Sikap dan Partisipasi Masyarakat Lokal Terhadap Pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang (Studi Kasus di Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

SIKAP DAN PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL
TERHADAP PENGEMBANGAN WANA WISATA
CURUG KEMBAR BATU LAYANG
(Studi Kasus di Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

JHONNY SIANTURI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

JHONNY SIANTURI. E14102004. Sikap dan Partisipasi Masyarakat Lokal
Terhadap Pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang (Studi
Kasus di Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi
Jawa Barat). Di bawah bimbingan Dr. Ir. Hardjanto, MS.

RINGKASAN
Pengelolaan hutan di Indonesia telah mengalami perubahan paradigma
yakni dari Timber Forest Management menjadi Resources Forest Management.

Salah satu bentuk pengelolaan hutan berbasis potensi sumberdaya tersebut adalah
pemanfaatan jasa lingkungan. Jasa lingkungan adalah produk sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya yang berupa manfat langsung dan tidak langsung yang
meliputi antara lain jasa wisata alam, rekreasi, jasa perlindungan tata air,
kesuburan tanah, pengendalian erosi dan banjir, serta penyerapan dan
penyimpanan karbon (Ditjen PHKA, 2006).
KPH Bogor, selain mengandalkan usaha pokok dari kayu juga
mengembangkan sektor pariwisata dengan memanfaatkan keberadaan hutan
menjadi wisata hutan tanpa mengubah fungsi pokoknya yang disebut sebagai
wana wisata. Pariwisata dalam hal ini wana wisata memerlukan pengembangan
secara terus menerus yang diharapkan mampu memberikan daya saing terhadap
daerah tujuan wisata lain. Kegiatan pengembangan wana wisata tentu tidak
terlepas dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan di sekitar wana wisata. KPH
Bogor dalam pengembangan wana wisata juga melibatkan masyarakat dalam
pengelolaannya. Hal ini sesuai dengan misi Perhutani mengelola hutan sebagai
ekosistem secara partisipatif sesuai karakteristik wilayah untuk mendapatkan
manfaat yang optimal bagi perusahan dan masyarakat serta misi KPH Bogor
memberdayakan masyarakat desa hutan sebagai mitra sejajar Perhutani dan subjek
pembangunan.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai KPH Bogor dalam pengelolaan wana

wisata adalah terbangunnya pengelolaan wana wisata di KPH Bogor yang
berbasis kemasyarakatan melalui PHBM wisata. Sistem PHBM wisata tersebut
telah dilakukan di beberapa lokasi wana wisata, baik di wana wisata yang sudah
maju, sedang berkembang dan wana wisata yang akan dikembangkan. Salah satu
implementasi PHBM wisata di lokasi wana wisata yang akan dikembangkan
adalah di Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang. Dengan adanya sistem
PHBM wisata dalam rangka pengembangan wana wisata tersebut maka perlu
dikaji bagaimana sikap dan partisipasi masyarakat lokal terhadap pengembangan
Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang dan apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap dan partisipasi masyarakat lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat lokal terhadap
pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang, partisipasi masyarakat
lokal terhadap pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang dan
mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan partisipasi masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian survei dimana dalam penetuan responden dilakukan dengan metode
purposive sampling. Total responden berjumlah 55 orang yang terdiri dari 30
orang responden Kompepar Pemuda Sarana Cipta Pariwisata dan 25 orang
responden masyarakat. Pengolahan data dilakukan dengan cara penyajian secara


deskriptif untuk mengetahui tingkat sikap dan partisipasi masyarakat dan uji non
parametrik dengan analisa Chi Square menggunakan metode tabulasi silang untuk
mengetahui korelasi antara faktor internal dan faktor eksternal responden terhadap
sikap dan partisipasinya.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sikap Kompepar Pemuda Sarana
Cipta Pariwisata termasuk dalam kategori rendah. Sikap tersebut diukur dengan
menggunakan 11 indikator. Indikator yang memperoleh skor tertinggi adalah
indikator melibatkan masyarakat pada kegiatan perencanaan sampai evaluasi pada
kegiatan PHBM wisata dengan skor 4,3, sedangkan indikator yang memperoleh
skor terendah adalah indikator dampak positif terhadap sosial ekonomi
masyarakat dengan skor 1,4. Sikap masyarakat termasuk dalam kategori sedang.
Sikap tersebut diukur dengan menggunakan 8 indikator. Indikator yang
memperoleh skor tertinggi adalah indikator pelestarian Curug Kembar dengan
skor 3,88, sedangkan indikator yang memperoleh skor terendah adalah indikator
manfaat pengembangan wana wisata bagi masyarakat dengan skor 2,36.
Partisipasi Kompepar Pemuda Sarana Cipta Pariwisata termasuk dalam
kategori rendah. Partisipasi tersebut diukur dengan menggunakan 15 indikator
yang terdiri atas empat tahapan yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi, serta tahap menikmati hasil. Pada tahap perencanaan, indikator yang
memperoleh skor tertinggi adalah indikator keterlibatan dalam PHBM wisata

dengan skor 3,20 dan terendah pada indikator memberikan konsultasi dengan skor
1,67. Indikator yang memperoleh skor terendah pada tahap pelaksanaan adalah
indikator keterlibatan dalam kegiatan pelaksanaan dengan skor 2,70 dan terendah
pada indikator memberikan konsultasi pada rapat pelaksanaan dengan skor 1,33.
Indikator yang memperoleh skor tertinggi pada tahap monitoring dan evaluasi
adalah indikator keterlibatan dalam kegiatan dengan skor 1,87 dan terendah pada
indikator kehadiran dalam rapat dengan skor 1,67. Partisipasi masyarakat
termasuk dalam kategori rendah. Partisipasi masyarakat diukur dengan
menggunakan 7 indikator dimana indikator yang memiliki skor tertinggi adalah
indikator kerjasama dalam bentuk PHBM wisata dengan skor 4,2, sedangkan yang
memperoleh skor terendah adalah indikator keinginan untuk terlibat dalam PHBM
wisata tersebut dengan nilai 1,4.
Faktor yang mempengaruhi sikap Kompepar Pemuda Sarana Cipta
Pariwisata dan masyarakat adalah jarak tempat. Partisipasi Kompepar dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan dan jarak tempat, sedangkan partisipasi masyarakat
dipengaruhi oleh jenis kelamin, tingkat pendapatan dan tingkat lama tinggal.
Sikap maupun partisipasi masyarakat dalam pengembangan Wana Wisata
Curug Kembar Batu Layang perlu ditingkatkan. Masyarakat lokal diberikan
kesempatan untuk menyalurkan aspirasi atau saran maupun kritik sehingga
pelaksanaan pengembangan wana wisata melalui PHBM wisata memperhatikan

prinsip-prinsip pengembangan masyarakat/community development. Pihak
pengelola perlu memperhatikan aspek lingkungan, khususnya keberadaan Curug
Kembar karena sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat di sekitar wana wisata.
Dengan demikian pengembangan wana wisata tersebut memperhatikan aspek
sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Selain itu perlu diadakannya
kegiatan penyuluhan tentang kepariwisataan dan PHBM wisata terhadap
masyarakat.

SIKAP DAN PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL
TERHADAP PENGEMBANGAN WANA WISATA
CURUG KEMBAR BATU LAYANG
(Studi Kasus di Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

JHONNY SIANTURI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada
Departemen Manajemen Hutan


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Departemen

: Sikap dan Partisipasi Masyarakat Lokal Terhadap
Pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu
Layang (Studi Kasus di Desa Batu Layang, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)
: Jhonny Sianturi
: E14102004
: Manajemen Hutan


Menyetujui :
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Hardjanto, MS
NIP: 130 937 426

Mengetahui :
Dekan Fakultas Kehutanan

Prof. Dr. Ir. H. Cecep Kusmana, MS
NIP : 131 430 799

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Jhonny Sianturi, lahir pada tanggal 19 September 1984
di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Penulis merupakan anak ketiga dari
tujuh bersaudara dari pasangan Drs. Jahuari Sianturi dan Tianggur Sibarani.
Pada tahun 1989 penulis memulai jenjang pendidikan pertama di Taman
Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari Tarutung yang kemudian dilanjutkan ke

pendidikan dasar di SD RK Santa Maria Tarutung. Pada tahun 1996 penulis
melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 2 Tarutung dan setelah lulus pada tahun
1999 penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Tarutung.
Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun
2002 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Fakultas
Kehutanan, jurusan Manajemen Hutan yang selanjutnya memilih bidang minat
pada Laboratorium Politik Ekonomi Sosial Kehutanan.
Penulis melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Hutan di Baturraden
dan Cilacap, Jawa Tengah serta Praktek Pengelolaan Hutan di Kampus Lapangan
Fakultas Kehutanan UGM Getas, Jawa Tengah pada tahun 2005. Penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT. Musi Hutan Persada (PT. MHP)
Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 2006.
Dalam rangka menyelesaikan studi di Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi yang
berjudul “Sikap dan Partisipasi Masyarakat Lokal Terhadap Pengembangan Wana
Wisata Curug Kembar Batu Layang (Studi Kasus di Desa Batu Layang,
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)”.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Sikap dan Partisipasi Masyarakat Lokal Terhadap Pengembangan
Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang (Studi Kasus di Desa Batu Layang,
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat)”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada
Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Dengan segala hormat dan rasa tulus, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orangtua penulis, Drs. Jahuari Sianturi dan Tianggur Sibarani atas doa, kasih
sayang, semangat dan pengorbanan yang diberikan, yang sangat besar artinya
bagi penulis selama kuliah di Fakultas Kehutanan IPB.
2. Dr. Ir. Hardjanto, MS selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah
membimbing penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, baik secara teknis
maupun secara teoritis sehingga dapat terlaksana dengan baik.
3. Dr. Ir. Muh. Yusram Massijaya, MS atas kesediaanya sebagai dosen penguji
dari Departemen Hasil Hutan pada ujian komprehensif serta atas saran dan
masukan yang sangat berarti untuk perbaikan skripsi ini.
4. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc atas kesediannya sebagai dosen penguji dari
Departemen Koservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata pada ujian
komprehensif serta atas saran dan masukan yang sangat berarti untuk

perbaikan skripsi ini.
5. Dosen-dosen dan staf pegawai di Fakultas Kehutanan IPB.
6. Seluruh pegawai dan staf di Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang dan
KPH Bogor.
7. Kakak dan adik-adikku (H.R Marlina Sianturi, ST, Hertaty Sianturi, SH, Evy
Sianturi, Eni Sianturi, Rotua Sianturi dan Nova Bertha Sianturi), terima kasih
buat doa, dukungan dan semangat yang kalian berikan selama ini.
8. Maria Aditya Sari Dewi atas dukungan dan perhatian yang diberikan kepada
penulis dan juga buat bantuannya selama penulisan skripsi ini.

i

9. Keluarga besar Pomparan Ompu Raja Sianturi Palembang sekitarnya atas
kasih sayang dan semangat yang diberikan kepada penulis selama FebruariMaret 2006.
10. Sahabat penulis (Lambok Siringoringo, Firdaus Simanjuntak, Alfianto Luat
Siregar,

Perdana

Hutagalung,


Christo

Osvaldo

Damanik,

Benjamin

Hutagalung dan Prima Damanik), terima kasih buat penguatan dan
kebersamaannya selama kuliah di Institut Pertanian Bogor.
11. Teman-teman satu bimbingan (Hamzah Abdul Jalil, Benny Daulay dan
Hendrivo) buat segala bantuan dan semangat yang diberikan kepada penulis.
12. Teman-teman

di

Pondok

Andika

(Bastian

Situmorang,

Christoffel

Tampubolon, dan Rida Purba) buat suka duka dan kebersamaannya selama 2
tahun di kosan Pondok Andika.
13. Segenap keluarga besar Manajemen Hutan 39, Budidaya Hutan 39, Teknologi
Hasil Hutan 39 dan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata 39.
Khususnya buat Alfianto, Resman, Ucok Toni, Benny, Lenita, Bisuk, Frances,
Agusman, Fernando, Julius, Grace, Lisbeth, Togu, Ucok, Surya dan Itan.
Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang
membutuhkan.

Bogor, Januari 2007

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ........................................................................................... 2
Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4
Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA
Pariwisata ........................................................................................................... 5
Wana Wisata ...................................................................................................... 8
Masyarakat ......................................................................................................... 8
Persepsi dan Sikap ............................................................................................. 9
Partisipasi ........................................................................................................... 11
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 17
Penentuan Responden dan Informan.................................................................. 17
Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 17
Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................... 19
Definisi Operasional .......................................................................................... 22
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang ........................................................ 23
Desa Batu Layang .............................................................................................. 24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Reliabilitas Instrumen .................................................................................. 27
Karakteristik Responden .................................................................................... 27

iii

Sikap dan Partisipasi Masyarakat Lokal Terhadap Pengembangan Wana Wisata
Curug Kembar Batu Layang .............................................................................. 30
Sikap Kompepar Pemuda Sarana Cipta Pariwisata ..................................... 30
Partisipasi Kompepar Pemuda Sarana Cipta Pariwisata .............................. 39
Sikap Masyarakat......................................................................................... 51
Partisipasi Masyarakat ................................................................................. 56
Hubungan Karakteristik Masyarakat Lokal dengan Sikap dan Partisipasi
Terhadap Pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang .............. 61
Sikap Kompepar Pemuda Sarana Cipta Pariwisata ..................................... 62
Partisipasi Kompepar Pemuda Sarana Cipta Pariwisata .............................. 72
Sikap Masyarakat......................................................................................... 83
Partisipasi Masyarakat ................................................................................. 92
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................................ 103
Saran .................................................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 106
LAMPIRAN ......................................................................................................... 108

iv

DAFTAR TABEL
Nomor

Teks

Halaman

1.

Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengambilan dan Kegunaan
Data yang Diperlukan Dalam Penelitian ............................................. 18

2.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur................................. 25

3.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan .................................. 26

4.

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Internal .................. 29

5.

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Eksternal ................ 30

6.

Indikator Sikap Responden Kompepar ................................................ 31

7.

Distribusi Responden Terhadap Indikator 4 ........................................ 33

8.

Distribusi Responden Terhadap Kesesuaian Peran Serta
Masyarakat Dalam PHBM Wisata ...................................................... 35

9.

Distribusi Responden Tentang Pengetahuan PHBM Wisata ............... 38

10.

Distribusi Responden Kompepar Berdasarkan Tingkat
Sikapnya .............................................................................................. 39

11.

Indikator Partisipasi Responden Kompepar ........................................ 40

12.

Distribusi Responden Terhadap Indikator Keterlibatan Dalam
PHBM Wisata ...................................................................................... 41

13.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator
Kehadiran Dalam Penandatanganan Kerjasama .................................. 42

14.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator
Keterlibatan Dalam Kegiatan Perencanaan ......................................... 43

15.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator 6 dan 7 ............ 44

16.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator
Memberikan Masukan Kepada Pengelola ........................................... 44

17.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator
Kehadiran Dalam Rapat Pelaksanaan dan Indikator
Memberikan Konsultasi ....................................................................... 46

18.

Distribusi Kompepar Terhadap Indikator Kehadiran Dalam
Rapat Monitoring dan Evaluasi ........................................................... 47

19.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator Evaluasi
Terhadap Kegiatan yang Dilakukan Kompepar .................................. 49

20.

Distribusi Responden Kompepar Berdasarkan Tingkat
Partisipasinya ....................................................................................... 50

21

Indikator Sikap Responden Masyarakat .............................................. 51

22.

Distribusi Responden Masyarakat Terhadap Indikator
Pelestarian Curug Kembar ................................................................... 52

v

23.

Distribusi Responden Masyarakat Terhadap Indikator 7 .................... 54

24.

Distribusi Responden Masyarakat Terhadap Indikator 5 .................... 54

25.

Distribusi Responden Masyarakat Terhadap Indikator 4 .................... 55

26.

Distribusi Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat
Sikapnya .............................................................................................. 56

27

Indikator Partisipasi Responden Masyarakat Terhadap
Pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang ................ 57

28.

Distribusi Responden Masyarakat Terhadap Indikator 2 .................... 58

29.

Distribusi Responden Masyarakat Terhadap Indikator 6 .................... 59

30.

Distribusi Responden Masyarkat Terhadap Indikator 5 ...................... 60

31.

Distribusi Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat
Partisipasinya ....................................................................................... 61

32.

Tabulasi Silang karakteristik Internal Responden Kompepar
dengan Sikapnya .................................................................................. 66

33.

Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Responden Kompepar
dengan Sikapnya .................................................................................. 68

34.

Tabulasi Silang Tingkat Lama Tinggal Responden Kompepar
dengan Sikapnya .................................................................................. 71

35.

Tabulasi Silang Karakteristik Internal Responden Kompepar
dengan Partisipasinya .......................................................................... 77

36.

Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Responden Kompepar
dengan Partisipasinya .......................................................................... 79

37

Tabulasi Silang Karakteristik Internal Responden Masyarkat
dengan Sikapnya .................................................................................. 86

38

Tabulasi Silang Tingkat Lama Tinggal Responden
Masyarakat dengan Sikapnya .............................................................. 91

39.

Tabulasi Silang Karakteristik Internal Responden dengan
Partisipasinya ....................................................................................... 95

40.

Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Responden Masyarakat
dengan Partisipasinya .......................................................................... 97

41.

Tabulasi Silang Karakteristik Eksternal Responden
Masyarakat dengan Partisipasinya....................................................... 101

vi

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Teks

Halaman

1.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator Kegiatan
Perencanaan Sampai Evaluasi PHBM Wisata ..................................... 32

2

Distribusi Responden Terhadap Indikator 3 ........................................ 34

3.

Kondisi Jalan Curug Kembar Wana Wisata Curug Kembar
Batu Layang ......................................................................................... 36

4.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator Kondisi
Fisik Sarana dan Prasarana Wana Wisata Curug Kembar Batu
Layang ................................................................................................. 37

5.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator Dampak
Positif Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat..................................... 38

6.

Distribusi Responden Kompepar Berdasarkan Tingkat
Sikapnya .............................................................................................. 39

7.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator Latar
Belakang Ikut PHBM Wisata .............................................................. 42

8.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator
Keterlibatan Dalam Kegiatan Pelaksanaan.......................................... 46

9.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator
Keterlibatan Dalam Kegiatan Monitoring Dan Evaluasi ..................... 48

10.

Distribusi Responden Kompepar Terhadap Indikator
Kepuasan Menikmati Hasil ................................................................. 50

11.

Distribusi Responden Kompepar Berdasarkan Tingkat
Partisipasinya ....................................................................................... 51

12.

Distribusi Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat
Sikapnya .............................................................................................. 56

13.

Distribusi Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat
Partisipasinya ....................................................................................... 61

14.

Tabulasi Silang Jarak Tempat Responden Kompepar dengan
Sikapnya .............................................................................................. 70

15.

Tabulasi Silang Jarak Tempat Responden Kompepar dengan
Partisipasinya ....................................................................................... 81

16.

Tabulasi Silang Tingkat Lama Tinggal Responden Kompepar
dengan Partisipasinya .......................................................................... 82

17.

Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Responden Masyarakat
dengan Sikapnya .................................................................................. 87

18.

Tabulasi Silang Tingkat Umur Responden Masyarakat
dengan Sikapnya .................................................................................. 88

vii

19.

Tabulasi Silang Jarak Tempat Responden Masyarakat dengan
Sikapnya .............................................................................................. 90

20.

Tabulasi Silang Tingkat Pendapatan Responden Masyarakat
dengan Partisipasinya .......................................................................... 99

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Teks

Halaman

1.

Pengujian Reliabilitas Instrumen ......................................................... 109

2.

Kegiatan Pembenahan Sarana dan Prasarana Wana Wisata
Curug Kembar Batu Layang ................................................................ 110

3.

Perjanjian Kerjasama Perum Perhutani BKPH Bogor KPH
Bogor dengan Kompepar Pemuda Sarana Cipta Pariwisata
Desa Batu Layang ................................................................................ 111

4.

Perjanjian Kerjasama Perum Perhutani BKPH Bogor KPH
Bogor dengan Desa Batu Layang ........................................................ 118

5.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Pendidikan
Responden Kompepar dengan Sikapnya ............................................. 123

6.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Umur Responden
Kompepar dengan Sikapnya ................................................................ 123

7.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Pendapatan
Responden Kompepar dengan Sikapnya ............................................. 123

8.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jenis Kelamin Responden
Kompepar dengan Sikapnya ................................................................ 123

9.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jenis Pekerjaan Responden
Kompepar dengan Sikapnya ................................................................ 124

10.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jarak Tempat Responden
Kompepar dengan Sikapnya ................................................................ 124

11.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Lama Tinggal
Responden Kompepar dengan Sikapnya ............................................. 124

12.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Pendidikan
Responden Kompepar dengan Partisipasinya...................................... 124

13.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Umur Responden
Kompepar dengan Partisipasinya ........................................................ 125

14.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Pendapatan
Responden Kompepar dengan Partisipasinya...................................... 125

15.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jenis Kelamin Responden
Kompepar dengan Partisipasinya ........................................................ 125

16.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jenis Pekerjaan Responden
Kompepar dengan Partisipasinya ........................................................ 125

17.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jarak Tempat Responden
Masyarakat dengan Partisipasinya....................................................... 126

18.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Lama Tinggal Responden
Kompepar dengan Partisipasinya ........................................................ 126

ix

19.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Pendidikan
Responden Masyarakat dengan Sikapnya ........................................... 126

20.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Pendapatan
Responden Masyarakat dengan Sikapnya ........................................... 126

21.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jenis Kelamin Responden
Masyarakat dengan Sikapnya .............................................................. 127

22.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jenis Pekerjaan Responden
Masyarakat dengan Sikapnya .............................................................. 127

23.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Umur Responden
Masyarakat dengan Sikapnya .............................................................. 127

24.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jarak Tempat Responden
Masyarakat dengan Sikapnya .............................................................. 127

25.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Lama Tinggal
Responden Masyarakat dengan Sikapnya ........................................... 128

26.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Pendidikan
Responden Masyarakat dengan Partisipasinya .................................... 128

27.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Umur Responden
Masyarakat dengan Partisipasinya....................................................... 128

28.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jenis Kelamin Responden
Masyarakat dengan Partisipasinya....................................................... 128

29.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jenis Pekerjaan Responden
Masyarakat dengan Partisipasinya....................................................... 132

30.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingkat Pendapatan
Responden Masyarakat dengan Partisipasinya .................................... 132

31.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Jarak Tempat Responden
Masyarakat dengan Partisipasinya....................................................... 132

32.

Hasil Analisa Statistik Chi Square Tingakat Lama Tinggal
Responden Masyarakat dengan Partisipasinya .................................... 132

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengelolaan hutan di Indonesia pada awalnya hanya berorientasi pada
pemanfaatan hasil kayu. Namun sejalan dengan itu, telah berkembang
pemahaman tentang hutan sebagai suatu ekosistem yang dapat memberikan
berbagai macam manfaat, bukan saja kayu tetapi juga manfaat non kayu,
diantaranya berupa pemanfaatan jasa lingkungan. Hal ini mengindikasikan pada
pengelolaan hutan di Indonesia telah terjadi perubahan paradigma dari Timber
Forest Management menjadi Resources Forest Management.
Menurut Ditjen PHKA (2006), jasa lingkungan adalah produk sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya (SDAHE) yang berupa manfaat langsung
(tangible) dan/atau manfaat tidak langsung (intangible) yang meliputi antara lain
jasa wisata alam, rekreasi, jasa perlindungan tata air/hidrologi, kesuburan tanah,
pengendalian erosi dan banjir, keindahan, keunikan, serta penyerapan dan
penyimpanan karbon.
Perhutani (KPH Bogor) dalam menjalankan bisnis perusahaannya dalam
segi ekonomi masih mengandalkan usaha pokok dari kayu. Selain mengandalkan
usaha pokok dari kayu tersebut, KPH Bogor juga mengembangkan sektor
pariwisata dengan memanfaatkan keberadaan hutan yang karena keindahan atau
keunikan alamnya dapat dijadikan sebagai kegiatan wisata tanpa mengubah fungsi
pokoknya yang disebut sebagai wana wisata. Walaupun telah banyak yang
diusahakan, nampaknya bagi Perhutani usaha semacam ini masih dipandang
sumber penghasilan nomor dua dalam perspektif usahanya. Padahal dari segi
ekonomi keuntungan yang diperoleh mungkin bisa melebihi nilai ekonomi dari
kayu tersebut. Selain itu, dari segi ekologi dengan pengusahaan sektor pariwisata
diharapkan juga dapat menjaga kelestarian hutan.
KPH Bogor dalam pengembangan objek wisata hutan (wana wisata)
telah dilakukan sejak tahun 1990 dan menjadi andalan terdiri dari 4 lokasi wana
wisata, diantaranya : Wana Wisata Curug Cilember, Wana Wisata Curug Nangka,
Wana Wisata Bumi Perkemahan Sukamatri, dan Wana Wisata Bumi Perkemahan
Gunung Bunder. Sampai tahun 2005, KPH Bogor telah mengembangkan lokasi

wisata menjadi 14 lokasi dan pengembangan objek wisata baru sebanyak 24
lokasi. Salah satu diantaranya adalah Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang.
Pariwisata dalam hal ini wana wisata memerlukan usaha pengembangan
secara terus menerus. Dengan adanya pengembangan wana wisata diharapkan
mampu memberikan daya saing terhadap daerah tujuan wisata lain, baik dari segi
pelayanan, atraksi, maupun objek wisata dan lain sebagainya sehingga dapat
menyesuaikan dengan selera wisatawan.
Kegiatan pengembangan usaha pariwisata alam (wana wisata) tentu
tidak lepas dari keadaan sosial, ekonomi dan lingkungan. Pariwisata merupakan
industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya
lingkungan. Sektor ini sangat peka terhadap lingkungan karena sebenarnya
lingkungan itulah yang dipasarkan. Oleh karena itu, semakin perlu disadari bahwa
pemanfataan

suatu lingkungan harus direncanakan

secara

matang dan

dikendalikan secara terarah. Dalam hal ini peran serta masyarakat sangat penting.
Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam persiapan dan perencanaan pariwisata
di daerahnya, diharapkan mampu meningkatakan partisipasi mereka karena
terdapat rasa kepemilikan serta tanggung jawab untuk memelihara serta
melestarikan yang sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dan
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Lunberg dalam Hutabarat (1992) kegiatan pariwisata juga
merupakan kegiatan sosial budaya yang banyak melibatkan manusia di dalamnya
sehingga sangat wajar bila dalam pengembangan pariwisata unsur manusia
menjadi sentral perhatian, baik menjadi subjek maupun menjadi objek.
Perumusan Masalah
KPH Bogor memiliki banyak potensi objek wana wisata, baik yang
sudah maju, sedang berkembang maupun yang akan dikembangkan. Salah satu
wana wisata yang dikembangkan oleh KPH Bogor adalah Wana Wisata Curug
Kembar Batu Layang. Disamping potensi wisata yang dimiliki, keuntungan lain
yang dimiliki KPH Bogor adalah letak geografis Bogor yang strategis, yaitu
berbatasan langsung dengan ibukota negara, terletak di sebelah barat kota
Bandung (ibukota propinsi Jawa Barat) dan di sebelah timur propinsi Banten. Hal
ini merupakan salah satu potensi sebagai daerah penyebaran wisatawan.

2

Industri pariwisata dewasa ini dihadapkan pada persaingan yang sangat
tajam. Oleh karena itu pengembangan terhadap pariwisata tersebut menjadi
mutlak untuk dilakukan. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tidak hanya
tergantung pada daya tarik daerah itu sendiri. Peran masyarakat juga sangat besar
dalam pengembangan kepariwisataan.
KPH Bogor dalam pengembangan wana wisata juga melibatkan
masyarakat dalam pengelolaannya. Ini sesuai dengan misi Perhutani mengelola
hutan sebagai ekosistem secara partisipatif sesuai dengan karakteristik wilayah
untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan masyarakat, serta
misi KPH Bogor memberdayakan Masyarakat Desa Hutan sebagai mitra sejajar
Perhutani dan subjek pembangunan.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh KPH Bogor dalam
pengelolaan wana wisata adalah terbangunnya pengelolaan wana wisata di KPH
Bogor yang berbasis kemasyarakatan melalui pola PHBM (Perum Perhutani KPH
Bogor, 2003). Dalam pengelolaan wana wisata, KPH Bogor telah mengacu pada
SK Direksi No.136/KPTS/DIR/2001 tentang Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM). Sistem Pengelolaan PHBM (PHBM wisata) tersebut telah
dilakukan di beberapa lokasi wana wisata, baik di wana wisata yang sudah maju,
sedang berkembang dan wana wisata yang akan dikembangkan. Implementasi
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di lokasi wana wisata yang
akan dikembangkan salah satunya adalah di Wana Wisata Curug Kembar Batu
Layang.
Dengan adanya sistem pengelolaan PHBM wisata di Wana Wisata
Curug Kembar Batu Layang dimana wana wisata ini merupakan wana wisata
yang akan dikembangkan maka perlu dikaji bagaimana sikap dan partisipasi
masyarakat lokal terhadap pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu
Layang. Adapun masalah-masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana sikap masyarakat lokal terhadap pengembangan Wana
Wisata Curug Kembar Batu Layang.
2. Bagaimana partisipasi masyarakat lokal terhadap pengembangan
Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang.

3

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan partisipasi
masyarakat lokal terhadap pengembangan Wana Wisata Curug
Kembar Batu Layang.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk :
1. Mengetahui sikap masyarakat lokal terhadap pengembangan Wana
Wisata Curug Kembar Batu Layang.
2. Mengetahui partisipasi masyarakat lokal terhadap pengembangan
Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang.
3. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan partisipasi
masyarakat lokal dalam pengembangan Wana Wisata Curug Kembar
Batu Layang.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
sikap dan partisipasi masyarakat terhadap pengembangan Wana Wisata Curug
Kembar Batu Layang sebagai bahan evaluasi bagi para pengambil kebijakan dan
pengembangan Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang untuk rencana
pengembangan selanjutnya, sehingga rencana pengembangan Wana Wisata Curug
Kembar Batu Layang dapat memaksimumkan manfaat dan meminimumkan
dampak negatif dari kegiatan wisata dengan tetap memperhatikan lingkungan.

4

TINJAUAN PUSTAKA
Pariwisata
Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata,
yaitu kata “Pari” yang berarti berkeliling dan kata “Wisata” berarti perjalanan
(Yoeti,1997). Pariwisata secara keseluruhan dapat diartikan sebagai suatu
perjalanan keliling (from one place to another place). Pada prinsipnya pariwisata
merupakan kegiatan/aktivitas perjalanan yang dilakukan seseorang dengan
maksud dan tujuan tertentu dengan mengunjungi suatu daerah atau tempat.
Kepariwisataan menurut TAP MPRS Tahun 1960 adalah suatu cara
untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberikan hiburan rohani dan
jasmani, setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihatlihat daerah lain (wisatawan nusantara) atau negara lain (wisatawan manca
negara). Dalam Keputusan Presiden No. 19 Tahun 1967 ditegaskan bahwa
kepariwisataan merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan
lingkungan hidup seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, panorama atau
pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman.
Adapun definisi kepariwisataan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun
1990 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata, yang mengandung unsur manusia (wisatawan), kegiatan (perjalanan),
usaha, pengaturan, pembinaan, motivasi (menikmati), sasaran, penyelenggaraan,
dan pengendalian.
Dalam PP No.18 Tahun 1994, pariwisata alam didefinisikan sebagai
sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam, termasuk pengusahaan objek dan
daya tarik wisata alam serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Menurut Ditjen PHKA (2006), kawasan taman wisata alam adalah
kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Adapun kriteria untuk penunjukkan dan
penetapan sebagai kawasan taman wisata alam :
1. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem
gejala alam serta formasi geologi yang menarik.

2. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian fungsi,
potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan
rekreasi alam.
3. Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan
pariwisata alam.
Kawasan taman wisata alam dikelola oleh pemerintah dan dikelola
dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya. Suatu kawasan taman wisata alam dikelola berdasarkan satu
rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,
ekonomis dan sosial budaya. Rencana pengelolaan taman wisata alam sekurangkurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang
upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan (Ditjen PHKA,
2006).
Leiper (1995) menyatakan bahwa pariwisata merupakan model dari
kegiatan yang dilakukan wisatawan yang berkaitan dengan tempat secara
geografis yaitu lingkungan tempat tinggal, tempat persinggahan dan daerah tujuan
wisata serta komponen-komponen dalam industri pariwisata. Lingkungan fisik,
sosial dan ekonomi merupakan lingkup lingkungan yang berkaitan dengan
kegiatan pariwisata yang dilakukan wisatawan.
Model dari sistem pariwisata terdiri dari lima elemen yaitu informasi dan
wisatawan aktual, transportasi, atraksi wisata, pelayanan dan fasilitas (Gun,1988).
Semua elemen dalam pariwisata seperti penjelasan di atas saling terkait satu
dengan lainnya.
Menurut Musanef (1995), pada intinya pariwisata harus memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut :
1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
3. Perjalanan itu walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan
dengan bertamasya dan berekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi
wisata.

6

4. Orang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di
tempat/daerah yang dikunjungi tersebut, semata-mata sebagai
konsumen di tempat tersebut dengan mendapatkan pelayanan.
Menurut Wahab (1992), penawaran (supply) dalam pariwisata
menunjukkan khasanah atraksi wisata buatan manusia, jasa-jasa, maupun barangbarang yang kira-kira akan menarik orang untuk mengunjungi negara tertentu.
Penawaran pariwisata dapat berupa alamiah dan buatan manusia. Kekayaan alam
yang ditawarkan untuk kegiatan pariwisata dapat berupa :
1. Iklim.
2. Topografi dan pemandangan alam.
3. Unsur rimba.
4. Flora dan fauna.
5. Pusat-pusat kesehatan alamiah.
Hasil karya buatan manusia yang ditawarkan ada lima jenis kategori
utama, yaitu :
1. Bercirikan sejarah, budaya dan agama.
2. Prasarana-prasarana seperti prasarana umum, penyediaan kebutuhan
pokok dan yang lain.
3. Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang.
4. Sarana pelengkap.
5. Pola hidup masyarakat yang telah menjadi khasanah wisata yang
sangat penting.
Menurut Avenzora (2001) dalam Mulyana (2002) bahwa sumberdaya
pariwisata adalah sesuatu yang memiliki dimensi ruang tertentu, dengan batasbatas tertentu dan memiliki elemen-elemen penyusun tertentu, yaitu :
1. Memiliki atraksi wisata.
2. Dapat menarik minat untuk berkunjung.
3. Dapat menampung kegiatan wisata.
Maksud memiliki atraksi wisata adalah bahwa sumberdaya tersebut
dapat membuat orang tertarik, sehingga menimbulkan minat untuk berkunjung ke
daerah tempat sumberdaya itu berada. Adapun yang dimaksud dengan
sumberdaya dapat menampung kegiatan wisata adalah untuk melihat daya dukung

7

sumberdaya tersebut terhadap aktivitas pariwisata yang dilaksanakan dan jenis
wisata yang cocok dengan kondisi sumberdaya yang ada.
Wana Wisata
Wana wisata merupakan objek-objek wisata alam yang dibangun dan
dikembangkan oleh Perum Perhutani di dalam kawasan hutan produksi dan
lindung secara terbatas dengan tidak mengubah fungsi pokok. Wana wisata
merupakan suatu kawasan hutan yang karena keindahan ataupun keunikan
alamnya dapat dijadikan tempat untuk kegiatan wisata yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian dan wisata alam tanpa mengubah fungsi
kawasan hutan.
Wana wisata dibedakan sebagai wana wisata harian, wana wisata
bermalam yang dilengkapi sarana penginapan berupa pondok wisata atau
pesanggrahan, dan bumi perkemahan (Nadiar, 1994). Sebagai salah satu
komponen wisata terdapat beberapa kelebihan dari wana wisata yaitu sifatnya
yang alami, udara yang bersih dan sejuk, objek yang menarik dan luas serta
beberapa kelebihan lain. Kelebihan ini menjadikan wana wisata punya prospek
yang baik di masa mendatang (Lutfi dan Andrian, 1996).
Masyarakat
Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan masyarakat sebagai kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinu dan yang terikat oleh rasa identitas bersama.
Masyarakat lokal menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal pada suatu wilayah dengan faktor utama yang menjadi dasar adalah
interaksi yang lebih besar anggotanya dibandingkan penduduk luar (Soemardjan
1962 dalam Soekanto, 1990).
Menurut Iver dan Page dalam Soekanto (1990), dasar masyarakat lokal
adalah lokalitas dan perasaan masyarakat lokal. Perasaan masyarakat lokal
(community

sentiment)

memiliki

beberapa

unsur

yaitu

seperasaan,

sepenanggungan dan saling memerlukan.
Masyarakat setempat yang terkait dengan pariwisata adalah masyarakat
yang terkait secara langsung (pemilik dan masyarakat sekitar kawasan wisata)
maupun masyarakat yang tidak terkait langsung, yaitu masyarakat yang

8

dipengaruhi lokasi dan jarak. Istilah masyarakat setempat (community) menunjuk
pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti
geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi
dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota dibandingkan dengan
interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya (Soekanto, 1990).
Persepsi dan Sikap
Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan. Proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Depdikbud, 1986). Leavitt
(1978) menyatakan definisi persepsi (perception) dalam arti sempit adalah
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas
ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu. Persepsi orang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan
mereka. Orang melihat kepada hal-hal yang mereka anggap akan membantu
memuaskan kebutuhan-kebutuhan, mengabaikan hal-hal yang mengganggu, dan
kemudian melihat kepada gangguan-gangguan yang berlangsung lama dan
meningkat.
Persepsi yang benar terhadap suatu obyek diperlukan, sebab persepsi
merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku. Persepsi individu terhadap
lingkungannya merupakan faktor penting karena akan berlanjut dalam
menentukan tindakan individu tersebut. Perilaku adalah hasil persepsi dan
persepsi yang salah bisa menimbulkan perilaku yang salah (Harihanto, 2001).
Persepsi masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah nilai-nilai dari dalam diri dipadukan dengan hal-hal yang
ditangkap pancaindra pada proses melihat, merasakan, mencium aroma,
mendengar dan meraba. Faktor internal tersebut antara lain : umur, jenis kelamin,
latar belakang, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, asal dan status penduduk,
tempat tinggal, status ekonomi dan waktu luang. Faktor tersebut kemudian
dikombinasikan dengan faktor eksternal yaitu keadaan lingkungan fisik dan sosial,
yang kemudian menjadi suatu respon dalam bentuk suatu tindakan (Porteous,
1977 dalam Catur, 2005).
Masyarakat harus dilibatkan dan diperhatikan persepsinya dalam
pengelolaan lingkungan sebab masyarakat memiliki peran ganda, yakni sebagai

9

subyek dan obyek. Sebagai obyek mereka harus dapat menikmati hasil
pengelolaan secara adil dan merata, sebagai subyek mereka perlu terus
meningkatkan dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat menjadi pengelola yang
baik (Untung, 1995 dalam Harihanto, 2001).
Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan mengenai suatu objek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan
bagaimana seseorang merasakan sesuatu (Robbins, 2001).
Sarwono (2002) menyatakan bahwa ciri khas dari sikap adalah
mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda), juga
mengandung penilaian setuju-tidak setuju atau suka-tidaksuka. Perbedaan teletak
pada proses selanjutnya dan penerapan konsep tentang sikap mengenai proses
terjadinya sebagian besar pakar berpendapat bahwa sikap merupakan suatu yang
dipelajari (bukan bawaan). Oleh sebab itu sikap lebih dapat dibentuk,
dikembangkan, dipengaruhi dan diubah.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tapi
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sifat
(Rakmat, 2001). Sikap merupakan fungsi dari pengetahuan menyangkut pendapat,
keyakinan dan penilaian. Sikap yang positif akan menimbulkan perilaku yang
positif dan sebaliknya sikap yang negatif akan menimbulkan perilaku yang negaif.
Ciri-Ciri Sikap
Robbins (2001) mengemukakan bahwa sikap mengandung tiga
komponen, yaitu :
1. Kepercayaan kognitif (komponen perseptual), berhubungan dengan
objek dari persepsi dalam komponen itu, termasuk di dalamnya
pengetahuan dan kepercayaan.
2. Komponen

afektif

(komponen

emosional

dan

perasaan),

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Rasa senang
bersifat positif dan rasa tidak senang bersifat negatif.
3. Komponen

perilaku

(behavior),

berhubungan

dengan

kecenderungan bertindak terhadap objek.

10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Coulhan, et al. 1995, sikap terdiri dari tiga sumber utama.
Sumber-sumber tersebut yaitu :
1. Pengalaman pribadi. Sikap dapat merupakan hasil pengalaman yang
menyenangkan atau menyakitkan dengan sikap objek.
2. Pemindahan emosi. Secara tidak sadar mengalihkan perasaan yang
menyakitkan jauh dari objek yang sebenarnya kepada objek yang
lebih aman.
3. Pengaruh sosial. Pengaruh sosial sering membentuk sikap kita jauh
sebelum kita terlibat atau berjumpa dengan objek sikap tersebut.
Menurut

Simamora

(2002),

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pembentukan sikap yaitu :
1. Pengalaman pribadi. Pembentukan sikap terutama dipengaruhi oleh
pengalaman konsumen terhadap produk.
2. Pengaruh keluarga dan kawan. Keluarga, kawan, atau orang yang
dihormati, mempengaruhi sikap kita terhadap sesuatu, melalui
perkataan, perbuatan atau teladan.
3. Direct marketing. Pemasaran langsung adalah metode promosi yang
mengkombinasikan semua metode promosi dan diarahkan langsung
kepada pelanggannya.
4. Media massa. Merupakan sumber informasi utama saat ini, setiap
hari media massa memapar

Dokumen yang terkait

Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus di Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan dan Desa Bintang Maria, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun)

5 61 83

Hubungan Partisipasi Politik Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa (Studi Desa Kelanga Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna Propinsi Kepulauan Riau)

8 63 106

Karateristik Tersangka Penderita Rabies Di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 29 100

Memaknai Potensi Lompat Batu (Hombo Batu) Bagi Masyarakat Bawomataluo Nias Selatan Dari Budaya Tradisional Menjadi Budaya Wisata

10 116 132

Deindustrialisasi Pedesaan (Studi Kasus Desa Curug Bintang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 28 142

Keanekaragaman Spesies Amfibi di Sungai Cilember dalam Kawasan Wana Wisata Curug Cilember, Bogor-Jawa Barat

0 17 20

Partisipasi Masyarakat dalam Progratn Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat: Kasus di Wana Wisata Curug Cilember RPH Cipayung, BKPH Bogor, KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 8 78

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Rencana Pengembangan Ekowisata dan Analisis Investasi Proyek di Wana Wisata Curug Kembar Batu Layang Perum Perhutani

0 10 105

Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember Cisarua Kabupaten Bogor

1 28 250