Validitas Bahan Ajar Membaca Menulis Permulaan dengan Pen-

54 Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 22, No. 1, Juni 2010: 47-60 menulis grafem. Demikian pula halnya dengan penggunaan sarana bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan tidak memberi fasilitas yang baik bagi murid untuk berlatih menulis grafem. Itulah yang menyebabkan rendahnya kualitas murid dalam belajar menulis permulaan. Menulis grafem diharapkan dapat dikuasai anak jika anak belajar dengan suasana yang menyenangkan dengan ditunjang bahan ajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak. Penerapan bahan ajar atraktif untuk pembelajaran MMP dapat menjadi bahan ajar yang relevan karena bahan ajar dengan pendekatan atraktif menyajikan tiga bentuk, yaitu: permainan, pebelajaran sentra, dan pembelajaran proyek. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru yang mengajar di SD-SD yang dikategorikan dalam kawasan miskin dapat diketahui bahwa guru membutuhkan bahan ajar secara khusus untuk mengajarkan MMP. Hal ini disebabkan murid di SD-SD tersebut pada umumnya belum dapat membaca dan menulis hingga naik ke kelas 2. Adapun bahan ajar yang dibutuhkan oleh guru-guru di SD-SD tersebut adalah bahan ajar yang menyenangkan. Dengan demikian para guru mengharapkan ada bahan ajar MMP dengan pendekatan atraktif. Di dalam bahan ajar MMP dengan pen- dekatan atraktif yang dikembangkan ini terkandung sajian komponen-komponen sebagai berikut: 1 kompetensi dasar yang harus dicapai, 2 indikator, 3 petunjuk bagi guru dan murid untuk melaksanakan permainan, 4 petunjuk bagi guru dan murid untuk berlatih di sentra membaca dan sentra menulis, 5 petunjuk bagi guru untuk berlatih menulis dengan proyekdi luar kelas, 6 lembaran untuk menulis dengan cara menghubungkan titik, menebalkan grafemmengeblat, menulis kata-suku kata-huruf di dalam buku strimin. 7 lembar penilaian yang harus diisi oleh guru dan orang tua murid. Selain sajian tersebut di atas, penyajian wacana bacaan di dalam bahan ajar dengan pendekatan atraktif yang dikembangkan ini dipilih berdasarkan rumusan teori tata bahasa universal. Berkaitan dengan teori tata bahasa universal ini, Poedjosoedarmo 2005:109- 122 menyatakan bahwa model tata bahasa universal yang membagi bahasa di dunia ini atas tiga jenis urutan kata universal universal frase urutan = Verb + Subject + Object VSO, Subject + Verb + Object SVO, dan Sub- ject + Object + VerbSVO. Dengan demikian, penyajian wacana yang ada di dalam bahan ajar yang dikembangkan ini telah sesuai jika ditinjau secara aksiomatis. Bahan ajar MMP dengan pendekatan atraktif yang dikembangkan ini dalam penerapannya digunakan untuk belajar di kelas dan belajar sendiri di rumah. Kelebihan bahan ajar ini jika diterapkan di dalam kelas adalah tersedianya kesempatan murid belajar sambil bermain yang telah diberikan petunjukknya di dalam bahan ajar yang dikembangkan ini. Adapun kelebihan bahan ajar dengan pen- dekatan atraktif yang dikembangkan ini untuk belajar secara mandiri adalah tersedianya petunjuk bagi murid untuk berlatih membaca serta menulis terutama menulis grafem.

3.2 Validitas Bahan Ajar Membaca Menulis Permulaan dengan Pen-

dekatan Atraktif untuk Murid SD di Kawasan Miskin Kota Surakarta Validitas bahan ajar MMP dengan pen- dekatan atraktif untuk murid SD di kawasan miskin Kota Surakarta yang disusun melalui penelitian pengembangan ini diuji validitasnya melalui uji uji-experts judgement. Berdasar- kan pendapat ahli, komponen yang disajikan di dalam bahan ajar ini sudah memenuhi apa yang menjadi kriteria utama bahan ajar. Kriteria bahan ajar meliputi syarat yang harus dipenuhi yaitu: 1bahan ajar didasar- kan pada analisis kebutuhan siswa; 2 tujuan dikhususkan pada isi dan performansi; 3 bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa dan memiliki kredibilitas; 4 siswa dibekali dengan keterampilan dan strategi untuk mengaplikasi- 55 Pengembangan Model Bahan Ajar Membaca Menulis ... Andayani kan bahan ajar dalam situasi yang berkaitan dengan kehidupannya; 5 ada keseimbangan antara pokok bahasan dengan komponen keterampilan dan strategi; 6 penyusunan materi mempertimbangkan hubungan antara guru dan siswa serta membangkitkan kola- borasi antara guru dan siswa; 7 materi cukup fleksibel untuk mengatasi tugas yang seringkali terpaksa dijumpai; 8 materi dapat dipelajari sendiri oleh siswa; dan 9 kegiatan dengan pendekatan keterampilan dan tugas-tugas dalam materi cenderung memuat kegiatan belajar yang sesuai dengan dunia senyatanya Cunningsworth, 1999: 134-135. Berdasarkan pendapat ahli, bahan ajar MMP dengan pendekatan atraktif yang disusun melalui penelitian ini termasuk dalam kategori bahan ajar otentik. Berkenaan dengan bahan ajar otentik dapat dijelaskan bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran, ke- banyakan guru menggunakan bahan ajar sebagai sumber utama pembelajarannya. Bahan ajar menyediakan isi pelajaran, keseimbangan keterampilan yang diajarkan, dan jenis-jenis praktik yang dapat dilakukan siswa. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, Ebel 2001: 177 dan Richard 2001 menya- takan bahwa dalam merencanakan program pembelajaran, guru dapat memilih jenis bahan ajar otentik authentic materials atau bahan ajar buatan created materials. Authentic materials mengacu pada penggunaan teks, foto, video, dan sumber-sumber pembelajaran lain yang sebenarnya tidak secara khusus disediakan untuk mengajar. Created materi- als mengacu pada buku teks dan sumber pembelajaran lain yang khusus didesain untuk bahan ajar Richards, 2001: 258-260. Berkenaan dengan bahan ajar MMP dengan pendekatan atraktif yang khusus ditujukan untuk murid SD kawasan miskin Kota Surakarta sudah memenuhi hal tersebut. Berdasarkan pendapat stakeholders para guru di SD kawasan miskin yang menjadi sampel menerapkan bahan ajar penelitian ini berpendapat, bahwa bahan ajar ini otentik. Alasannya, karena jenis bahan ajar ini meng- andung bahasa otentik dan lebih merefleksikan penggunaan bahasa yang senyatanya jika dibandingkan dengan yang sudah ada atau bahan ajar terdahulu. Di dalam bahan ajar terdahulu yang muatannya berupa rancangan materi yang kurang mengadopsi permasalahan senyatanya yang ada di lingkungan sekitar siswa. Di dalam bahan ajar yang terdahulu banyak ilustrasi-ilustrasi yang menggambarkan pengalaman-pengalaman murid berciri penanda latar belakang sosial ekonomi mene- ngah ke atas, adapaun bahan ajar dengan pendekatan atraktif ini sudah sesuai dengan pengalaman-pengalaman yangsesuai dengan ciri penanda latar belakang keluarga miskin. Para guru di kawasan miskin sudah lama menunggu adanya bahan ajar MMP yang baru. Yang diharapkan ada dalam bahan ajar MMP dengan pendekatan atraktif oleh guru-guru di SD-SD tersebut di atas adalah buku dan akan dipilih untuk digunakan sebagai bahan ajar utama. Adapun alasan guru memilih buku tersebut adalah 1 buku-buku tersebut sesuai dengan kurikulum, 2 mudah dipelajari guru, dan 3 mudah diterima murid karena me- nyajikan materi-materi yang sesuai dengan kondisinya. Kelebihan bahan ajar seperti dimaksud di atas adalah untuk pembelajaran MMP menurut guru adalah: murid lebih cepat mem- baca karena materi dalam buku tersebut menyajikan latihan metode membaca dengan metode silabe suku kata dan tidak dengan metode alfabetis. Guru tidak menemukan kekurangan dari buku yang sudah diplilih sebagai bahan ajar dalam pembelajaran MMP. Bahan ajar tersebut sudah sesuai untuk membekali siswa dalam keterampilan mem- baca. Oleh karena di dalam bahan ajar ter- sebut sudah ada materi-materi tentang pe- ngenalan huruf, suku kata, kata, kalimat, dan bacaan. Begitu pula dalam pembelajaran me- nulis, bahan ajar tersebut sebenarnya sudah se- 56 Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 22, No. 1, Juni 2010: 47-60 suai, maksudnya sudah terdapat materi-meteri tentang membuat garis lurus, garis miring, pengenalan huruf huruf kecil, huruf besar, huruf hidup, huruf mati, dan cara untuk merang- kaikan huruf-huruf tersebut. Menurut guru yang bersangkutan, penyusunan materi dalam bahan ajar cukup baik karena dapat menjalin hubungan komuni- kasi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa. Murid dapat menggunakan buku dan mengikuti apa yang disampaikan oleh guru, murid juga dapat menceritakan pengalaman dirinya baik kepada gurunya maupun kepada temannya. Menurut guru, materi dalam bahan ajar yang terdahulu kurang fleksibel, karena tidak tersedia petnujuk bagi murid untuk mengerjakan tugas.

3.3 Keefektifan Bahan Ajar MMP dengan Pendekatan Atraktif bagi