Passive Sharing di Swedia
21
Buletin Informasi SDPPI |
edisi sepuluh 2016
Tabel 1. Parameter Teknis RAN Sharing XL dan Indosat Requirements
Indosat Requirements XL Requirements
XL as home Indosat as home
C R99 ULDL Hardware Individual
Individual C R99 ULDL License
256128 256128
Hardware License Follow Home
Follow Home HWAC IIW Module
Additional Carrier 2 Carriers default
2 Carriers default Power per Carrier
40 W carrier 40 W carrier
IuR BW 2 MBps RNC
2 MBps RNC IuCS BW
2 MBps NodeB 2 MBps NodeB
IuPS BW 5 MBps carrier NodeB
5 MBps carrier NodeB IuB BW
10 MBps carrier 10 MBps carrier
QoS Voice higher Data lower Voice higher Data lower
HSDPA Code per carrier 15 Codes
15 Codes Modulation Scheme ULDL
16 QAM 64 QAM 16 QAM 64 QAM
HSDPA User 64
64 EUL User
16 16
POC Requirement User Bandwidth Commited
Minimal GE port RNC Minimal GE port RNC
Node-B, dan setiap PLMN ID milik masing-masing operator akan dibrodcast melalui carrier yang terpisah milik dari spektrum frekuensi
operator yang bersangkutan. Hal ini menjadikan masing-masing operator beroperasi pada spektrum frekuensi mereka sendiri-sendiri.
Dengan satu PLMN-ID per frekuensi, perangkat radio jaringan WCDMA Node-B, RNC, dan transmisi secara isik akan dibagi-bagi,
dimana masing-masing operator mengembangkan frekuensi carrier mereka sendiri, setting jaringan dan cell, termasuk handover, cell
relations, admissioncongestion control serta statistik.
Dengan solusi ini, RNC dibagi menjadi RNC “logikal” yang berbeda yang terhubung ke core network masing-masing operator, meskipun
perangkat RNCnya menggunakan hardware yang sama. Setiap operator memiliki koneksi antara core network mereka dengan
RNC “logikal” mereka masing-masing. Core network sendiri tidak mengetahui bahwa RNC terpisah secara logikal, sehingga feature
ini dapat diimplementasikan tanpa ada ketergantungan terhadap core network. Beberapa parameter teknis yang disepakati untuk RAN
Sharing antara XL dan Indosat terdapat dalam Tabel 1.
B.Pandangan Operator terhadap Active Network Sharing [6]
Dari 10 negara pengguna selular terbesar, hanya 2 negara yang melakukan Active Network Sharing yaitu Brasil dan Rusia. Secara
Market Share, di Brasil dan Rusia tidak ada operator dominan, dan Active Network Sharing dilakukan antar operator dengan Market
Shares setara. Active Network Sharing tidak diimplementasikan di Negara-negara yang memiliki operator dominan. Belum ada
benchmark yang memadai tentang implementasi Active Network Sharing di negara-negara besar yang memiliki operator dominan.
Active Network Sharing tidak memberikan manfaat lebih kepada pelanggan dan Operator. Untuk mendukung program percepatan pita
lebar, eisiensi biaya dari Active Network Sharing harus dialokasikan kepada percepatan penggelaran jaringan. Percepatan pembangunan
BTS akan mempercepat pencapaian Rencana Pita lebar Indonesia RPI. Indonesia memerlukan percepatan pembangunan BTS
untuk menyamai layanan pita lebar di negara-negara maju. Active Network Sharing tidak menjamin kesetaraan dan keseimbangan
pembangunan jaringan.
UU RI 361999 Tentang Telekomunikasi menimbang Point b: bahwa penyelenggaraan telekomunikasi mempunyai arti strategis
dalam upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, memperlancar kegiatan pemerintahan, mendukung terciptanya
tujuan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta meningkatkan hubungan antar bangsa.
Lisensi 3G yang diberikan bersama-sama pada tahun 2006 tidak disertai dengan komitmen pembangunan yang sama untuk semua
operator sehingga beberapa operator hanya membangun di daerah- daerah yang menguntungkan saja. Hal ini bertentangan dengan
semangat pemerataan pembangunan yang diamanatkan UU.
Kebijakan network sharing harus memperhatikan komitmen pembangunan yang merata dan seimbang bukan hanya sekedar
eisiensi biaya usaha. Active Network Sharing hanya berpotensi menghemat
devisa sebesar 0.13-0.27 dari total Impor Indonesia. Di Industri telekomunikasi, kebijakan device handset lebih efektif untuk tujuan
menghemat devisa. Kebijakan Active Network Sharing dengan tujuan menghemat devisa bertentangan dengan keinginan untuk melakukan
percepatan pembangunan pita lebar di Indonesia, dimana saat ini pembangunan BTS Indonesia perlu ditingkatkan.
Active Network Sharing belum tentu dapat mempercepat pencapaian pita lebar Indonesia. Active Network Sharing hanya bisa
mempercepat pencapaian Rencana Pita lebar Indonesia RPI jika: a. Active Network Sharing tidak ditujukan untuk eisiensi biaya
operator dan penghematan devisa, namun harus ditujukan untuk percepatan pembangunan BTS di seluruh pelosok Indonesia
dalam bentuk komitmen pembangunan. b. Komitmen operator untuk membangun lebih banyak, lebih merata
dan seimbang harus seiring dengan eisiensi yang didapatkan. c. Penyempurnaan dan pelaksanaan sistem reward punishment
sehingga operator yang melampaui komitmen mendapatkan insentif lebih.
Indonesia masih membutuhkan pembangunan BTS yang banyak untuk menyamai layanan pita lebar di negara maju dimana
pembangunan pita lebar di Indonesia saat ini masih belum merata dan seimbang. Dengan hak yang sama, kewajiban komitmen
operator berbeda-beda. Ada operator yang hanya membangun di daerah yang menguntungkan saja sehingga amanat UU 361999
sulit tercapai.