Sistem Pakar Tanaman Menurut Jenis Tanah Menggunakan Visual Basic 6.0

(1)

SISTEM PAKAR TANAMAN MENURUT JENIS TANAH

MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

TUGAS AKHIR

SITI AISYAH MUBAI

082406132

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

SISTEM PAKAR TANAMAN MENURUT JENIS TANAH

MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

SITI AISYAH MUBAI

082406132

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

PERSETUJUAN

Judul

: SISTEM PAKAR TANAMAN MENURUT JENIS

TANAH MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

Katagori

: TUGAS AKHIR

Nama

: SITI AISYAH MUBAI

Nomor Induk Mahasiswa : 082406132

Program Studi

: DIPLOMA (D3) TEKNIK INFORMATIKA

Departemen

: MATEMATIKA

Fakultas

: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juli 2011

Diketahui/Disetujui oleh:

Depertemen Matematika FMIPA USU

Pembimbing,

Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si

Dra. Normalina Napitupulu, M.Sc


(4)

PERNYATAAN

SISTEM PAKAR TANAMAN MENURUT JENIS TANAH MENGGUNAKAN

VISUAL BASIC 6.0

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2011

SITI AISYAH MUBAI

0824060132


(5)

PENGHARGAAN

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas ridho dan

karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

pada Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara.

Pada penulisan tugas akhir ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1.

Ibu Dra. Normalina Napitupulu, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang banyak

memberikan arahan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

2.

Bapak Dr. Sutarman, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3.

Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku Ketua Departemen Matematika Universitas

Sumatera Utara.

4.

Bapak Syahril Effendi, S.Si, M.IT dan Bapak Syahriol Sitorus, S.Si, M.IT

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Teknik Informatika Universitas

Sumatera Utara.

5.

Seluruh dosen pengajar D3 Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara.

6.

Ayahanda A. Muis Madjid, Ibunda Nurbaiti dan keluarga tercinta yang telah

memberikan bantuan dan doa kepada penulis.

7.

Teman-teman seperjuangan Periode 2008 Jurusan D3 Teknik Informatika

khususnya Ahmad Taufiq Nugraha, Lailam Mardiah, dan Dina Andriani yang

slalu memberikan bantuan dalam segala hal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini penulis sangat

berharap akan kritik dan saran dari semua pembaca. Semoga Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca.

Medan, Mei 2011


(6)

ABSTRAK

Sistem pakar

(expert system)

secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah

seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah

sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman

tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli.

Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik

‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang

tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang

berpengalaman. Aplikasi yang dikembangkan ini bertujuan untuk menentukan tanah

menurut jenis tanaman.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan

ii

Pernyataan

iii

Penghargaan

iv

Abstrak

v

Daftar Isi

vi

Daftar Tabel

viii

Daftar Gambar

ix

Bab 1 Pendahuluan

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

2

1.3 Perumusan Masalah

3

1.4 Batasan Masalah

3

1.5 Tujuan Penelitian

3

1.6 Kontribusi Penelitian

3

1.7 Metode Perancangan

4

1.8 Sistematika Penulisan

5

Bab 2 Landasan Teori

7

2.1 Kecerdasan Buatan Secara Umum

7

2.2 Sistem Pakar

7

2.2.1 Pemakai Sistem Pakar

8

2.2.2 Ciri-ciri Sistem Pakar

9

2.2.3 Arsitektur Sistem Pakar

10

2.2.4 Metode Inferensi

11

2.3 Tanah

13

2.3.1 Jenis Tanah

13

2.3.2 Sifat Fisik Tanah

19

2.3.3 Sifat Kimia Tanah

22

2.4

Microsoft Visual Basic 6.0

24

2.4.1 IDE

Microsoft Visual Basic 6.0

25

2.5 Flowchart

32

Bab 3 Perancangan Sistem

34

3.1 Membuat Form Menu Utama

34

3.2 Membuat Form Penjelasan Menu Utama

36

3.3 Membuat Form Ciri-Ciri Tanah 1

37

3.4 Membuat Form Ciri-Ciri Tanah 2

39


(8)

3.6 Membuat Form Tanah Humus

44

3.7 Membuat Form Penjelasan Tanah Humus

46

3.8 Diagram Sistem Pakar Tanaman Menurut Jenis Tanah

47

Bab 4 Analisis Implementasi Sistem

49

4.1 Pengertian dan Tujuan Implementasi Sistem

49

4.2 Komponen Utama dalam Implementasi Sistem

50

4.2.1 Perangkat Keras (Hardware)

50

4.2.2 Perangkat Lunak (Software)

51

4.3.3 Unsur Manusia (Brainware)

51

4.3 Prosedur Penggunaan Program

52

Bab 5 Kesimpulan Dan Saran

60

5.1 Kesimpulan

60


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart

33

Tabel 3.1 Mengatur Properti Komponen Pada Tampilan Menu Utama

35

Tabel 3.3 Mengatur Properti Komponen Pada Tampilan Penjelasan Menu Utama 36

Tabel 3.3 Mengatur Properti Komponen Pada Tampilan Ciri-Ciri Tanah 1

38

Tabel 3.4 Mengatur Properti Komponen Pada Tampilan Ciri-Ciri Tanah 2

40

Tabel 3.5 Mengatur Properti Komponen Pada Tampilan Ciri-Ciri Tanah 3

42

Tabel 3.6 Mengatur Properti Komponen Pada Tampilan Tanah Humus

45

Tabel 3.7 Mengatur Properti Komponen Tampilan Penj. Tanaman Tanah Humus 46


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Backward Chaining

12

Gambar 2.2 Proses Forward Chaining

12

Gambar 2.3 Tanah Humus

14

Gambar 2.4 Tanah Podzolik atau Tanah Andosol

15

Gambar 2.5 Tanah Gambut atau Tanah Organosol

15

Gambar 2.6 Tanah Berpasir

16

Gambar 2.7 Tanah Alluvial atau Tanah Endapan

16

Gambar 2.8 Tanah Vulkanik atau Tanah Regosol

17

Gambar 2.9 Tanah Laterit atau Tanah Latosol

18

Gambar 2.10 Tanah Kapur atau Tanah Grumosol

18

Gambar 2.11 Mengaktifkan IDE Visual Basic 6.0

25

Gambar 2.12 New Project IDE Visual Basic 6.0

26

Gambar 2.13 Layar Form

27

Gambar 2.14 Toolbox Visual Basic 6.0

28

Gambar 2.15 Properti

30

Gambar 2.16 Project

31

Gambar 2.17 Jendela Form

31

Gambar 2.18 Jendela Kode

32

Gambar 3.1 Jendela Form Baru

34

Gambar 3.2 Tampilan Menu Utama

35

Gambar 3.3 Tampilan Penjelasan Menu Utama

36

Gambar 3.4 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 1

37

Gambar 3.5 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 2

39

Gambar 3.6 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 3

42

Gambar 3.7 Tampilan Tanah Humus

44

Gambar 3.8 Tampilan Penjelasan Tanaman Pada Tanah Humus

46

Gambar 3.9 Flowchart

48

Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama

52

Gambar 4.2 Tampilan Penjelasan Menu Utama

53

Gambar 4.3 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 1

54

Gambar 4.4 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 2

55

Gambar 4.5 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 3

55

Gambar 4.6 Tampilan Jenis Tanah Humus

56

Gambar 4.7 Tampilan Penjelasan Tanaman Pada Tanah Humus

57

Gambar 4.8 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 1

57

Gambar 4.9 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 2

58

Gambar 4.10 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 3

58


(11)

ABSTRAK

Sistem pakar

(expert system)

secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah

seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah

sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman

tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli.

Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik

‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang

tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang

berpengalaman. Aplikasi yang dikembangkan ini bertujuan untuk menentukan tanah

menurut jenis tanaman.


(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Komputer telah berkembang sebagai alat pengolah data, penghasil informasi. Bahkan

komputer juga turut berperan dalam pengambilan keputusan. Ilmu yang mempelajari

cara membuat komputer dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia

disebut kecerdasan buatan (Turban, 1995).

Kecerdasan buatan atau

artificial intelligence

merupakan bagian dari ilmu

komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan dan

sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (

intelligent system

) adalah sistem

yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik

artificial

intelligence

. Salah satu

yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah teori kepastian dengan menggunakan

teori

Certainty Factor (CF)

(Kusumadewi, 2003)

.

Sistem pakar adalah program komputer yang menirukan penalaran seorang

pakar dengan keahlian dalam suatu wilayah pengetahuan tertentu. Permasalahan yang

ditangani oleh sistem pakar bukan hanya permasalahan yang mengandalkan algoritma,

namun terkadang juga permasalahan yang sulit dipahami.


(13)

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan

masalah. Beberapa aktivitas pemecahan masalah antara lain : pembuatan keputusan

(delicicion making),

pemaduan pengetahuan

(knowladge fusing),

pembuatan desain

(designing),

perencanaan

(planning),

prakiraan

(forecasting),

pengaturan

(regulating),

diagnosis (

diagnosing),

perumusan

(prescribing),

penjelasan

(explaining),

pemberian

nasihat

( advising),

dan pelatihan

(tutoring).

Sistem pakar yang mencoba memecahkan masalah yang biasanya hanya bisa

dipecahkan oleh seorang pakar, dipandang berhasil ketika mampu mengambil

keputusan seperti yang dilakukan oleh pakar aslinya baik dari sisi proses pengambilan

keputusannya maupun hasil keputusan yang diperoleh. Sebagai contoh, petani adalah

seorang pakar yang mampu mendiagnosis keadaan tanah pada beberapa jenis tanaman.

Dalam pengelolaannya, petani harus memperhatikan sifat-sifat tanah baik. Sifat-sifat

tanah ini antara lain berupa sifat fisik tanah, dan sifat kimia tanah. Sifat fisik tanah

berupa tekstur tanah, stuktur tanah, dan warna tanah. Sifat Kimia tanah berupa reaksi

tanah (pH).

1.2

Identifikasi Masalah

Dalam pembuatan perangkat lunak ini, penulis menerapkan tekhnik untuk membuat

aplikasi bahwa tanaman bisa tumbuh akibat pengaruh beberapa jenis tanah.


(14)

1.3

Perumusan Masalah

Melihat latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “

sistem pakar tanaman menurut jenis tanah”. Permasalahan inilah yang akan dibahas

untuk memperoleh perangkat lunak yang diinginkan.

1.4

Batasan Masalah

Dalam hal ini penulis menyusun tugas akhir membatasi tentang sistem pakar tanaman

menurut jenis tanah secara spesifik untuk memberi kemudahan bagi pengguna, agar

dapat mempergunakannya dengan mudah.

1.5

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian antara lain :

1.

Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

2.

Mengenalkan beberapa tanaman yang berpengaruh terhadap jenis tanah.

1.6

Kontribusi Penulisan

Adapun kontribusi dari penulisan ini adalah :

1.

Untuk menunjukkan bahwa tanaman bisa tumbuh karena

pengaruh tanah.


(15)

2.

Menjadikan penulis lebih mengerti sistem dalam perancangan

suatu perangkat lunak.

1.7

Metodologi Perancangan

Dalam pembuatan perangkat lunak ini memerlukan beberapa tahapan untuk

menghasilkkan suatu perangkat lunak yang baik. Metodologi yang dilakukan penulis

adalah sebagai berikut :

1.

Metode Rencana Kebutuhan

Dalam pembuatan perangkat lunak ini, penulis membaca dan

mempelajari dokumen-dokumen, buku-buku, atau sumber lainnya

yang berkaiatan dengan pembuatan perangkat lunak.

2.

Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam merancang

perangkat lunak ini terdiri dari :

1.

Fase perencanaan syarat-syarat

Pada fase ini programmer memutuskan fungsi apa yang

harus difiturkan oleh aplikasi tersebut.

2.

Fase Perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan proses dan

perancangan antarmuka dari aplikasi.


(16)

3.

Fase Implementasi

Hasil dari tahapan di atas akan dipindahkan ke dalam

sistem komputerisasi yaitu pengkodean terhadap

rancangan-rancangan yang telah didefiniskan.

4.

Fase Pelaksanaan

Pada pelakasanaan ini dilakukan pengujian dan analisa

pengujian terhadap aplikasi.

1.8

Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yaitu sebagai berkut:

BAB 1

Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, identifikasi

masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan,

kontribusi penulisan, metodologi perancangan, dan sistematika

penulisan tugas akhir.

BAB 2

Landasan Teori

Bab ini mengungkapkan tentang konsep dasar dan teori-teori yang

mendukung pembahasan untuk tema penulisan ini yang didapat dari

literature.


(17)

BAB 3

Perancangan Sistem

Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem pakar tanaman

menurut jenis tanah dan gambaran umum rancangan.

BAB 4

Analisis dan Implementasi Sistem

Bab ini akan membahas analisa hasil pembuatan program yang

diusulkan, tampilan

interface

pada program dan pengujian perangkat

lunak.

BAB 5

Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan dari bab-bab sebelumnya, sehingga dari kesimpulan

tersebut penulis mencoba memberi saran yang berguna untuk

melengkapi dan menyempurnakan pengembangan perangkat lunak

untuk masa yang akan datang.


(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Buatan Secara Umum

Kecerdasan buatan dapat didefinisikan sebagai mekanisme pengetahuan yang

ditekankan pada kecerdasan pembentukan dan penilaian pada alat yang menjadikan

mekanisme itu, serta membuat komputer berpikir secara cerdas. Kecerdasan buatan

juga dapat didefinisikan sebagai salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar

mesi (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan

manusia.

Teknologi kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang-bidang, seperti: robotika,

penglihatan komputer (

computer vision),

jaringan saraf tiruan

(artifical

neural

system

), pengolahan bahasa alami

(natural language processing),

pengenalan suara

(speech recognition)

, dan sistem pakar

(expert system)

.

2.2 Sistem Pakar

Sistem pakar (

Expert system)

adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya


(19)

hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan

Oxman, 1988).

Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran

tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang. Sistem pakar

mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang

pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah

yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya.

Biasanya sistem pakar hanya digunakan untuk memecahkan masalah yang

memang sulit untuk dipecahkan dengan pemograman biasa, mengingat biaya yang

diperlukan untuk membuat sistem pakar jauh lebih besar dari pembuatan sistem biasa.

2.2.1 Pemakai Sistem pakar

Sistem pakar dapat digunakan oleh:

1.

Orang awam yang bukan pakar untuk meningkatkan kemampuan mereka

dalam memecahkan masalah.

2.

Pakar sebagai asisten yang berpengetahuan.

3.

Memperbanyak atau menyebarkan sumber pengetahuan yang semakin

langka.


(20)

Sistem pakar merupakan program yang dapat menggantikan keberadaan

seorang pakar. Alasan mendasar mengapa ES dikembangkan untuk menggantikan

seorang pakar:

1.

Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.

2.

Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan

seorang pakar.

3.

Seorang pakar akan pensiun atau pergi

4.

Menghadirkan/menggunakan jasa seorang pakar memerlukan biaya

yang mahal.

5.

Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.

2.2.2 Ciri-ciri Sistem Pakar

1.

Terbatas pada bidang yang spesifik.

2.

Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau

tidak pasti.

3.

Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara

yang dapat dipahami.

4.

Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.

5.

Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.

6.

Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.

7.

Output tergantung dari dialog dengan user.

8.

Knowledge base

dan

interface engine

terpisah


(21)

2.2.3 Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar memliki beberapa komponen utama, yaitu antarmuka pengguna

(user

intreface),

basis data sistem pakar

(expert system database),

dan fasilitas akuisisi

pengetahuan

(knowledge acquisition facility).

Selain itu ada satu komponen yang

hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas penjelasan (

explanation facility)

(Martin dan Oxman, 1988)

Antarmuka pengguna adalah perangkat lunak yang menyediakan media

komunikasi antara pengguna dengan sistem.

Basis data sistem pakar berisi pengetahuan setingkat pada subjek tertentu.

Berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, merumuskan, dan

menyelesaikan masalah. Basis data ini terdiri dari 2 elemen dasar:

1.

Fakta, situasi masalah dan teori yang terkait.

2.

Heuristik khusus atau rules, yang berlangsung menggunakan

pengetahuan untuk menyelesaikan masalah khusus.

Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna

mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa

yang digunakan komputer sehingga dapat meyimpulkan suatu kondisi.

Ada 4 tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem pakar, yaitu (Schnupp,

1989):


(22)

1.

Penjelasan mengenai jejak aturan yang menunjukan status konsultasi.

2.

Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan diperoleh.

3.

Penjelasan mengapa bagaimana sebuah keputusan diperoleh.

4.

Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang

dikehendaki pengguna.

2.2.4 Metode Inferensi

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh

pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Metode inferensi adalah program

komputer yang memberikan metedologi untuk penalaran tentang informasi yang ada

dalam basis pengetahuan dan dalam

workplace

, dan untuk memformulasikan

kesimpulan (Turban, 1995).

Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar

berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang (

Backward chaining

) dan pelacakan ke

depan (

forward chaining

).

a. Pelacakan ke belakang (Backward Chaining)

Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori oleh tujuan (

goaldriven

).

Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang

memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan

menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan

lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.


(23)

Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan (Kusumadewi, 2003).

Gambar 2.1 menunjukan proses

backward chaining

.

Gambar 2.1 Proses Backward Chaining

b. Pelacakan ke depan (forward chaining)

Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data (

data-driven

). Dalam

pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba

menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan, mencari fakta yang sesuai dengan

bagian IF dari aturan IF-THEN. Gambar 2.2 menunjukkan proses

forward chaining

.


(24)

2.3 Tanah

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun

dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik sebagai

hasil pelapukan sisa-sisa tanaman dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan

tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor iklim,

bahan induk, bentuk wilayah, dan waktu pembentukan tanah. Kehidupan manusia

masih tergantung pada tanah dan sebaliknya baik buruknya tanah tergantung kepada

manusia dan pengelolaanya sehingga bukan kebalikannya yang terjadi, yakni

kesalahan dalam pengelolaanya akan dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada

tanah ditinjau dari kesuburan dan produktifitasnya.

Tanah dapat memberikan kesejahteraan pada manusia, karena diatas tanah

tumbuh tanam-tanaman yang dapat dinikmati manusia penghasil sandang, pangan, dan

papan untuk perumahan dan lain-lainnya. Peradaban dan kesejahteraan manusia akan

berlangsung secara lestari selama manusia itu dapat mempertahankan dan melihara

tingkat kesuburan tanah ataupun kualitas tanah, agar tanam-tanaman dapat tumbuh

dan berproduksi dengan baik.

2.3.1 Jenis Tanah

Jenis tanah merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman karena

perbedaan jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat dari tanah tersebut. Tentunya setiap


(25)

tanah memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air yang berbeda-beda. Oleh

karena itu, tumbuhan yang ditanam di tanah, yang mampu menyerap dan menyimpan

air, akan tumbuh dengan baik. Penyerapan air ke dalam tanah bergantung pada jenis

tanah. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis tanah yang dapat kamu temukan di

sekitarmu.

Susunan tanah dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenis tanah :

1.

Tanah Humus

Gambar 2.3 Tanah Humus

Tanah humus seperti gambar diatas merupakan tanah yang berasal dari pelapukan sisa

hewan dan tumbuhan yang membusuk di hutan hujan tropis yang lebat dan biasanya

berwarna kehitam-hitaman dan sangat baik untuk lahan pertanian. Lapisan tanah yang

paling subur karena kemampuan menyerap airnya tinggi dan gembur.


(26)

2.

Tanah Podzolik atau Tanah Andosol

Gambar 2.4 Tanah Podzolik atau Tanah Andosol

Tanah podzolik adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan

curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin dan tergolong subur.

3. Tanah Gambut atau Tanah Organosol

Gambar 2.5 Tanah Gambut atau Tanah Organosol

Tanah gambut terdapat di daerah berawa-rawa dan berasal dari pelapukan sisa

tumbuhan yang hidup di rawa-rawa tersebut. Warna tanah gambut adalah coklat

kehitaman, agak lekat namun tidak lengket. Tidak cocok dimanfaatkan sebagai lahan


(27)

tanahnya sangat tinggi

4. Tanah Berpasir

Gambar 2.6 Tanah Berpasir

Tanah berpasir pada gambar diatas ini bersifat kurang baik bagi pertanian yang

terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan

berkerikil cirinya butiran pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air namun sangat

sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. Biasanya tanah berpasir ini dimanfaatkan

sebagai campuran semen dalam pemasangan batu bata.

5.

Tanah Alluvial atau Tanah Endapan


(28)

Jenis tanah alluvial ini dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran

rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok utntuk lahan pertanian,

terdapat di sepanjang aliran

diendapkan di aliran sungai dan merupakan jenis tanah yang masih muda karena

belum mengalami perkembangan

6.

Tanah Vulkanik atau Tanah Regosol

Gambar 2.8 Tanah Vulkanik atau Tanah Regosol

Tanah vulkanik pada gambar diatas ini bisa ditemukan di daerah sekitar gunung

berapi. Warna tanahnya gelap karena berasal dari material

meletus. Tanah vulkanik ini sangat mudah menyerap air dan banyak mengandung

unsur hara sehingga sangat baik jika dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.


(29)

7.

Tanah Laterit atau Tanah Latosol

Gambar 2.9 Tanah Laterit atau Tanah Latosol

Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah

telah hilang, larut oleh curah hujan yang tinggi. Tanahnya tidak subur, banyak terdapat

di Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.

8.

Tanah Kapur atau Tanah Grumosol


(30)

Tanah Grumosol adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan

batuan yang kapur. Bahan pembentuk tanah grumusol adalah batu lempung dan batu

kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2.3.2 Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik Tanah adalah sifat tanah sangat menentukan terhadap ketersediaan air dan

udara di dalam tanah. Perbaikan sifat-sifat fisik tanah sering terlupakan, karena

pengaruhnya tidak cepat dan tidak langsung terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman bila dibandingkan dengan sifat kimiawi tanah misalnya hara di dalam tanah.

Tekstur Tanah

Tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan bantuan dan mineral menghasilkan

partikel-partikel tanah yang mempunyai ukuran yang beraneka ragam dari ukuran

kasar seperti kerikil dan pasir sampai yang berukuran halus seperti partikel liat.

Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif dari tiga fraksi tanah yaitu pasir, debu,

dan liat.

1.

Pengaruh Pasir

Bila tanah terlalu banyak mengandung pasir, tanah ini kurang baik untuk

pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas

permukaan (

spesific surface)

yang kecil, sehingga sulit menyerap atau

menahan air dan unsur hara. Sehingga pada musim kemarau mudah


(31)

kekurangan air. Bila jumlah pasir tidak terlalu banyak, pengaruhnya terhadap

tanah akan baik, karena cukup longgar, air akan mudah meresap, dan

jumlahnya cukup dikandung tanah, udara tanah mudah masuk dan tanah

mudah dioalah.

2.

Pengaruh Debu

Tanah yang banyak mengandung debu lebih kuat memegang air dibandingkan

dengan tanah berpasir, karena pori-porinya kecil. Daya meresapkan air

perlahan-lahan, sehingga air lama dipegang oleh tanah.

3.

Pengaruh Liat

Tanah-tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehinnga

kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi.

Tanah-tanah yang banyak mengandung liat dan sejumlah debu menghasilkan Tanah-tanah

yang bertekstur halus. Tanah seperti ini umumnya mempunyai pergerakan air

dan pertukaran udara yang lambat, bersifat plastis dan lekat jika basah seingga

sukar diolah. Daya memegang air dan unsur hara pada tanah liat lebih kuat

dibandingkan dengan tanah debu.

Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dan butir-butir tanah dimana

gumpalan-gumpalan tanah tersebut terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu ama

lain. Karena butir-butir pasir debu dan liat mempunyai bentuk dan ukuran yang


(32)

berbeda, sehinga dalam penyatuannya akan terbentuk rongga atau pori-pori dalam

tanah yang memungkinkan sebagai tempat penyimpanan udara dan air di dalam tanah.

Bentuk struktur tanah antara lain:

1.

Bentuk Lempeng merupakan keping-keping dimana sumbu vertikal lebih

kecil dari sumbu horizontal.

2.

Bentuk Prisma merupakan kesatuan-kesatuan struktur yang mempunyai

sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal dan bagian atasnya rata.

3.

Bentuk Tiang bentuknya seperti tiang, sumbu vertikal lebih besar dari sumbu

horizontal, bagian atasnya membulat dan biasanya pada tanah daerah iklim

kering.

4.

Bentuk Gumpal merupakan bentuk gumpal seperti kubus dan dibedakan

menjadi gumpal bersudut dan gumpal membulat.

Warna Tanah

Warna tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang mudah dilihat secara langsung,

dan merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah seperti, kandungan bahan organik

tanah, keadaan drainase. Perbedaan tanah disebabkan oleh faktor-faktor yang

berpengaruh pada tanah tersebut. Bahan organik dapat menyebabkan warna gelap

karena hasil dekomposisinya menghasilkan humus yang berwarna gelap. Semakin

tinggi kandungan bahan organik suatu tanah semakin gelap warna tanah. Untuk


(33)

menjelaskan tanah berwana kelabu, merah atau coklat dan berwarna kuning kita harus

memperhatikan kepada adanya perubahan-perubahan kimia dari unsur-unsur tertentu

di dalam tanah.

2.3.3 Sifat Kimia Tanah

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh sifat-sifat kesuburan tanahnya yakni

kesuburan fisik, kesuburan kimia. Kalau kesuburan fisik lebih mengutamakan tentang

keadaan fisik tanah yang banyak kaitannya dengan penyediaan air dan udara tanah,

maka kesuburan kimia berperan dalam menentukan dan menjelaskan reaksi-reaksi

kimia yang menyangkut dalam masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi

pertumbuhan tanaman. Untuk mencapai maksud tersebut, maka pembahasan

mengenai sifat kimia tanah ini kita batasi pada hal-hal yang berkaitan erat dengan

masalah-masalah reaksi tanah (pH).

Reaksi Tanah (pH)

Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan

unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro. Meningkatnya kelarutan ion-ion Al,

dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi

oleh keadaan pH tanah.


(34)

Tersedianya unsur hara bagi tanaman, meningkatnya aktiifitas mikro organisme

dan rekasi-reaksi kimia lainnya di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh reaksi tanah,

yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Yang dimaksud reaksi tanah ialah sifat keasaman dan kebebasan dari tanah,

sehingga kita kenal ada tiga reaksi tanah yaitu: asam, netral, dan basa. Secara defenisi

dapat dikatakan bahwa pH tanah adalah aktifitas konsentarsi ion hidrogen (H

+)

dalam

suatu larutan tanah yang dinyatakan dengan rumus:

pH = log

1

---

= - log H

+

H

+

Sebagai contoh pada tanah yang bereaksi netral maka :

pH = log

1

---

= - log 10

-7

= 7

10

-7

Sebagai larutan yang bersifat asam mempunyai konsentrasi ion H

+

lebih besar

dari konsentarsi OH

-

sedangkan suatu larutan basa, jika konsentarsi ion H

+

sama

dengan ion OH

-

maka suatu larutan disebut netral, atau pH nya = 7.

Nilai pH berkisar antara 0 - 14, sedangkan untuk tanah pertanian pH ini berkisar

antara 4 - 9. Tanah-tanah di Indonesia pada umumnya bereaksi masam dengan pH 4.0

– 5.5 sehingga tanah-tanah yang ber pH 6.0 – 6.5 sudah dapat dikatakan cukup netral

meskipun masih agak masam. Di daerah rawa-rawa seperti pada tanah gambut pH

tanahnya lebih rendah lagi yakni sekitar 3.5 – 4.0 dan ada juga ber pH lebih kecil dari


(35)

3.0 seperti tanah sulfat masam. Reaksi tanah dengan pH yang tinggi dijumpai pada

tanah-tanah bergaram, dapat mencapai pH 8.5 – 9.0 .

2.4 Microsoft Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman dibawah sistem operasi windows.

Visual Basic diciptakan pada tahun 1991 oleh Microsoft untuk menggantikan bahasa

pemrograman Basic. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan

pendekatan Visual untuk merancang

user interface

dalam bentuk form, sedangkan

untuk kodingnya menggunakan dialek Bahasa Basic yang cenderung mudah

dipelajari. Visual Basic telah menjadi

tools

yang terkenal bagi para pemula maupun

para

developer

dalam pengembangan aplikasi skala kecil sampai ke skala besar.

Dalam lingkungan Window's

user-interface

sangat memegang peranan penting,

karena dalam pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa berinteraksi

dengan

user interface

tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan

instruksi-instruksi program yang mendukung tampilan dan proses yang dilakukan.

Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan

pembentukkan

user interface

, kemudian mengatur properti dari objek-objek

yang

digunakan dalam

user interface

, dan baru dilakukan penulisan kode program

untuk

menangani kejadian-kejadian

(event).

Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal

dengan istilah

pengembangan aplikasi dengan pendekatan

Bottom Up

.


(36)

2.4.1 IDE Microsof Visual Basic 6.0

Langkah awal dari belajar Visual Basic adalah mengenal IDE

(Integrated

Developement Environment)

Visual Basic yang merupakan lingkungan pengembangan

terpadu bagi programmer dalam mengembangkan aplikasinya. Dengan menggunakan

IDE programmer dapat membuat

user interface,

melakukan koding, melakukan testing

dan debuging serta mengkompilasi program menjadi

executable.

Penguasaan yang

baik akan IDE akan sangat membantu programmer dalam mengefektifkan

tugas-tugasnya sehingga dapat bekerja dengan efisien

1.

Menjalankan IDE

Salah satu cara untuk mengaktifkan IDE Visual Basic adalah menjalankannya dari

Menu

Start

,

pilih menu

Command

,

dan pilih Microsoft Visual Basic 6.0 dan

akhirnya Microsoft Visual Basic 6.0.


(37)

2.

Memilih jenis Project

Sesaat aktif di IDE Visual Basic, maka akan dihadapkan kepada suatu pilihan terhadap

jenis Project yang ingin di buat. Sebagai langkah awal dari proses belajar adalah

memilih project Standard

EXE

.

Gambar 2.12 New Project IDE Visual Basic 6.0

3.

Jendela IDE

IDE Visual Basic 6.0 menggunakan model MDI (

Multiple Document Interface

).

Berikut ini adalah gambar yang menunjukan bagian-bagian dan nama-nama jendela

yang dapat tampil pada IDE Visual Basic.


(38)

Menu

Toolbar Project Explorer

Toolbox Tempat Form Koding Property

Gambar 2.13 Layar Form

Pembuatan program aplikasi menggunakan Visual Basic

dilakukan dengan

membuat tampilan aplikasi pada form,

kemudian diberi

script

program di dalam

komponen-komponen yang diperlukan. Form disusun oleh komponen-komponen yang

berada di

Toolbox,

dan setiap komponen yang dipakai harus diatur propertinya lewat

jendela

Property.

Menu pada dasarnya adalah operasional standar di dalam sistem operasi

windows, seperti membuat form baru, membuat Project

baru, membuat project dan

menyimpan project

.

Di samping itu terdapat fasilitas-fasilitas pemakaian visual basic


(39)

pada menu. Untuk lebih jelasnya Visual Basic

menyediakan bantuan yang sangat

lengkap dan detail dalam MSDN.

4.

Toolbox

Jendela Toolbox merupakan jendela yang sangat penting. Dari jendela ini kita dapat

mengambil komponen-komponen (

object

) yang akan ditanamkan pada form untuk

membentuk

user interface.

Pointer Picture Box

Label Text Box

Frame Command Button

Check Box

Option Button

Combo Box List Box

Gambar 2.14 Toolbox Visual Basic 6.0

Adapun secara garis besar fungsi dari masing-masing intrinsik kontrol tersebut adalah

sebagai berikut :

1.

Pointer bukan merupakan suatu kontrol; gunakan icon ini ketika anda ingin

memilih kontrol yang sudah berada pada form.

2.

Text Box digunakan sebagai tempat input atau juga dapat digunakan untuk

menampilkan teks dan pemakai dapat mengubah-ubah tulisan yang terdapat

pada kontrol.


(40)

3.

List Box adalah menampilkan beberapa item dan dari kontrol ini item-item

tersebut dapat digunakan untuk menggulung pilihan yang tidak dapat

ditampilkan seluruhnya.

4.

Label digunakan untuk menampilkan tulisan pada form. Pemakai dapat

mengubah tulisan tersebut secara permanen.

5.

Commmand Button merupakan menjalankan suatu tindakan jika pemakai telah

melakukan pilihan, dengan menekan kontrol ini.

6.

Combo Box merupakan kombinasi antara Text Box dengan List Box. Dengan

demikian pemilihan item dapat dilakukan dari List Box, atau dengan mengetik

langsung pada Text Box.

7.

Check Box menampilkan keadaan

true/false

. Beberapa kontrol ini dapat

memiliki keadaan yang sama pada suatu saat yang bersamaan.

8.

Picture Box digunakan untuk menampilkan gambar. Gambar-gambar dalam

format JPG/JPEG yang dapat ditampilkan oleh kontrol ini.

9.

Option Button sama dengan kontrol Check Box. Perbedaanya hanya satu control

dari beberapa control ini dapat di

On

kan. Jika kontrol dengan tipe yang sama

lainnya di

On

kan, maka control tipe ini yang sebelumnya

On

akan di

Off

kan.


(41)

10.

Frame mengelompokkan kontrol-kontrol secara visual (tergambar) atau secara

fungsional (tindakan).

5.

Properti

Window ini digunakan untuk mengatur sifat (

Properties)

dari form atau

kontrol-kontrol.

Windows properti terdiri dari atas 3 (tiga) bagian, yaitu:

a.

Bagian untuk memilih objek

b.

Bagian untuk pengaturan nilai-nilai properti

c.

Bagian untuk memilih proprty sebuah objek


(42)

6.

Project

Digunakan untuk manajemen proyek yang digunakan dalam pembuatan program.

Pada window project terdapat 3(tiga) tipe file, yaitu : Fom, Modul Bahasa Basic. Dan

Visual Basic Kontrol.

Gambar 2.16 Project

7. Form

Form merupakan windows yang digunakan untuk pembuatan program. Pada form ini

diletakkan control, dan kode yang akan membuat program.


(43)

8. Jendela Kode

Jendela kode, yaitu jendela yang berisi kode-kode program yang merupakan intruksi

(perintah – perintah) untuk aplikasi Visual Basic.

Gambar 2.18 Jendela Kode

2.5

Flowchart

Pengertian

Flowchart

itu sendiri adalah sekumpulan gambar-gambar tertentu untuk

menyatakan alur dari suatu program yang akan diterjemahkan ke salah satu bahasa

pemrograman.

Flowchart

dalam menggambarkan alur suatu sistem atau program

menggunakan suatu gambar yang mempunyai simbol tertentu. “

flowchart

merupakan

metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan

memprentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan,

dan standar”, (Budi,2006:126). Berikut ini adalah Simbol-simbol Flowchart.


(44)

Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart

Simbol

Keterangan

Terminator,

menunjukkan awal dan akhir dari suatu alur

program flowchat

Process,

menunjukkan Proses seperti perhitungan aritmatik,

penulisan suatu formula atau dapat berisi pemberian nilai

terhadap variabel

Read/Writen,

menunjukkan sumber data yang akan diproses

atau dapat juga menunjukkan data yang akan dicetak/ditulis.

Decision,

menunjukkan suatu proses evaluasi atau

pemeriksaan terhadap nilai data dengan operator relasi.

Preparation,

menunjukkan deklarasi atau pemesanan variable

atau konstanta.

Sub Program,

menunjukkan sub program yang akan diproses

dapat berupa procedure dan function.

Connector,

menunjukkan tanda sambungan dari suatu

flowchart pada satu halaman kertas.

Off page connector,

menunjukkan tanda sambungan dari suatu

flowchart untuk beda halaman kertas.

Document,

menunjukkan data akan dicetak ke kertas melalui

mesin printer.


(45)

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Membuat Form Menu Utama

Untuk membuat form menu, langkah-langkah sebagai berikut :

1.

Pertama buka Microsoft Visual Basic yang sudah sudah diinstal di komputer.


(46)

Setelah dibuka pada jendela Visual Basic buatlah sebuah form baru kemudian aturlah

propertinya sebagai berikut :

Gambar 3.2 Tampilan Menu Utama

Tabel 3.1 Mengatur Properti Komponen Pada Tampilan Menu Utama

No

Kontrol

Properti

Nama

Nilai

1

Form

Name

Caption

Font

BorderStyle

WindowSate

Mmenu_Utama

Menu Utama

MS Sans Serif

2 - Sizable

2 - Maximized

2

Image

Picture

Image1

3

Label

Name

Caption

Alignment

Label1

<< Copyright(c) 2011, By Siti Aisyah

Mubai (082406132) >>

2 – Center

Bitmap

Image1

<< Copyright(c) 2011, By Siti Aisyah Mubai >>

Label1

cmdNext

Next

Tampilan Menu Utama


(47)

3.2 Membuat Form Penjelasan Menu Utama

Gambar 3.3 Tampilan Penjelasan Menu Utama

Tabel 3.2 Mengatur Properti Komponen Tampilan Penjelasan Menu Utama

BackStyle

BorderStyle

0 – Transparent

0 – None

4

CommandButton Name

Caption

Font

cmdNext

Next

Comic Sans MS

No

Kontrol

Properti

Nama

Nilai

1

Form

Name

Caption

BorderStyle

MPenjelasan_Menu_Utama

Penjelasan Menu Utama

2 - Sizable

2

Image

Name

Image1

Image

Image1

Sistem pakar merupakan beberapa jenis tanaman ...

Label2

cmdNext

Next


(48)

3.3 Membuat Form Ciri-Ciri Tanah 1

Gambar 3.4 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 1

3

Label

Name

Aligment

Caption

BackStyle

BorderStyle

Font

Label2

2 - Center

Sistem pakar merupakan beberapa jenis

tanaman ...

0 – Transparent

0 – None

Comic Sans MS

CommandButton Name

Caption

Font

cmdNext

Next

Comic Sans MS

Berasal dari apa tanah tersebut ?

‘’

Label3

cmdNext

Next

Check1

Tampilan Ciri-Ciri Tanah 1

Check2

Check3

Check4

Check5

Check6


(49)

Tabel 3.3 Mengatur Properti Komponen Pada Tampilan Ciri-Ciri Tanah 1

No

Kontrol

Properti

Nama

Nilai

1

Form

Name

Caption

BorderStyle

MAsal_Tanah1

Ciri-Ciri Tanah

2 - Sizable

2

Image

Name

Image1

3

Label

Name

Caption

Alignment

BackStyle

BorderStyle

Font

Label3

Berasal dari apa tanah tersebut ?

2 - Center

0 - Transparent

1 – Fixed Single

Comic Sans MS

4

CommandButton Name

Caption

Font

cmdNext

Next

Comic Sans MS

5

CheckBox

Name

Font

Alignment

BackStyle

Caption

Check1

Check2

Check3

Check4

Check5

Check6

Check7

Check8

Ms. Sans Serif

0 – Left Justify

0 - Transparent

(Check1) Pelapukan sisa hewan dan

tumbuhan yang membusuk di hutan.


(50)

3.4 Membuat Form Ciri-Ciri Tanah 2

Gambar 3.5 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 2

(Check2) Pelapukan batuan yang

mengandung kwarsa.

(Check3) Pelapukan sisa tumbuhan.

(Check4) Lumpur sungai yang mengendap

di dataran rendah.

(Check5) Pelapukan materi letusan gunung

berapi.

(Check6) Batuan beku serta batuan

sedimen.

(Check7) Batu kapur atau lempung.

(Check8) Batu pasir yang telah melapuk.

Bagaimana sifat tanah tersebut ? Label3

Bagaimana bentuk tanah tersebut ? Label3

cmdNext

Next

Tampilan

Ciri-Ciri Tanah 2

Check1

Check2

Check3

Check4

Check5

Check6

Check7

Check8

Check9

Check10

Check11

Check12


(51)

Tabel 3.4 Mengatur Properti Komponen Tampilan Ciri-Ciri Tanah 2

No

Kontrol

Properti

Nama

Nilai

1

Form

Name

Caption

BorderStyle

MSifat_Bentuk2

Ciri-Ciri Tanah

2 - Sizable

2

Image

Name

Image1

3

Label

Name

Caption

Alignment

Font

BackStyle

Label3

Label3

Bagaimana sifat tanah tersebut ?

Bagaimana bentuk tanah tersebut ?

0 – Left Justify

Ms. Sans Serif

0 – Transparent

4

CommandButton Name

Caption

Font

cmdNext

Next

Comic Sans MS

6

CheckBox

Name

Check1

Check2

Check3

Check4

Check5

Check6

Check7

Check 8

Check9

Check10

Check11


(52)

Alignment

Font

Caption

Check12

Check13

Check14

Check15

Check16

0 – Left Justify

Ms. Sans Serif

(Check1) Tanah masih tertutup hutan

rawa.

(Check2) Sangat subur.

(Check3) Basah jika terkena air

(Check4) Kurang subur.

(Check5) Subur.

(Check6) Tidak subur.

(Check7) Tidak subur.

(Check8) Sangat baik dan subur.

(Check9) Agak Lengket.

(Check10) Gembur.

(Check11) Gembur.

(Check12) Butir kasar atau berkerikil.

(Check13) Sedang hingga kasar.

(Check14) Butiran kasar.

(Check15) Pelapukan batuan.

(Check16) Berunsur hara tanah.


(53)

3.5 Membuat Form Ciri-Ciri Tanah 3

Tabel 3.4 Mengatur Properti Komponen Tampila

Gambar 3.6 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 3

Tabel 3.5 Mengatur Properti Komponen Tampilan Ciri-Ciri Tanah 3

No

Kontrol

Properti

Nama

Nilai

1

Form

Name

Caption

BorderStyle

MWarna_Letak3

Ciri-Ciri Tanah

2 - Sizable

2

Image

Name

Image1

Apa warna tanah tersebut ? Label3

Dimana letak penyebaran tanah tersebut ? Label3

cmdNext

Next

Tampilan Ciri-Ciri Tanah 3

Check1

Check2

Check3

Check4

Check6

Check7

Check8

Check9

Check5

Check10

Check11

Check12

Check13

Check14

Check15


(54)

3

Label

Name

Caption

Alignment

Font

Label3

Label3

Apa warna tanah tersebut ?

Dimana letak penyebaran tanah tersebut ?

0 – Left Justify

Ms. Sans Serif

4

CommandButton Name

Caption

Font

cmdNext

Next

Comic Sans MS

6

CheckBox

Name

Alignment

Font

Caption

Check1

Check2

Check3

Check4

Check5

Check6

Check7

Check 8

Check9

Check10

Check11

Check12

Check13

Check14

Check15

Check16

0 – Left Justify

Ms. Sans Serif

(Check1) Coklat kehitaman.

(Check2) Hitam.

(Check3) Merah kecoklatan.

(Check4) Putih kehitaman.

(Check5) Coklat tua.


(55)

3.6 Membuat Form Tanah Humus

Gambar 3.7 Tampilan Tanah Humus

(Check6) Merah/ kekuning-kuningan.

(Check7) Hitam.

(Check8) Coklat .

(Check9) Pasang Surut Timur Sumatera,

Pantai Kalimantan Barat .

(Check10) Kawasan hutan indonesia.

(Check11) Pegunungan Nusa Tenggara.

(Check12) Jawa Timur, Sulawesi,

Yogyakarta.

(Check13) Sumatera Timur, Jawa Utara,

Kalimantan Selatan.

(Check14) Jakarta, Banten, Blora,

Pacitan.

(Check15) Pegunungan Kendung, Blora,

Pegunungan Sewu.

(Check16) Jawa, Bali, Sumatera.

Image Image1

Jenis tanah ini termasuk Tanah Humus

Frame1

cmdNext

Label1

Next


(56)

Tabel 3.6 Mengatur Properti Komponen Tampilan Tanah Humus

No

Kontrol

Properti

Nama

Nilai

1

Form

Name

Caption

BorderStyle

MTanah_Humus

Tanah Humus

2 - Sizable

2

Image

Name

Image1

3

Label

Name

Caption

BackStyle

BorderStyle

Font

Label1

Tanah Humus merupakan tanah yang

berasal dari pelapukan sisa hewan ...

1 – Opaque

0 – None

Ms. Sans Serif

4

Frame

Name

Caption

Font

BorderStyle

Frame1

Jenis tanah ini termasuk Tanah Humus

Comic Sans MS

1 – Fixed Single

5

CommandButton Name

Caption

Font

cmdNext

Next


(57)

3.7 Membuat Form Penjelasan Tanaman Pada Tanah Humus

5 Penjelasan Tanah Humus5 Penjelasan Tanah Humus

OptPisang

Gambar 3.8 Tampilan Penjelasan Tanaman Pada Tanah Humus

Tabel 3.7 Mengatur Properti Komponen Tampilan Penjelasan Tanaman Humus

No

Kontrol

Properti

Nama

Nilai

1

Form

Name

Caption

BorderStyle

Mhumus1

Jenis Tanaman Humus

2 - Sizable

2

Image

Name

Image1

3

Label

Name

Caption

Aligment

BackStyle

Border Style

lblKomentar

(kosongkan)

2 – Center

0 – Transparent

1 – Fixed Single

Image Image1

Tanaman apa yang ingin di tanam dengan tanah humus tersebut? Label1

lblKomentar

Tampilan Penjelasan Tanah Humus

OptJagung

OptKopi

OptPepaya

OptSalak

OptSirsak

OptJeruk

OptVanili

OptKedelai

OptPisang


(58)

4

Label

Name

Caption

BackStyle

BorderStyle

Font

Label 1

Tanaman apa yang ingin anda tanam

dengan tanah humus tersebut ?

1 - Opaque

0 – None

Comis Sans MS

5

OptionButton

Name

Caption

Alignment

Font

OptSalak

OptSirsak

OptKopi

OptPepaya

OptJagung

OptJeruk

OptVanili

OptKedelai

OptPisang

OptBawang Putih

Salak

Sirsak

Kopi

Pepaya

Jagung

Jeruk

Vanili

Kedelai

Pisang

Bawang Putih

0 – Left Justify

Comis Sans MS


(59)

3.8 Diagram Sistem Pakar Tanaman Menurut Jenis Tanah

N o

Yes

Gambar 3.9 Flowchart Sistem Pakar Tanaman Menurut Jenis Tanah

Start

Menu Utama

Penjelasan

Menu Utama

End

Pertanyaan

Jenis Tanah


(60)

BAB 4

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengertian dan Tujuan Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain

sistem yang telah dirancang, sistem yang disetujui, menguji sistem, menginstal dan

memulai menggunakan sistem baru tersebut atau sistem yang diperbaiki.

Ada juga yang mengatakan implementasi sistem adalah proses yang dilakukan

untuk menyelesaikan desain dan selanjutnya diinstal, diuji dan mulai digunakan untuk

menggantikan sistem yang lama.

Tujuan implementasi sistem adalah :

1.

Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang telah

disetujui, menyusun dokumen-dokumen baru atau dokumen yang baru diperbaiki.

2.

Menulis, menguji, mendokumentasikan program-program dan prosedur yang

diperlukan dalam dokumen desain sistem yang telah disetujui.


(61)

3.

Memastikan bahwa operator dapat mengoperasikan sistem yang baru yaitu dengan

mempersiapkan manual pemakaian (tata cara penggunaan) dan melatih operator

tersebut.

4.

Memperhitungkan bahwa sistem tersebut dapat memenuhi permintaan pengguna,

yaitu dengan menguji sistem secara keseluruhan.

5.

Memastikan bahwa konversi ke sistem baru berjalan secara lancar, yaitu dengan

membuat perencanaan, mengontrol, dan melakukan instalasi sistem baru secara

baik dan benar.

4.2 Komponen Utama dalam Implementasi Sistem

Dalam menjalankan sistem tersebut dengan menggunakan komputer harus memiliki

3(tiga) komponen utama, antara lain Perangkat Keras

(

Hardware

), Perangkat Lunak

(

Software

), dan Unsur Manusia

(

Brainware

).

4.2.1 Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat Keras (

Hardware

)

merupakan komponen-komponen yang terlihat secara

fisik, yang saling bekerja sama dalam melaksanakan pengolahan data.

Perangkat keras yang digunakan meliputi:

1.

Processor Intel Pentium P6200.


(62)

3.

Memori dengan kapasitas 1 GB.

4.

Monitor.

5.

Printer.

4.2.2 Perangkat Lunak (Software)

Perangkat Lunak

(Software)

adalah instruksi atau program-program komputer yang

dapat digunakan oleh komputer dengan memberikan fungsi serta penampilan yang

diinginkan. Dalam hal ini, perangkat lunak yang digunakan penulis untuk aplikasi

sistem pakar adalah:

1.

Sistem Operasi Windows 7 Professional.

2.

Visual Basic sebagai pembuatan program.

3.

Adobe Photoshop CS3 dan Paint, software yang digunakan untuk mendesain

tampilan utama sistem pakar.

4.2.3 Unsur Manusia (Brainware)

Unsur Manusia (

Brainware)

merupakan faktor manusia yang menangani fasilitas

komputer yang ada. Faktor manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memiliki

bagian untuk menangani sistem dan merupakan unsur manusia yang meliputi:

1.

Analis Sistem, yaitu orang yang membentuk dan membangun fasilitas

rancangan sistem atau program.


(63)

2.

Programmer, yaitu orang yang mengerti bahasa pemograman yang digunakan

dalam membuat dan membangun suatu program.

3.

Public

(Pengguna), yaitu orang yang memakai sistem yang telah dirancang

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

4.3 Prosedur Penggunaan Program

Pembuatan perangkat lunak sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan bahasa

pemograman Microsoft Visual Basic 6.0.


(64)

Adapun prosedur penggunaan program secara manual dapat diuraikan sebagai berikut:

1.

Aktifkan program Visual Basic 6.0, lalu pilih dengan nama sistem pakar.

2.

Selanjutnya, klik sistem pakar lalu pilih run atau tekan f5 untuk menjalankan

program tersebut.

3.

Setelah terbuka akan muncul tampilan utama, tampilan utama ini merupakan

tampilan yang dibuat oleh pemrogram berdasarkan hasil pendesainnya.

4.

Untuk melihat ke tampilan selanjutnya, bisa dengan cara mengklik

Next

pada

tampilan menu utama, maka akan muncul gambar seperti dibawah ini:


(65)

5.

Tampilan penjelasan menu utama merupakan bagian dari tampilan utama yang

menjelaskan definisi sistem pakar yang akan dibahas agar lebih memahami

program selanjutnya.

6.

Untuk melihat ke tampilan selanjutnya kita bisa mengklik

Next

pada tampilan

penjelasan menu utama, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini:


(66)

Gambar 4.4 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 2


(67)

7.

Pada tampilan di atas merupakan ciri-ciri yang terdapat pada jenis tanah berupa

asal terjadinya tanah, sifat tanah, bentuk tanah, warna tanah, maupun penyebaran

tanah.

8.

Jika memilih salah satu check yang terdapat pada ke 3(tiga) tampilan ciri-ciri tanah

sesuai dengan rumus logika yang dibuat, maka akan muncul gambar seperti di

bawah ini:

Gambar 4.6 Tampilan Jenis Tanah Humus

9.

Gambar di atas menunjukkan termasuk jenis tanah humus, tampilan ini dapat

diperoleh ketika mengklik ciri-ciri dari tanah humus sesuai dengan rumus logika

yang di buat.


(68)

Gambar 4.7 Tampilan Penjelasan Tanaman Pada Tanah Humus

11.

Gambar di atas menunjukkan hasil tanaman apa saja yang dapat di tanam pada

jenis tanah humus, begitupula penjelasan hasil tanaman tersebut.

12.

Tetapi jika memilih salah satu check yang terdapat pada ke 3(tiga) tampilan

ciri-ciri tanah tidak sesuai dengan rumus logika yang dibuat, maka akan muncul

gambar seperti di bawah ini :


(69)

Gambar 4.9 Tampilan Ciri-Ciri Tanah 2


(70)

13.

Ketika mengklik Next, maka akan muncul gambar di bawah ini :

Gambar 4.11 Tampilan Kotak Pesan


(1)

untuk tanaman sirsak, tetapi drainasenya harus baik, sebab pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air. Musim kering dapat mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang dan pembungaan dalam batas-batas tertentu. Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman ini, tetapi drainasenya harus baik, sebab pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air. Derajat keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman sirsak adalah 5,5 - 7,0 "

End Sub

Private Sub OptVanili_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman vanili adalah tanah regosol, latosol, dan andosol. Tingkat kesuburan tanah merupakan faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan vanili. Tanah yang remah dengan solum yang relatif dalam dan banyak mengandung bahan organik, sangat baik untuk pertumbuhan tanaman vanili. Berdasarkan tingkat kesesuaiannya, tanah yang sesuai untuk budi daya vanili memiliki drainase agak baik, tekstur tanah lempung berhumus. Derajat keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman vanili adalah 5,5 - 7,0 "

End Sub

20. List Program Penjelasan Tanaman Pada Tanah Laterit

Option Explicit

Private Sub OptBuncis_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman buncis adalah tanah regosol, latosol, dan andosol. Ketiga jenis tanah tersebut merupakan tanah lempung ringan dan memiliki drainase baik. Sifat fisika tanah yang baik untuk penanaman buncis adalah gembur (remah), kaya bahan organik, tanah mudah mengikat air, kedalaman tanah (solum tanah) dalam. Tanah yang gembur dan dalam dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan akar tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh subur karena sistem perakarannya baik. Tanah yang terlalu asam tidak baik untuk usaha tani buncis. Jika taanaman buncis ditanam di tanah asam (pH tanah kurang dari 5,5) maka pertumbuhan dan pembentukan polongnya (buah buncis) akan terganggu. Keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman buncis adalah berkisar 5,5 - 6,0"

End Sub

Private Sub OptCabaiMerah_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman cabai merah adalah tanah regosol, latosol, kapur (grumosol) dan andosol. Tanah yang berstruktur remah atau gembur, walaupun demikian cabai merah dapat ditanam di tanah lempung (berat), tanah agak liat, tanah merah, maupun tanah hitam. Tanaman cabai sebenarnya merupakan tanaman yang cocok tumbuh di daerah dataran rendah sampai menengah. Pada musim hujan, bertanam cabai khususnya cabai hibrida sebenarnya dapat dilakukan di segala jenis tanah. Namum tanaman ini paling cocok hidup ditanah lempung berpasir yang gembur dan banyak mengandung hara. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman cabai merah berkisar 6,0 - 7,0, tetapi akan lebih baik kalau pH nya 6,5 "

End Sub

Private Sub OptDuku_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman duku adalah tanah alluvial, latosol, dan andosol Tanaman duku dapat tumbuh


(2)

baik sekali pada tanah yang banyak mengandung bahan organik, subur, dan mempunyai aerasi tanah yang baik. Sebaliknya pada tanah yang mengandung pasir, tanaman duku tidak akan berproduksi dengan baik apabila tidak disertai dengan pengairan yang cukup. Tanaman duku lebih menyukai tempat yang agak lereng karena tanaman duku tidak dapat tumbuh optimal pada kondisi air yang tergenang. Sehingga jika tempatnya agak lereng, air hujan akan terus mengalir dan tidak membentuk suatu genang air. Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tanaman duku adalah 6,0 - 7,0 walaupun tanaman duku relatif duku toleran terhadap keadaan tanah masam "

End Sub

Private Sub OptJagung_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman jagung adalah tanah kapur (grumosol), latosol, dan andosol. Tanah berdebu yang kaya hara dan humus sangat cocol untuk tanaman jagung. Tanah berpasir dapat ditanami jagung dengan pengelolaan air yang baik dan penambahan pupuk organik. Demikian pula tanah-tanah berat dapat ditanami jagung dengan pertumbuhan yang normal bila aerasi dan drainase tanah diatur cukup baik. Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung, lempung berdebu, ataupun lempung berpasir, dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainasenya baik, serta cukup air. Keadaan tanah demikian dapat memacu pertumbuhan dan produksi jangung bila tanah subur, gembur, dan kaya bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman jagung berkisar 5,5 - 7,0. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pada pH 6,8 "

End Sub

Private Sub OptJeruk_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman jeruk adalah tanah laterit dan berpasir. Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman jeruk adalah sandy loam dan clay. Yang penting keadaan tanah tersebut harus selalu gembur dan tidak menyimpan air terlalu banyak. Tanaman jeruk ini memiliki warna tanah merah kekuningan, kedalaman tanah tebal, dan struktur tanahnya remah serta kadar air tanah liat tinggi. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk adalah tanah pegunungan yang letaknya tidak terlalu tinggi, banyak mengandung za-zat mineral yang bermanfaat bagi tanamanan di bagian bawah juga mengandung humus sampai di lapisan atas. Derajat keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman mangga adalah 5,5 - 6,5. Tetapi nilai pH ini dapat bervariasi, sebab pada pH 5,5 - 6,0 dan 6,0 - 6,5 ternyata masih memberikan hasil yang optimal "

End Sub

Private Sub OptKedelai_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman kedelai adalah tanah alluvial, regosol, kapur (grumosol) latosol, dan andosol. Tanah berpasir juga dapat ditanami kedelai apabila air dan unsur hara berada dalam jumlah yang memadai. Sementara, pada tanah liat perlu dilakukan perbaikan sistem drainase dan aerasi agar pada saat hujan, tanaman tidak tergenang air dan tidak kekurang oksigen. Disamping itu, tanaman kedelai akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada tanah yang subur dan gembur, kaya akan humus atau bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman kopi berkisar 5,8 - 7,0 "

End Sub


(3)

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman mangga adalah tanah alluvial, latosol, dan berpasir. Tanah yang dikehendaki adalah alluvial atau lempung berpasir. Tanah yang paling cocok dengan komposisi 30% pasir, 35% debu, dan 35% liat tidak terdapat cadas. Tanaman mangga tumbuh baik pada tanah latosol dan tanaman ini juga tahan terhadap kekeringan. Bagi tanah yang pembuangan airnya kurang baik, harus diusahakan ada drainase (saluran pembuangan air). Hal semacam ini sering dialami di daerah dataran rendah, dan kondisi tanahnya padat. Tanah yang kurang subur akibat kandungan humusnya sangat rendah, atau tanahnya padat, maka tanah tersebut bisa ditanami tanaman yang dapat menghasilkan pupuk hijau. Derajat keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman mangga adalah 5,5 - 6,5 "

End Sub

Private Sub OptNangka_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman nangka adalah tanal latosol, alluvial, gambut dan andosol. Keadaan tanah yang sesuai dengan tanaman nangka adalah tanah gembur dalam, mendatar atau berbukit tudak terlalu curam dan bersaliran baik serta tanah yang bertekstur lempung berpasir. Derajat keasaman tanah (pH) tanah optimal bagi tanaman nangka berkisar 6,0 - 6,8 dan baik ditanam di lahan gambut "

End Sub

Private Sub OptSirsak_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman sirsak adalah semua jenis tanah. Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman sirsak, tetapi drainasenya harus baik, sebab pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air. Musim kering dapat mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang dan pembungaan dalam batas-batas tertentu. Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman ini, tetapi drainasenya harus baik, sebab pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air. Derajat keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman sirsak adalah 5,5 - 7,0 "

End Sub

Private Sub OptVanili_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman vanili adalah tanah regosol, latosol, dan andosol. Tingkat kesuburan tanah merupakan faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan vanili. Tanah yang remah dengan solum yang relatif dalam dan banyak mengandung bahan organik, sangat baik untuk pertumbuhan tanaman vanili. Berdasarkan tingkat kesesuaiannya, tanah yang sesuai untuk budi daya vanili memiliki drainase agak baik, tekstur tanah lempung berhumus. Derajat keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman vanili adalah 5,5 - 7,0 "

End Sub

21. List Program Penjelasan Tanaman Pada Tanah Kapur

Option Explicit

Private Sub OptAnggur_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman anggur adalah tanah berpasir, alluvial dan kapur (grumosol). Kondisi tanah yang sesuai untuk tanaman anggur adalah tekstur dan struktur tanah lempung berpasir/sarang dengan kandungan lempung 30 - 50%, pasir 30 - 50%, dan liat 7 - 12% dan memiliki drainase dan aerasi


(4)

baik. Tanaman anggur umumnya harus dihindarkan dari tanah yang banyak mengandung garam, tanah yang gersang dan sangat berlempung. Tanah yang akan ditanami anggur, selain subur juga kaya dengan hara, harus mudah menyerap air (tidak boleh ada air yang menggenang). Derajat keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman anngur adalah 6,5 - 7,0 "

End Sub

Private Sub OptCabaiMerah_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman cabai merah adalah tanah regosol, latosol, kapur (grumosol) dan andosol. Tanah yang berstruktur remah atau gembur, walaupun demikian cabai merah dapat ditanam di tanah lempung (berat), tanah agak liat, tanah merah, maupun tanah hitam. Tanaman cabai sebenarnya merupakan tanaman yang cocok tumbuh di daerah dataran rendah sampai menengah. Pada musim hujan, bertanam cabai khususnya cabai hibrida sebenarnya dapat dilakukan di segala jenis tanah. Namum tanaman ini paling cocok hidup ditanah lempung berpasir yang gembur dan banyak mengandung hara. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman cabai merah berkisar 6,0 - 7,0, tetapi akan lebih baik kalau pH nya 6,5 "

End Sub

Private Sub OptJagung_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman jagung adalah tanah kapur (grumosol), latosol, dan andosol. Tanah berdebu yang kaya hara dan humus sangat cocol untuk tanaman jagung. Tanah berpasir dapat ditanami jagung dengan pengelolaan air yang baik dan penambahan pupuk organik. Demikian pula tanah-tanah berat dapat ditanami jagung dengan pertumbuhan yang normal bila aerasi dan drainase tanah diatur cukup baik. Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung, lempung berdebu, ataupun lempung berpasir, dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainasenya baik, serta cukup air. Keadaan tanah demikian dapat memacu pertumbuhan dan produksi jangung bila tanah subur, gembur, dan kaya bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman sawit berkisar 5,5 - 7,0. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pada pH 6,8 "

End Sub

Private Sub OptKedelai_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman kedelai adalah tanah alluvial, regosol, kapur (grumosol) latosol, dan andosol. Tanah berpasir juga dapat ditanami kedelai apabila air dan unsur hara berada dalam jumlah yang memadai. Sementara, pada tanah liat perlu dilakukan perbaikan sistem drainase dan aerasi agar pada saat hujan, tanaman tidak tergenang air dan tidak kekurang oksigen. Disamping itu, tanaman kedelai akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada tanah yang subur dan gembur, kaya akan humus atau bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman kopi berkisar 5,8 - 7,0 "

End Sub

Private Sub OptKelapaGenjah_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman kelapa genjah adalah tanah regosol dan kapur (grumosol). Struktur tanah baik dengan tata udara yang juga baik sehingga unsur-unsur hara lebih mudah dioalah. Permukaan air tanah cukup dalam sehingga dapat memenuhi kebutuhan bagi perakaran tanaman kelapa. Tekstur tanah yang berpasir paling cocok bagi pertumbuhan dan pembangunan tanaman


(5)

kelapa. Jenis tanah gembur dan porous serta tidak banyak liat sehingga pohon kelapa dapat tumbuh dengan baik karena perakaran tanaman dapat bergerak dengan bebas untuk mencari unsur hara yang diperlukan. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman kelapa genjah berkisar 5,5 - 7,0 "

End Sub

Private Sub OptPepaya_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman pepaya adalah tanah humus, dan kapur (grumosol). Kondisi tanah yang ideal adalah tanah-tanah laterit merah, ringan, dan gembur. Tanah yang becek diupayakan pembuatan drainase yang baik, buat saluran air yang dalam. Tanah yang berdrainase tidak baik menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit akar. Tanaman pepaya lebih menyukai daerah terbuka dan tidak tergenang air. Derajat keasaman tanah (pH) mendekati netral bagi tanaman pepaya berkisar 6,0 - 7,0 serta subur banyak mengandung bahan organik (humus). Tanah yang lembab akan baik untuk pertumbuhan pohon pepaya "

End Sub

Private Sub OptPisang_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman pisang adalah tanah alluvial, dan kapur (grumosol). Tanaman ini bertekstur lempung berpasir, lebih senang tumbuh di tanah yang subur dan di tempat terbuka tetapi tidak tahan terhadap tiupan angin kencang karena daunnya mudah sobek dan kurang mampu melakukan fotosintesis. Tanaman pisang yang tidak sesuai di tanam di tanah yang mempunyai halangan terhadap pertumbuhan akar seperti tanah padat, lapisan batu, paras air tinggi, gambut, dan lapisan apid. Derajat keasaman tanah (pH) tanah bagi tanaman pisang berkisar 4,5 - 7,5 " End Sub

Private Sub OptSawit_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman sawit adalah tanah alluvial, regosol, gambut dan andosol. Tanaman sawit menghendaki tanah yang subur, gembur, memiliki solum yang tebal tanpa lapisan padas, datar, dan drainasenya baik. Sifat fisik tanah ditentukan oleh tekstur, struktur, kemiringan tanah tebalnya lapisan tanah, kedalaman permukaan air tanah, konsistensinya gembur dan permeabilitas sedang. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman sawit berkisar 4,0 - 6,5, sedangkan pH optimun berkisar 5,0 - 5,5 "

End Sub

Private Sub OptSemangka_Click()

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah gambut, dan kapur (grumosol). Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang dikeringkan dengan drainase yang cepat. Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang), sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu membuang air kurang baik ditanami semangka. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan bagi tanaman semangka berkisar 6,0 - 7,5. Jika pH <5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis yang disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah "

End Sub


(6)

lblKomentar.Caption = " Jenis tanah yang cocok untuk tanaman sirsak adalah semua jenis tanah. Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman sirsak, tetapi drainasenya harus baik, sebab pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air. Musim kering dapat mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang dan pembungaan dalam batas-batas tertentu. Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman ini, tetapi drainasenya harus baik, sebab pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air. Derajat keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman sirsak adalah 5,5 - 7,0 "