Pengembangan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Untuk Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Pesantren (Studi Kasus Di PKBM Al-Wathoniyah Desa Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara)

#% &

! #

!'

!"
#
$
( ) #! *#) +

,

.

-

*

/001


!

ii

-

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Pengembangan Program
Kecakapan Hidup (
) untuk Pemberdayaan Masyarakat Sekitar
Pesantren: Studi Kasus di PKBM Al!Wathoniyah Desa Sukosono Kecamatan
Kedung Kabupaten Jepara adalah karya saya dengan arahan dari Komisi
Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, Januari 2009

NRP I354070225


iii

DIAN NOOR TAMZIS HANAFI. Expansion of Life Skills Program for Community’s
Empowerment Surrounding an Islamic Boarding School: A Case Study in Center
of Community Learning’s Activities “Al!Wathoniyah” Village Sukosono Subdistrict
Kedung District Jepara. Under direction of PUDJI MULJONO and HOLIL
SOELAIMAN.
Due to the post economic crisis in 1998 and global economic crisis
situation since 2008, Indonesia deals with various social problems such as
unemployment, the increasing of drop!out students, and the increasing rate of the
poverty. This phenomenon drives the Department of National Education to carry
out the Life Skills Program involving the society. The government policy in giving
wide opportunity for the society to actively engage in education area is responded
by the community of Village Sukosono Subdistrict Kedung District Jepara by
establishing PKBM Al!Wathoniyah. PKBM carries out the external education
school (pendidikan luar sekolah/PLS) including life skills program and cooperates
with Mambaul Quran islamic boarding school. This establishment is driven by the
relatively low level of wealth and education in Sukosono community. The
implementation of this program needs to be evaluated and given feedback
through research and action programs, in order for the program to be

implemented better in the future.
Keywords: wealth, external education school, life skills, PKBM, islamic boarding
school.

iv

DIAN NOOR TAMZIS HANAFI. Pengembangan Program Kecakapan Hidup (
) untuk Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Pesantren: Studi Kasus di
PKBM Al!Wathoniyah Desa Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.
Dibimbing oleh PUDJI MULJONO dan HOLIL SOELAIMAN.
Pasca krisis ekonomi tahun 1998 dan dihadapkan pada situasi krisis
keuangan global sejak tahun 2008, Indonesia menghadapi berbagai
permasalahan seperti banyaknya pengangguran, meningkatnya angka
kriminalitas, maraknya permasalahan sosial misalnya anak jalanan, gelandangan
dan pengemis, bertambahnya anak putus sekolah, serta meningkatnya jumlah
penduduk miskin. Dari segi ekonomi, terdapat kecenderungan peningkatan
jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja dan
tingkat pendidikan. Rendahnya daya serap ini karena sempitnya lapangan kerja
dan kompetensi yang diinginkan oleh lembaga penerima tenaga kerja tidak
dipenuhi oleh sebagian besar pencari kerja. Fenomena ini mendorong

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyelenggarakan + '+ &
#% $ ) !
)
, antara lain menyerahkan pengelolaannya
kepada
#'
! # 2 +
" + $
. Meskipun program ini
dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat dalam peningkatan ekonomi dan
perluasan jaringan, tetapi secara konsep dan implementasinya, terdapat
perbedaan antara Depdiknas dengan WHO (
).
Kebijakan pemerintah memberikan kesempatan seluas!luasnya bagi
masyarakat untuk turut berperan serta aktif dalam dalam bidang pendidikan,
menjadi dasar pembentukan PKBM Al!Wathoniyah di Desa Sukosono
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. PKBM Al!Wathoniyah merupakan
kelembagaan yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat (DOUM) ! meski!
pun tetap menggunakan aturan main yang ditetapkan pemerintah ! berperan
dalam bidang garapan pendidikan luar sekolah (PLS) dalam wilayah Desa

Sukosono dan sekitarnya. Pendirian PKBM sesuai dengan konsep
dan merupakan
karena dibentuk
dengan konsep DOUM tersebut. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah
program kecakapan hidup (
) untuk memberikan alternatif jenis
keterampilan yang dapat dikembangkan oleh warga belajarnya dalam
memperoleh penghasilan agar tidak tergantung pada sektor meubel. Di
Sukosono, penyelenggaraan
antara lain bekerja sama dengan
pesantren Mamba’ul Qur’an, sebuah lembaga keagamaan Islam yang telah ada
dan mengakar dalam kehidupan masyarakat Sukosono.
Salah satu faktor pendorong pembentukan PKBM Al!Wathoniyah adalah
tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat Desa Sukosono yang
relatif rendah. Kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan ditambah dengan
krisis global, menjadi salah satu penyebab tingkat perekonomian masyarakat
menjadi statis cenderung menurun. Hal ini karena sebagian besar masyarakat
Sukosono bergerak dalam sektor permeubelan yang turut terkena imbas krisis di
Indonesia, sehingga menambah jumlah warga yang menganggur dan tetap
dalam kondisi miskin. Mahalnya bahan baku kayu, mahalnya harga produksi, dan

kompetitifnya harga barang jadi sebagai akibat dari krisis, menjadi salah satu
penyebab rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat Sukosono.

v

Penyelenggaraan PLS oleh PKBM Al!Wathoniyah perlu mendapatkan
evaluasi dan umpan balik melalui penelitian dan program aksi. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui efektifitas penyelenggaraan program, mengetahui
faktor pendukung dan penghambat program, serta merancang program aksi
untuk pemberdayaan masyarakat sekitar pesantren melalui pengembangan
yang telah berjalan. Hasil analisis tersebut dijadikan tolok ukur untuk
merancang strategi pengembangan program demi tercapainya tujuan
meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, melalui teknik
!
(FGD). Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya
lapangan kerja bagi masyarakat Sukosono sebagai alternatif selain meubel,
berkembangnya industri kecil, kolaborasi dengan swasta dan dunia industri,
memberi kesempatan kepada warga belajar untuk berpartisipasi dalam
pembangunan, serta mendapatkan penghasilan bagi diri sendiri maupun
keluarga.

Melalui FGD, dibentuk beberapa rencana program aksi tersebut, yaitu:
program peningkatan mutu produk, yang dilakukan untuk tetap mempertahankan
jenis
yang bermanfaat dan berlanjut sampai sekarang serta
“menghidupkan” jenis keterampilan yang berhenti di tengah jalan; program
pengembangan usaha, dengan pengembangan jejaring dan peningkatan kerja
sama antar
; dan program pembentukan usaha baru, untuk
menjangkau lebih banyak masyarakat yang memerlukan
, antara lain
penyediaan alat peraga edukatif (APE) dan usaha bordir.
Kata kunci: kesejahteraan, pendidikan luar sekolah,

, PKBM, pesantren.

v

vi

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang!Undang
"#
$

$
$

%

&
%

'#(
'#(

$

$

vii


#% &

! #

!'

!"
#
$
( ) #! *#) +

,

-

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat


.

*
/001

!

viii

*

'

&
& +

$ $

$ +


3

4

3
3

#!'#&( !' ! + '+ & #% $ ) !
)
! $ #&(#+ " !
" + $
#$ +
# ! +#!
!"
#
$
!
#% & ! # !'
( ) #!
*#) +
!

+

&5

! 6

7890:0//8

# 2
&

+; +;

2

2 ! <

#&( &( !'

; ;

+ ;

#

#

& !<
!''

<

$#
#

+ '+ &
' #+ + 6# !
#!'#&( !' !
" + $

+; +; 2

+

;. ( <

; ;

Tanggal ujian:29 Januari 2009

#$ ! #$

+ 6;

+; +; ;

%

+

+2 !

!4 +

Tanggal lulus:

) + <

; ;

ix

.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
) .
Shalawat dan salam sejahtera semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad
*+
, beserta keluarga dan sahabatnya serta para
penerus perjuangannya. Amin.
Setiap manusia mengalami proses pembelajaran sepanjang hidupnya.
Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran itu dirumuskan dalam asas
(pendidikan sepanjang hayat). Dalam konsep tersebut, dikenal
adanya pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah (PLS). Penulis berusaha
menganalisis salah satu jenis PLS berupa kecakapan hidup (
) ! program
yang digulirkan Depdiknas ! yang diselenggarakan oleh PKBM (Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat) sebagai salah satu alternatif bagi masyarakat untuk
menguasai keterampilan praktis yang dapat dimanfaatkan dalam mencari
penghasilan. PLS fleksibel sifatnya, dapat dikolaborasikan dengan kelembagaan
masyarakat yang telah ada. Penulis ingin mencari efektifitas pengembangan
penyelenggaraan PLS khususnya
oleh PKBM yang antara lain dikola!
borasikan dengan kelembagaan pesantren agar bermanfaat bagi masyarakat.
Penulis menyadari bahwa Kajian Pengembangan Masyarakat ini bukan
hasil jerih payah sendiri. Hasil ini diperoleh berkat bimbingan, dorongan,
dukungan, dan doa yang tiada henti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dari hati yang
terdalam (%
%
)) dan penghargaan setinggi!tingginya
kepada institusi: Departemen Sosial RI c.q. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial
Bandung yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana dalam
mengikuti program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat ini, Institut
Pertanian Bogor, serta Pemerintah Kabupaten Kudus yang memberi kesempatan
dan izin mengikuti kuliah. Secara khusus ucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing: Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si. dan Drs. Holil Soelaiman, MSW, APU.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua
penulis, Bapak Noor Salim dan Ibu Subingah; mertua, Papah Irlan Surapermana
dan Mamah Siti Fatimah; istri dan anak tercinta, Ira Yulistiana dan Najmi Azira
Rifa Hanafi; serta kakak!kakak dan adik!adik penulis. Begitu pun kepada Mas
Zaenun Eko Riyanto, Tenaga Lapangan Dikmas Kecamatan Kedung atas
segenap bantuan dan dorongannya dalam penyelesaian kajian; serta teman!
teman MPM angkatan V atas segala cinta, persahabatan, pertemanan, kritik, dan
saran. Semoga seluruh pengorbanan dari berbagai pihak tersebut, memperoleh
balasan yang berlipat ganda dari Allah
) .
Semoga kajian ini dapat berguna bagi pihak!pihak yang tertarik dan
berkeinginan mengembangkan program!program PLS khususnya program
melalui PKBM, atau pun sebatas sebagai bahan kajian bagi peneliti lain.
.
Bogor, Januari 2009

x

Terlahir sebagai anak ketiga dari pasangan Noor Salim dan Subingah
pada tanggal 26 Oktober 1976, penulis tumbuh dan berkembang di kota Jepara,
kota kecil paling utara pulau Jawa. Tumbuh dalam keluarga guru, penulis sangat
menyadari akan arti penting pendidikan dalam perkembangan watak dan perilaku
seseorang. Pada tahun 1989, penulis menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri Jambu 2, tahun 1992 menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2, dan tahun 1995 tamat pendidikan Sekolah Menengah Atas
Negeri 1; semuanya di Jepara. Pada tahun 1994, penulis menjadi Siswa Teladan
Kabupaten Jepara. Kemudian tahun 1995 sampai dengan 1999, penulis
berkesempatan untuk menjalani program pendidikan Diploma IV di Sekolah
Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Jatinangor Sumedang.
Semasa di STPDN, penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
pada tahun kedua di sekolah kedinasan tersebut. Setelah lulus pada tahun 1999,
penulis ditugaskan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kudus. Penulis
diberikan kepercayaan sebagai Kepala Seksi Pemerintahan di Kelurahan
Purwosari Kecamatan Kota Kudus pada tahun 2005, setelah sebelumnya bekerja
sebagai staf di Bagian Kepegawaian dan Bagian Pemerintahan Sekretariat
Daerah Kabupaten Kudus selama enam tahun. Pada tahun 2007, penulis
tergerak untuk kembali memasuki dunia akademis melalui kesempatan yang
diberikan oleh Departemen Sosial yang memberikan beasiswa untuk program
pascasarjana Magister Profesional Pengembangan Masyarakat kerja sama
Institut Pertanian Bogor dengan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung.
Pada tahun yang sama, karena menjalankan tugas belajar di MPPM, penulis
dipindahkan status kepegawaiannya ke Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kudus, sampai dengan sekarang.
Pada Juli 2006, penulis melangsungkan pernikahan dengan Ira Yulistiana,
seorang bidan muda anak kelima dari pasangan Irlan Surapermana dan Siti
Fatimah. Satu tahun kemudian, pada Juni 2007, penulis mendapat titipan Allah
berupa seorang anak perempuan yang penulis beri nama, Najmi Azira Rifa
Hanafi.

#% &

! #

!'

!"
#
$
( ) #! *#) +

,

.

-

*

/001

!

ii

-

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Pengembangan Program
Kecakapan Hidup (
) untuk Pemberdayaan Masyarakat Sekitar
Pesantren: Studi Kasus di PKBM Al!Wathoniyah Desa Sukosono Kecamatan
Kedung Kabupaten Jepara adalah karya saya dengan arahan dari Komisi
Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, Januari 2009

NRP I354070225

iii

DIAN NOOR TAMZIS HANAFI. Expansion of Life Skills Program for Community’s
Empowerment Surrounding an Islamic Boarding School: A Case Study in Center
of Community Learning’s Activities “Al!Wathoniyah” Village Sukosono Subdistrict
Kedung District Jepara. Under direction of PUDJI MULJONO and HOLIL
SOELAIMAN.
Due to the post economic crisis in 1998 and global economic crisis
situation since 2008, Indonesia deals with various social problems such as
unemployment, the increasing of drop!out students, and the increasing rate of the
poverty. This phenomenon drives the Department of National Education to carry
out the Life Skills Program involving the society. The government policy in giving
wide opportunity for the society to actively engage in education area is responded
by the community of Village Sukosono Subdistrict Kedung District Jepara by
establishing PKBM Al!Wathoniyah. PKBM carries out the external education
school (pendidikan luar sekolah/PLS) including life skills program and cooperates
with Mambaul Quran islamic boarding school. This establishment is driven by the
relatively low level of wealth and education in Sukosono community. The
implementation of this program needs to be evaluated and given feedback
through research and action programs, in order for the program to be
implemented better in the future.
Keywords: wealth, external education school, life skills, PKBM, islamic boarding
school.

iv

DIAN NOOR TAMZIS HANAFI. Pengembangan Program Kecakapan Hidup (
) untuk Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Pesantren: Studi Kasus di
PKBM Al!Wathoniyah Desa Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.
Dibimbing oleh PUDJI MULJONO dan HOLIL SOELAIMAN.
Pasca krisis ekonomi tahun 1998 dan dihadapkan pada situasi krisis
keuangan global sejak tahun 2008, Indonesia menghadapi berbagai
permasalahan seperti banyaknya pengangguran, meningkatnya angka
kriminalitas, maraknya permasalahan sosial misalnya anak jalanan, gelandangan
dan pengemis, bertambahnya anak putus sekolah, serta meningkatnya jumlah
penduduk miskin. Dari segi ekonomi, terdapat kecenderungan peningkatan
jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja dan
tingkat pendidikan. Rendahnya daya serap ini karena sempitnya lapangan kerja
dan kompetensi yang diinginkan oleh lembaga penerima tenaga kerja tidak
dipenuhi oleh sebagian besar pencari kerja. Fenomena ini mendorong
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyelenggarakan + '+ &
#% $ ) !
)
, antara lain menyerahkan pengelolaannya
kepada
#'
! # 2 +
" + $
. Meskipun program ini
dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat dalam peningkatan ekonomi dan
perluasan jaringan, tetapi secara konsep dan implementasinya, terdapat
perbedaan antara Depdiknas dengan WHO (
).
Kebijakan pemerintah memberikan kesempatan seluas!luasnya bagi
masyarakat untuk turut berperan serta aktif dalam dalam bidang pendidikan,
menjadi dasar pembentukan PKBM Al!Wathoniyah di Desa Sukosono
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. PKBM Al!Wathoniyah merupakan
kelembagaan yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat (DOUM) ! meski!
pun tetap menggunakan aturan main yang ditetapkan pemerintah ! berperan
dalam bidang garapan pendidikan luar sekolah (PLS) dalam wilayah Desa
Sukosono dan sekitarnya. Pendirian PKBM sesuai dengan konsep
dan merupakan
karena dibentuk
dengan konsep DOUM tersebut. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah
program kecakapan hidup (
) untuk memberikan alternatif jenis
keterampilan yang dapat dikembangkan oleh warga belajarnya dalam
memperoleh penghasilan agar tidak tergantung pada sektor meubel. Di
Sukosono, penyelenggaraan
antara lain bekerja sama dengan
pesantren Mamba’ul Qur’an, sebuah lembaga keagamaan Islam yang telah ada
dan mengakar dalam kehidupan masyarakat Sukosono.
Salah satu faktor pendorong pembentukan PKBM Al!Wathoniyah adalah
tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat Desa Sukosono yang
relatif rendah. Kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan ditambah dengan
krisis global, menjadi salah satu penyebab tingkat perekonomian masyarakat
menjadi statis cenderung menurun. Hal ini karena sebagian besar masyarakat
Sukosono bergerak dalam sektor permeubelan yang turut terkena imbas krisis di
Indonesia, sehingga menambah jumlah warga yang menganggur dan tetap
dalam kondisi miskin. Mahalnya bahan baku kayu, mahalnya harga produksi, dan
kompetitifnya harga barang jadi sebagai akibat dari krisis, menjadi salah satu
penyebab rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat Sukosono.

v

Penyelenggaraan PLS oleh PKBM Al!Wathoniyah perlu mendapatkan
evaluasi dan umpan balik melalui penelitian dan program aksi. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui efektifitas penyelenggaraan program, mengetahui
faktor pendukung dan penghambat program, serta merancang program aksi
untuk pemberdayaan masyarakat sekitar pesantren melalui pengembangan
yang telah berjalan. Hasil analisis tersebut dijadikan tolok ukur untuk
merancang strategi pengembangan program demi tercapainya tujuan
meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, melalui teknik
!
(FGD). Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya
lapangan kerja bagi masyarakat Sukosono sebagai alternatif selain meubel,
berkembangnya industri kecil, kolaborasi dengan swasta dan dunia industri,
memberi kesempatan kepada warga belajar untuk berpartisipasi dalam
pembangunan, serta mendapatkan penghasilan bagi diri sendiri maupun
keluarga.
Melalui FGD, dibentuk beberapa rencana program aksi tersebut, yaitu:
program peningkatan mutu produk, yang dilakukan untuk tetap mempertahankan
jenis
yang bermanfaat dan berlanjut sampai sekarang serta
“menghidupkan” jenis keterampilan yang berhenti di tengah jalan; program
pengembangan usaha, dengan pengembangan jejaring dan peningkatan kerja
sama antar
; dan program pembentukan usaha baru, untuk
menjangkau lebih banyak masyarakat yang memerlukan
, antara lain
penyediaan alat peraga edukatif (APE) dan usaha bordir.
Kata kunci: kesejahteraan, pendidikan luar sekolah,

, PKBM, pesantren.

v

vi

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang!Undang
"#
$

$
$

%

&
%

'#(
'#(

$

$

vii

#% &

! #

!'

!"
#
$
( ) #! *#) +

,

-

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat

.

*
/001

!

viii

*

'

&
& +

$ $

$ +

3

4

3
3

#!'#&( !' ! + '+ & #% $ ) !
)
! $ #&(#+ " !
" + $
#$ +
# ! +#!
!"
#
$
!
#% & ! # !'
( ) #!
*#) +
!

+

&5

! 6

7890:0//8

# 2
&

+; +;

2

2 ! <

#&( &( !'

; ;

+ ;

#

#

& !<
!''

<

$#
#

+ '+ &
' #+ + 6# !
#!'#&( !' !
" + $

+; +; 2

+

;. ( <

; ;

Tanggal ujian:29 Januari 2009

#$ ! #$

+ 6;

+; +; ;

%

+

+2 !

!4 +

Tanggal lulus:

) + <

; ;

ix

.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
) .
Shalawat dan salam sejahtera semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad
*+
, beserta keluarga dan sahabatnya serta para
penerus perjuangannya. Amin.
Setiap manusia mengalami proses pembelajaran sepanjang hidupnya.
Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran itu dirumuskan dalam asas
(pendidikan sepanjang hayat). Dalam konsep tersebut, dikenal
adanya pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah (PLS). Penulis berusaha
menganalisis salah satu jenis PLS berupa kecakapan hidup (
) ! program
yang digulirkan Depdiknas ! yang diselenggarakan oleh PKBM (Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat) sebagai salah satu alternatif bagi masyarakat untuk
menguasai keterampilan praktis yang dapat dimanfaatkan dalam mencari
penghasilan. PLS fleksibel sifatnya, dapat dikolaborasikan dengan kelembagaan
masyarakat yang telah ada. Penulis ingin mencari efektifitas pengembangan
penyelenggaraan PLS khususnya
oleh PKBM yang antara lain dikola!
borasikan dengan kelembagaan pesantren agar bermanfaat bagi masyarakat.
Penulis menyadari bahwa Kajian Pengembangan Masyarakat ini bukan
hasil jerih payah sendiri. Hasil ini diperoleh berkat bimbingan, dorongan,
dukungan, dan doa yang tiada henti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dari hati yang
terdalam (%
%
)) dan penghargaan setinggi!tingginya
kepada institusi: Departemen Sosial RI c.q. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial
Bandung yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana dalam
mengikuti program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat ini, Institut
Pertanian Bogor, serta Pemerintah Kabupaten Kudus yang memberi kesempatan
dan izin mengikuti kuliah. Secara khusus ucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing: Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si. dan Drs. Holil Soelaiman, MSW, APU.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua
penulis, Bapak Noor Salim dan Ibu Subingah; mertua, Papah Irlan Surapermana
dan Mamah Siti Fatimah; istri dan anak tercinta, Ira Yulistiana dan Najmi Azira
Rifa Hanafi; serta kakak!kakak dan adik!adik penulis. Begitu pun kepada Mas
Zaenun Eko Riyanto, Tenaga Lapangan Dikmas Kecamatan Kedung atas
segenap bantuan dan dorongannya dalam penyelesaian kajian; serta teman!
teman MPM angkatan V atas segala cinta, persahabatan, pertemanan, kritik, dan
saran. Semoga seluruh pengorbanan dari berbagai pihak tersebut, memperoleh
balasan yang berlipat ganda dari Allah
) .
Semoga kajian ini dapat berguna bagi pihak!pihak yang tertarik dan
berkeinginan mengembangkan program!program PLS khususnya program
melalui PKBM, atau pun sebatas sebagai bahan kajian bagi peneliti lain.
.
Bogor, Januari 2009

x

Terlahir sebagai anak ketiga dari pasangan Noor Salim dan Subingah
pada tanggal 26 Oktober 1976, penulis tumbuh dan berkembang di kota Jepara,
kota kecil paling utara pulau Jawa. Tumbuh dalam keluarga guru, penulis sangat
menyadari akan arti penting pendidikan dalam perkembangan watak dan perilaku
seseorang. Pada tahun 1989, penulis menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri Jambu 2, tahun 1992 menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2, dan tahun 1995 tamat pendidikan Sekolah Menengah Atas
Negeri 1; semuanya di Jepara. Pada tahun 1994, penulis menjadi Siswa Teladan
Kabupaten Jepara. Kemudian tahun 1995 sampai dengan 1999, penulis
berkesempatan untuk menjalani program pendidikan Diploma IV di Sekolah
Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Jatinangor Sumedang.
Semasa di STPDN, penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
pada tahun kedua di sekolah kedinasan tersebut. Setelah lulus pada tahun 1999,
penulis ditugaskan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kudus. Penulis
diberikan kepercayaan sebagai Kepala Seksi Pemerintahan di Kelurahan
Purwosari Kecamatan Kota Kudus pada tahun 2005, setelah sebelumnya bekerja
sebagai staf di Bagian Kepegawaian dan Bagian Pemerintahan Sekretariat
Daerah Kabupaten Kudus selama enam tahun. Pada tahun 2007, penulis
tergerak untuk kembali memasuki dunia akademis melalui kesempatan yang
diberikan oleh Departemen Sosial yang memberikan beasiswa untuk program
pascasarjana Magister Profesional Pengembangan Masyarakat kerja sama
Institut Pertanian Bogor dengan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung.
Pada tahun yang sama, karena menjalankan tugas belajar di MPPM, penulis
dipindahkan status kepegawaiannya ke Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kudus, sampai dengan sekarang.
Pada Juli 2006, penulis melangsungkan pernikahan dengan Ira Yulistiana,
seorang bidan muda anak kelima dari pasangan Irlan Surapermana dan Siti
Fatimah. Satu tahun kemudian, pada Juni 2007, penulis mendapat titipan Allah
berupa seorang anak perempuan yang penulis beri nama, Najmi Azira Rifa
Hanafi.

xi

-

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................
Rumusan Masalah ..................................................................................
Tujuan Kajian ...........................................................................................
Manfaat Kajian .........................................................................................

1
8
8
9

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teoritis ......................................................................................
Konsep Pendidikan Nasional ...........................................................
Pemberdayaan .................................................................................
Pesantren .........................................................................................
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ....................................
Program Kecakapan Hidup (
) ...........................................
Kelembagaan ...................................................................................
Pemantauan dan Evaluasi ...............................................................
Tinjauan terhadap Konsep
Depdiknas ............................
Kerangka Pikir Kajian ..............................................................................

10
10
15
17
23
26
31
33
35
41

METODOLOGI
Strategi Kajian .........................................................................................
Lokasi dan Waktu ....................................................................................
Cara Penentuan Responden dan Informan ............................................
Kriteria Responden ...........................................................................
Kriteria Informan ................................................................................
Cara Pengumpulan dan Analisis Data ....................................................
Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
Tahapan Cara Analisis Data ............................................................
Rancangan Penyusunan Program ..........................................................

44
44
46
46
46
46
46
48
49

PETA SOSIAL DESA SUKOSONO
Gambaran Umum Lokasi ........................................................................
Kependudukan ........................................................................................
Perekonomian .........................................................................................
Pendidikan ...............................................................................................
Pelapisan Sosial Ekonomi .......................................................................
Organisasi dan Kelembagaan .................................................................
Kelembagaan Formal .......................................................................
Kelembagaan Non Formal ...............................................................
Tradisi ...............................................................................................
Sumber Daya Lokal .................................................................................
Masalah Sosial dalam Pendidikan ..........................................................

50
51
54
56
58
61
61
61
62
62
65

xii

ANALISIS PROFIL PROGRAM ' , -'

DI PKBM AL!WATHONIYAH

Proses Pembentukan PKBM Al!Wathoniyah...........................................
Sarana Belajar .........................................................................................
Pesantren Mamba’ul Qur’an ...................................................................
Pemilihan Program ..................................................................................
Perekrutan Tutor dan Warga Belajar ......................................................
Proses Pencairan Dana ..........................................................................
Penyelenggaraan Program
.....................................................
ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM ' , -'
AL!WATHONIYAH

70
74
77
82
86
87
89

OLEH PKBM

Analisis Kelembagaan PKBM Al!Wathoniyah ........................................ 105
Perubahan Kelembagaan ................................................................ 105
Pilar Penopang Kelembagaan ......................................................... 110
PKBM sebagai Organisasi dan Kontrol terhadap Sumber Daya ..... 112
Analisis Proses Pembentukan PKBM Al!Wathoniyah ............................ 113
Analisis Penyelenggaran Pendidikan Luar Sekolah oleh PKBM ........... 116
Pemenuhan Syarat Minimal ............................................................. 116
Bidang!Bidang Kegiatan yang Dikelola ........................................... 118
Analisis Indikator Keberhasilan PKBM ............................................ 124
Analisis Efektifitas Program
.................................................... 126
Analisis Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Program
.................................................................................. 132
Faktor Pendukung ............................................................................ 132
Faktor Penghambat .......................................................................... 140
RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
!
......................................................................... 144
Proses Jalannya Diskusi ................................................................... 145
Tanggapan Peserta Diskusi ............................................................. 147
Rancangan Program Aksi ....................................................................... 154
Latar Belakang ................................................................................. 154
Tujuan ............................................................................................... 155
Sasaran ............................................................................................ 156
Strategi ............................................................................................. 156
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan .............................................................................................. 166
Rekomendasi ........................................................................................... 167
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 170
LAMPIRAN ....................................................................................................... 175

xii

xiii

-

.
Halaman

1 Persentase Penduduk Sukosono menurut Tingkat Pendidikan dan
Tingkat Kesejahteraan Tahun 2006 .............................................................
2 Perbedaan Konsep

5

menurut WHO dan Depdiknas ..................... 39

3 Jadwal Kegiatan Kajian Pengembangan Masyarakat ................................. 45
4 Tujuan, Jenis Data, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data .......... 47
5 Wilayah Kerja Administrasi Kabupaten Jepara .......................................... 50
6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur .............................................. 52
7 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Bagi 5 Tahun Ke Atas Tahun 2006 57
8 Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Sukosono Tahun 2006 ......... 58
9 Banyaknya Rumah Tangga Menurut Status Kesejahteraan
pada Tahun 2006 ........................................................................................ 59
10 Komposisi Luas Wilayah Desa dan Pemanfaatannya .............................. 63
11 Penghargaan yang Pernah Diperoleh ........................................................ 74
12 Program yang Telah Dihasilkan .................................................................. 74
13 Sarana Belajar yang Digunakan ................................................................. 76
14 Program Pendidikan Luar Sekolah yang Diselenggarakan oleh PKBM
Al!Wathoniyah Tahun 2007 ........................................................................ 83
15 Jenis

, Koordinator, Peserta, dan Tingkat Keswadayaan

yang Diselenggarakan PKBM Al!Wathoniyah ............................................ 103
16 Identifikasi

di Sukosono ......................................... 104

17 Perubahan Kelembagaan Pendidikan Luar Sekolah .................................. 110
18 Tiga Pilar Kelembagaan .............................................................................. 111
19 Data Nama Kejar, Tutor, dan Penyelenggara Program PBA
di Desa Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara ....................... 120
20 Tahapan Pencairan Dana ........................................................................... 136

xiv

Halaman
21 Analisis Masalah, Potensi, dan Alternatif Pemecahan Masalah
Program

...................................................................................... 152

22 Program Peningkatan Mutu Produk ............................................................ 158
23 Operasionalisasi Program Peningkatan Mutu Produk ................................ 160
24 Jenis

, Kondisi, dan Rancangan Program

Pengembangan Usaha ............................................................................... 163
25 Program Pembentukan Usaha Baru ........................................................... 165

xiv

xv

Halaman
1 Diagram Klasifikasi

...................................................................... 27

2 Model Pencapaian

....................................................................... 36

3 Kerangka Pikir Kajian ................................................................................... 43
4 Piramida Penduduk Desa Sukosono ........................................................... 52
5 Grafik Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Desa Sukosono 2006 ..... 60
6 Diagram Pemanfaatan Lahan Desa Sukosono Tahun 2006 ....................... 63
7 Pemanfaatan Lahan di Desa Sukosono Tahun 2006 .................................. 64
8 Diagram Alir Hubungan Kemiskinan dengan Penyelenggaraan Pendidikan 68
9 Gambar Pilar Penopang Kelembagaan PKBM Al!Wathoniyah ................... 112
10 Diagram Tulang Ikan Permasalahan Penyelenggaraan

............ 141

.
.

+

# $ !'

Sampai dengan saat ini, kondisi kemiskinan di Indonesia masih
memprihatinkan dan sudah seharusnya mendapatkan perhatian utama. Seiring
dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1990!
an, kondisi masyarakat semakin terpuruk, ditambah dengan minimnya akses
masyarakat miskin terhadap sumber daya, kebijakan pemerintah yang tidak
memihak masyarakat miskin, serta rendahnya kualitas masyarakat yang ditandai
dengan rendahnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan. Kondisi yang
demikian

dirasakan

semakin

membebani

masyarakat miskin.

Kebijakan

pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per tanggal 23 Mei
2008 silam, meskipun pada bulan Desember 2008 Pemerintah menurunkan
harga BBM untuk bahan bakar bersubsidi tertentu, tetapi sudah cukup banyak
menimbulkan dampak bagi masyarakat luas. Hal ini ditunjukkan oleh fenomena
sosial bahwa setiap terjadi kenaikan harga BBM selalu diikuti oleh kenaikan
harga!harga sembilan bahan pokok (sembako), yang selanjutnya akan
menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung. Dampak tidak
langsungnya adalah menurunnya tingkat kesejahteraan sosial masyarakat yang
ditandai dengan menurunnya pendapatan/penghasilan, daya beli dan tingkat
konsumsi masyarakat, dan melemahnya kondisi dunia usaha. Sementara
dampak langsungnya adalah banyaknya pengangguran, meningkatnya angka
kriminalitas, maraknya permasalahan sosial seperti anak jalanan, gelandangan
dan pengemis, bertambahnya anak putus sekolah, meningkatnya jumlah
penduduk dan rumah tangga miskin, penurunan pendapatan riil, serta
ketidakpastian

jaminan

kesejahteraan

sosial

masyarakat.

BPS

(2007)

menyatakan jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 37,2 juta jiwa.
Pada saat Indonesia belum sepenuhnya keluar dari dampak krisis
ekonomi 1998, kini kembali dihadapkan pada dampak krisis keuangan global
sejak 2008. Krisis global dimulai dari krisis yang terjadi di Amerika Serikat (AS)
yang berimbas sangat besar kepada industri!industri berbasis ekspor di banyak
negara. Noorsyi (2008) mengungkapkan bahwa ketika industri manufaktur di AS
benar!benar tersudut oleh produk!produk RRC dan permainan harga kontrak
minyak tidak berhasil memukul daya saing, suka atau tidak suka pebisnis AS

2

mengambil keputusan merumahkan para pekerja. Sejumlah pabrik mobil pun
ditutup. Hasilnya adalah gagal bayarnya pekerja manufaktur itu ke
. Efek berantai tidak dapat dihindari, industri keuangan AS melemah
saat Merryl Lynch, Bear Sterns, dan Lehman Brothers menyatakan bangkrut.
Lemahnya kondisi keuangan di AS tersebut diikuti oleh krisis di berbagai industri
berbasis ekspor di berbagai negara akibat melemahnya permintaan pasar dunia.
Kondisi ini turut mengakibatkan banyak industri berbasis ekspor di Indonesia
mengalami kemunduran, antara lain industri meubel.
Timbulnya krisis ekonomi dan krisis keuangan global yang berimbas
kepada meningkatnya pengangguran dan kemiskinan tersebut, menuntut
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan penguasaan keterampilan praktis
dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, antara lain dapat ditempuh melalui jalur pendidikan,
baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah (PLS).
Kemiskinan

merupakan

permasalahan

kompleks.

Suharto

(2006)

mengungkapkan bahwa, secara ekonomis, yang tampaknya menjadi sorotan
bahwa seseorang atau sekelompok orang menjadi miskin adalah karena
(ketiadaan atau ketidakmampuan mengakses sumber daya) yang
disebabkan

karena

,

serta

kurangnya dukungan pemerintah dan kelompok kuat, yang mana hal ini telah
memudarkan spirit mereka untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan,
sehingga mereka hidup dengan sikap apatis dan putus asa yang pada gilirannya
memicu munculnya berbagai permasalahan sosial. Di satu sisi, struktur tenaga
kerja Indonesia saat ini adalah 63,5% hanya berpendidikan SD ke bawah, serta
tiap tahun terjadi penambahan angkatan kerja baru lebih dari 2 juta orang dan
yang terserap di lapangan kerja, baik dalam sektor formal maupun informal, rata!
rata di bawah 10% (SUSENAS BPS 2000). Rendahnya daya serap ini bukan
semata!mata sempitnya lapangan kerja, akan tetapi kompetensi yang diinginkan
oleh lembaga penerima tenaga kerja tidak dipenuhi oleh sebagian besar pencari
kerja. Melihat pemikiran dan realitas ini, maka

#$ + )#!

$ ! merupakan

sektor yang teramat penting bagi pemberantasan kemiskinan, yaitu untuk
"
Peningkatan pendidikan merupakan upaya yang harus dilakukan terus!
menerus,
&#&

karena
$ ! + !

pendidikan

dipandang

$#& $ ! !

sebagai

! )#! !''

modal

penting

untuk

!' ! $#& $ ! ! dalam

3

jangka menengah dan panjang. Pentingnya pendidikan dalam kehidupan
masyarakat menyebabkan .

/

(Juklak

#

Depdagri 1997) menetapkan bahwa sektor pendidikan merupakan salah satu alat
untuk mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu wilayah. Demikian
pula pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa!
Bangsa (PBB) bulan September 2000, disepakati adanya Tujuan Pembangunan
Milenium (0

/

10 ! ), yang salah satunya adalah

!

mencapai pendidikan dasar untuk masyarakat dunia. Dalam penanggulangan
kemiskinan, kebijakan dan program yang dilakukan antara lain dengan
&#&( $ )#

+ !' & $ !, memberdayakan kelompok miskin, dan

!' ( '

melindungi kelompok miskin. Untuk membuka peluang bagi kaum miskin,
berbagai kebijakan dan program dapat dilaksanakan antara lain dengan:
)+ '+ & )#! !'$

! &

<

+ ! <

! )+

+ !

)#!

$ !, program

beasiswa bagi anak!anak keluarga miskin, serta program pemberdayaan
masyarakat, )#! !'$

! )#!

$ ! ! ! 6 +&

! $# #+ &)

! bagi

masyarakat miskin.
Fenomena dampak krisis berkepanjangan di Indonesia menuntut dunia
pendidikan untuk me

kebijakan pendidikan. Departemen Pendidikan

Nasional (2004) telah merumuskan bahwa ada tiga tantangan besar di dunia
pendidikan di Indonesia. #

, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia

pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil!hasil pembangunan
pendidikan yang telah dicapai. -

, untuk mengantisipasi era global, dunia

pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten
agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. -

, sejalan dengan

diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian
sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang
lebih demokratis, memperhatikan keragaman kebutuhan atau keadaan daerah
dan peserta didik serta mendorong partisipasi masyarakat.
Depdiknas menjawab tantangan tersebut dengan menetapkan berbagai
kebijakan

dan

upaya,

antara

lain

dengan

terus

mengupayakan

pemerataan/perluasan akses terhadap pendidikan, peningkatan mutu dan
relevansi pendidikan serta mengembangkan manajemen pendidikan yang
berbasis sekolah dan masyarakat, sejalan dengan desentralisasi pendidikan.
Khusus berkenaan dengan mutu dan relevansi, di samping mengembangkan
kurikulum berbasis kompetensi, juga mengarahkan sistem pendidikan di berbagai

4

jalur, jenis, dan jenjang pendidikan pada “pendidikan kecakapan hidup (
)” melalui pendekatan “

” atau pendidikan berbasis

pada kebutuhan masyarakat luas. Pendidikan
PLS,

yang

dikembangkan

dengan

merupakan salah satu

konsep

%

melalui pemanfaatan segala sumber daya yang ada dalam
masyarakat dalam upaya penyelenggaraannya, dan merupakan
karena ditujukan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
+ '+ &

#% $ ) !

yang digulirkan oleh Depdiknas

)

melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Luar
Sekolah dan Pemuda, dalam petunjuk pelaksanaannya dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap warga belajar di bidang
pekerjaan/usaha tertentu sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan
jiwanya, serta potensi lingkungannya. Penyelenggaraan pendidikan
diarahkan pada upaya pengentasan kemiskinan dan upaya memecahkan
masalah pengangguran, oleh karena itu pemilihan keterampilan yang akan
dipelajari oleh warga belajar didasarkan atas kebutuhan masyarakat, potensi
lokal, dan kebutuhan pasar, sehingga diharapkan akan memberikan manfaat
positif bagi warga belajar, masyarakat sekitar, dan pemerintah. Program ini
diselenggarakan dengan melibatkan berbagai pihak yaitu lembaga!lembaga
kursus, perguruan tinggi, Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat
Terpadu (LPTM), serta
Konsep

#'

!

# 2 +

" + $

menurut WHO (

.
) adalah

kemampuan perilaku positif dan adaptif yang mendukung seseorang untuk
secara efektif mengatasi tuntutan dan tantangan, selama hidupnya. Dalam
Undang!Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 26 ayat 3 disebutkan bahwa LSE (

,

) digolongkan

sebagai pendidikan non formal, yang memberikan keterampilan personal, sosial,
intelektual/akademis dan vokasional untuk bekerja secara mandiri. Hal ini berarti
program

yang digulirkan Depdiknas menurut pengertian di atas haruslah

mencakup semua jenis kecakapan hidup, bukan semata!mata menitikberatkan
pada kecakapan vokasional saja. Karena jika hanya dititikberatkan pada
vokasional, program ini lebih tepat apabila disebut sebagai /
. Tetapi dalam kajian ini, penulis menggunakan istilah
menurut pengertian Depdiknas, karena yang akan dikaji adalah program
yang telah digulirkan Depdiknas.

1

5

Melalui kegiatan pemetaan sosial yang dilaksanakan penulis pada
Pebruari 2007, diketahui bahwa di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara
terdapat sebuah PKBM, yaitu PKBM Al!Wathoniyah yang berpusat di Desa
Sukosono. PKBM Al!Wathoniyah aktif menyelenggarakan kegiatan PLS, antara
lain adalah program

menurut pengertian Depdiknas tersebut. Program

yang dilaksanakan meliputi seni ukir/meubel, bobok, jahit!menjahit dan
bordir, pembuatan makanan ringan (rengginan), pembuatan roti bolu, serta
sablon. Program ini dilaksanakan di Desa Sukosono Kecamatan Kedung, lokasi
di mana PKBM Al!Wathoniyah berada. Beberapa program

lain yang

juga diselenggarakan PKBM Al!Wathoniyah di luar Desa Sukosono, yaitu
pembuatan terasi di Desa Bulak Baru dan kepiting keramba di Desa Surodadi.
Pelapisan sosial ekonomi masyarakat Desa Sukosono dapat dilihat pada
tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan. Berdasarkan tingkat kesejahteraan,
jumlah rumah tangga prasejahtera dan sejahtera I di Desa Sukosono mencapai
69,40%; suatu angka yang cukup besar. Berdasarkan pendidikan, masyarakat
Sukosono dibedakan dari yang berpendidikan tinggi (sarjana dan diploma),
menengah (SLTP dan SLTA), dan rendah (SD dan tidak tamat SD); di mana
terlihat bahwa 74,05% penduduk Sukosono berada pada tingkat pendidikan
rendah. Melihat bahwa sebagian besar masyarakat Sukosono berpendidikan
rendah, hal ini berkorelasi dengan banyaknya masyarakat pada tingkat
prasejahtera dan sejahtera I, seperti ditampilkan dalam tabel berikut:
(# =; #+ #!

;
1.
2.
3.
4.

!'$

#!

# #!
!'$

$ !

Tidak/belum
bersekolah
Rendah (SD dan
belum/tidak tamat SD)
Menengah (SLTP dan
SLTA)
Tinggi (sarjana dan
diploma)
* &

$
$
! &#! +
!'$
# #2 #+ !
! /00>

+ &
!''

?

?

622

12,93

Prasejahtera

619

7>