Struktur Sistem Pakar Sistem Pakar

2.1.3 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan development environtment dan lingkungan konsultasi consultation environtment Turban ,1995. Lingkungan pengembangan sistem pakar ditujukan untuk pembangun sistem pakar dan digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakaan oleh pengguna yang bukan pakar dalam memperoleh pengetahuan pakar.Secara lengkap struktur sistem pakar yang menekankan pada lingkungan yang ada dalam sistem terlihat pada gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Untuk membangun sistem yang seperti itu maka komponen – komponen yang harus dimiliki adalah sebagai berikut Giarratano dan Riley, 2005 : a Antar Muka Pengguna User Interface b Basis Pengetahuan Knowledge Base c Mekanisme Inferensi Inference Machine d Memori Kerja Working Memory e Fasilitas Penjelasan Explanation Facility f Fasilitas Akuisisi Pengetahuan Knowledge Acquisition Facility user LINGKUNGAN KONSULTASI Antar muka Pengguna Fakta – fakta tentang kejadian khusus spesifik Fasilitas penjelasan Aksi yang direkomendasikan Mesin inferensi Blackboard Workplace LINGKUNGAN PENGEMBANGAN Basis Pengetahuan : fakta dan aturan Knowledge Engineer Perbaikan pengetahuan Pengetahuan yang didokumentasikan Pengetahuan ahli Akuisisi pengetahuan Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar Universitas Sumatera Utara Hal ini terlihat dalam struktur sistem pakar pada gambar 2.2.

A. Antarmuka Pengguna

Antarmuka pengguna user interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi.Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem.Selain itu, antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. BASIS PENGETAHUAN KAIDAH MESN INFERENSI AGENDA MEMORI KERJA FAKTA FASILITAS PENJELASAN FASILITAS AKUISISI PENGETAHUAN ANTAR MUKA PENGGUNA Gambar 2.2 Komponen Sistem Pakar Universitas Sumatera Utara Menurut McLeod 1995, pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi input dari pemakai, juga memberkan informasi output kepada pemakai. Antarmuka yang efektif dan ramah pengguna user-friendly penting sekali terutama bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar.

B. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah.Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalalm area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui. Dalam studi kasus pada sistem berbasis pengetahuan, terdapat beberapa karakteristik dibangun yang akan membantu dalam membentuk serangkaian prinsip – prinsip arsitekturnya. Prinsip tersebut meliputi : 1. Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar. 2. Pengetahuan sering tidak pasti dan tidak lengkap. 3. Pengetahuan sering miskin spesifikasi. 4. Amatir menjadi ahli secara bertahap. 5. Sistem pakar harus fleksibel. 6. Sistem pakar harus transparan. Universitas Sumatera Utara Sejarah penelitian di bidang AI telah menunjukkan berulang kali bahwa pengetahuan adalah kunci untuk setiap sistem cerdas intelligence system.

C. Mesin Inferensi

Mesin inferensi merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dikenal juga dengan sebutan control structure struktur kontrol atau rule interpreter dalam sistem pakar berbasis kaidah atau thinking machine mesin pemikir. Pada prinsipnya, komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan masalah. Konsep yang biasanya digunakan mesin inferensi adalah runut balik top-down, yaitu proses penaran yang berawal dari tujuan yang kita inginkan, menelusuri fakta – fakta pendukung untuk mencapai tujuan. Selain itu dapat juga menggunakan runut maju bottom-up, yaitu proses penalaran yang bermula dari kondisi yang diketahui menuju tujuan yang diinginkan. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimipulan Turban, 2001.Komponen – komponen ini menyajikan arahan – arahan tentang bagaimana menggunakan pengetahuan dari sistem dengan membangun agenda yang mengelola dan mengontrol langkah – langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah ketika dilakukan konsultasi.Di dalam mesin inferensi Universitas Sumatera Utara ini terdapat agenda, yaitu daftar prioritas aturan yang dibuat oleh mesin inferensi, yang polanya dipenuhi oleh fakta atau obyek dalam memori kerja.

D. Memori Kerja

Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta – fakta yang diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta – fakta inilah yang nantinya akan diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk menetukan suatu keputusan pemecahan masalah. Konklusinya bisa berupa hasil diagnosis, tindakan dan akibat.

E. Fasilitas Penjelasan

Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena pemakai kadangkala bukanlah ahli dalam bidang tersebut maka diperlukan fasilitas ini. Tujuan adanya fasilitas penjelasan dalam sistem pakar antara lain membuat sistem menjadi lebih cerdas, menunjukkan adanya proses analisa dan yang tidak kalah pentingnya adalah memuaskan psikologis pemakai.

F. Fasilitas Pengetahuan

Pengetahuan pada sistem pakar dapat ditambahkan kapan saja pengetahuan baru diperoleh atau saat pengetahuan ada sudah tidak berlaku lagi. Hal ini dilakukaan sehingga pemakai akan menggunakan sistem pakar yang komplit dan sesuai perkembangan. Akuisisi pengetahuan adalah proses pengumpulan, Universitas Sumatera Utara perpindahan, dan transformasi dari keahlian kepakaran pemecahan masalah yang berasal dari beberapa sumber pengetahuan ke dalam bentuk yang dimengerti oleh komputer. Menurut Firebaugh 1989, proses akuisisi pengetahuan dibagi ke dalam enam tahap, yaitu : 1 Tahap identifikasi Tahap identifikasi meliputi penentuan komponen – komponen kunci dalam sistem yang sedang dibangun.Komponen kunci ini adalah knowledge engineer, pakar, karakteristik masalah, sumber daya dan tujuan.Knowledge engineer dan pakar bekerja bersama untuk menetukan berbagai aspek masalah seperti lingkup dari proyek, data input yang dimasukkan, bagian – bagian penting dan interaksinya, bentuk dan isi dari penyelesaian, dan kesulitan – kesulitan yang mungkin terjadi dalam pembangunan sistem. Mereka juga harus menetukan sumber pengetahuan seperti basis data, sistem informasi manajemen, buku teks, serta prototip masalah dan contoh. Selain menentukan sumber pengetahuan, pakar juga mengklarifikasi dan menetukan tujuan – tujuan sistem dalam proses menentukan masalah. 2 Tahap Konseptualisasi Konsep – konsep kunci dan hubungannya yang telah ditentukan pada tahap pertama dibuat lebih jelas dalam tahap konseptualisasi. Universitas Sumatera Utara 3 Tahap Formalisasi Tahap ini meliputi pemetaan konsep – konsep kunci, submasalah dan bentuk aliran informasi yang telah ditentukan dalam tahap – tahap sebelumnya ke dalam representasi formal yang paling sesuai dengan masalah yang ada. 4 Tahap Implementasi Tahap ini meliputi pemetaan pengetahuan dari tahap sebelumnya yang telah diformalisasi ke dalam skema representasi pengetahuan yang dipilih. 5 Tahap Pengujian Setelah prototip sistem yang dibangun dalam tahap sebelumnya berhasil menangani dua atau tiga contoh, prototip sistem tersebut harus menjalani serangkaian pengujian dengan teliti menggunakan beragam sampel masalah.Masalah – masalah yang ditemukan dalam pengujian ini biasanya dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu kegagalan input output, kesalahan logika, dan strategi control. 6 Revisi Prototipe Suatu unsur penting pada semua tahap dalam proses akuisisi pengetahuan adalah kemampuan untuk kembali ke tahap – tahap sebelumnya untuk memperbaiki sistem. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Unsur Manusia dalam Sistem Pakar