37 6. Matriks berupa campuran glukosa dan galaktosa mempengaruhi kinerja pereaksi
Schryver dalam sampel tahu merk P dengan menurunkan konsentrasi formalin sebesar 219,934 ppm dan nilai galat sebesar 33,63.
7. Selektivitas pereaksi Schryver terhadap pengukuran absorbansi larutan formalin secara spektrofotometri dengan adanya matriks glukosa dan galaktosa adalah
kurang baik untuk sampel tahu merk P karena mempunyai nilai galat sebesar 33,63.
B. Saran
Dalam penelitian selanjutnya disarankan: 1. Perlu dilakukan pemilihan pereaksi yang sesuai untuk menggantikan pereaksi
Schryver dalam uji formalin agar diperoleh data yang memenuhi validitas. 2. Pengujian formalin dalam sampel tahu dengan pereaksi Schryver sebaiknya
dilakukan dengan pemanasanpengukusan terhadap sampel tahu terlebih dahulu untuk menghilangkan adanya matriks yang berupa gugus aldehid alami yang
dimiliki kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu.
38
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rohman Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Alsuhendra dan Ridawati. 2013. Bahan Toksik Dalam Makanan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ana Poedjiadi dan F.M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI- Press.
Annisrakhma Swastiniar Kuswan. 2011. Optimasi Pereaksi Schryver dan Penetapannya pada Analisis Formaldehid dalam Sampel Usus dan Hati Ayam
secara Spektrofotometri. Skripsi Telah Diterbitkan. FMIPA UI. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia. 2010. Laporan Tahunan 2010 Balai
Besar POM Semarang. Semarang: Badan POM. Barnen, A.L, dan P.M.Davidson. 1983. Antimicrobial in Food. New York: Marcel
Dekkers. Bassett, J., R. C. Denney, G.H Jeffery, J. Mendhom.1994. Buku Ajar Vogel; Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bianchi F., Careri, Musci, and Mangia. 2007. Fish And Food Safety: Determination
of Formaldehyde In 12 Fish Species by SPME Extraction and GC-MS Analysis. Food Chem.,100: 1049-1053.
Bhurman Pratama Putra, Hermin Sulistyarti, Qonitah Fardiyah. 2014. Uji Selektivitas dan Validitas pada Kinerja Test Kit MerkuriII. Kimia Student
Journal, 12. Cahyo Saparinto Diana Hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta:
Kanisius. C.Budimarwani, Sri Atun, Sri Handayani. 2012. Kimia Analisis Organik.
Yogyakarta: FMIPA UNY. Deddy Muchtadi. 2010. Teknik Evaluasi Nilai Gizi Protein. Bandung: Alfabeta.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
39 Dhanianto Choirudin Mabrury. 2016. Validasi Metode Analisis Formalin secara
Spektrofotometri Sinar Tampak dengan Pereaksi Schryver. Skripsi Telah Diterbitkan. FMIPA UNY.
Fessenden, R.J dan Fessenden J.S. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fifit Indriastuti. 2013. Pengembangan Tester Kit untuk Uji Formalin dengan Pereaksi Schiff’s dan Nash’s. Skripsi Telah Diterbitkan. FMIPA UNY.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Artikel Majalah Ilmu Kefarmasian,13.
Herman Singgih. 2013. Uji Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Menggunakan Sensor Warna dengan bantuan FMR Formalin Main Reagent. Jurnal
ELTEK, 1101: 55-70. Herman Suryadi, Maryati Kurniadi, dan Yuanki Melanie. 2010. Analisis Formalin
Dalam Sampel Ikan dan Udang Segar Dari Pasar Muara Angke. Majalah Ilmu Kefarmasian, VII03: 16-31.
Hikmanita Lisan Nashukha, dkk. 2014. Uji Linieritas, Selektivitas, dan Validitas Metode Analisis MerkuriIi secara Spektrofotometri Berdasarkan Penurunan
Absorbansi Kompleks BesiIii Tiosianat. Kimia.Studentjournal, 22. Ibnu Gholib Gandjar dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Keusch, Peter. 2012. Test For Adehydes-
Schiff’s Reagent. Muhammad Aswad, Aisyah Fatmawaty, Nursansiar, dan Rahmawanti. 2011.
Validasi Metode Spektrofotometri Sinar Tampak untuk Analisis Formalin dalam Tahu. Majalah Farmasi dan Farmakologi, 151: 26-29.
Mulono. 2005.Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Universitas Airlangga Press. Nyi Mekar Saptarini, Yulia Wardati, dan Usep Supriatna 2011. Deteksi Formalin
Dalam Tahu di Pasar Tradisional Purwakarta. Jurnal Penelitian Sains Teknologi, 1201: 37-44.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan
Tambahan Pangan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.