Pemeriksaan Peralatan Sebelum Pengujian Cara Menghidupkan Mesin Data pengujian Pengamatan Yang Dilakukan

52

3.6 Prosedur Pengambilan Data

3.6.1. Pemeriksaan Peralatan Sebelum Pengujian

Pemeriksaan seluruh peralatan uji dan perlengkapannya merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan baik penguji maupun peralatan uji. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Memeriksa kondisi mesin baik pada komponen yang bergerak maupun komponen yang tidak bergerak. b. Memastikan dan memeriksa suplai listrik yang diperlukan oleh peralatan uji. c. Memeriksa kondisi di dalam evaporator. d. Memeriksa FCU dan fan kondensor serta kebersihan sirip-sirip kondensor dan FCU untuk memastikan pertukaran kalor yang terjadi berlangsung dengan baik dan maksimal. e. Memastikan pipa-pipa refrigeran dari kebocoran dan memastikan sudah terisolasi termal dengan baik. f. Memeriksa setiap peralatan ukur yang akan digunakan didalam pengambilan data apakah berfungsi dengan baik.

3.6.2. Cara Menghidupkan Mesin

a. Menaikkan saklar pengatur listrik keposisi ON. b. Menghidupkan kompresor dengan menekan saklar pada posisi ON. c. Memilih prosedur pengujian low cool, medium, atau high cool. d. Menunggu beberapa saat sampai mencapai kondisi steady ±15 menit 53

3.6.3. Data pengujian

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan untuk mendukung perhitungan adalah sebagai berikut : Temperatur masuk kompresor T 1 Temperatur keluar kompresor T 2 Temperatur keluar kondensor T 3 Temperatur masuk evaporator T 4 Tekanan masuk kompresor P 1 Tekanan keluar kompresor P 2 Tekanan keluar kondensor P 3 Tekanan masuk evaporator P 4 Volt, arus listrik, dan temperatur ruangan Temperatur lingkungan . Kecepatan udara FCU. Temperature masuk dan keluar FCU.

3.6.4. Pengamatan Yang Dilakukan

a. Menentukan pengamatan ke posisi low cool pada posisi mode cool. b. Beban pendingin pertama ruang tertutup c. Menunggu beberapa saat sampai tercapai kondisi steady. d. Mencatat data : 1 Temperatur refrigeran dititik T 1 , T 2 , T 3 dan T 4 . 2 Tekanan refrigeran dititik P 1 , P 2 , P 3 , dan P 4 . 54 3 Temperatur bola kering Tdb dan temperatur bola basah Twb udara ruangan. 4 Temperatur bola kering Tdb dan temperatur bola basah Twb udara keluar evaporator. 5 Kecepatan udara pada saluran udara masuk evaporator. e. Mencatat data pada peralatan uji f. Mengulang langkah c-e pada posisi medium dan high cool. g. Menambah beban pendingin yang kedua dengan menghidupkan lampu. h. Mengulang langkah c-f pada peralatan uji i. Menambah beban pendingin ketiga dengan membuka pintu laboratorium. j. Mengulang langkah c-f pada peralatan uji k. Menambah beban pendingin dengan membuka semua jendelaventilasi pada ruang laboratorium l. Mengulang langkah c-f pada peralatan uji m. Mematikan peralatan uji. 1 Mematikan kompresor dengan menekan tombol pengatur pada posisi OFF yang terletak di dinding ruang laboratorium. 2 Menurunkan saklar pengatur listrik keposisi OFF. 3 Menutup dan mengunci semua pintu laboratorium. 4 Langkah mematikan mesin pendingin telah selesai. 55

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Beban Pendingin Pada Laboratorium Teknik Mesin

Universitas Negeri Semarang. 4.1.1. Beban Kalor dari Luar Ruangan Outdoor Load a Beban Kalor dari Sinar Matahari Melalui Kaca Jendela. Beban kalor dari sinar matahari secara langsung, terjadi karena proses penyerapan dan transmisi sinar matahari kedalam ruangan yang dikondisikan melalui kaca. Persamaan yang digunakan adalah Carier, Handbook of Air Conditioning System Design, Mcgraw – Hill Book Company, hal I-34 QS 1 =A.PSHG.SF ……………………………………………….... 11 dengan : PSHG = Peak Solar Heat Gain Wm. A = Luas kaca yang langsung terkena radiasi matahari. SF = Storage Factor. b Beban Kalor dari Sinar Matahari Melalui Dinding atau Atap Laju perpindahan kalor melalui dinding atau atap dinyatakan dengan persamaan Stoecker WF dan Jerold W Jones, 1982, hal 75 : QS 2 = U.A. t -t R Wm 2 ………………………………………. 12