5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPA masih bersifat teacher centered. Hal ini tidak sesuai
dengan keurikulum 2013 yang menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan
mencakup sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan. Pembelajaran seharusnya bersifat student centered yang melibatkan
peserta didik untuk lebih aktif. 2.
Science process skill sangat penting dalam peningkatan keterampilan dan mutu pendidikan, sehingga ketercapaiannya perlu diukur.namun
kenyataannya guru seringkali hanya melakukan penilaian pemahaman materi ranah kognitif tanpa menilai science process skill.
3. Belum tersedia butir soal tes yang dapat digunakan untuk mengukur
ketercapaian science process skill secara lebih objektif. Penilaian science process skill masih menggunakan lembar observasi yang menuntut guru
dapat menilai secara langsung selama kegiatan pembelajaran. Banyak terjadi lembar observasi tidak digunakan secara optimal sehingga hasil
penilaian kurang objektif, padahal penilaian perlu dilakukan secara lebih objektif dan tepat sebagai acuan untuk bertindak dalam pengambilan
keputusan.
6
4. Kemampuan guru dalam membuat soal yang baik adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan evaluasi, namun masih banyak guru yang kesulitan dalam membuat standar soal yang dapat mengukur
ketercapaian science process skill.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka fokus penelitian ini dibatasi pada
permasalahan nomor 3 dan 4 yaitu:
1. Pengembangan butir soal berbasis pada kompetensi science process skill.
2. Butir soal tes yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur
ketercapaian science process skill peserta didik SMP kelas VII pada pokok bahasan “Kalor dan Perpindahannya”.
3. Aspek science process skill yang diukur meliputi keterampilan mengamati,
menginferensi, memprediksi,
mengidentifikasi variabel,
mengkomunikasikan, merancang percobaan, dan menerapkan konsep.
D. Rumusan Masalah