dengan Toll-like receptor 2, sitokin pro-inflamatorik seperti IL-1, IL-8, IL-12, dan faktor nekrosis tumor-
α dilepaskan Zaenglein, 2008. Walaupun stafilokokus, mikrokokus, dan jamur juga ditemukan di folikel, tidak ada bukti bahwa mereka
berperan dalam proses terjadinya akne Soter, 1984. Keempat elemen dari patogenesis akne tersebut merupakan langkah yang
terjalin dalam pembentukan akne. Bermacam penatalaksanaan akne tertuju pada elemen yang berbeda dalam patogenesis akne. Dengan mengerti mekanisme aksi
pilihan penatalaksanaan dalam merawat akne akan membantu meyakinkan hasil terapeutik yang lebih baik Zaenglein, 2008.
2.1.3. Manifestasi Klinis
Tempat awal predileksi akne adalah wajah, leher, lalu ke punggung, dada, dan bahu. Di tubuh, lesi lebih banyak di dekat garis tengah. Akne merupakan
penyakit yang muncul dengan lesi noninflamatorik dan inflamatorik. Soter, 1984. Lesi berupa komedo terbuka, komedo tertutup, pustul, papul eritematosus,
dan nodul yang lebih dalam Fleischer, 2000. Pada pasien dengan satu tipe lesi yang lebih banyak, pengamatan yang lebih dekat biasanya menunjukkan beberapa
tipe lesi Soter, 1984. Perubahan patologi dasar pada akne adalah penutupan lubang folikular
oleh campuran keratin intrafolikular dan sebum. Ini dengan jelas tampak sebagai komedo Pillsbury, 1960. Komedo merupakan lesi yang inflamatorik. Komedo
tertutup atau whiteheads mungkin sulit untuk dilihat karena muncul sebagai papul yang pucat, naik sedikit, dan kecil, serta biasanya tidak memiliki lubang yang
terlihat secara klinis. Melebarkan kulit adalah cara untuk dapat melihat lesi ini. Karena komedo tertutup adalah prekursor untuk lesi inflamatorik yang besar, ini
penting untuk dipertimbangkan secara klinis Soter, 1984. Komedo terbuka atau blackheads berkembang dari komedo tertutup yang
lubangnya membesar. Komedo terbuka tampak datar atau sedikit naik oleh tekanan folikular tengah Soter, 1984. Warna hitam di atas komedo adalah akibat
dari perubahan kimia pada debris keratin dan bukan kotoran yang melekat Pillsbury, 1960. Walaupun komedo merupakan lesi primer dari akne, mereka
Universitas Sumatera Utara
tidak khas untuk penyakit ini sebab mereka mungkin bisa tampak pada kondisi lainnya, seperti komedo senil yang sering tampak pada area periorbital pada orang
tua Soter, 1984. Lesi inflamatorik pada akne bervariasi mulai dari papul dengan areola
inflamatorik pustul, hingga nodul yang besar, sakit, dan bernanah. Semua lesi ini menunjukkan inflitrat inflamatorik di dermis, dan memiliki patogenesis umum;
penampilannya tergantung pada ukuran dan lokasi infiltrat Soter, 1984.
Gradasi yang menunjukkan berat ringannya penyakit diperlukan bagi pilihan penatalaksanaan. Ada berbagai pola pembagian gradasi penyakit akne
vulgaris yang dikemukakan Wasitaatmadja, 2001. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia FKUI RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo RSCM membaginya menjadi tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat Wasitaatmadja, 2001.
Terdapat 4 gradasi jerawat menurut Pillsbury 1963, yaitu : 1. Komedo di muka
2. Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka 3. Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka, dada, dan
punggung. 4. Akne konglobata.
Frank 1970: 1. Akne komedonal non-inflamatoar
2. Akne komedonal inflamatoar 3. Akne papular
4. Akne papulo pustular 5. Akne agak berat
6. Akne berat 7. Akne nodulo kistik konglobata
Burke dan Cunliffe 1984: 1. Akne minor yang terdiri atas gradasi ¼, ½, ¾.
2. Akne mayor yang terdiri atas gradasi 1,1 ¼, 1 ½,1 ¾, 2,2 ½, 3, 4, 5, 6, 7.
Universitas Sumatera Utara
Plewig dan Kligman 1975: 1. Komedonal yang terdiri atas gradasi:
a. bila ada kurang dari 10 komedo dari satu sisi muka b. bila ada 10 samapi 24 komedo
c. bila ada 25 sampai 50 komedo d. bila ada lebih dari 50 komedo
2. Papulopustul, yang terdiri atas 4 gradasi: a. bila ada kurang dari 10 lesi papulopustul dari satu sisi muka
b. bila ada 10 sampai 20 lesi papulopustul c. bila ada 21 sampai 30 lesi papulopustul
d. bila ada lebih dari 30 lesi papulopustul 3. Konglobata
2.1.4. Faktor Risiko