Pengalokasian 2 20160727145736 INFO SDPPI EDISI 10 2016

12 Buletin Informasi SDPPI | edisi sepuluh 2016 Gambar 7 : Alokasi blok frekuensi 2.1 GHz tahun 2014 Pada saat Merger Gambar 8 : Alokasi blok frekuensi 2.1 GHz tahun 2014 Pasca Pemindahan alokasi PT.XL ex 2nd Carrier PT. AXIS Penggabungan Merger antara PT. Xl Axiata dan PT. Axis di Tahun 2014 Pada tahun 2013, terdapat proses penggabungan merger yang dilakukan oleh PT. XL Axiata PT. XL dan PT. Axis Telekom IndonesiaPT. Axis, dh PT. NTS. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bahwa Penggabungan akan menyebabkan beralihnya secara hukum aktiva dan passiva dari perusahaan yang menggabungkan diri kepada perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya perseroan yang bergabung tersebut berakhir secara hukum. Dengan demikian, akibat dari penggabungan tersebut, seluruh aktiva dan passiva yang dimiliki oleh PT. Axis akan menjadi milik PT. XL secara otomatis. Namun hal ini tidak berlaku bagi alokasi frekuensi radio, hal ini karena frekuensi radio milik negara sehingga ketika terjadi proses penggabungan tersebut perlu dilakukan evaluasi dan persetujuan terlebih dahulu oleh Kemenkominfo khususnya terkait pengalihan izin penggunaan frekuensi Radio. Evaluasi atas permohonan merger tersebut dilakukan oleh Ditjen SDPPI, Ditjen PPI beserta dengan BRTI Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia dengan mempertimbangkan banyak hal termasuk aspek persaingan usaha. Berdasarkan hasil evaluasi, Kemenkominfo menyetujui proses merger tersebut. Alokasi PT. Axis dapat beralih kepada PT. XL dengan kewajiban mengembalikan sebagian alokasi frekuensi sebesar 10 MHz di pita frekuensi radio 2,1 GHz. Alokasi frekuensi yang dikembalikan tersebut adalah: a. pada rentang 1955 – 1960 MHz berpasangan dengan 2145 – 2150 MHz yang merupakan alokasi 3rd carrier XL Axiata setelah penataan 2,1 GHz. b. Pada rentang 1975 – 1980 MHz berpasangan dengan 2165 – 2170 MHz yang merupakan alokasi frekuensi 1st carrier PT. AXIS setelah penataan 2,1 GHz. Dengan demikian, maka alokasi frekeunsi secara keseluruhan pada tahun 2014 menjadi sebagai berikut: Dengan memperhatikan posisi alokasi pada pengembalian blok frekuensi akibat merger tersebut, terlihat bahwa terdapat alokasi frekuensi yang kosong sebagai akibat dari alokasi 3rd carrier XL dicabut. Oleh karenanya, untuk mendorong optimalisasi penggunaan frekuensi, maka pada waktu bersamaan dilakukan pula pemindahan alokasi frekuensi PT. XL pasca penataan yang awalnya adalah 2nd carrier PT. Axis di frekuensi 1970 – 1975 MHz berpasangan dengan 2160 -2165 MHz dipindah ke alokasi 1955 – 1960 MHz berpasangan dengan 2145 – 2150 MHz. Dengan demikian, alokasi secara keseluruhan menjadi sebagai berikut: Perpanjangan Izin First Carrier di Tahun 2016 Setelah berjalan lebih dari 10 tahun sejak pertama kali pengalokasiannya, maka pada tahun 2016 adalah tahun dimana berakhirnya masa lisensi 1st carrier 3G. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa alokasi 1st carrier dilakukan pertama kali pada tahun 2006