tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Namun selain manfaat tersebut  ada beberapa faktor yang menghambat perusahaan dalam
menjalankan tanggung jawab perusahaan. Rudito 2007:240
menjelaskan beberapa faktor penghambat tersebut seperti kualitas sumber daya manusia yang rendah, jumlah staff yang kurang memadai,
kurangnya dukungan pemerintah, dan perbedaan persepsi di internal perusahaan atau dengan para pihak eksternal terhadap praktek tanggung
jawab sosial perusahaan. Zhegal dan Ahmed dalam Rosmasita 2007, mengidentifikasi
hal-hal yang berkaitan dengan  pengungkapan  pelaporan  tanggung jawab sosial perusahaan yang terdiri dari dari lima hal, yaitu:
1. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan
atau  perbaikan terhadap lingkungan, konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.
2. Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi, dan
sebagainya. 3.
Praktik bisnis yang wajar, meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap minoritas, tanggung
jawab sosial.
4. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas didalam suatu komunitas,
dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan seni. 5.
Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dan sebagainya.
2.1.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Menurut Hackston dan Milne 1996, tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social reporting,
social accounting, social disclosure atau corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan
Universitas Sumatera Utara
dari  kegiatan  ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Untung 2008 Alasan utama pengungkapan sosial dilakukan dalam tanggung jawab perusahaan adalah agar pihak investor
dapat melakukan suatu informed decision  dalam  pengambilan keputasan investasi. Juga  hal ini dilakukan perusahaan untuk
memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-sumber sosial social
resources. Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokan
menjadi dua bagian yaitu pengungkapan yang sifatnya wajib mandatory disclosure, yaitu pengungkapan yang    merupakan
ketentuan yang harus di ikuti oleh setiap perusahaan atau institusi yang berisi tentang hal-hal yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan
menurut standar yang berlaku. Dan pengungkapan  yang sifatnya sukarela  voluntary disclosure yaitu  pengungkapan yang bersifat
sukarela dan standar pelaporan pertanggungjawaban sosialnya masih belum memiliki standar baku atau belum diatur secara tegas dalam
PSAK, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosialnya bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Anggusti 2010:39, cara pandang
perusahaanmelaksanakan CSR umumnya diklasifikasikan dalam tiga kategori.
1. Sekedar basa basi dan keterpaksaan. CSR diterapkan lebih karena
tekanan faktor eksternal. 2.
Sebagai upaya untuk memenuhi  kewajiban compliance. CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum dan aturan
yang memaksanya.Bukan lagi sekedar kewajiban, tapi lebih dari sekedar kewajiban beyond compliance.
3. CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus
dari dalam internal driven. Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk
menciptakan  profit  demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Pengungkapan tanggung jawab sosial dapat diukur dengan proksi  Corporate Social Responsibility Disclosure Index CSRDI
berdasarkan  Global Reporting Initiatives GRI yang diperoleh dari website  www.globalreporting.org.  Indikator GRI ini terdiri dari tiga
fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai dasar  sustainability. Pengukuran CSRDI dalam penelitian ini mengacu
pada penelitian Marpaung 2009 yang mengelompokan informasi CSR ke dalam kategori: masyarakat, konsumen dan tenaga kerja, karena
item-item pengungkapan CSR di dalamnya sangat cocok dijadikan pengukur variabel dependen. Kategori pengungkapan CSR terlampir
pada daftar kategori pengungkapan corporate social responsibility yang terlampir dalam lampiran ii. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan  content analysis dalam mengukur variety  dari CSRDI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu
Universitas Sumatera Utara
setiap  item  CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari
setiap  item  dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
2.1.3 Karakteristik  Perusahaan Dalam Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial  Perusahaan