2.6. Hipotesis Tindakan 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27
3.1.1. Lokasi Penelitian 27
3.1.2. Waktu Penelitian 27
3.2. Jenis Penelitian 27
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 27
3.3.1. Subjek Penelitan 27
3.3.2. Objek Penenlitian 28
3.4. Defenisi Operasional 28
3.5. Prosedur Penelitian 28
3.6. Instrumen Pengumpulan Data 33
3.6.1. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep 33
3.6.2. Observasi 37
3.7. Teknik Analisis Data 38
3.7.1. Reduksi Data 38
3.7.2. Paparan Data 38
3.7.3. Analisis Hasil Uji Pemahaman Konsep Matematika 38
3.8. Menarik Kesimpulan 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 40
4.1.1. Deskripsi hasil penelitian pada kemampuan awal 40
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 42
4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 51
4.2. Pemabahasan Hasil Penelitian 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 63
5.2. Saran 64
DAFTAR PUSTAKA 65
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Alur Proses Pembelajaran Inkuiri
18 Gambar 2.2. Grafik Persamaan
6 2
3
y x
dan
2
y x
22 Gambar 3.1. Contoh Kesulitan Siswa 1
29 Gambar 3.2. Contoh Kesulitan Siswa 2
30 Gambar 3.3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
33 Gambar 4.1. Grafik Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Awal 41
Gambar 4.2. Grafik Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada Tes Kemampuan Pemahaman Konsep I
46 Gambar 4.3. Grafik Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemahaman Konsep II 54
Gambar 4.4. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Secara Kesuluruhan 58
Gambar 4.5. Grafik Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Pada Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siklus I
dan Siklus II 59
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Pelaksanaan Metode Inkuiri Kelompok
18 Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Awal
35 Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep I
36 Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep II
37 Tabel 3.4. Kategori Tingkat Pemahaman Siswa
39 Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa pada Tes Pemahaman
Konsep Awal 41
Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa pada Tes Pemahaman Konsep Awal
42 Tabel 4.3. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus I
45
Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa pada Tes Pemahaman Konsep I
46
Tabel 4.5. Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Kemampuan Pemahaman Konsep I TPK I
49 Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus II
54 Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Setiap Siklus
58
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I SIKLUS I 67
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II SIKLUS I 72
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III SIKLUS II 77
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV SIKLUS II 82
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 87
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 91
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 95
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 100
Lampiran 9. Alternatif Jawaban LAS I 103
Lampiran 10. Alternatif Jawaban LAS II 108
Lampiran 11. Alternatif Jawaban LAS III 112
Lampiran 12. Alternatif Jawaban LAS IV 116
Lampiran 13. Kisi-kisi Tes Diagnostik 119
Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep I 120
Lampiran 15. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep II 121
Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep I 122
Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep II 125
Lampiran 18. Soal Tes Pemahaman Konsep Awal 128
Lampiran 19. Soal Tes Pemahaman Konsep I 129
Lampiran 20. Soal Tes Pemahaman Konsep II 130
Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Awal 131 Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep I
134 Lampiran 23. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep II 137
Lampiran 24. Tabulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep Awal 141
Lampiran 25. Tabulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep I 143
Lampiran 26. Tabulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep II 145
Lampiran 27. Lembar Observasi 148
Lampiran 28. Dokumentasi 156
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia. Sejalan dengan itu kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan merupakan salah satu program pembangunan nasional dan sangat erat kaitannya
dengan pengembangan Sumber Daya Manusia SDM. Selaras dengan kebijakan pembangunan nasional yang menekankan pada peningkatan SDM, maka upaya
meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting
diajarkan kepada siswa. Matematika juga merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, matematika memegang peranan penting karena dalam pembelajaran matematika dituntut
untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola informasi, memecahkan suatu persoalanpermasalahan sehingga berguna baik dalam kehidupan sehari-hari serta
sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi. Seperti yang dikemukakan
oleh Cornelius
Abdurrahman, 2003:253
bahwa: “Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana
untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas,
serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.”
2
Matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan serta dapat mengembangkan aktifitas
kreatif dan pemecahan masalah. Jadi penting bagi kita terutama bagi siswa untuk menyadari manfaat matematika sebagai subjek yang sangat penting dalam
peradaban manusia, terutama dalam sistem pendidikan diseluruh dunia. Hal ini terlihat dari matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa
dari tingkat SD hingga SLTA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Sejalan dengan hal itu, Concroft dalam Abdurrahman, 2003:253
mengemukakan alasannya perlu belajar matematika, yaitu: Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: 1 selalu digunakan
dalam segala kehidupan 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, 3 memerlukan sasaran
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5 meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat ditakuti,
sebagaimana yang dikutip dari web detik.com http:www.health.detik.com: ”Anak-anak sekolah seringkali begitu tegang menghadapi pelajaran
matematika bahkan beberapa anak menjadi hilang kepercayaan diri. Kenapa matematika jadi pelajaran yang paling ditakuti anak sekolah?
ketakutan yang sebenarnya dari pelajaran matematika adalah anak takut jika jawaban yang didapatkannya salah, karena jawaban yang salah berarti
kegagalan sehingga anak dituntut untuk selalu bisa memberikan jawaban
yang benar.”
Suatu kesalahan yang sering terjadi adalah guru kurang memperhatikan tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan tahap demi tahap dalam
mencapai materi pelajaran. Dengan kata lain, siswa hanya di berikan serentetan rumus, soal ataupun permasalahan yang ada dalam buku, tanpa diketahui konsep
dasar penggunaan rumus ataupun pemecahan masalahnya.