Emisi Gas Buang HOMC High Octane Mogas Component, merupakan produk naphtha
Ilham Hafizzullah Tugas Akhir
20100130025 Tahun 2016
Pada kenyataanya gas CO yang dikeluarkan oleh mesin kendaraan banyak dipengaruhi oleh perbandingan campuran dari jumlah suplai antara udara
dengan bahan bakar setingan karburator yang dihisap oleh mesin AF. Jadi untuk mengurangi CO, perbandingan campuran ini harus dibuat kurus
exses air, tetapi akibat lain HC dan NO
x
lebih mudah timbul serta output mesin menjadi berkurang.
2. HC Dari gas buang HC dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Bahan bakar yang tidak terbakar dan keluar menjadi gas hidrokarbon. 2. Bahan bakar terpecah karena reaksi panas berubah menjadi gugusan HC
yang lain, yang keluar bersama gas buang. Berikut ini adalah sebab-sebab utama timbulnya HC:
a. Sekitar dinding-dinding ruang bakar yang bertemperatur rendah, temperature itu tidak mampu melakukan pembakaran.
b. Adanya overlap kedua valve sama-sama terbuka, jadi merupakan gas pembilas.
3. NO
x
Bila terjadi unsur-unsur N
2
dan O
2
pada temperature 1800-2000
o
C akan terjadi reaksi sebagai berikut:
N
2
O
2
2NO Gas NO dalam udara bebas berubah menjadi NO
2
, dalam pembakaran mesin pada temperature 2000
o
C gas NO akan terbuka. NO
x
dalam gas buang terdiri dari 95 NO, 3-4 NO
2
dan sisanya N
2
O, N
2
O
3
dan sebagainya.
Untuk memudahkan menganalisa kondisi mesin ada penjelasan sebagai berikut ini:
1. CO tinggi: AFR terlalu kaya
1.00.
Secara umum CO menunjukan angka efisiensi dari pembakaran di ruang bakar. Tingginya CO karena
kurangnya oksigen untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna.
Ilham Hafizzullah Tugas Akhir
20100130025 Tahun 2016
2. Normal CO: AFR dekat atau tetap pada titik ideal AFR 14,7 atau
λ= 1.00
maka emisi CO tidak akan lebih dari 1 untuk sistem injeksi dan 2.5 untuk sistem karburator.
3. CO rendah: Sebenarnya tidak ada batasan dimana CO dikatakan terlalu rendah. Konsumsi CO terkadang masih terlihat normal walaupun
campuran yang sangat kurus. 4. HC tinggi: Menunjukan adanya kelebihan bensin yang tidak terbakar
karena kegagalan sistem pengapian atau pembakaran yang tidak sempurna. Konsentrasi HC diukur dalam satuan PPM part per million.
Penyebab umumnya adalah sistem pengapian tidak sempurna, ada kebocoran di intake manifold atau AFR.
5. Konsentrasi Oksigen: Menunjukan jumlah udara yang masuk ke ruang bakar berbanding dengan jumlah bensin. Angka ideal berkisar 1
hingga 2. 6. Konsentrasi oksigen tinggi: AFR terlalu kurus.
7. Konsentrasi oksigen rendah: AFR terlalu kaya. 8. Konsentrasi CO
2
tinggi: AFR berada dekat atau tepat pada kondisi ideal.
9. Konsentrasi CO
2
rendah: AFR terlalu kurus atau terlalu kaya dan kebocoran pada exhaust system.
10. Konsentrasi senyawa NO
x
: Termasuk nitrit oksida NO dan nitrat oksida NO
2
terbentuk bila temperatur ruang bakar mencapai lebih dari 2500
o
F 1350
o
C dan bila mesin mendapat beban berat. 11. Konsentrasi NO
x
tinggi: AFR terlalu kurus. 12. Konsentrasi NO
x
rendah: Umumnya NO
x
adalah 0 PPM saat mesin ideal.
Standar emisi gas buang pada umumnya pada kendaraan dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1. System Carburator 2. System electronic fuel injection
Ilham Hafizzullah Tugas Akhir
20100130025 Tahun 2016
3. System catalyst Berikut ini adalah emisi gas buang standard EURO Tedjo, 2013
1. Emisi CO Carbon Monoxide Mesin Carb : 1,5-3,5
EFI : 0,5-1,5
Cat : 0,0-0,2
2. Emisi HC hydro carbon Mesin Carb : 200-400 ppm
EFI : 50-200 ppm
Cat : 0-50 ppm
3. Emisi CO
2
carbondioxide Mesin Carb : 12-15
EFI : 12-16
Cat : 12-17
4. Emisi O
2
oxygen Mesin Carb : 0,5-2
EFI : 0,5-2
Cat : 0
Standar Indonesia Tedjo, 2013 Mesin Carb : Max CO 3,5
Max HC 800 ppm EFI
: Max CO 2,5 Max HC 500 ppm
Ilham Hafizzullah Tugas Akhir
20100130025 Tahun 2016