ADSORBEN Pengaruh Waktu Kontak dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Adsorpsi Zat Warna Metilen Biru Dengan Karbon Aktif dari Kulit Durian Menggunakan KOH Sebagai Aktivator

- Reaktivitas adsorbat • Temperatur dan tekanan • Waktu kontak antara adsorbat dengan adsorben

2.3 ADSORBEN

Adsorbenadalah bahanpadatan yang mampu menjerap suatu partikel adsorbat dari suatu cairan. Pada umumnya jenis jenis adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi adalah, karbon aktif, polimer sintesis, alumina, silika gel, zeolit molecular sieve, dan lain-lain [1]. Karakteristik yang paling penting untuk menetukan kulitasdari suatuadsorbenadalah:kapasitas adsorpsi, selektivitas, regenerability, kinetika, kompatibilitas, dan biaya. Semua jenis adsorben memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Kapasitas adssorpsi adsorben merupakan hal yang paling penting dari suatu adsorben yaitu seberapa banyak adsorbat yang dapat dijerap oleh adsorben. Kapasitas adsorpsi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti konsentrasi, suhu, terutama kondisi awal adsorben. Umumnya data kapasitas adsorpsidikumpulkanpada suhutetap denganberbagai konsentrasiadsorbattekananparsialuntukuapatau gas, dandatadiplotsebagai data isotermmemuat konsentrasiterhadap temperatur konstan. Selektivitas adsorbenberkaitan dengankapasitas sebagai contoh adalah berapa rasio yang dibutuhkan antara bahan baku terhadap activating agent dalam membuat adsorben apabila bahan baku dalam jumlah yang sedikit dapat dibuat maka tingkak selektivitas adsorben semakin baik. Regenerability adsorben adalah kemapuan dari adsorben untuk dapat digunakan secara berulang. Regenerabilitymungkindicapai denganpenambahan suhu, penambahan tekanan,perlakuan kimiamisalnya, dengandisplacement, elusi, atauekstraksisuperkritis, atau kadang-kadangdengan kombinasidari beberapa cara tersebut. Universitas Sumatera Utara Klasifikasi adsorben berdasarkan jenisnya terbagi menjadi: 1. Adsorben Organik Adsorben organik adalah adsorben yang berasal dari bahan-bahan yang mengandung pati. Adsorben ini sudah mulai digunakan sejak tahun 1979 untuk mengeringkan berbagai macam senyawa. Beberapa tumbuhan yang biasa digunakan untuk adsorben diantaranya adalah ganyong, singkong, jagung, dan gandum. Kelemahan dari adsorben ini adalah sangat bergantung pada kualitas tumbuhan yang akan dijadikan adsorben . Beberapa contoh adsorben organik: a. Karbon aktif Adsorben karbon seperti karbon aktif, kokas aktif, karbon molecular sieve adalah bahan padat berpori tinggi dimana karena sifat permukaan menyebabkan terakumulasinya bahan organik dan non polar. Adsorben karbon diproduksi dari bahan organik seperti kayu, kokas petroleum, gambut, batu bara, cangkang kelapa sawit, antrasit, inti plum, cangkang kelapa, sekam padi, lignin, serbuk gergaji, benih sekam, tulang, dan lain-lain. Karbon aktif merupakan jenis adsorben yang paling terkenal dan banyak digunakan dalam pengolahan air limbah. Proses pembuatan karbon aktif terdiri dari dehidrasi, karbonisasi bahan baku dan aktivasi. Proses karbonisasi mengubah bahan organik menjadi karbon primer dimana merupakan campuran abu, tar, karbon amorphous, dan kristal karbon. Selama karbonisasi, produk yang terdekomposisitar terdeposisi di pori-pori, kemudian dihilangkan pada proses aktivasi. Aktivasi terdiri dari dua proses, yaitu pemanasan yangmenyebabkan dekomposisi produk tar yang amorphous dan perbesaran ukuran pori. b. Polimer Beberapa adsorben polimer bersifat hidrofilik dan ada yang bersifat hidrofobik. Harga adsorben polimer sepuluh kali lebih mahal dibandingkan adsorben lainnya. Aplikasi adsorben ini adalah proses recovery dan pemurnian antibiotik dan vitamin, penghilangan warna decolorization, pemisahan bahan organik halogen dari air, perawatan Universitas Sumatera Utara limbah industri tertentu seperti larutan fenol dan recovery VOC dari off- gas. Contoh adsorben polimer adalah polistirena divinil benzena, polimetakrilat, etilvinilbenzena, dan lain-lain. 2. Adsorben Anorganik Adsorben ini mulai dipakai pada awal abad ke-20. Dalam perkembangannya, pemakaian dan jenis dari adsorben ini semakin beragam dan banyak dipakai orang. Penggunaan adsorben ini dipilih karena berasal dari bahan- bahan non pangan, sehingga tidak terpengaruh oleh ketersediaan pangan dan kualitasnya cenderung sama. Beberapa contoh adsorben anorganik : a. Alumina aktif Alumina aktif diproduksi dari alumina yang terhidrasi Al 2 O 3 .nH 2 O dimana n = 1 atau 3, dengan cara dehidrasi kalsinasi pada kondisi terkontrol untuk mendapatkan n = 0,5. Ketika alumina terhidrasi dipanaskan, grup hidroksil meninggalkan struktur bahan padat berpori dari alumina aktif. Bahan ini berwarna putih, transparan, dan berkapur. Alumina aktif digunakan untuk menghilangkan uap air dari gas, menghilangkan limbah logam berat seperti AsV, Cl - , F - , PO 4 3- dari air. b. Silika gel Silika gel bersifat inert, tidak beracun, polar dan bentuk amorphous stabil 400 C dari SiO 2 . Silika gel merupakan hasil reaksi dari sodium silikat dan asam asetat, kemudian mengalami proses aging, pickling, dan lain-lain. Adsorben silikat yang berhubungan termasuk magnesium silikat, kalsium silikat, dan lain-lain. Silika gel umumnya digunakan sebagai adsorben untuk senyawa polar. Selain itu, juga dapat digunakan untuk menyerap ion-ion logam dengan prinsip pertukaran ion namun kemampuannya untuk menyerap logam terbatas. c. Zeolit Molecular Sieve Zeolit adalah kristal silikat dengan rumus kimia Me 2n O.Al 2 O 3 .xSiO 2 .yH 2 O n = valensi terdiri dari oksida alkali atau logam alkali tanah Na, K, Ca dan dikarakterisasi dengan struktur pori dengan dimensi masing-masing pada rentang ukuran molekul. Universitas Sumatera Utara Pemisahan molecular sieve berdasarkan pada ukuran molekul dan bentuk disebabkan ukuran pori yang kecil 1 nm dan distribusi pori yang sempit. Beberapa spesimen zeolit berwarna putih, kebiruan, kemerahan, coklat karena hadirnya oksida besi atau logam lainnya. Struktur zeolit dapat dibedakan dalam tiga komponen yaitu rangka aluminosilikat, ruang kosong saling berhubungan yang berisi kation logam dan molekul air dalam fase occluded. Sifat kimia zeolit antara lain mengalami hidrasi pada suhu tinggi, sebagai penukar ion, dan mengadsorpsi gas dan uap [15].

2.4 KARBON AKTIF

Dokumen yang terkait

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA (Cocous nucifera L.) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA METILEN BIRU

1 13 67

Pengaruh Waktu Kontak dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Adsorpsi Zat Warna Metilen Biru Dengan Karbon Aktif dari Kulit Durian Menggunakan KOH Sebagai Aktivator

1 1 16

Pengaruh Waktu Kontak dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Adsorpsi Zat Warna Metilen Biru Dengan Karbon Aktif dari Kulit Durian Menggunakan KOH Sebagai Aktivator

0 0 2

Pengaruh Waktu Kontak dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Adsorpsi Zat Warna Metilen Biru Dengan Karbon Aktif dari Kulit Durian Menggunakan KOH Sebagai Aktivator

0 0 4

Pengaruh Waktu Kontak dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Adsorpsi Zat Warna Metilen Biru Dengan Karbon Aktif dari Kulit Durian Menggunakan KOH Sebagai Aktivator

0 2 8

Pengaruh Waktu Kontak dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Adsorpsi Zat Warna Metilen Biru Dengan Karbon Aktif dari Kulit Durian Menggunakan KOH Sebagai Aktivator

0 1 4

Pengaruh Waktu Kontak dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Adsorpsi Zat Warna Metilen Biru Dengan Karbon Aktif dari Kulit Durian Menggunakan KOH Sebagai Aktivator

0 3 14

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR KOH

1 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karbon Aktif - PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR KOH - POLSRI REPOSITORY

0 0 30

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH

1 3 14