PENERAPAN METODE INKUIRI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X SMK YAYASAN PERGURUAN BANDUNG TAHUN AJARAN 2015/2016.
SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X SMK YAYASAN PERGURUAN BANDUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh :
Chairina Aulia Syuhadda NIM. 4113111014
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
(2)
(3)
RIWAYAT HIDUP
Chairina Aulia Syuhadda dilahirkan di Bandar Klippa, pada tanggal 05 Februari 1992. Ayah bernama Hairul Saleh dan Ibu bernama Rita Abdianti S.E., dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 1037400, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah SMP Swasta Yayasan Perguruan Prayatna, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah SMA Negeri 11 Medan, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
(4)
PENERAPAN METODE INKUIRI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN K E M A M P U A N P E M A H A M A N K O N S E P M A T E M A T I K A
SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X SMK YAYASAN PERGURUAN BANDUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
CHAIRINA AULIA SYUHADDA ( NIM 4113111014 )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode inkuiri kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-Ak. SMK Yayasan Perguruan Bandung tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 orang.
Data diperoleh dari tes kemampuan pemahaman konsep dan lembar observasi untuk setiap kali pertemuan. Sebelum dilaksanakannya pembelajaran siklus diadakan tes kemampuan awal pada kelas X-Ak. untuk melihat kemampuan awal siswa memahami konsep sistem persamaan linier dua variabel, dan untuk mengetahui gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan sistem persamaan linier dua variabel. Setelah itu dilaksanakan pembelajaran siklus I dan dilanjutkan dengan pembelajaran siklus II untuk melihat peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada tes awal yaitu 37,37 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sangat rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa meningkat menjadi 57,04 dengan tingkat pemahaman konsep matematika rendah. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa meningkat menjadi 70,55 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sedang serta telah mencapai target keberhasilan belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat dan berkahNYA telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga atas izinNYA penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Metode Inkuiri Kelompok Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung Tahun Ajaran 2015/2016“.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Denny Haris, S.Si., M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat besar dalam penulisan skripsi ini serta saran – saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Dr. Edy Surya, M.Si, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran – saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah sangat banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian mata kuliah selama perkuliahan dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak dan Ibu Guru Matematika yang telah banyak membantu selama penelitian ini.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Hairul Saleh, Ibunda tercinta Rita Abdianti Rumsiah, dan adik-adik yang saya sayangi yang sudah berdoa dan memberikan motivasi serta dukungan baik secara material maupun nonmaterial kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini yaitu: Hany Fitri Damayanti, Mahyurani, Iin Sundari Hasibuan dan Mita Sri Utami yang dengan mereka menghiasi persahabatan dengan canda tawa dan perjuangan. Serta teman-teman
(6)
selama perkuliahan khususnya Kelas Dik C 2011 yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah banyak membantu dan memotivasi
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
(7)
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika 8 2.1.1. Pengertian Pemahaman Konsep dalam matematika 8 2.1.2. Aspek-aspek yang Berkaitan dengan Pemahaman Konsep 9
2.2. Metode Pembelajaran 11
2.2.1. Pengertian Metode Inkuiri 11
2.2.2. Metode Inkuiri Secara Kelompok 15
2.2.3. Penerapan Pembelajaran Metode Inkuiri Kelompok 16 2.3. Uraian Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) 18
2.3.1. Perbedaan antara Persamaan Linier Dua Variabel dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) 19
2.3.2. Penyelesaian SPLDV 20
2.3.3. Penerapan SPLDV 23
2.4. Penelitian Yang Relevan 24
(8)
2.6. Hipotesis Tindakan 26 BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27
3.1.1. Lokasi Penelitian 27
3.1.2. Waktu Penelitian 27
3.2. Jenis Penelitian 27
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 27
3.3.1. Subjek Penelitan 27
3.3.2. Objek Penenlitian 28
3.4. Defenisi Operasional 28
3.5. Prosedur Penelitian 28
3.6. Instrumen Pengumpulan Data 33
3.6.1. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep 33
3.6.2. Observasi 37
3.7. Teknik Analisis Data 38
3.7.1. Reduksi Data 38
3.7.2. Paparan Data 38
3.7.3. Analisis Hasil Uji Pemahaman Konsep Matematika 38
3.8. Menarik Kesimpulan 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 40
4.1.1. Deskripsi hasil penelitian pada kemampuan awal 40 4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 42 4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 51
4.2. Pemabahasan Hasil Penelitian 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 63
5.2. Saran 64
DAFTAR PUSTAKA 65
(9)
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika 8 2.1.1. Pengertian Pemahaman Konsep dalam matematika 8 2.1.2. Aspek-aspek yang Berkaitan dengan Pemahaman Konsep 9
2.2. Metode Pembelajaran 11
2.2.1. Pengertian Metode Inkuiri 11
2.2.2. Metode Inkuiri Secara Kelompok 15
2.2.3. Penerapan Pembelajaran Metode Inkuiri Kelompok 16 2.3. Uraian Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) 18
2.3.1. Perbedaan antara Persamaan Linier Dua Variabel dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) 19
2.3.2. Penyelesaian SPLDV 20
2.3.3. Penerapan SPLDV 23
2.4. Penelitian Yang Relevan 24
(10)
2.6. Hipotesis Tindakan 26 BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27
3.1.1. Lokasi Penelitian 27
3.1.2. Waktu Penelitian 27
3.2. Jenis Penelitian 27
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 27
3.3.1. Subjek Penelitan 27
3.3.2. Objek Penenlitian 28
3.4. Defenisi Operasional 28
3.5. Prosedur Penelitian 28
3.6. Instrumen Pengumpulan Data 33
3.6.1. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep 33
3.6.2. Observasi 37
3.7. Teknik Analisis Data 38
3.7.1. Reduksi Data 38
3.7.2. Paparan Data 38
3.7.3. Analisis Hasil Uji Pemahaman Konsep Matematika 38
3.8. Menarik Kesimpulan 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 40
4.1.1. Deskripsi hasil penelitian pada kemampuan awal 40 4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 42 4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 51
4.2. Pemabahasan Hasil Penelitian 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 63
5.2. Saran 64
DAFTAR PUSTAKA 65
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Alur Proses Pembelajaran Inkuiri 18
Gambar 2.2. Grafik Persamaan 3x2y6 dan x y2 22
Gambar 3.1. Contoh Kesulitan Siswa 1 29
Gambar 3.2. Contoh Kesulitan Siswa 2 30
Gambar 3.3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 33
Gambar 4.1. Grafik Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Awal 41 Gambar 4.2. Grafik Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemahaman Konsep I 46 Gambar 4.3. Grafik Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemahaman Konsep II 54 Gambar 4.4. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Secara Kesuluruhan 58 Gambar 4.5. Grafik Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siklus I
(12)
Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Pelaksanaan Metode Inkuiri Kelompok 18
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Awal 35
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep I 36
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep II 37
Tabel 3.4. Kategori Tingkat Pemahaman Siswa 39
Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa pada Tes Pemahaman
Konsep Awal 41
Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa pada Tes Pemahaman
Konsep Awal 42
Tabel 4.3. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus I 45 Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa pada Tes Pemahaman
Konsep I 46
Tabel 4.5. Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Kemampuan
Pemahaman Konsep I (TPK I) 49 Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus II 54 Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Setiap Siklus 58
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (SIKLUS I) 67 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (SIKLUS I) 72 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (SIKLUS II) 77 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (SIKLUS II) 82
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 87
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 91 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 95
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 100
Lampiran 9. Alternatif Jawaban LAS I 103
Lampiran 10. Alternatif Jawaban LAS II 108
Lampiran 11. Alternatif Jawaban LAS III 112
Lampiran 12. Alternatif Jawaban LAS IV 116
Lampiran 13. Kisi-kisi Tes Diagnostik 119
Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep I 120 Lampiran 15. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep II 121
Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep I 122
Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep II 125
Lampiran 18. Soal Tes Pemahaman Konsep Awal 128
Lampiran 19. Soal Tes Pemahaman Konsep I 129
Lampiran 20. Soal Tes Pemahaman Konsep II 130
Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Awal 131
Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep I 134
Lampiran 23. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep II 137
Lampiran 24. Tabulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep Awal 141
Lampiran 25. Tabulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep I 143
Lampiran 26. Tabulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep II 145
Lampiran 27. Lembar Observasi 148
(14)
1
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia. Sejalan dengan itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan merupakan salah satu program pembangunan nasional dan sangat erat kaitannya dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Selaras dengan kebijakan pembangunan nasional yang menekankan pada peningkatan SDM, maka upaya meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting.
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa. Matematika juga merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), matematika memegang peranan penting karena dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga berguna baik dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi. Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius (Abdurrahman, 2003:253) bahwa:
“Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”
(15)
Matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan serta dapat mengembangkan aktifitas kreatif dan pemecahan masalah. Jadi penting bagi kita terutama bagi siswa untuk menyadari manfaat matematika sebagai subjek yang sangat penting dalam peradaban manusia, terutama dalam sistem pendidikan diseluruh dunia. Hal ini terlihat dari matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari tingkat SD hingga SLTA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi.
Sejalan dengan hal itu, Concroft (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan alasannya perlu belajar matematika, yaitu:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat ditakuti, sebagaimana yang dikutip dari web detik.com (http://www.health.detik.com):
”Anak-anak sekolah seringkali begitu tegang menghadapi pelajaran matematika bahkan beberapa anak menjadi hilang kepercayaan diri. Kenapa matematika jadi pelajaran yang paling ditakuti anak sekolah? ketakutan yang sebenarnya dari pelajaran matematika adalah anak takut jika jawaban yang didapatkannya salah, karena jawaban yang salah berarti kegagalan sehingga anak dituntut untuk selalu bisa memberikan jawaban yang benar.”
Suatu kesalahan yang sering terjadi adalah guru kurang memperhatikan tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan tahap demi tahap dalam mencapai materi pelajaran. Dengan kata lain, siswa hanya di berikan serentetan rumus, soal ataupun permasalahan yang ada dalam buku, tanpa diketahui konsep dasar penggunaan rumus ataupun pemecahan masalahnya.
(16)
Seturut dengan hal tersebut Yohanes Surya (dalam Kompas, 2011:1, http://edukasi.kompas.com) mengatakan:
“Pendidikan matematika di sekolah lebih menekankan anak menghafal tanpa mengerti bagaimana proses berpikir logis untuk memahami konsep dasarnya. Cara belajar matematika yang dikenalkan kepada anak-anak tidak gampang dan tidak menyenangkan. Anak selalu tegang jika belajar matematika, sehingga mereka sulit menyukai dan menguasai konsep dasar matematika”. Kondisi inilah yang menyebabkan siswa tidak dapat memahami konsep dasar (kemampuan pemahaman konsepnya rendah) dari materi yang sedang dipelajari, sehingga ketika diberikan sebuah permasalahan yang membutuhkan sedikit pemodifan dari konsep dasarnya, siswa tidak bisa menyelesaikan permasalahan/soal tersebut. Kemampuan siswa yang rendah dalam aspek penguasaan konsep merupakan hal penting yang harus ditindaklanjuti.
Hudojo (2009: 127) mengemukakan bahwa:
“Konsep dapat dipahami melalui hubungan antara interaksinya dengan konsep lain karena dalam proses belajar matematika prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu mempelajari matematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya mempelajari konsep B yang mendasar pada konsep A. Tanpa memahami konsep A tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu”.
Sekolah SMK Yayasan Perguruan Bandung adalah salah satu sekolah yang masih memiliki masalah tentang proses dan hasil pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Pembelajaran disekolah ini masih menggunakan pola lama (pembelajaran yang berpusat pada guru, konsep dan aturan matematika diberikan dalam bentuk jadi dari guru kepada para siswa, pemberian contoh-contoh, dan pemberian tugas di rumah). Pembelajaran ini merupakan paradigma lama pendidikan yang perlu diubah.
(17)
Sebagaimana yang dikatakan dalam Trianto (2009:8):
“Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher-centered) beralih berpusat pada murid (student-centered); metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipotori; dan pendekatan yang semula banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan”.
Dikarenakan penggunaan model atau metode pembelajaran yang berpusat pada guru ini menyebabkan siswa tidak aktif untuk menemukan sendiri pengetahuan itu, akibatnya kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan, bekerja sama dengan teman, berfikir kritis, berkemauan untuk membantu serta kemampuan sosialnya cenderung berkurang.
Rohani (2004: 6) menyatakan bahwa :
“Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis ( kejiwaan ) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran”.
Selain itu, penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2010:65) :
“Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode yang diusahakan yang setepat mungkin. Dengan demikian guru sebaiknya menggunakan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga kemampuan anak dapat terlayani”.
Berdasarkan observasi awal mengenai kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang telah dilakukan peneliti pada 09 November 2015 dengan cara tes diagnostik, ditemukan beberapa masalah pada sekolah penelitian di kelas X Ak. SMK Yayasan Perguruan Bandung. Persentase Skor rata-rata yang
(18)
diperoleh siswa pada tes diagnostik pemahaman konsep matematika adalah 36,35% dan dalam kategori sangat rendah. Data kemampuan pemahaman konsep siswa yang demikian rendah tersebut mengindikasikan adanya permasalahan dalam kegiatan pembelajaran matematika.
Untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Para guru hendaknya terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai cara variansi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika.
Terdapat beberapa metode mengajar yang dapat digunakan oleh pengajar matematika tergantung kepada siapa yang belajar matematika, mengapa diajarkan dan apa yang diajarkan, antara lain metode mengajar matematika yang ditawarkan adalah metode inkuiri. Melalui metode ini, dimana mengajak siswa untuk dapat menemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai fasilisator menciptakan proses belajar aktif, kreatif dan menyenangkan. Dalam langkah ini siswa diminta kembali untuk menganalisis hasil eksperimen yang di lakukan kelompoknya dengan jalan diberi lembar aktivitas siswa yang masih relevan dengan hasil percobaan untuk dikerjakan secara individu. Dalam proses ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsepnya dan dapat menemukan kesimpulan dari jawaban dari permasalahan yang ada.
(19)
Kenyataan-kenyataan seperti di atas itulah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi dengan
judul “Penerapan Metode Inkuiri Kelompok Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika yang berpusat pada guru.
2. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi SPLDV masih rendah.
3. Aktifitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar masih pasif.
4. Kurang tepatnya pemilihan model ataupun metode pembelajaran pada pembelajaran matematika.
1.3. Batasan Masalah
Dikarenakan luasnya cakupan identifikasi masalah dan keterbatasan dari peneliti, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi SPLDV di kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung dapat ditingkatkan melalui metode inkuiri kelompok.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah “Apakah metode inkuiri kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi SPLDV di kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung?”
(20)
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode inkuiri kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi SPLDV di kelas X SMK YP. Bandung Tahun Ajaran 2015/2016?
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan diadakan penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi guru: Sebagai masukan bagi guru Yayasan Perguruan Bandung tentang metode inkuiri kelompok yang akan diterapkan.
2. Bagi siswa: Dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika melalui penerapan metode inkuiri secara berkelompok.
3. Pihak Sekolah tempat penelitian: Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas serta program pembelajaran matematika di sekolah.
4. Bagi peneliti: Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa akan datang.
5. Bagi penelitian sejenisnya: Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
(21)
63 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa metode inkuiri kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa di kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan. Dengan deskripsi sebagai berikut: tingkat kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada tes kemampuan awal adalah sangat rendah dengan nilai rata-rata siswa dalam memahami konsep adalah 37,37. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode inkuiri kelompok diperoleh tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep adalah rendah dengan nilai rata-rata 57,04. Dikarenakan hasil pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan maka dilanjutkan dengan siklus II dimana ada modifikasi pada kelompok semula dengan pebentukan kelompok berdasarkan pada hasil dari tes pemahaman konsep I. Setelah itu diperoleh tingkat kemampuan pemahaman konsep meningkat dari kategori rendah ke kategori sedang dengan nilai rata-rata 70,55. Dikarenakan telah mencapai hasil yang ditetapkan, yaitu nilai rata-rata siswa mencapai tingkat kemampuan sedang maka penelitian dapat dianggap telah selesai.
(22)
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMK Yayasan Perguruan Bandung agar melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri kelompok sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.
2. Kepada siswa SMK Yayasan Perguruan Bandung disarankan lebih aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani menyampaikan pendapat atau ide-ide yang terdapat pada proses pembelajaran.
3. Kepada Kepala Sekolah SMK Yayasan Perguruan Bandung, agar dapat mengkoordinasi guru-guru untuk menggunakan metode inkuiri kelompok dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. 4. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menggunakan metode inkuiri kelompok pada materi pokok lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian lainnya.
(23)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Adinawan, C., (2006), Matematika, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Asmin.,Mansyur,A., (2012), Pengukuran dan Peniaian Hasil Belajar dengan
Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan.
Dimyati, M., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Gulo, W. (2008), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Grasindo, Jakarta Harjanto, (2010), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Penerbit Dekdikbud, Jakarta P2LPTK.
---, (2009). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UNIVERSITAS NEGERI MALANG.
Husdarta dan Yudha M. Saputra, (2000), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Depdiknas.
Nasution, S., 2013, Berbagai Proses dan Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung.
Nizarwati, Hartono,Y., Aisyah, N., (2009), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA, Jurnal Pendidikan Matematika, 3: 57-72.
Nurhaini, D. dan Wahyuni, T., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Roestiyah, (2012), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Rohani, A., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
(24)
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Surya, Y., (2011), http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/02/03445174/ Pendidikan.Matematika.Perlu.Diubah. (Diakses tanggal 20 september 2015)
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.
http://health.detik.com/read/2010/03/15/153049/1318630/764/kenapa-anak-seko-lah- takut-matematika (Diakses tanggal 12 Desember 2015)
(1)
Kenyataan-kenyataan seperti di atas itulah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Penerapan Metode Inkuiri Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika yang berpusat pada guru.
2. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi SPLDV masih rendah.
3. Aktifitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar masih pasif.
4. Kurang tepatnya pemilihan model ataupun metode pembelajaran pada pembelajaran matematika.
1.3. Batasan Masalah
Dikarenakan luasnya cakupan identifikasi masalah dan keterbatasan dari peneliti, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi SPLDV di kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung dapat ditingkatkan melalui metode inkuiri kelompok.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah “Apakah metode inkuiri kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi SPLDV di kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung?”
(2)
7
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode inkuiri kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi SPLDV di kelas X SMK YP. Bandung Tahun Ajaran 2015/2016?
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan diadakan penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi guru: Sebagai masukan bagi guru Yayasan Perguruan Bandung tentang metode inkuiri kelompok yang akan diterapkan.
2. Bagi siswa: Dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika melalui penerapan metode inkuiri secara berkelompok.
3. Pihak Sekolah tempat penelitian: Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas serta program pembelajaran matematika di sekolah.
4. Bagi peneliti: Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa akan datang.
5. Bagi penelitian sejenisnya: Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
(3)
63 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa metode inkuiri kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa di kelas X SMK Yayasan Perguruan Bandung pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan. Dengan deskripsi sebagai berikut: tingkat kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada tes kemampuan awal adalah sangat rendah dengan nilai rata-rata siswa dalam memahami konsep adalah 37,37. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode inkuiri kelompok diperoleh tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep adalah rendah dengan nilai rata-rata 57,04. Dikarenakan hasil pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan maka dilanjutkan dengan siklus II dimana ada modifikasi pada kelompok semula dengan pebentukan kelompok berdasarkan pada hasil dari tes pemahaman konsep I. Setelah itu diperoleh tingkat kemampuan pemahaman konsep meningkat dari kategori rendah ke kategori sedang dengan nilai rata-rata 70,55. Dikarenakan telah mencapai hasil yang ditetapkan, yaitu nilai rata-rata siswa mencapai tingkat kemampuan sedang maka penelitian dapat dianggap telah selesai.
(4)
64
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMK Yayasan Perguruan Bandung agar melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri kelompok sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.
2. Kepada siswa SMK Yayasan Perguruan Bandung disarankan lebih aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani menyampaikan pendapat atau ide-ide yang terdapat pada proses pembelajaran.
3. Kepada Kepala Sekolah SMK Yayasan Perguruan Bandung, agar dapat mengkoordinasi guru-guru untuk menggunakan metode inkuiri kelompok dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. 4. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menggunakan metode inkuiri kelompok pada materi pokok lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian lainnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Adinawan, C., (2006), Matematika, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Asmin.,Mansyur,A., (2012), Pengukuran dan Peniaian Hasil Belajar dengan
Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan.
Dimyati, M., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Gulo, W. (2008), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Grasindo, Jakarta Harjanto, (2010), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Penerbit Dekdikbud, Jakarta P2LPTK.
---, (2009). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UNIVERSITAS NEGERI MALANG.
Husdarta dan Yudha M. Saputra, (2000), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Depdiknas.
Nasution, S., 2013, Berbagai Proses dan Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung.
Nizarwati, Hartono,Y., Aisyah, N., (2009), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA, Jurnal Pendidikan
Matematika, 3: 57-72.
Nurhaini, D. dan Wahyuni, T., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Roestiyah, (2012), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Rohani, A., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
(6)
66
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Surya, Y., (2011), http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/02/03445174/ Pendidikan.Matematika.Perlu.Diubah. (Diakses tanggal 20 september 2015)
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.
http://health.detik.com/read/2010/03/15/153049/1318630/764/kenapa-anak-seko-lah- takut-matematika (Diakses tanggal 12 Desember 2015)