga IPO

5. Untuk mengetahui apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap harga IPO

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan masukan kepada perusahaan dalam

mengambil keputusan untuk melakukan penjualan saham di pasar perdana.

2. Memperdalam wawasan keilmuan penulis khususnya mengenai dunia pasar modal serta memahami tentang IPO dan fenomena harga saham.

1.4 Kerangka Pemikiran

Berbagai macam penelitian sebelumnya telah mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada saat IPO. Dan dari penelitian-penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang beragam pula.

Faktor-faktor yang diduga memiliki kemungkinan besar mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada saat IPO adalah reputasi underwriter,


(18)

11 ukuran perusahaan, persentase saham yang ditawarkan, serta umur

perusahaan. (1) reputasi underwriter, Pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang underwriter akan menjadi jaminan bagi perusahaan bahwa proses penawaran umum akan berjalan dengan lancar dan ditangani dengan baik. Selain itu reputasi underwriter sangat penting bagi calon investor, karena akan mengurangi tingkat ketidakpastian masa yang akan datang. Dengan kata lain semakin tinggi reputasi underwriter maka akan semakin kecil tingkat underpricing, dan itu berarti mengurangi tingkat

ketidakpastian bagi para calon investor. Kim et al. (1993), Diyah Rachmawati H (2007) dan Christian Aditya Umbara (2008), membuktikan bahwa terdapat pengaruh variabel reputasi underwriter mempengaruhi underpricing; (2) ukuran perusahaan, Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil tingkat ketidakpastian perusahaan dimasa yang akan datang sehingga tingkat underpricing akan semakin rendah. Selain itu biasanya semakin besar

perusahaan maka informasi tentang perusahaan tersebut semakin banyak dan hal itu memungkinkan memperkecil tingkat underpricing. Pada penelitian yang dilakukan Muhammad Sasongko Adi (2002) dan Rika Widiyanti (2006) membuktikan dalam penelitiannya bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap initial return; (3) persentase saham yang ditawarkan ke publik, Apabila jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat cenderung banyak berarti tidak ada private information yang dimilliki perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham akan memperkuat tingkat ketidakpastian dimasa yang akan datang. Dengan demikian diduga bahwa persentase saham yang ditawarkan berpengaruh negatif terhadap harga


(19)

12 IPO; (4) umur perusahaan, Perusahaan yang telah lama berdiri sebelum masuk ke dalam pasar modal, menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki pengetahuan dan berpengalaman, sehingga dapat mengurangi ketidak pastian di masa akan datang. Trisnawati (1998) membuktikan bahwa umur perusahaan mempengaruhi initial return secara signifikan dan

berkorelasi positif. Rosyati dan Sabeni, (2002) pada periode 1997-2000, didalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa umur perusahaan berhasil menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap underpricing.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Harga IPO Ukuran Perusahaan

Reputasi Underwriter

Umur Perusahaan Persentase saham yang ditawarkan u n d e r p r i c i n g o v e r p r i c i n g


(20)

13 1.5 Hipotesis

Hipotesis yang dapat disusun oleh penulis berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, dan kerangka pemikiran adalah : 1. Proporsi perusahaan yang mengalami underpricing lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami overpricing

2. Terdapat pengaruh positif antara reputasi underwriter terhadap harga IPO 3. Terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan terhadap harga IPO 4. Terdapat pengaruh negatif antara persentase saham yang ditawarkan

terhadap harga IPO


(1)

8 serta variabel signaling kualitas penjamin emisi, retensi kepemilikan dan ukuran penawaran terhadap initial return. Rosyati dan Sabeni, (2002) pada periode 1997-2000 yang meneliti pengaruh variabel reputasi underwriter, umur perusahaan, reputasi auditor dan kondisi pasar terhadap underpricing.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi keadaan harga IPO, hal ini dimaksudkan agar perusahaan yang akan go public dapat mengantisipasi terhadap resiko kerugian.

Penelitian ini juga mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh, karena penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini masih menunjukkan hasil yang berbeda dan cenderung tidak konsisten, hal itulah yang mendorong untuk dilakukannya penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga IPO pada saat penawaran perdana. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2006-2008 yang sekarang berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : ” Analisis Underpricing dan

Overpricing Saham Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Perusahaan yang IPO di BEI tahun 2006-2008”


(2)

9 1.2 Permasalahan

Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, serta ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu, maka permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perbandingan proporsi harga IPO saat closing dan opening pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI

2. Apakah reputasi underwriter memiliki pengaruh terhadap harga IPO di BEI

3. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga IPO di BEI

4. Apakah persentase saham yang ditawarkan memiliki pengaruh terhadap harga IPO di BEI

5. Apakah umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga IPO di BEI

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan proporsi harga IPO saat closing dan opening pada perusahaan yang melakukan IPO 2. Untuk mengetahui apakah reputasi underwriter berpengaruh


(3)

10 3. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap harga IPO

4. Untuk mengetahui apakah persentase saham yang ditawarkan berpengaruh terhadap harga IPO

5. Untuk mengetahui apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap harga IPO

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan masukan kepada perusahaan dalam

mengambil keputusan untuk melakukan penjualan saham di pasar perdana.

2. Memperdalam wawasan keilmuan penulis khususnya mengenai dunia pasar modal serta memahami tentang IPO dan fenomena harga saham.

1.4 Kerangka Pemikiran

Berbagai macam penelitian sebelumnya telah mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada saat IPO. Dan dari penelitian-penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang beragam pula.

Faktor-faktor yang diduga memiliki kemungkinan besar mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada saat IPO adalah reputasi underwriter,


(4)

11 ukuran perusahaan, persentase saham yang ditawarkan, serta umur

perusahaan. (1) reputasi underwriter, Pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang underwriter akan menjadi jaminan bagi perusahaan bahwa proses penawaran umum akan berjalan dengan lancar dan ditangani dengan baik. Selain itu reputasi underwriter sangat penting bagi calon investor, karena akan mengurangi tingkat ketidakpastian masa yang akan datang. Dengan kata lain semakin tinggi reputasi underwriter maka akan semakin kecil tingkat underpricing, dan itu berarti mengurangi tingkat

ketidakpastian bagi para calon investor. Kim et al. (1993), Diyah Rachmawati H (2007) dan Christian Aditya Umbara (2008), membuktikan bahwa terdapat pengaruh variabel reputasi underwriter mempengaruhi underpricing; (2) ukuran perusahaan, Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil tingkat ketidakpastian perusahaan dimasa yang akan datang sehingga tingkat underpricing akan semakin rendah. Selain itu biasanya semakin besar

perusahaan maka informasi tentang perusahaan tersebut semakin banyak dan hal itu memungkinkan memperkecil tingkat underpricing. Pada penelitian yang dilakukan Muhammad Sasongko Adi (2002) dan Rika Widiyanti (2006) membuktikan dalam penelitiannya bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap initial return; (3) persentase saham yang ditawarkan ke publik, Apabila jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat cenderung banyak berarti tidak ada private information yang dimilliki perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham akan memperkuat tingkat ketidakpastian dimasa yang akan datang. Dengan demikian diduga bahwa persentase saham yang ditawarkan berpengaruh negatif terhadap harga


(5)

12 IPO; (4) umur perusahaan, Perusahaan yang telah lama berdiri sebelum masuk ke dalam pasar modal, menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki pengetahuan dan berpengalaman, sehingga dapat mengurangi ketidak pastian di masa akan datang. Trisnawati (1998) membuktikan bahwa umur perusahaan mempengaruhi initial return secara signifikan dan

berkorelasi positif. Rosyati dan Sabeni, (2002) pada periode 1997-2000, didalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa umur perusahaan berhasil menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap underpricing.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Harga IPO Ukuran Perusahaan

Reputasi Underwriter

Umur Perusahaan Persentase saham yang ditawarkan u n d e r p r i c i n g o v e r p r i c i n g


(6)

13 1.5 Hipotesis

Hipotesis yang dapat disusun oleh penulis berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, dan kerangka pemikiran adalah : 1. Proporsi perusahaan yang mengalami underpricing lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami overpricing

2. Terdapat pengaruh positif antara reputasi underwriter terhadap harga IPO 3. Terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan terhadap harga IPO 4. Terdapat pengaruh negatif antara persentase saham yang ditawarkan

terhadap harga IPO


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA ( IPO ) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 15 122

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING KETIKA INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Ketika Initial Public Offering (Ipo) Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2008-2

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Ketika Initial Public Offering (Ipo) Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2008-2012.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM SAAT IPO PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus pada Perusahaan yang melakukan listing di BEI tahun 2005-2008).

0 2 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris di BEI periode 2006-2008).

0 1 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PERUSAHAAN YANG IPO DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009.

0 0 6

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing pada penawaran saham perdana : studi empiris pada perusahaan yang melakukan IPO.

0 1 80

Microsoft Word Tesis Purwanto S4111014

0 4 115

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA ... 67 71 3 PB

0 0 16