EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PKBM BINA TERAMPIL MANDIRI.

(1)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DI PKBM BINA TERAMPIL MANDIRI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Ishak Abdullah Kamil 0901364

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

LEMBAR PENGESAHAN ISHAK ABDULLAH KAMIL

NIM. 0901364 Judul :

EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN DI

PKBM BINA TERAMPIL MANDIRI.

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Ace Suryadi, Ph.D, M.Sc. NIP. 19520725 197803 1 001

Pembimbing II

Dr. Yanti Shantini, M.Pd. NIP. 19730128 200501 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(3)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri”. Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini aya menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,


(4)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

ABSTRAK

Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri

Evaluasi memegang peranan penting dalam mengetahui ketercapaian program. Hal tersebut mendorong penelit untuk mengkaji evaluasi program dalam penyelenggaraan layanan program di masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan : 1) bagaimana evaluasi penyelenggaraan program, 2) perubahan yang terjadi pada warga belajar setelah penyelenggaraan program, 3) upaya tindak lanjut yang dilakukan PKBM Bina Terampil Mandiri untuk memberdayakan masyarakat pada program pendidikan kecakapan hidup.

Konsep yang dijadikan tinjauan teori dalam penelitian ini adalah Konsep Evaluasi Program yang terdiri dari pengertian, tujuan, model, dan langkah-langkah evaluasi. Konsep Evaluasi Dampak yang terdiri dari pengertian, tujuan, evaluasi pengaruh program, dan taksonomi bloom. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup yang terdiri dari pengertian, tujuan, manfaat, dan evaluasi. Konsep Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari pengertian, jenis, pendekatan, dan karakteristik dari proses pemberdayaan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi, wawancara, studi literatur, studi dokumentasi, dan triangulasi data. Sedangkan teknik analisis data dengan mendeskripsikan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Sumber data dalam penelitian ini berjumlah delapan orang, yang terdiri dari pengelola, pendidik, tokoh masyarakat, penilik dan empat warga belajar. Penelitian dilakukan di PKBM Bina Terampil Mandiri, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Hasil penelitian terungkap bahwa evaluasi yang dilakukan oleh tutor dan pengelola PKBM sebatas mengevaluasi dari aspek masukan sarana, proses, dan keluaran saja, masih perlu memperhatikan aspek-aspek lainnya yang penting untuk dievaluasi dalam program seperti masukan lingkungan, masukan lain, dan pengaruh pada program pendidikan kecakapan hidup tersebut. Untuk perubahan yang dirasakan oleh warga belajar setelah penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup pada warga belajar telah mengalami perubahan, dilihat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku, namun untuk pengaplikasian dalam kehidupannya belum terlihat perubahan yang signifikan. Hal yang terakhir diungkap adalah upaya tindak lanjut pada penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup, PKBM telah melakukan pengorganisasian dengan membentuk kelompok belajar usaha, membuat struktur organisasi, membagi peran atau wewenang, melibatkan warga belajar dan tokoh masyarakat pada setiap kegiatan, mengadakan pertemuan rutin untuk membahas masalah, mendorong dan merangsang warga belajar untuk berperan aktif.


(5)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………ii

UCAPAN TERIMA KASIH………...iii

DAFTAR ISI……….iv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Evaluasi Program ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Evaluasi Program ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Evaluasi Program ... Error! Bookmark not defined. 3. Model Evaluasi Program ... Error! Bookmark not defined. 4. Langkah-langkah Evaluasi Program ... Error! Bookmark not defined. B. Konsep Evaluasi Dampak ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Evaluasi Dampak ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Evaluasi Dampak ... Error! Bookmark not defined. 3. Evaluasi Pengaruh Program ... Error! Bookmark not defined. 4. Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined. C. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life skill) ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) ... Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... Error! Bookmark not defined. 3. Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup ... Error! Bookmark not defined.


(6)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

4. Evaluasi Program Pendidikan Kecakapan Hidup ... Error! Bookmark not defined.

D. Konsep Pemberdayaan ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pemberdayaan ... Error! Bookmark not defined. 2. Jenis Pemberdayaan ... Error! Bookmark not defined. 3. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat . Error! Bookmark not defined. 4. Karakteristik Proses Pemberdayaan ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. F. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Letak Geografis Desa Kertawangi ... Error! Bookmark not defined. 2. Keadaan Penduduk ... Error! Bookmark not defined. B. Profil PKBM Bina Terampil Mandiri ... Error! Bookmark not defined. 1. Latar Belakang PKBM Bina Terampil Mandiri Error! Bookmark not defined. 2. Visi dan Misi ... Error! Bookmark not defined. 3. Legalitas Lembaga Penyelenggara ... Error! Bookmark not defined. 4. Program Pembelajaran PKBM Bina Terampil Mandiri .. Error! Bookmark not

defined.

5. Pendidik dan tenaga pendidik ... Error! Bookmark not defined. 6. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. 7. Jalinan Kerjasama PKBM Bina Terampil Mandiri ... Error! Bookmark not

defined.

8. Gambaran Program Pendidikan Kecakapan Hidup Membuat Aneka Jajanan Kue Pasar. ... Error! Bookmark not defined. C. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup yang

dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri . Error! Bookmark not defined. iv


(7)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

2. Perubahan yang Terjadi Pada Warga Belajar Setelah Mengikuti Program Pendidikan Kecakapan Hidup Keterampilan Membuat Aneka Kue Jajanan Pasar yang Diselenggarakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. ... Error! Bookmark not defined.

3. Tindak Lanjut yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dari Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Upaya

Memberdayakan Masyarakat. ... Error! Bookmark not defined. D. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup ... Error!

Bookmark not defined.

2. Perubahan yang Terjadi Pada Warga Belajar Setelah Mengikuti Program Pendidikan Kecakapan Hidup Keterampilan Membuat Aneka Kue Jajanan Pasar yang Diselenggarakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. ... Error! Bookmark not defined.

3. Tindak Lanjut yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dari Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Upaya

Memberdayakan Masyarakat. ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.


(8)

(9)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- menjadi

kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Kata “berdaya” apabila diberi awalan pe- dengan mendapat sisipan -m- dan akhiran –an menjadi “pemberdayaan”, artinya membuat sesuatu lebih berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan merupakan sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian atau lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. (Edi Suharto, 2005:58-59). Menurut Parson (1994) dalam Edi Suharto (2005:75) pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Jadi pemberdayaan lebih terfokus terhadap pembinaan, penggerakan, pendayagunaan dan pengembangan segala kompetensi, kemampuan, motivasi, kesadaran diri dan kemandirian yang dimiliki oleh setiap individu agar berdayaguna, baik dari segi ekonomi, sosial, hukum dan politik serta dapat membentuk pola fikir yang dinamis, memiliki motivasi yang tinggi, memiliki pengetahuan dan perubahan sikap yang mandiri sebagai bekal modal dasar untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan, harapan dan cita-cita dimasa mendatang.

Melihat penjelasan di atas, berbagai upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui penyelenggaraan program-program dengan menggunakan pendekatan pendidikan dilakukan pemerintah untuk memenuhi keragaman keantitas dan kualitas kebutuhan masyarakat miskin, selain itu untuk mengembangkan segala kompetensi, kemampuan, motivasi, kesadaran diri dan kemandirian yang dimiliki


(10)

2

Ishak Abdullah Kamil, 2014

oleh setiap individu masyarakat di Indonesia agar berdayaguna, sesuai dengan tujuan pembangunan nasional untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur berdasarkan pancasila, agar terciptanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia yang memiliki tujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang terjadi di Negara ini. Dijelaskan juga dalam tujuan pendidikan menurut UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 bertujuan untuk berkembangnya masyarakat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulis, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lebih lanjut dijelaskan dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003, pasal 13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan , formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Pendidikan merupakan salah satu program pembinaan yang mampu mencetak manusia agar memiliki kedewasaan dalam menjalani kehidupannya dalam kaitannya dengan pendidikan, UU Sisdiknas No 20 pasal 1 tahun 2003 menjelaskan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan memiliki kedudukan yang penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kedewasaan. Pendidikan juga memiliki peranan hakiki dalam pembangunan suatu bangsa. Seperti yang dikemukakan Kartini Kartono (1990)

bahwa “Pendidikan merupakan kunci pembuka usaha untuk meningkatkan taraf kecerdasan bangsa dan pembudayaan rakyat bisa menjadi cakap, susila, dan terampil selaku subyek pembangunan”

Maka dari itu penyelenggaraan pendidikan melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal diharapkan akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan ataupun produktifitas kerja seseorang, yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan perubahan yang inovatif di negara berkembang seperti di Indonesia


(11)

3

Ishak Abdullah Kamil, 2014

khususnya. Pendidikan nonformal sebagai salah satu jalur dalam sistem pendidikan nasional memiliki peranan yang penting dalam memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan, hal ini dijelaskan oleh Sudjana (2004:22) mengenai pengertian Pendidikan Nonformal, yaitu :

Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya.

Penyelenggaraan program pendidikan dalam satuan Pendidikan Nonformal merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat berkembang melalui perlindungan ataupun peningkatan keterampilan.

Dilihat dari penjelasan tersebut maka perlu adanya program atau kegiatan yang dapat membantu masyarakat yang tidak berdaya, agar dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus supaya masyarakat siap bersaing dalam dunia kerja. Dilihat dari masalah tersebut pendidikan kecakapan hidup Life Skilsl dapat dijadikan salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat.

Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai salah satu satuan program dari pendidikan nonformal memiliki peran yang penting dalam rangka membekali warga belajar agar dapat hidup secara mandiri. Ditjen PLS Depdiknas dalam Pedoman Program Life Skills (2012:3) menggambarkan bahwa program pendidikan kecakapan hidup ini secara khusus bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik agar 1). Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) atau bekerja pada suatu perusahaan produksi/jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 2) memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global, 3) memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya,


(12)

4

Ishak Abdullah Kamil, 2014

4) memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan masyarakat.

Melalui kegiatan kecakapan hidup (life skills) diharapkan dapat menanggulangi ketimpangan antara keadaan saat ini (jumlah pengangguran) dengan keadaan yang diharapkan (berkurangnya jumlah pengangguran), kecakapan hidup (life skills) diharapkan dapat mengatasi kekurangan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki baik untuk mencapai kemandirian masyarakat, ataupun bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat, maka diperlukan suatu wadah untuk menampung potensi diri masyarakat tersebut. Kesadaran bahwa masyarakat memegang peranan sangat penting dalam memiliki potensi besar untuk membangun dirinya sendiri, yang diwujudkan dalam suatu pendekatan. Pendekatan seperti ini merupakan pemicu dan perantara saja, selanjutnya peran masyarakat yang dominan dalam pembangunannya. Pendekatan seperti ini disebut pendekatan pendidikan yang berbasis masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai wahana untuk memberdayakan potensi-potensi yang ada di masyarakat.

Berdasarkan karakteristik Pendidikan Luar Sekolah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu bentuk satuan kegiatan pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan di masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. PKBM merupakan tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi masyarakat untuk meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya yang pengelolaannya dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Maka PKBM Bina Terampil Mandiri melakukan suatu usaha dalam hal pemberdayaan, yang merupakan salah satu unit kegiatan program life skills. Kegiatan yang ada di PKBM Bina Terampil Mandiri lebih menekankan pada kualitas intelektual dan kecakapan hidup life skills melalui program pendidikan dan pelatihan keeterampilan. Program pendidikan dan keterampilan yang ada di PKBM Bina Terampil Mandiri merupakan salah satu bentuk pelayanan


(13)

5

Ishak Abdullah Kamil, 2014

pendidikan dan keterampilan kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat sekitar.

Salah satu pendidikan keterampilan kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri terutama yaitu keterampilan pembuatan aneka kue jajanan pasar. Diadakannya pelatihan pembuatan aneka kue jajanan pasar ini merupakan upaya memberikan bekal pengetahuan, kemampuan fungsional praktis termasuk perubahan sikap untuk bekerja maupun berusaha mandiri.

Mayoritas warga belajar yang mengikuti keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar adalah ibu-ibu RT di sekitar Desa Kertawangi. Karena agar memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarga lainnya di sekitar RT masing-masing.

Keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar ini dilatarbelakangi oleh banyak penduduk Desa Kertawangi yang mengandalkan produksi makanan dari pasar. Warung-warung yang tersedia di Desa Kertawangi membeli makanannya semua dari pasar. Dengan kondisi ini, perlu adanya pemberdayaan masyarakat sekitar untuk mengantisipasi agar masyarakat Desa Kertawangi pun mampu memproduksi. Dengan demikian, ada penghasilan bagi mereka untuk menambah pendapatan keluarga. Proses pembelajaran keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar merupakan tindak lanjut dari pelatihan keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar di PKBM Bina Terampil Mandiri.

Pada proses pembelajaran keterampilan membuat kue aneka jajanan pasar warga belajar mulanya diberikan materi mengenai konsep-konsep kewirausahaan serta teknik menggali potensi lokal atau lingkungannya sendiri, diperkenalkan membuat aneka jenis kue jajanan pasar dan praktek pembuatannya, sehingga warga belajar dapat memperkuat tentang materi-materi yang telah diajarkan menjadi sebuah pengalaman dan kemampuan untuk berwirausaha secara mandiri. Sudah jelas bahwa tujuan dari dilaksanakannya pelatihan keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar yaitu untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap warga belajar di bidang pembuatan aneka kue, sehingga mereka memiliki bekal kemampuan pengalaman dan keterampilan untuk memproduksi dan mendapat penghasilan tambahan keluarga.


(14)

6

Ishak Abdullah Kamil, 2014

Keberhasilan dalam mencapai tujuan dari program pemberdayaan sangat ditentukan oleh faktor bagaimana seseorang atau lembaga mengelola dan menjalankan setiap programnya. Dalam hal ini keberhasilan kegiatan pelatihan keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar tidak lepas dari peran lembaga dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut yang baik.

Pendapat Stake dalam Farida Yusuf Tayibnapis (2008: 21) memandang bahwa evaluasi program adalah kegiatan untuk merespon suatu program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Stake mengemukakan bahwa evaluasi program pendidikan berorientasi langsung pada kegiatan dalam pelaksanaan program dan evaluasi dilakukan untuk merespon pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai program tersebut.

PKBM Bina Terampil Mandiri melakukan evaluasi program bukan hanya pada saat setelah program selesai akan tetapi pada saat sebelum dan sedang berjalan program atau kegiatan yang diselenggarakan. Kegiatan evaluasi tersebut untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program sehingga dapat menentukan keputusan atau tindak lanjut berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program yaitu, menghentikan program, merevisi program, melanjutkan program, atau menyebarluaskan program. Hal tersebut mendorong penulis untuk mencari tahu evaluasi yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri terhadap penyelenggaraan program kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.


(15)

7

Ishak Abdullah Kamil, 2014

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui pengamatan dan wawancara terhadap pengelola, tenaga pendidik, dan warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri, maka penulis memperoleh informasi mengenai identifikasi masalahnya yaitu sebagai berikut :

1. Sebagian kecil saja dari lulusan program PKH PKBM Bina Terampil Mandiri yang melakukan kegiatan usaha secara mandiri sesuai dengan program PKH yang dikembangkan di PKBM.

2. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh lulusan program PKH PKBM Bina Terampil Mandiri umumnya dalam bentuk kelompok sehingga kegiatan usaha memberikan dampak terhadap kesejehteraan bersama.

3. Kegiatan PKH yang dilakukan di PKBM Bina Terampil Mandiri didasarkan atas hasil identifikasi terhadap minat dan kebutuhan calon sasaran dan potensi yang ada di lingkungan masyarakat, sehingga program PKH dapat dimanfaatkan dengan baik oleh lulusan.

4. Keberlanjutan PKH yang dilaksanakan oleh lulusan selama ini tidak terlepas dari peran pendampingan yang dilakukan oleh pengelola PKBM Bina Terampil Mandiri baik secara langsung maupun tidak langsung.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari hasil identifikasi yang telah dipaparkan di atas maka penulis membatasi mengenai penelitian yaitu mengkaji mengenai kegiatan evaluasi yang telah dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri terhadap penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Maka dapat

dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana penyelenggaraan program kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar oleh PKBM Bina Terampil Mandiri sebagai upaya memberdayakan warga masyarakat di Desa Kertawangi?


(16)

8

Ishak Abdullah Kamil, 2014

Bedasarkan permasalahan di atas maka dapat dimunculkan pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri?

2. Bagaimanakah perubahan yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri? 3. Bagaimanakah tindak lanjut yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil

Mandiri dari penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup dalam upaya memberdayakan masyarakat?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka peneliti memiliki tujuan dari penelitian yang dilakukan. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. Sedangkan tujuan secara khususnya adalah sebagai berikut :

1. Untuk menggambarkan dan menganalisis evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka jajanan pasar yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis perubahan yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis tindak lanjut PKBM Bina Terampil Mandiri dari penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup dalam memberdayakan masyarakat.


(17)

9

Ishak Abdullah Kamil, 2014

E.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena pada hakekatnya ingin memahami dan mengungkapkan secara mendalam bagaimana evaluasi penyelenggaraan kecakapan hidup (life skills) yang sudah dilaksanakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Menurut Sugiyono (2013:1) “metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpul data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”. Hal

tersebut sependapat dengan Arikunto (2009:234) “penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk pengumpulan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan”. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan

dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Sedangkan pengertian dari penelitian itu sendiri adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.

Adapun untuk memperoleh data yang akurat dan jelas serta representative, maka dalam pengumpulan data dilakukan teknik-teknik sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya melihat dan mencatat data atau informasi secara sistematis (D. Sudjana, 2004:238). Melalui observasi ini diharapkan dapat mengamati langsung


(18)

program-10

Ishak Abdullah Kamil, 2014

program kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013:72).

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi, Arikunto. 1999:207).

4. Triangulasi data

Dalam proses pengumpulan data bertujuan untuk mengecek kredibilitas data

dengan teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. “Triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2011:241)”. F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai evaluasi penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah yaitu evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup sebagai upaya memberdayakan masyarakat.

b. Bagi lembaga

Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi lembaga penyelenggara dalam evaluasi program pendidikan luar sekolah yaitu evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup sebagai upaya memberdayakan masyarakat. 2. Manfaat secara teoritis

Dari segi teoritis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori-teori pendidikan serta dapat menjadi salah satu referensi untuk mengembangkan


(19)

11

Ishak Abdullah Kamil, 2014

program pendidikan luar sekolah, serta memberikan masukan dan informasi di lapangan tentang evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup (Life Skills) sebagai upaya dalam memberdayakan masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri.

G.Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan penelitian ini dibagi ke dalam lima bab guna mempermudah pembahasan serta penyusunan penulisan, ke lima bab tersebut terdiri atas:

BAB I Pendahuluan, berisikan uraian-uraian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

BAB II Kajian Pustaka, merupakan konsep yang melandasi permasalahan penelitian dalam penelitian yang dilakukan. BAB III Metode Penelitian, meliputi metode penelitian yang

digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, analisis data, dan validitas data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan mengenai uraian-uraian hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan direkomendasi bagi pihak-pihak yang terkait atau pembaca pada umumnya guna memeberikan masukan.


(20)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bina Terampil Mandiri di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat yang menjadi tempat berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi program yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dan perubahan warga belajar serta tindak lanjut dari evaluasi program tersebut. PKBM Bina Terampil Mandiri yang merupakan tempat dimana proses kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh tutor dan pengelola program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar. Lokasi penelitian tersebut merupakan tempat penelitian yang diharapkan mampu memberikan informasi mengenai evaluasi pada program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat kue jajanan pasar yang mencakup aspek evaluasi penyelenggaraan, hasil, dan tindak lanjut program pendidikan kecakapan hidup di PKBM Bina Terampil Mandiri.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu orang pengelola, satu orang tutor, dan empat orang warga belajar yang mengikuti pendidikan kecakapan hidup sebagai informan utama, serta satu orang tokoh masyarakat dan penilik PNF sebagai informan triangulan. Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian pada dasarnya tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Subjek penelitian biasanya sedikit dipilih secara purposif, yang penting subjek tersebut dapat memberikan informasi secara tuntas sehingga mampu mengungkap permasalahan penelitian.

B.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan metode deskriptif, karena pada hakekatnya ingin memahami dan mengungkapkan secara mendalam bagaimana


(21)

38

Ishak Abdullah Kamil, 2014

penyelenggaraan kecakapan hidup (life skills) oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Arikunto (2009:234) mengemukakan tentang “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk pengumpulan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Penggunaan kualitatif didasari oleh pemikiran bahwa pendekatan tersebut memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakikatnya ingin melakukan eksplorasi pada objek penelitian atau memperoleh gambaran secara mendalam. Salah satu karakteristik utama dari penelitian kualitatif adalah memfokuskan pada kejadian tertentu, yaitu kasus atau fenomena.

Untuk menggunakan pendekatan kualitatif secara tepat, diperlukan sebuah metode. Metode penelitian deskriptif tertuju kepada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi arti data. Metode penelitian deskriptif ini mengarahkan penelitian yang bermaksud untuk membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Tujuannya untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Berdasarkan pada penjelasan di atas, penulis berupaya untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas mengenai penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar oleh PKBM Bina Terampil Mandiri sebagai upaya memberdayakan warga masyarakat di Desa Kertawangi.

C.Definisi Operasional

Dalam memperoleh pemahaman yang tepat mengenai penelitian yang dilakukan maka diperlukan definisi operasional yang berisi judul serta fokus dari penelitian yang dilaksanakan. Untuk memperjelas mengenai istilah yang


(22)

39

Ishak Abdullah Kamil, 2014

digunakan dalam penelitian ini, maka diuraikan pengertian istilah dalam penjelasan berikut :

1. Evaluasi Program

Suatu proses penilaian terhadap suatu program yang hasilnya berupa data dan informasi untuk mengetahui sejauh mana dari pencapaian tujuan suatu program, selanjutnya data dan informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah harus diperbaiki, dikembangkan, ataupun di berhentikan. 2. Kecakapan Hidup (life skills)

Kecakapan hidup(life skills) merupakan suatu keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi, dan memecahkan masalah hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. 3. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu upaya yang dilakukan dengan tujuan agar peserta didik dapat berdaya dan mandiri dalam menjalani kehidupan serta dapat memecahkan masalah secara sendiri ataupun kelompok.

D.Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan instrumen penelitian atau alat pengumpul data. Hal ini penting untuk memperoleh data yang valid, untuk itu diperlukan suatu alat yang tepat dan akurat. Dalam penelitian kualitatif ini yang berperan sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri (Sugiyono, 2013:59).

Menurut Sugiyono (2013:59) “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif”. Jadi yang menjadi instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrumen), yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.


(23)

40

Ishak Abdullah Kamil, 2014

Dengan langkah diatas diharapkan data yang terkumpul akan memiliki tingkat kepercayaan dan tingkat adaptibilitas yang tinggi yang meyakinkan peneliti, sehingga hasil penelitian yang diperoleh akan memenuhi persyaratan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis bertindak sebagai instrumen utama dan terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang keadaan atau kondisi yang sesungguhnya.

E.Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian memerlukan data atau informasi yang akan berguna untuk bahan pemecahan dalam penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena data yang dikumpulkan harus menunjang permasalahan. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi yang akurat dan lengkap, maka dilakukan penggalian data di PKBM Bina Terampil Mandiri yaitu pengelola, tutor, warga belajar, tokoh masyarakat, dan penilik PNF dengan tekhnik wawancara mendalam, studi dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan pada kegiatan identifikasi masalah penelitian, menggambarkan lokasi dan lembaga yang diteliti serta program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar. Selain dari itu juga tingkah laku dari pengelola, tutor, warga belajar, serta terhadap sarana dan prasarana yang mendukung dalam program pendidikan kecakapan hidup yang diteliti, proses observasi tersebut dilaksanakan secara intensif selama proses penelitian. Proses pelaksanaan observasi tersebut hana mencakup pada kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh informan. Observasi dilakukan secara partisipatif dimana penulis ikut serta dalam kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh informan.

Adapun jadwal observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : Jadwal Observasi

No. Tanggal dan Waktu Aspek Alat yang dipakai

1. 03 Oktober 2013 Pukul 09.00-12.00

Studi awal dan identifikasi masalah

-Recorder -Video dan Foto


(24)

41

Ishak Abdullah Kamil, 2014

No. Tanggal dan Waktu Aspek Alat yang dipakai

Handphone 2. 23 Oktober 2013

Pukul 13.00-15.00

Gambaran umum lokasi penelitian

-Recorder

-Foto Handphone 3. 02 November 2013

Pukul 13.00-15.00

Gambaran umum lembaga dan program yang diteliti

-Recorder -Video dan foto

Handphone 4. 26 November 2013

Pukul 09.00-11.00

Sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran

-Recorder -Video dan foto

Handphone 5. 03 Oktober 2013 sampai

selesai penelitian

Tingkah laku dari informan

-Recorder -Pengamatan

langsung

2. Wawancara

Proses wawancara dilakukan bertahap disesuaikan dengan kebutuhan akan informasi yang perlu diperoleh dari informan, selama satu bulan terhitung 1-3 kali dari masing-masing informan utama juga kepada informan triangulan. Sebelum dilakukan wawancara penulis menyiapkan pedoman wawancara yang dijadikan pedoman dalam setiap pertanyaan yang disampaikan kepada informan. Namun untuk menggali lebih jauh informasi dari informan maka penulis juga menggunakan wawancara informal yang dilakukan dari pembicaraan yang tidak formal, berlangsung secara alamiah, tidak difokuskan kepada hal-hal tertentu. Pertanyaan yang ditanyakan berdasarkan pedoman wawancara yang sudah dibuat secara sistematis. Adapun jadwal wawancara yang dilakukan dijabarkan seperti berikut :

Jadwal Wawancara No. Tanggal

Wawancara

Tempat Subjek Wawancara

Aspek Durasi

Wawancara 1. 23 Oktober

2013 Pukul 09.00-12.00

PKBM Pengelola dan Tutor - Identifikasi kebutuhan - Perencanaan program - Input/sumberdaya 180 menit

2. 02

November 2013 Pukul

PKBM Pengelola dan Tutor

- Proses

pembelajaran - Tes formatif - Tes sumatif


(25)

42

Ishak Abdullah Kamil, 2014

No. Tanggal Wawancara

Tempat Subjek Wawancara

Aspek Durasi

Wawancara 13.00-15.00

3. 04

November 2013 Pukul 09.00-11.00

PKBM Tutor - Kognitif - Afektif - Psikomotor

120 menit

3. 07

November 2013 Pukul 10.00-15.00 PKBM dan rumah Warga Belajar Warga Belajar - Input/sumberdaya - Proses pembelajaran - Tes formatif - Tes sumatif

300 menit

4. 08

November 2013 Pukul 09.00-14.00 PKBM dsn rumah Warga Belajar Warga Belajar - Kognitif - Afektif - Psikomotor 240 menit

5. 11

November 2013 Pukul 16.00-18.00 Rumah Kepala Desa Tokoh Masyarakat - Kognitif - Afektif - Psikomotor 120 menit

6. 26

November 2013 Pukul 15.00-17.30

PKBM Pengelola - Organisasi Masyarakat - Pengelolaan Diri - Partisipasi - Pendidikan untuk

Keadilan

150 menit

7. 04

Desember 2013 Pukul 15.00-17.00 Rumah Tutor

Tutor - Organisasi Masyarakat - Pengelolaan Diri - Partisipasi - Pendidikan untuk

Keadilan

120 menit

8. 12

Desember 2013 Pukul 13.00-15.30 UPTD Kecamatan Cisarua

Penilik - Organisasi Masyarakat - Pengelolaan Diri - Partisipasi - Pendidikan untuk

Keadilan

150 menit

3. Studi Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang dihimpun pada penelitian ini dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan sejarah


(26)

43

Ishak Abdullah Kamil, 2014

kelahiram, kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan yang satu dengan yang lain, dan dipadukan sehingga membentuk satu hasil kajian yang sistematis, terpadu dan utuh.

Dalam penelitian ini, dihimpun berbagai dokumen berupa foto kegiatan yang terkait dengan kegiatan program yang dilakukan oleh tutor dan pengelola kepada warga belajar, kegiatan evaluasi yang sering dilakukan oleh pengelola, tutor pada program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar di PKBM Bina Terampil Mandiri.

5. Triangulasi data

Peneliti menggunakan triangulasi sumber pada penelitian ini yang berarti peneliti menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepada subjek yang lain untuk menguji kredibilitas jawaban oleh subjek sebelumnya. Sebagai informan utama atau informan kunci dalam penelitian ini adalah pengelola dan tutor PKBM Bina Terampil Mandiri, sedangkan sebagai triangulasi subjek penelitian, peneliti mengambil informan lain yaitu warga belajar, narasumber, dan penilik PNFI. F. Analisis Data

Dalam teknik analisis kualitatif merupakan analisis yang berdasarkan pada adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisis kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisis kuantitatif. Prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratut, terstruktur dan mempunyai makna. Selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (Sugiyono, 2011:245) menyatakan “Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengumpulan data, yaitu mempersiapkan pedoman wawancara dan observasi yang akan digunakan dan ditanyakan kepada responden berdasarkan pada aspek-aspek


(27)

44

Ishak Abdullah Kamil, 2014

yang akan diteliti agar proses wawancara dapat berlangsung secara efektif dan efisien serta mengurus dan mempersiapkan surat ijin untuk lancarnya penelitan ini.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan kegiatan penggalian informasi data secara mendalam dengan mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, kegiatan-kegiatan dan interaksi antara pengelola atau penyelenggara, tutor belajar, dan warga belajar PKH, serta penilik PNF, kemudian diadakan kegiatan partisipatif bersama subjek penelitian dengan melakukan wawancara dengan pengelola atau penyelenggara, sumber belajar, dan warga belajar PKH, serta penilik PNFI. Pada tahap ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data terhadap hasil pengumpulan data tersebut. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan beberapa model sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan Data

Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden atau narasumber. Data yang diperoleh yaitu mengenai evaluasi program yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri yang meliputi hasil dari evaluasi, dampak/pengaruh dari evaluasi program tersebut, serta kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat.

b. Reduksi Data

Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.

c. Penarikan Kesimpulan

Pada penarikan kesimpulan peneliti menyampaikan ringkasan hasil yang dianggap penting dan diuraikan hasil analisis data dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, karena kesimpulan berisikan jawaban dari tujuan atau pembuktian dari sebuah hipotesis.


(28)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dan rekomendasi mengenai keseluruhan hasil penelitian yang merupakan kristalisasi dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Pada kesimpulan diperoleh gambaran bagaimana evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup, perubahan yang dirasakan warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar, dan upaya tindak lanjut program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar di PKBM Bina Terampil Mandiri. Sementara pada poin rekomendasi, peneliti akan mencoba untuk memberikan saran kepada pengelola, tutor, warga belajar, dan pihak terkait program.

1. Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri.

Evaluasi yang dilakukan oleh pengelola dan tutor PKBM Bina Terampil Mandiri hanya sebatas memperhatikan dan lebih menekankan pada ketercapaian dari tujuan program tersebut, maka secara tidak langsung upaya mereka dalam mengevaluasi lebih kepada karakteristik Goal Oriented Evaluation Model yang memiliki ciri bahwa evaluasi yang dilaksanakan secara terus menerus untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan program, selain dari itu yang mendekati karakteristik model evaluasi lainnya yaitu Formatif Summatif Evaluation Model yang memiliki cirri bahwa evaluasi ini dilakukan ketika program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (tes sumatif). Namun aspek-aspek yang dievaluasi oleh pengelola hanya sebatas atau lebih memperhatikan dari ketercapaian tujuan aspek masukan sarana (tutor), masukan mentah (warga belajar), proses (pembelajaran), dan output (kuantitas dan kualitas lulusan).


(29)

102

Ishak Abdullah Kamil, 2014

2. Perubahan yang Dialami Warga Belajar Setelah Mengikuti Program Pendidikan Kecakapan Hidup Keterampilan Membuat Aneka Kue Jajanan Pasar.

Warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup terjadi perubahan signifikan pada tiga aspek diantaranya:

a. Kognitif yaitu meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan, dan keahlian mentalitas, bisa dilihat bahwa warga belajar sudah memahami konsep wirausaha dan jenis usaha yang dapat dikembangkan, ilmu pemasaran, serta mengetahui resep pembuatan aneka kue jajanan pasar.

b. Afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan, terlihat bahwa warga belajar mengalami perubahan yang signifikan seperti munculnya rasa kepercayaan diri, tanggung jawab, dan dapat bekerjasama dengan baik. c. Psikomotorik meliputi keterampilan yang menggunakan berbagai isyarat

sensor untuk melakukan aktivitas motorik, terlihat bahwa warga belajar mengalami perubahan atau peningkatan pada segi keterampilan seperti keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar.

Melihat penjelasan di atas sudah cukup baik dalam perubahan yang dialami oleh warga belajar, namun bertolak belakang dengan pengaplikasian yang dilakukan oleh warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup terhitung beberapa orang warga belajar sudah dapat mengaplikasikannya, hal ini dikarenakan karakteristik dari setiap warga belajar berbeda-beda yang memungkinkan adanya ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok minimal itu tergantung pada kemauan dan kemampuan dari masing-masing warga belajar sendiri. Dana dan modal merupakan alasan penghambat terbesar untuk mengembangkan usaha yang akan dibuat, namun hal tersebut tidak terlepas dari peran pendidik atau pengelola program tersebut dalam memotivasi dan mencari jalan keluar bersama-sama dari masalah yang dihadapi, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan warga belajar itu sendiri.


(30)

103

Ishak Abdullah Kamil, 2014

3. Tindak Lanjut PKBM Pina Terampil Mandiri dari Hasil Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat

Tindak lanjut yang dilakukan PKBM Bina Terampil Mandiri dalam memberdayakan masyarakat telah melakukan tahap-tahap proses pemberdayaan dengan sistematis dan terstruktur dimana tahap-tahap yang dilakukan yaitu : 1. Organisasi masyarakat dengan pengorganisasian dari warga belajar lulusan

program pendidikan kecakapan hidup menjadi kelompok belajar usaha yang bertujuan untuk mengembangkan program yang sudah diselenggarakan sebelumnya agar warga belajar diharapkan aktif dan mandiri dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

2. Pengelolaan diri dengan membuat struktur dan pembagian peran/wewenang pada kelompok belajar usaha tersebut, yang bertujuan untuk kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap orang, namun pada kenyataannya dari hasil lapangan masih saja ada yang kurang bertanggung jawab pada peran dan wewenang yang diembannya.

3. Pendekatan partisipasi dengan melibatkan tokoh masyarakat dan elemen lainnya dalam setiap penyelenggaraan program yang akan atau yang sedang berlangsung agar warga belajar program tersebut dapat menambah wawasan dan pengalaman, selain itu

4. Pendidikan untuk keadilan dengan mengadakan pertemuan rutin kelompok belajar usaha tersebut untuk membahas atau memecahkan masalah secara bersama, yang bertujuan untuk merangsang dan mendorong warga belajar untuk berperan aktif.

Melihat penjelasan di atas, bisa dikatakan PKBM Bina Terampil Mandiri telah melakukan proses memberdayakan masyarakat secara sistematis, sebagai upaya tindak lanjut dari penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup. Namun pembinaan dan arahan masih perlu diperlukan pada kelompok belajar usaha agar terwujud kesejahteraan bersama.


(31)

104

Ishak Abdullah Kamil, 2014

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa evaluasi dan upaya memberdayakan yang dilakukan oleh pihak PKBM Bina Terampil Mandiri, sudah cukup baik, akan tetapi masih perlu perbaikan mengenai aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi program. Untuk lebih jelasnya saran/rekomendasi dari penulis diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Untuk pengelola

a. Pihak pengelola harus lebih intensif lagi dalam memonitor, memantau dan mengevaluasi program yang akan atau yang sedang berlangsung, lebih memperhatikan aspek-aspek yang dievaluasi pada program untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program tersebut dan memperbaiki secepatnya apabila ada kekurangan.

b. Pihak pengelola agar lebih meningkatkan pendampingan lagi terhadap perkembangan dari KBU, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pendampingan dalam proses evaluasi KBU, sehingga warga belajar merasa termotivasi dan akan senantiasa stabil karena merasa diperhatikan.

2. Untuk Pendidik

Perlu adanya jejaring/koneksi serta jalinan kemitraan yang lebih banyak lagi dengan berbagai organisasi selain dengan organisasi pemerintahan desa, untuk lebih meningkatkan peluang usaha bagi warga belajar dan selain itu dengan jejaring yang luas bisa dijadikan kesempatan untuk magang bagi para warga belajar sehingga dengan adanya pengalaman magang tersebut dapat menumbuhkan motivasi serta percaya diri untuk bisa berwirausaha secara mandiri nantinya.

3. Untuk Warga Belajar

Warga belajar disarankan untuk mencari dan mengembangkan akses ke berbagai pihak yang dapat membantu untuk mempermudah memulai usaha untuk warga belajar sendiri seperti akses untuk mendapatkan modal, kerjasama, tempat usaha, dan peluang lainnya.


(32)

105

Ishak Abdullah Kamil, 2014

4. Untuk Penilik

Perlu adanya pembinaan dan bimbingan lebih kepada pengelola yang menyelenggarakan program pendidikan luar sekolah di wilayah Kecamatan Cisarua khususnya, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan lebih ditekankan lagi dalam menilai atau mengevaluasi program yang diselenggarakannya, dengan begitu maka diharapkan program-program pendidikan luar sekolah di Kecamatan Cisarua dapat terselenggara baik dan berdampak positif bagi semua lapisan masyarakat.


(33)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. _________ (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

_________ (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

\

Bungin, B. (2000). Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers. Depdiknas. (2012). Pedoman Program Life Skill. Jakarta : Ditjen PLS.

Ditjen PLSP. (2004). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Pendidikan Non Formal. Jakarta : Ditjen PLSP

Dirjen PNFI. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Pendidikan Non Formal. Jakarta : Dirjen PNFI

Hiryanto. (2008). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Nonformal. Yogyakarta : BAPPEDA

Kartasasmita, G. (1997). Pembangunan Masyarakat : Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. Yogyakarta : UGM

Kusnadi. (2007). Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Kelompok. Yogyakarta : AR-Ruzz Medi.

Mulyana, E. (2008). Model Tukar Belajar (Learning Exchange). Bandung : Falah Production.

Nasution, Prof. Dr. S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Nazir, M. (2003). Metode penelitian. Jakarta : Ghalia Production.

Prijono. (1996). Pemberdayaan (Empowerment) : Konsep, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta : CSIS.


(34)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

Rossi P H & Freeman, H.E. (1985). Evaluation a Systematic Approach. SAGE Publication, California.

Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Rosdakarya.

________ (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung : Falah Production. ________ (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung : Falah

Production.

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Suharto, E. (2006). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama

Sutisna, A. (2011). Pengendalian Mutu dan Evaluasi Dampak Program Pada Jalur Pendidikan Nonformal dan Informal. Jakarta : UNJ

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yusuf, F. (2008). Evaluasi Program dan Instrument Evaluasi. Bandung : Rineka Cipta

Sumber lain :

Wikipedia. (2008). Impact Evaluation. [online]. Tersedia :


(1)

2. Perubahan yang Dialami Warga Belajar Setelah Mengikuti Program Pendidikan Kecakapan Hidup Keterampilan Membuat Aneka Kue Jajanan Pasar.

Warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup terjadi perubahan signifikan pada tiga aspek diantaranya:

a. Kognitif yaitu meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan, dan keahlian mentalitas, bisa dilihat bahwa warga belajar sudah memahami konsep wirausaha dan jenis usaha yang dapat dikembangkan, ilmu pemasaran, serta mengetahui resep pembuatan aneka kue jajanan pasar.

b. Afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan, terlihat bahwa warga belajar mengalami perubahan yang signifikan seperti munculnya rasa kepercayaan diri, tanggung jawab, dan dapat bekerjasama dengan baik. c. Psikomotorik meliputi keterampilan yang menggunakan berbagai isyarat

sensor untuk melakukan aktivitas motorik, terlihat bahwa warga belajar mengalami perubahan atau peningkatan pada segi keterampilan seperti keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar.

Melihat penjelasan di atas sudah cukup baik dalam perubahan yang dialami oleh warga belajar, namun bertolak belakang dengan pengaplikasian yang dilakukan oleh warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup terhitung beberapa orang warga belajar sudah dapat mengaplikasikannya, hal ini dikarenakan karakteristik dari setiap warga belajar berbeda-beda yang memungkinkan adanya ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok minimal itu tergantung pada kemauan dan kemampuan dari masing-masing warga belajar sendiri. Dana dan modal merupakan alasan penghambat terbesar untuk mengembangkan usaha yang akan dibuat, namun hal tersebut tidak terlepas dari peran pendidik atau pengelola program tersebut dalam memotivasi dan mencari jalan keluar bersama-sama dari masalah yang dihadapi, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan warga belajar itu sendiri.


(2)

103

Ishak Abdullah Kamil, 2014

Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri

3. Tindak Lanjut PKBM Pina Terampil Mandiri dari Hasil

Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat

Tindak lanjut yang dilakukan PKBM Bina Terampil Mandiri dalam memberdayakan masyarakat telah melakukan tahap-tahap proses pemberdayaan dengan sistematis dan terstruktur dimana tahap-tahap yang dilakukan yaitu : 1. Organisasi masyarakat dengan pengorganisasian dari warga belajar lulusan

program pendidikan kecakapan hidup menjadi kelompok belajar usaha yang bertujuan untuk mengembangkan program yang sudah diselenggarakan sebelumnya agar warga belajar diharapkan aktif dan mandiri dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

2. Pengelolaan diri dengan membuat struktur dan pembagian peran/wewenang pada kelompok belajar usaha tersebut, yang bertujuan untuk kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap orang, namun pada kenyataannya dari hasil lapangan masih saja ada yang kurang bertanggung jawab pada peran dan wewenang yang diembannya.

3. Pendekatan partisipasi dengan melibatkan tokoh masyarakat dan elemen lainnya dalam setiap penyelenggaraan program yang akan atau yang sedang berlangsung agar warga belajar program tersebut dapat menambah wawasan dan pengalaman, selain itu

4. Pendidikan untuk keadilan dengan mengadakan pertemuan rutin kelompok belajar usaha tersebut untuk membahas atau memecahkan masalah secara bersama, yang bertujuan untuk merangsang dan mendorong warga belajar untuk berperan aktif.

Melihat penjelasan di atas, bisa dikatakan PKBM Bina Terampil Mandiri telah melakukan proses memberdayakan masyarakat secara sistematis, sebagai upaya tindak lanjut dari penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup. Namun pembinaan dan arahan masih perlu diperlukan pada kelompok belajar usaha agar terwujud kesejahteraan bersama.


(3)

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa evaluasi dan upaya memberdayakan yang dilakukan oleh pihak PKBM Bina Terampil Mandiri, sudah cukup baik, akan tetapi masih perlu perbaikan mengenai aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi program. Untuk lebih jelasnya saran/rekomendasi dari penulis diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Untuk pengelola

a. Pihak pengelola harus lebih intensif lagi dalam memonitor, memantau dan mengevaluasi program yang akan atau yang sedang berlangsung, lebih memperhatikan aspek-aspek yang dievaluasi pada program untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program tersebut dan memperbaiki secepatnya apabila ada kekurangan.

b. Pihak pengelola agar lebih meningkatkan pendampingan lagi terhadap perkembangan dari KBU, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pendampingan dalam proses evaluasi KBU, sehingga warga belajar merasa termotivasi dan akan senantiasa stabil karena merasa diperhatikan.

2. Untuk Pendidik

Perlu adanya jejaring/koneksi serta jalinan kemitraan yang lebih banyak lagi dengan berbagai organisasi selain dengan organisasi pemerintahan desa, untuk lebih meningkatkan peluang usaha bagi warga belajar dan selain itu dengan jejaring yang luas bisa dijadikan kesempatan untuk magang bagi para warga belajar sehingga dengan adanya pengalaman magang tersebut dapat menumbuhkan motivasi serta percaya diri untuk bisa berwirausaha secara mandiri nantinya.

3. Untuk Warga Belajar

Warga belajar disarankan untuk mencari dan mengembangkan akses ke berbagai pihak yang dapat membantu untuk mempermudah memulai usaha untuk warga belajar sendiri seperti akses untuk mendapatkan modal, kerjasama, tempat usaha, dan peluang lainnya.


(4)

105

Ishak Abdullah Kamil, 2014

Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri

4. Untuk Penilik

Perlu adanya pembinaan dan bimbingan lebih kepada pengelola yang menyelenggarakan program pendidikan luar sekolah di wilayah Kecamatan Cisarua khususnya, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan lebih ditekankan lagi dalam menilai atau mengevaluasi program yang diselenggarakannya, dengan begitu maka diharapkan program-program pendidikan luar sekolah di Kecamatan Cisarua dapat terselenggara baik dan berdampak positif bagi semua lapisan masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. _________ (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

_________ (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

\

Bungin, B. (2000). Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofis dan

Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Depdiknas. (2012). Pedoman Program Life Skill. Jakarta : Ditjen PLS.

Ditjen PLSP. (2004). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup

(Life Skills) Pendidikan Non Formal. Jakarta : Ditjen PLSP

Dirjen PNFI. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup

(Life Skills) Pendidikan Non Formal. Jakarta : Dirjen PNFI

Hiryanto. (2008). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Nonformal. Yogyakarta : BAPPEDA

Kartasasmita, G. (1997). Pembangunan Masyarakat : Konsep Pembangunan yang

Berakar Pada Masyarakat. Yogyakarta : UGM

Kusnadi. (2007). Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Kelompok. Yogyakarta : AR-Ruzz Medi.

Mulyana, E. (2008). Model Tukar Belajar (Learning Exchange). Bandung : Falah Production.

Nasution, Prof. Dr. S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Nazir, M. (2003). Metode penelitian. Jakarta : Ghalia Production.


(6)

Ishak Abdullah Kamil, 2014

Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rossi P H & Freeman, H.E. (1985). Evaluation a Systematic Approach. SAGE Publication, California.

Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Rosdakarya.

________ (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung : Falah Production. ________ (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung : Falah

Production.

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Suharto, E. (2006). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial.

Bandung : PT. Refika Aditama

Sutisna, A. (2011). Pengendalian Mutu dan Evaluasi Dampak Program Pada

Jalur Pendidikan Nonformal dan Informal. Jakarta : UNJ

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yusuf, F. (2008). Evaluasi Program dan Instrument Evaluasi. Bandung : Rineka Cipta

Sumber lain :

Wikipedia. (2008). Impact Evaluation. [online]. Tersedia :