60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tentang marsirimpa yang diperoleh melalui informan tentang marsirimpa pada data tahapan siklus mata pencaharian di Kecamatan
Baktiraja dan perumpamaan pada siklus mata pencaharian padaBatak Toba yang berada di Kecamatan Baktiraja, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam bahasa Batak Toba memiliki dua istilah yang di dalamnya
mengandung nilai gotong-royong, yaitu marsialap ari dan marsirimpa yang makna konseptualnya adalah satusada, kompak, seia sekata
mardosniroha dan bersama. Hal itu berarti kaidah dasar marsialap ari dan marsirimpa pada masyarakat Batak Tobadi Kecamatan Baktiraja
adalah orang-orang yang marsirimpa harus satusada, seia-
sekatamardosniroha, dan bersama-sama. Dengan kata lain, marsialap ari dan marsirimpa pada masyarakat Batak Tobadi Kecamatan Baktiraja
adalah dalam melakukan pekerjaan masyarakat harus satusada yang dimaksud disini satu ialah harus sependapat untuk menyelesaikan
pekerjaan atau persoalan dalam masyarakat , harus bekerja secara bersama-sama dan seia-sekata. Kaidah dasar itu mendasari konsep, jenis,
dan klasifikasi marsialap ari dan marsirimpa dalam masyarakat Batak Toba yang tinggal di Kecamatan Baktiraja.
2. Jenis-jenis marsirimpa yang ada pada masing-masing tahapan siklus mata
pencaharian di Kecamatan Baktiraja ada empat jenis marsirimpa dari semua tahapan siklus mata pencaharian, yaitu: 1. Marsirimpa pada saat
61
makan nasi tumpeng mangallang indahan siporgis, 2. Marsirimpa pada saat perbaikan irigasi panaharan, 3. Marsirimpa dalam proses menanam,
dan 4. Marsirimpa dalam proses memanen mangamoti. 3.
Keberadaan representasi dari pada ungkapan-ungkapan yang ada di Kecamatan Baktiraja ialah masih di pergunakan dalam masyarakat pada
saat acara tertentu dan pemberian nasehat dari orang yang tertua di masyarakat kepada para anak muda untuk bekerja sama, seia sekata, dan
saling memahami untuk mensejahterakan Desa tersebut. 4.
Prosedur marsirimpa yang ada pada tahapan masing-masing siklus mata pencaharian di Kecamatan Baktiraja adalah dibentuk mulai dari
memperbaiki tali air panaharan, sebelum mengadakan kerja bakti untuk memperbaiki tali air tersebut masyarakatnya membuat makan bersama
yang disebut dengan mangallang indahan siporgis khusus yang ikut kerja dalam kerja bakti tersebut. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memberi
semangat kepada yang bekerja agar tetap hati-hati untuk melakukan pekerjaannya dan agar jauh dari marabahaya. Setelah semuanya selesai
masyarakat dapat membersihkan lahannya untuk di tanam hingga sampai hasilnya dapat dipanen.
5. Ada tiga bentuk gotong-royong marsirimpa bergantian dalam siklus
mata pencaharian yang terdapat pada masyarakat Batak Toba yang berada di Tipang, yakni gotong-royong dalam proses memperbaiki tali air
panaharan, gotong-royong proses menanam, dan gotong royong proses panen.
62
6. Berdasarkan ketiga bentuk gotong-royong marsirimpa yang terdapat
pada siklus mata pencaharian di Baktiraja tersebut terdapat beberapa jenis gotong-royong yang direpresentasikan dalamistilah
yang berbeda-beda pula. Jenis marsirimpa itu adalah 1 mangallang indahan siporgis, yaknimarsirimpa yang digunakan sebelum memperbaiki
tali air panaharan dimana masyarakat harus saling menyepakati sanksi- sanksi yang sudah dibuat dalam hal mangallang indahan siporgis, bagi
yang melanggar kesepakatan itu harus bertanggung-jawab dan menerima sangsi yang telah dibuat sebelumnya. 2 mangombak balik, yaitu
marsirimpa yang digunakan dalam proses menanam dan dilakukan sekelompok orang sekitar tiga orang untuk menyelesaikan lahan selama
dua hari, sehingga waktu yang enam hari seminggu tersebut dapat terbagi untuk yang tiga orang tersebut melakukan marsirumpa. 3 marsuan,
dikatakan marsialap ari karena dalam melakukan pekerjaan marsuan menanam padi hanya membutuhkan satu hari saja untuk
menyelesaikannya, dan marsialap ari ini digunakan pada saat menanam padi saja dan dilakukan sekelompok orang untuk menyelesaikan lahan
tersebut dan sekelompok orang itu diberi makan siang dari yang empunya lahan pekerjaan itu sendiri. 4 mangamoti, yaitu marsirimpa yang
digunakan dalam proses memanen padi, dan dilakukan sekelompok orang mulai dari menyabit padi manabi eme, mengumpulkan padi,membanting
bilur padi mamampas, dan sekelompok orang tersebut diberi makan mulai pagi, siang, dan sore hal ini dilakukan karena orang yang membuat
63
pekerjaan tersebut bersyukur dan berniat membagi sebagian hasil dari panennya.
7. Berdasarkan jenis marsirimpa dalam masyarakat Batak Toba yang tinggal
di Baktiraja tersebut, marsirimpa gotong-royong dapat diklasifikasikan atas: 1 gotong-royong sama-sama bekerja atau kerja bakti seperti
memperbaiki tali air panaharan, 2 gotong-royong kerja bergantian seperti marsialap ari dan marsirimpa dan juga mangallang indahan
siporgis.
5.2 Saran