dilakukan di dua desa di kecamatan tersebut. Dan dua desa tersebut adalah desa Pekan Tanjung Beringin di kecamatan Tanjung Beringin dan di desa Pantai
Cermin Kanan di kecamatan Pantai Cermin. Dua desa ini adalah salah satu yangmemiliki potensi sumberdaya laut yang tinggi. Namun potensi tersebut belum
mampu menjadikan warga nelayan yang ada di desa tersebut memiliki tingkat ekonomi yang mapan. Walaupun demikian kondisi fisik wilayah pesisir dan laut
di wilayah ini terlihat memprihatinkan.
E. Proses Pemungutan Retribusi Pengganti Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemungutan retribusi daerah tidak dapat diborongkan, artinya seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihak
ketiga. Namun, dalam pengertian ini tidak berarti bahwa pemerintah daerah tidak boleh bekerja sama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif
dalam proses pemungutan retribusi, pemerintah daerah dapat mengajak bekerja sama badan-badan tertentu yang karena profesionalismenya layak
dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi tertentu secara lebih efisien. Kegiatan pemungutan retribusi yang
tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya retribusi yang terutang, pengawasan penyetoran retribusi, dan
penagihan retribusi. Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi
Daerah SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. SKRD adalah surat
Universitas Sumatera Utara
ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi. Dokumen lain yang dipersamakan antara lain, berupa karci masuk, kupon dan kartu
langganan. Jika wajib retribusi tertentu tidak membayar retribusi tepat pada waktunya atau kurang membayar, ia dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar dua persen setiap bulan dari retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan
Retribusi Daerah STRD. STRD surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Tata cara
pelaksanaan pemungutan retribusi daerah ditetapkan oleh kepala daerah. Untuk tata cara pemungutannya retribusi tidak dapat diborongkan dan
retribusi dipungut dengan menggunakan surat ketetapan retribusi daerah atau dokumen yang dipersamakan. Pelaksanaan penagihannya dapat dipaksakan,
dalam hal wajib retribusi tertentu kepada mereka yang tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sangsi administrasi,
berupa bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan Surat Tagihan
Retribusi daerah STRD. Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan
sipil merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang bisa meningkatkan pendapatan asli daerah. Namun dalam pelaksanaanya, terkadang
tidak sesuai dengan standar tarif yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah. Retribusi ini dikelola oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Serdang Bedagai yaitu “Tarif yang dibayar masyarakat harus sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan apa yang ada dalam perda, selama ini kami cuma memungut tarif sesuai perda. Perda ini sebenarnya 12 tahun mi berjalan tapi sudah berapa kali direvisi,
tarif yang berlaku pun kita sesuaikan dengan yang terba ru”. Oleh karena itu,
besarnya tarif retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil selalu berlandaskan pada peraturan daerah. Adapun besaran tarif yang
terdapat dalam Perda No. 19 Tahun 2008 tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil adalah sebagai berikut :
Tarif Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga
No Jenis Retribusi Biaya Cetak
Tarif Untuk WNI
Rp Tarif Untuk
WNA RP 1
KK 4.000
15.000 2
KTP 15.000
25.000 3
Surat Keterangan Pelaporan WNA a.
Kepala Keluarga 60.000
b. Istri
50.000 c.
Anak Usia 16 Tahun ke atas 40.000
d. Anak di bawah 16 tahun
30.000 4
Kutipan Akta Kelahiran bagi yang berusia tidak lebih 60 hari bagi WNI dan WNA
50.000
5 Kutipan Akta Kelahiran bagi yang berusia lebih 60 hari bagi WNI dan WNA
8.000 60.000
6 Kutipan Akta Kematian 50.000
Universitas Sumatera Utara
7 Kutipan Akta Perkawinan yang Pencatatan Perkawinan dilaksanakan dalam kantor
25.000 150.000
8. Kutipan Akta Perkawinan yang Pencatatan Perkawinan dilaksanakan di luar kantor
50.000 250.000
9. Kutipan Akta Perceraian 75.000
250.000 10. Catatan Pinggir Pengangkatan Anak
25.000 150.000
11. Catatan Pinggir Pengakuan Anak 25.000
150.000 12. Catatan Pinggir Pengesahan Anak
25.000 150.000
13. Catatan Pinggir Perubahan Nama 25.000
150.000 14. Catatan Pinggir Perubahan Jenis Kelamin
25.000 150.000
15. Catatan Pinggir Perubahan Kewarganegaraan 25.000
150.000 16. Perbaikan Kutipan Akta Kelahiran
8000 50.000
17. Perbaikan Kutipan Akta Perkawinan 25.000
250.000 18. Perbaikan Kutipan Akta Perceraian
75.000 150.000
19. Formulir Biodata Penduduk Orang Asing F-1.02 50.000
20. Formulir Biodata Penduduk untuk Perubahan Datatambahan anggota keluarga F-1.03
1.500 50.000
21. Surat Kuasa Pengisian Biodata F-1.04 1.500
50.000 22. Surat Pernyataan Perubahan data kependudkan F-
1.05 1.500
50.000
23. Formulir Permohonan KK F-1.06 1.500
2.750 24
. Formulir Permohonan KTP F-1.07 1.500
2.750
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Perda No. 19 Tahun 2008 Kabupaten Serdang Bedagai Dalam peraturan daerah No. 19 Tahun 2008 Kab. Serdang Bedagai, masih
ada beberapa retribusi yang dipungut dari masyarakat yang menggunakan jasa. Peneliti membatasi pada beberapa akta catatan sipil saja, sesuai dengan tabel di
atas. Dari data di atas, dengan sangat jelas biaya-biaya retribusi yang dipungut
oleh daerah kepada masyarakat yang, memperoleh pelayanan. Dengan adanya peraturan ini maka pelaksana tugas seharusnya melaksakannya sesuai dengan
yang sudah diatur. Sama halnya dengan retribusi penggantian biaya cetak KTP dan KK diatas,
biaya pencatatan kelahiran ini juga ada yang tidak sesuai dengan aturan yang ada, 25
. Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk WNI F-1.08
1.500
26 . Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Orang
Asing Tinggal Tetap F-1.09 50.000
27 . Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Orang
Asing Tinggal Terbatas F-1.10 50.000
28 . Surat Keterangan Pindah Sementara F-1.11
50.000 29
. Permohonan Tinggal Sementara F-1.12 50.000
30 . Formulir Pendaftaran Penduduk Orang Asing
Tinggal Terbatas PP-Tas F-1.16 50.000
31 . Formulir Keterangan Pindah ke Luar Negeri F-
1.18 50.000
Universitas Sumatera Utara
di lihat “Tarif pengurusan akte kelahirannya anak ku itu Rp.125.000, tapi belum pi
lagi termasuk perbarui lagi kartu keluarga yang mau diganti juga karena bertambah lagi anak ”
Sesuai dengan apa yang ada dalam peraturan daerah Kabupaten Serdang Bedagai tata cara pembayaran retribusi yaitu retribusi dibayar atau dilunasi
sekaligus dimuka saat mendaftar untuk mendapatkan pelayanan. Hal ini benar sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kantor dinas
kependuduakan dan catatatn sipil sebagai tempat dilaksanakannya pelayanan ini, dimana pemohon setelah berkas yang dibutuhkan sudah lengkap kemudian
menuju ke loket pemambayaran sekaligus menyetor kelengkapan berkas untuk segera diproses. Masyarakat yang melakukan permohon diberikan kwitansi
pelunasan biaya retribusi, dan kemudian disuruh menunggu untuk mendapatkan apa yang diajukan oleh pemohon.
Setelah melihat data dan pemeparan para informan dalam penelitian ini, peneliti kemudian mengkroscek apa yang ada di lapangan dengan hasil telusur
dokumen yang dilakukan peneliti yang disajikan dalam bentuk data. Dalam hal ini mengukur keberhasilan kebijakan pemerintah yang dapat di lihat dari jumlah
warga yang wajib memiliki kartu tanda penduduk dengan seberapa banyak kah warga yang telah memiliki kartu tanda penduduk.
Setelah peneliti menelusuri dokumen yang berkaitan kependudukan, peneliti menemukan kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan program pemerintah
daerah dalam pembuatan kartu tanda penduduk di mana masih banyak warga yang tidak memiliki atau mengurus kartu tanda penduduk.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel data dibawah, kita dapat melihat bahwa masih sangat banyak warga yang seharusnya memiliki kartu tanda penduduk namun belum
memilikinya. Ini dikarenakan malasnya masyarakat mengurus KTP dan kurangnya sosialisasi tentang pentingnya memiliki kartu tanda penduduk.
Hal ini merupakan pekerjaan rumah untuk pemerintah daerah untuk membenahi pendataan tentang kependudukan, serta harus lebih giat untuk
memberikan soasialisasi kepada masyarakat agar mereka mau mengurus kartu tanda penduduk sebagai identitas diri masing-masing.
Sesuai dengan Pasal 14 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai adapun cara pemungutan, Pembayaran dan Pen yetoran Retribusi Penggantian
Biaya Cetak Dokumen Kependudukan Dan Catatan Sipil, yaitu :
23
Tata Cara Pemungutan, Pembayaran dan Penyetoran 1.
Pemungutan Retribusi dilakukan oleh Instansi Pelaksana ditempat pelayanan. 2.
Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. 3.
Retribusi dipungut dengan menggunakan dokumen yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
4. Pembayaran retribusi harus dilakukan dengan tunai sekaligus lunas.
5. Retribusi disetorkan ke Kas Daerah.
Berdasarkan Pasal 15 Tata Cara Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi
23
Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 tahun 2008 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil, Pasal 14
Universitas Sumatera Utara
1. Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan
retribusi. 2.
Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
Asuransi Jiwa Pemilik Kartu Tanda Penduduk Pasal 16 1 Setiap penduduk WNI yang mempunyai KTP SIAK 5 Tahun yang masih berlaku
diikutsertakan dalam Asuransi Jiwa. 2 Tarif Retribusi penggantian biaya cetak KTP WNI sebesar Rp. 15.000,- lima belas
ribu rupiah dengan rincian sebagai berikut : a. retribusi pengganti biaya cetak KTP sebesar................Rp. 5000,- lima ribu
rupiah b. premi asuransi jiwa sebesar Rp. 7500,- tujuh ribu lima ratus ribu rupiah.
c. biaya administrasi untuk desakelurahan sebesar Rp. 2500,- dua ribu lima ratus rupiah.
3 Biaya administrasi untuk desakelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf c, akan di setor diserahkan kepada desakelurahan, yang tatacara penyerahannya
akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. 4 Tata cara pengurusan dan klaim dana pertanggungan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1, diatur dalam memorandum of understanding MOU Perusahaan Asuransi dengan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
F. Pengawasan Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil
Fungsi manajemen yang ke empat yaitu pengawasan controlling. Fungsi tersebut menyangkut semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer atau
pemimpin dalam upayanya memastikan bahwa hasil actual sesuai dengan hasil yang direncanakan. Pengawasan dimaksudkan disini yaitu proses pemantauan
yang dilakukan oleh tim perparkiran. Pengawasan dalam pelaksanaan pemungutan retribusi merupakan hal yang sangat urgen.
Tak dapat dipungkiri bahwa pengawasan memegang peranan penting sebagai
upaya dalam
meminimalisir ketimpangan-ketimpangan
dalam pemungutan retribusi. Pengawasan merupakan proses pemantauan yang dilakukan
sebagai langkah untuk mengetahui apakah kegiatan pelaksanaan di lapangan sudah sesuai dengan ketentuan. Dengan pengawasan yang baik maka
ketimpangan-ketimpangan yang dapat mengurangi keberhasilan pemungutan retribusi parkir bisa diminimalisir.
Demikian halnya dalam pemungutan retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Sedang Bedagai yang
dilakukan oleh pemerintah Daerah menghindari menekan seminimal mungkin terjadinya penyimpangan-penyimpangan serta kesalahan lainnya yang mungkin
saja terjadi. Sebab dalam pengelolaan retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Serdang Bedagai tanpa dilakukan
pengawasan, maka akan mengalami kesulitan dalam mengukur tingkat keberhasilan yang dilaksanakan oleh para petugas yang melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
pemungutan retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil. Dengan pengawasan yang baik maka kecendrungan akan timbulnya
kesalahan yang kurang mendukung keberhasilan dalam pemungutan retribusi parkir dapat ditekan seminimal mungkin.
Pengawasan penerimaan retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil dan pelaksanaan perencanaan di lapangan di
Kabupaten Serdang Bedagai yaitu dilakukan dalam dua bentuk pengawasan yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung di
lakukan oleh Kabag.Produksi dan pengawasan tidak langsung dilakukan oleh Dinas Pendapatan.
1. Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung dalam hal ini dilakukan oleh Kabag yang langsung mengadakan peninjauan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan di lapangan
yang berhubungan dengan pemungutan retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil dan peninjauan letak parkir yang sesuai
dengan aturan dan tidak melewati batas. 2.
Pengawasan Tidak Langsung Adapun pengawasan tidak langsung dilakukan melalui laporan-laporan
secara tertulis kepada atasan, dimana dengan laporan tertulis tersebut dapat dinilai sejauh manakah bawahan melaksanakan tugasnya sebagai mana mestinya.
Pelaksanaan kegiatan pengawasan pada dasarnya diupayakan untuk meningkatkan penerimaan daerah khususnya pada retribusi parkir, sehingga dengan upaya
mengefektifkan kegiatan pengawasan terhadap mekanisme pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
pemungutan retribusi parkir dan meningkatkan target yang ditetapkan pada setiap tahun anggaran serta dapat tercapai seperti tahun-tahun sebelumnya.
Berbicara tentang arti pengawasan dalam hukum administrasi negara maka hal ini sangat erat kaitannya dengan peranan aparatur pemerintah sebagai
penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan. Tugas umum aparatur pemerintah dan tugas pembangunan haya dapat dipisahkan, akan tetapi
tidak dapat dibedakan satu samalain. Aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas pemerintahan juga sekaligus melaksanakan tugas pembangunan, demikian
juga halnya aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas pembangunan bersamaan juga melaksanakan tugas pemerintahan. Supaya perencanaan dan
program pembangunan di daerah dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka hendaknya diperlukan pengawasan yang lebih efektif di
samping dapat mengendalikan proyek-proyerk pembangunan yang ada di daerah. Dengan demikian untuk lebih memperjelas arti pengawasan dalamkacamata
hukum administrasi negara yang akan dilakukan oleh aparatur pengawasan maka berikut ini penulis akan mengemukakan pendapat guru besar hukum administrasi
negara Prayudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa : “Pengawasan adalah proses kegiatan-kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan atau
diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan atau diperintahkan”
24
Tujuan pengawasan adalah untuk mempermudah mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaana dari aparatur pemerintah di daerah sesuai dengan tahap-
24
Prayudi, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001, hal 80
Universitas Sumatera Utara
tahap yang telah ditentukan sebelumnya, dan sekaligus dapat melakukan tindakan perbaikan apabila kelak terjadi penyimpangan dari rencanaprogram yang telah
digariskan. Sejalan dengan itu pemerintah pusat dalam hal melakukan pengawasan di daerah, juga melakukan pelimpahan bidang pengawasan ini
kepada setiap Gubernur, dan Bupati. Di samping itu gubernur dengan aparatur pemerintah Daerah seharusnya melakukan pengendalian terhadap semua proyek-
proyek daerah, inpres dan sebagainya dalam arti untuk mengetahui tahap-tahap kemajuan hasil pelaksanaan pekerjaan untuk dilaporkan kepada Presiden melalui
Menteri Dalam Negeri. Sebagai langkah awal dari pada pengawasan tersebut pelaksanaannya
harus dilakukan dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Karena dengan pengawasan yang terarah berarti hal tersebut dapat digunakan sebagai bahan
penilaian unit kerja aparatur pemerintah. Dengan demikian maka tujuan pengawasan dimaksud dapat meningkatkan pembinaan, penyempurnaan,
penertiban aparatur pemerintah. Dari sisi lain dapat dirasakan manfaat dari adanya pengawasan, yaitu sebagai berikut :
1. Diperolehnya data yang dapat diolah dan selanjutnhya dijadikan dasar bagi
usaha perbaikan kegiatan di masa yang akan datang dan meliputi berbagai aspek antara lain : perencanaan, organisasi, bimbingan, pengarahan dan lain-
lain termasuk kegiatan profesional. 2.
Memperoleh cara bekerja yang paling efisien, tepat serta berhasil dengan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
3. Memperoleh data tentang adanya hambatan-hambatan dan kesukaran-
kesukaran yang dihadapi dapat dikurangi ataupun dihindari. 4.
Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan cara kerja aparatur pemerintah dalam berbagai bidang.
5. Agar mudah diketahui sudah sejauhmana tujuan yang hendak dicapai sudah
dapat direalisasikan 6.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KENDALA DALAM PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGGANTIAN
BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2008
A. Kendala dalam Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008
Berbagai keterbatasan yang ada pada masyarakat saat ini dapat menjadi kendala bagi mereka dalam mencari pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Kendala tersebut bisa saja dalam bentuk memahami aturan-aturan yang telah ditetapkan atau prosedur pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan publik
yang akuntabel adalah pelayanan yang memberikan solusi bagi masyarakat apabila masyarakat tersebut mengalami kesulitan dalam memahami aturan-aturan
atau prosedur pelayanan yang diterapkan. Solusi atau jalan keluar yang diberikan adalah solusi yang terbaik bagi masyarakat pengguna jasa yang dilakukan secara
tulus dan bukan sebaliknya bersyarat sehingga pelayanan menjadi sangat kompleks dan rumit.
Birokrasi pada dasarnya adalah pelayan masyarakat, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi seorang pelayanan untuk melayani dan membantu
tuannya dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi tuannya. Dalam memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, kadang-kadang masyarakat pengguna jasa ada
51
Universitas Sumatera Utara
yang kesulitan. Menghadapi hal seperti ini tentu dibutuhkan suatu tindakan diskresi dari petugas pelayanan, agar masyarakat pengguna jasa tidak
membutuhkan waktu dan bolak-balik untuk mengurus persyaratan yang kurang tersebut.
Dari fakta di atas dapat diketahui ada tindakan petugas terhadap masyarakat yang tidak memenuhi persyaratan pelayanan. Ada petugas yang mau
memprosesnya walaupun persyaratan tidak lengkap, sehingga urusan tersebut dapat selesai. Namun ada petugas yang tetap memprosesnya, tapi persyaratan
yang kurang harus diurus dahulu, sehingga urusannya akan selesai setelah persyaratan yang kurang tersebut diselesaikan. Tapi ada petugas yang menolak
memberikan pelayanan,
pada hal
masyarakatlah yang
membiayai penyelenggaraan pelayanan tersebut melalui pajak. Untuk itu perlu
disosialisasikan kepada petugas bahwa masyarakat merupakan raja yang harus dilayani oleh birokrasi. Apabila masyarakat mengalami kesulitan atau tidak
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam rangka mendapatkan pelayanan, maka petugas hendak tetap bersikap baik dalam melayani masyarakat.
Prioritas terhadap kepentingan publik pelayanan publik yang akuntabel adalah pelayanan yang menempatkan kepentingan masyarakat pengguna jasa
sebagai prioritas utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi harus digunakan dan diprioritaskan
untuk memenuhi kepentingan masyarakat pengguna jasa. Dengan memberikan prioritas pada pemenuhan kepentingan masyarakat pengguna jasa di atas
kepentingan yang lain berarti birokrasi telah memberikan penghargaan terhadap
Universitas Sumatera Utara
eksistensi masyarakat sebagai pengguna jasa. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik
di Kabupaten
Serdang Bedagai,
prioritas pemenuhan
kepentingankebutuhan masyarakat belum sepenuhnya dapatdirealisasikan. Berbagai
sumber daya
yang dimiliki
organisasi tidak
sepenuhnya dikonsentrasikan untuk pemenuhan kepentingan pelayanan masyarakat akan tetapi
juga dikonsentrasikan untuk kepentingan lain. Ada aparat pelayanan selain mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan juga dibebani oleh tugas-tugas
lain yang tidak ada hubungannya dengan tugas pelayanan, seperti tugas menjadi panitia hari besar nasional, piket jaga malam di kantor dengan kompensasi tidak
masuk kerja pada keesokan harinya, tugas membersihkan lingkungan kantor. Bagi petugas pelayanan yang kebetulan perempuan harus ikut kegiatan
PKK, Dharma Wanita. Bahkan bagi petugas perempuan yang bersuamikan seorang Pegawai Negeri Sipil atau aparat TNI-POLRI dengan tugas pada instansi
yang berbeda juga mempunyai kewajiban untuk ikut aktif dalam kegiatan PKK, Dharma Wanita, Persit, Bayangkari di tempat suaminya bekerja.
Tugas-tugas tersebut belum termasuk kegiatan kegiatan lain yang seringkali dilakukan oleh seorang aparat dalam rangka kepentingan pribadinya
atau keluarganya, seperti; mengantar dan menjemput anak ke sekolah, pergi belanja kebu tuhan sehari-hari ke pasar apabila hari pasar atau sekedar
minumngobrol di warung kopi. Berbagai tugas dan pekerjaan sampingan yang dilakukan tersebut berdampak pada terbengkalainya tugas pokok pelayanan dan
tertundanya proses pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut dapat di atasi dengan menunjuk petugas pembantu. Petugas pembantu ini bertugas membantu petugas utama dan menggantikan petugas utama
bila tidak berada ditempat atau berhalangan. Dengan adanya petugas pembantu ini, akan dapat memberikan pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasa,
sehingga waktu tunggu pengguna jasa tidak lebih lama Dalam implementasi suatu kebijakan tertentu dipengaruhi oleh berbagai
faktor, begitupun dengan Perda No. 19 Tahun 2008 tentang Retribusi Penggantian Biaya
Cetak Kartu
Tanda Penduduk
dan Catatan
Sipil. Dalam
Mengimplementasikan peraturan daerah ini, pastilah implementator mengalami suatu kendala dan kendala tersebut bisaa juga disebut dengan faktor penghambat
dan adapun
yang mendudukung
lancarnya peraturan
daerah ini
diimplementasikan, bisa juga disebut faktor pendukung. Kendala dalam pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak dokumen
kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008, antara lain
1. Faktor Pendukung
Pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah ada beberapa faktor yang mendudukung untuk terlaksananya sesuai dengan apa yang telah direncanakan
dalam peraturan daerah, yang akan dirincikan dibawah ini. 2.
Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator,
seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis. Apabila implementator memiliki posisi yang baik, maka dia akan menjalankan kebijakan dengan baik
Universitas Sumatera Utara
seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementator memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka
proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif. Sikap dan komitmen dari para pelaksana terhadap program khususnya dari
para pelaksana yang menjadi implementator dari program, dalam hal ini adalah aparatur.
Komitmen dari pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai mengenai kebijakan ini sangat tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 6
mengatakan bahwa : “Kalau ditanya soal komitmen, pastinya kami sangat yakin kebijakan
masalah retribusi ini akan kami maksimalkan untuk melaksanakanya, apalagi sekarang masyarakat mulai mi sadar untuk mengurus KTP maupun
akta catatan sipil jadi pendapatan daerah setiap tahun akan meningkat dari retribusi ini”.
Sejalan dengan pernyatan Informan 6, Informan 4 menjelaskan bahwa : “Masyarakat dari tahun ketahun sudah mulaimi sadar untuk datang
membuat surat akta catatan sipilnya, jadi masalah pelaksanan kebijakan ini akan bisa berjalan dengan baik”.
Hal ini memberikan pandangan bahwa meskipun pelaksanaan kebijakan ini belum sampai sesuai dengan yang diharapkan, namun dengan komitmen
pemerintah melalui Dinas Kependudukan dan catatan sipil akan mengupayakan agar pelaksanaan kebijakan ini bisa dilaksanakan sesuai dengan harapan kita
Universitas Sumatera Utara
semua. Karna dengan berjalan lancarnya kebijakan ini maka sumber penghasilan daerah dari retribusi ini bisa semakin bertambah.
b. Faktor Penghambat
Pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah ada beberapa faktor yang menghambat untuk terlaksananya sesuai dengan apa yang telah direncanakan
dalam peraturan daerah, yang akan dirincikan dibawah ini. 1.
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama dalam
pengimplementasian suatu kebijakan. Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya disebabkan oleh sumberdaya yang tidak
mencukupi, memadai, serta berkompeten di bidangnya. Kuantitas sumber daya manusia tidak akan ada artinya bila tidak dibarengi dengan kompetensi yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang akan dilaksanakan. Dalam hal implementasi kebijakan retribusi penggantian biaya cetak kartu
tanda penduduk dan akta catatan sipil, tentu saja diperlukan pelaksana guna mendudukung terlaksananya program dengan baik. Tanpa adanya personil untuk
melaksanakan suatu program, maka kebijakan apapun tidak dapat berjalan dan hanya akan tinggal sebagai dokumen tanpa realisasi. Oleh karena itu ketersediaan
pelaksana yang cukup serta berkompetensi dalam mendorong kebijakan sangat diperlukan. Sumber daya yang dimakasud disini adalah aparatur dinas terkait
dengan kesadaran masyarakat. Luasnya peranan dan fungsi setiap aparat untuk mengambil tindakan
dalam pencapaian tujuan dan sasaran harus benar-benar dipahami oleh tiap
Universitas Sumatera Utara
individunya sehingga aparatur akan terdorong untuk selalu menjaga sikap dan komitmen dalam melakukan tugas-tugas dan fungsinya secara sungguh-sungguh
dan terfokus. Berdasarkan wawancara selaku Pejabat Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil, menjelaskan bahwa :
25
“Sebenarnya kalau dari segi sumber daya dalam hal ini jumlah pegawai di dinas masih sangat kurang, dimana masih beberapa posisi strategis belum
ada yang mendudukinya. Tapi kami tetap jalan dengan kondisi ini”. Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa peranan sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting demi kelancaran suatu program atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Melihat dari
pernyataan kepala dinas dan sub bagian umum dan kepagawaian, seharusnya pemerintah daerah harus melihat juga sumber daya yang ada sebelum
mengelurkan suatu kebijakan agar kebijakan yang dikeluarkan bisa berjalan dengan baik dan lancar.
2. Komunikasi
Komunikasi sangat menentukan keberhasilan suatu pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik. Keberhasilan implementasi kebijakan masyarakat
agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan mensyaratkan agar implementator mengetahui apa
yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus
25
Hasil wawancara dengan H. Ahmad Zaki, selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Serdang Bedagai, 25 Januari 2016.
Universitas Sumatera Utara
ditransmisikan kepada kelompok sasaran target group sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.
Apabila tujuan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi
resistensi dari kelompok sasaran. Komunikasi amatlah penting peranannya karena suatu program hanya
dapat dilaksanakan dengan baik apabila jelas bagi para pelaksananya. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi atau transmisi kejelasan dari
informasi tersebut. Dari hasil wawancara yang dilakukan di dinas kependudukan dan catatan
sipil serta di beberapa wilayah di kabupaten Serdang Bedagai, beberapa masalah pada bagian komunikasi. “Sebenarnya perda ini sudah lama digunakan tapi kan
selalu direvisi oleh pemda, soal penyampaiaannya kami sudah sebarkan kepada seluruh camat, lurah se kabupaten Serdang Bedagai supaya disampaikan kepada
masyarakat. Tapi saya juga tidak tau kalau masyarakat belum tahu semua tentang perda ini”.
26
“Masalah kebijakan perda ini kami selalu sampaikan kepada masyarakat, tapi Cuma kepada masyarakat yang datang dan memerlukan pengantar camat
untuk ke dinas baru kita sampikan. Kalau untuk menyampaikan secara luas kami masih mengupayakannya untuk melaksanakanny
a”.
26
Hasil wawancara dengan H. Ahmad Zaki, selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Serdang Bedagai, 25 Januari 2016.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas dilihat bahwa masalah sosialisasi peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dareah sejauh ini masih belum maksimal, karena
penyampaian informasi ini belum merata kepada seluruh masyarakat. 3.
Struktur Birokrasi Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan yang telah diputuskan secara
politik dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik, karena ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan
menyebabkan sumber-sumber daya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan.
Implementasi kebijakan publik merupakan salah satu tahapan penting dari keseluruhan proses kebijakan. Keputusan kebijakan yang merupakan sebuah
harapan ideal diwujudkan dalam kenyataan melalui implementasi. Terdapat kesenjangan yang ditemukan dalam implementasi yaitu suatu keadaan dimana
dalam proses kebijakan akan terbuka kemungkinan terjadi perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan dengan yang seharusnya tercapai.
Secara umum, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah sebelum pasti telah melakukan kajian mendalam sebelum merancang suatu
kebijakan, dalam hal ini dinas kependudukan dan catatan sipil yang bertanggungjawab atas bagaimana inplementasi kebijakan ini.
“Dari segi kebijakan dalam bentuk perda itu sudah sangat bagus dan jelas, dan kami telah berupaya untuk bisa menjalankanya sebaik mungkin agar
semuanya bisa berhasil, namum dari segi struktur organisasi kami masih
Universitas Sumatera Utara
kekurangan pegawai untuk bisa menjalakan kebijakan ini karena masih ada posisi- posisi startegis belum ada yang mendudukinya”.
Dari uraian di atas bahwa struktur birokrasi memang memiliki peranan yang sangat penting dalam implementasi kebijakan. Sehingga pemerintah daerah
harus memperhatikan semua element dalam pengimplementasian kebijakan yang akan dikeluarkan.
4. Etika Pelayanan
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat etika pelayanan petugas adalah sapaan terhadap masyarakat pengguna jasa. Sapaan tersebut,
seperti; “ Selamat pagisiang, ada yang bisa kami bantu?”. Sapaan tersebut seharusnya menjadi ucapan yang wajib bagi aparat birokrasi dalam menyambut
masyarakat pengguna jasa yang baru datang. Sapaan yang disertai dengan senyuman dan sopan merupakan wujud penghargaan dan penghormatan yang
paling sederhana dari aparat birokrasi kepada masyarakat pengguna jasa, karena hal tersebut bisa membangun citra yang baik terhadap birokrasi. Pengamatan yang
dilakukan di lapangan menunjukkan bahwa masih ada keengganan aparat birokrasi dalam memberikan sapaan kepada masyarakat pengguna jasa
5. Budaya Paternalisme
Budaya paternalisme dalam kinerja pelayanan publik menunjuk pada hubungan antara pemimpin, yang berfungsi dan berkedudukan sebagai ayah,
dengan masyarakat, yang berkedudukan sebagai anak. Dalam konteks system pelayanan publik, paternalisme memiliki dua dimensi. Pertama, hubungan
paternalisme antara aparat birokrasi dengan masyarakat pengguna jasa. Kedua,
Universitas Sumatera Utara
hubungan paternalisme yang terjadi antara pimpinan instansi atau atasan dengan para aparat staf pelaksana atau bawahan. Paternalisme yang pertama lebih
menujuk pada hubungan yang bersifat eksternal, sedangkan paternalism yang kedua menujuk pada hubungan yang bersifat internal, yakni di dalam organisasi
birokrasi sendiri. Budaya paternalistik dalam kehidupan birokrasi terlihat dari sikap dan perilaku bawahan terhadap atasan. Bawahan akan patuh dan taat pada
perintah pimpinan. Perintah pimpinan adalah segalanya bagi bawahan, meskipun harus meninggalkan tugas pokok. Bawahan enggan bahkan tidak berani menolak
tugas yang diberikan pimpinan, meskipun tugas tersebut tidak sesuai dengan tugas pokoknya atau bukan dalam pelaksanaan tugas organisasinya. Pimpinan juga
dianggap sebagai sumber pengetahuan dan penentu kebijakan, sehingga bawahan seringkali bahkan selalu harus meminta petunjuk kepada pimpinan dalam setiap
melaksanakan tugasnya. Hal ini tercermin dari setiap surat atau telahaan staf yang dibuat bawahan kepada atasannya, selalu ada kata-kata meminta petunjuk
pimpinan pada akhir surat. Dalam pengelolaan PAD, ada banyak faktor yang menjadi penghambat,
sehingga potensi penerimaan yang ditemukan atau yang diperoleh sulit untuk direalisasikan. Permasalahan dalam proses pengelolaan penerimaan PAD untuk
setiap jenis penerimaan terdapat perbedaan cara penanganan atau pengelolaannya. Secara umum kendala dalam merealisasikan potensi antara lain adalah :
27
27
Hasil wawancara dengan H. Ahmad Zaki, selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Serdang Bedagai, 25 Januari 2016.
Universitas Sumatera Utara
a. Perangkat hukum di daerah, terutama keberadaan perda yang ada masih
didasarkan pada UU yang lama, sehingga potensi penerimaan yang ditemukan atau yang diperoleh sulit untuk direalisasikan.
b. Belum konsisten para penegak hukum administrasi kalangan birokrat pemda
dalam memberikan sanksi terhadap subjek hukum yang melalaikan kewajiban wajib pajak dan retribusi dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah.
Petugas lebih cenderung menggunakan pendekatan persuasif dan toleransi dalam melakukan penegakan hukum.
c. Kelemahan di lingkungan aparatur pemerintah daerah, baik pejabat yang
mengambil keputusan penetapan pajak dan retribusi, maupun pelaksana lapangan dalam melakukan identifikasi terhadap jenis kegiatan atau usaha
yang wajib dikenakan pajak atau retribusi daerah serta minimnya ketersediaan data base potensi objek pajak dan retribusi daerah.
d. Kurangnya informasi dan sosialisasi terhadap dinamika kebijakan pajak
daerah dan retribusi daerah yang dapat menimbulkan kurang kepedulian dari warga masyarakat untuk segera membayar pajak dan retribusi daerah tatkala
mendekati jatuh tempo. e.
Masih lemahnya pengawasan termasuk intrumennya, sehingga menimbulkan tidak optimalnya pencapaian realisasi sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Faktor yang amat penting dan mempengaruhi daerah dalam menetapkan
target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah adalah situasi dan kondisi perekonomian dan politik yang kondusif. Hal ini menjadi penting artinya karena
Universitas Sumatera Utara
kedua hal ini dapat dikatakan sebagai dua sisi mata uang dan dapat menentukan hitam-putihnya realisasi penerimaan. Kegiatan ekonomi yang melaju pesat dengan
ditopang oleh kestabilan kondisi sosial politik daerah yang menentukan akan memberikan peluang bagi daerah untuk mengoptimalkan pencapaian target yang
didukung oleh kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah.
Peraturan daerah yang dianggap bermasalah kebanyakan disebabkan oleh keinginan masing-masing daerah untuk mendongkrak PAD. Perda tersebut
bermasalah karena disebabkan oleh faktor kapasitas finansial yang kecil untuk membiayai 11 kewenangan wajib sebagaimana tertuang dalam undang-undang
Pemerintahan Daerah. Karena keterbatasan fiskal tersebut maka dibuatlah Perda yang bisa mendongkrak PAD melalui berbagai pungutan. Hal ini memang
dimungkinkan karena Undang-undang pajak dan retribusi daerah memberikan peluang kepada Pemda untuk berkreasi dalam membuat perda pajak dan retribusi
daerah. Namun sebetulnya perda tersebut hanya efektif untuk jangka pendek.
B. Upaya Mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008
Berbagai keterbatasan yang ada pada masyarakat saat ini dapat menjadi kendala bagi mereka dalam mencari pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Kendala tersebut bisa saja dalam bentuk memahami aturan-aturan yang telah ditetapkan atau prosedur pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan publik
Universitas Sumatera Utara
yang akuntabel adalah pelayanan yang memberikansolusi atau jalan keluar bagi masyarakat apabila masyarakat tersebut mengalami kesulitan dalammemahami
aturan-aturan atau prosedur pelayanan yang diterapkan. Upaya yang yang dilakukan bagi masyarakat pengguna jasa yang dilakukan secara tanpa syarat dan
bukan sebaliknya bersyarat sehingga pelayanan menjadi sangat kompleks danruwet. Birokrasi pada dasarnya adalah pelayanmasyarakat, sehingga sudah
menjadi kewajiban bagi seorang pelayanan untuk melayani dan membantu tuannya dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi tuannya. Dalam memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, kadang-kadang masyarakat pengguna jasa ada yang kesulitan. Menghadapi hal seperti ini tentu dibutuhkan suatu tindakan
diskresi dari petugas pelayanan, agar masyarakat pengguna jasa tidak membutuhkan waktu dan bolak-balik untuk mengurus persyaratan yang kurang
tersebut. Tindakan petugas terhadap masyarakat yang tidak memenuhi persyaratan
pelayanan. Ada petugas yang mau memprosesnya walaupun persyaratan tidak lengkap, sehingga urusan tersebut dapat selesai. Namun ada petugas yang tetap
memprosesnya, tapi persyaratan yang kurang harus diiurus dahulu, sehingga urusannya akan selesai setelah persyaratan yang kurang tersebut diselesaikan.
Tapi ada petugas yang menolak memberikan pelayanan, pada hal masyarakatlah yang membiayai penyelenggaraan pelayanan tersebut melalui pajak. Untuk itu
perlu disosialisasikan kepada petugas bahwa masyarakat merupakan raja yang harus dilayani oleh birokrasi. Apabila masyarakat mengalami kesulitan atau tidak
Universitas Sumatera Utara
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam rangka mendapatkan pelayanan, maka petugas hendak tetap bersikap baik dalam melayani masyarakat.
Beberapa pola dan strategi yang bisa dilakukan dalam meningkatkan PAD terutama terhadap pajak dan retribusi daerah adalah :
28
a. Penyederhanaan sistem dan prosedur pajak dan retribusi daerah
1 Harus ada pelayanan prima, dalam artian waktu dan tempat harus jelas
serta sikap yang ramah dari petugas pajak itu sendiri. Untuk tahap awal bisa dibentuk seperti KP2T untuk pajak dan retribusi daerah, dimana
masyarakat hanya pergi ke satu tempat untuk melakukan pembayaran. 2
Karena sistem tersebut belum efektif maka pemerintah daerah dapat melakukan sistem jemput bola dimana pajak tersebut langsung dijemput
oleh petugas pajak. b.
Peningkatan pengawasan terhadap penerimaan pajak baik terhadap wajib pajak maupun petugas pajak. Untuk wajib pajak harus ada kontrol dari
pemerintah daerah terhadap nota penjualan. Sedangkan untuk petugas harus ada peningkatan WASKAT pengawasan melekat dari atasan kepada
bawahan. Bagi retribusi yang instansinya menggunakan karcis dilakukan dengan cara stop opname karcis agar jelas antara penerimaan dan pengeluaran
pada akhir tahun. c.
Membenahi peraturan-peraturan daerah terkait dengan berbagai jenis pungutan pajak maupun retribusi.
28
Hasil wawancara dengan H. Ahmad Zaki, selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Serdang Bedagai, 25 Januari 2016.
Universitas Sumatera Utara
d. Perlu meminta masukan yang kepada masyarakat dalam pembuatan peraturan
daerah khususnya pajak daerah dan retribusi daerah agar masyarakat tidak terbebani.
e. Peningkatan SDM, dalam hal ini bisa berupa pemberian pelatihan bagi petugas
pajak pembinaan tersebut dilakukan oleh atasan. Secara teoritis, sebetulnya kemampuan keuangan daerah dapat
ditingkatkan dengan intensifikasi dan atau ekstensifikasi. Ekstensifikasi dimaksudkan disini berupa upaya perluasan pungutan, tapi harus dilakukan secara
hati-hati dengan mempertimbangkan ekonomi nasional. Upaya intensifikasi adalah
upaya meningkatkan
kemandirian penerimaan
daerah dengan
meningkatkan kinerja pajak dan retribusi daerah yang ada. Upaya ini menuntut kemampuan daerah untuk dapat mengidentifikasi secara sahih potensi penerimaan
daerah dan kemudian mampu memungutnya dengan berdasar asas manfaat dan asas keadilan.
Lebih lanjut untuk mencapai hal tersebut berbagai sumberdaya software dan hardware yang digunakan untuk memungut dan strategi pemungutan perlu
segera disiapkan. Dalam jangka pendek, kegiatan yang paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah melakukan intensfikasi terhadap objek atau sumber
pendapatan daerah yang sudah ada melalui penghitungan potensi dengan penyusunan sistem informasi basis data potensi. Dengan melakukan efektifitas
dan efisiensi sumber atau obyek pendapatan daerah, maka akan meningkatkan produktivitas PAD tanpa harus melakukan perluasan sumber atau obyek
pendapatan baru yang memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang.
Universitas Sumatera Utara
Estimasi potensi melalui penyusunan basis data yang dibentuk dan disusun dari variabel-variabel yang merefleksikan masing-masing jenis penerimaan pajak,
retribusi dan penerimaan lain-lain sehingga dapat menggambarkan kondisi potensi dari suatu jenis penerimaan.
Melalui program penyusunan database potensi diharapkan dapat menciptakan suatu sistem informasi pendapatan daerah yang dapat secara akurat
memberikan gambaran menyeluruh mengenai data potensi pajak daerah, retribusi daerah, maupun pungutan-pungutan lainnya sehingga dapat diketahui berapa besar
potensi pendapatan yang dapat digali dan dikembangkan serta dikelola secara profesional.
Kedudukan legislatif berada di tempat strategis dalam upaya peningkatan PAD. Peran anggota dewan dalam hal ini adalah pada tingkat kebijakan policy.
Dalam setiap kebijakan yang dihasilkan, para dewan harus mempertimbangkan unsur kelayakan dan kemudahan jenis pungutan serta dapat menjamin keadilan
baik secara vertikal maupun horizontal. Kelayakan pungutan terjadi jika biaya koleksi jauh lebih kecil dari penerimaan pajak. Secara teori biaya koleksi meliputi
biaya administrasi, biaya kepatuhan compliance, dan biaya ekonomi. Keadilan pungutan terjadi jika pungutan telah memperhatikan asas
manfaat dan asas kemampuan membayar dari wajib pajak. Upaya kelayakan dan keadilan ini diwujudkan dalam bentuk penentuan tingkat pajak dan tarif retribusi.
Dewan juga dapat berpartisipasi terhadap mekanisme sistem dan prosedur koleksi terutama pada pengawasan. Dalam kaitannya dengan hal ini, dewan dapat
mengawasi potensi dan kemungkinan kebocoran oleh petugas pungut. Dalam hal
Universitas Sumatera Utara
penentuan potensi, dewan dapat terlibat untuk melihat dan memperkirakan secara langsung masing-masing potensi objek pajak atau retribusi. Jika dewan benar-
benar mampu menjalankan fungsinya secara baik dalam kebijakannya dalam rangka untuk optimalisasi daerah serta benar-benar pengawasannya, maka
optimalisasi PAD akan benar-benar terwujud.
29
Sebetulnya Perda yang sudah dihasilkan sebaiknya tidak harus selalu diteliti terlebih dahulu oleh Kementerian Dalam Negeri, karena belum tentu
Kementerian Dalam
Negeri akan
maksimal meneliti.
Perda tingkat KabupatenKota bisa saja dilakukan verifikasi di tingkat Provinsi karena akan
lebih efektif dan efisien. Jika telah lolos dari provinsi masih ada kewenangan pusat untuk meneliti dan membatalkan.
Ketiadaan kontrol publik terhadap penyelenggaraan pelayanan publik akan menyebabkan terjadinya peyimpangan dan menjadikan pelayanan publik semakin
jauh dari nilai-nilai atau norma-norma yang ada di tengah masyarakat. Kontrol publik ini juga bisa dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat. Keberadaan
Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pemerintahan terutama dalam pelayanan publik, sebenarnya bisa mengatasi permasalahan ini. Di
Kabupaten Serdang Bedagai, Lemabaga Swadaya Masyarakat itu telah ada, namun hanya memfokuskan kegiatannya terhadap permasalahan yang terjadi pada
Pemerintah Kabupaten secara keseluruhan saja, sehingga banyak masyarakat yangtidak tahu dengan keberadaan mereka.
29
Hasil wawancara dengan H. Ahmad Zaki, selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Serdang Bedagai, 25 Januari 2016.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan