Ayat-Ayat Semesta

STUDI ISLAM PENDEKATAN SAINS TEMATIK
RESENSI BUKU : AYAT-AYAT SEMESTA (SISI-SISI AL-QURAN YANG
TERLUPAKAN)
(Revisi)
Karya : Agus Purwanto, D.Sc
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendekatan dan Metode Studi Islam
Dosen Pengampu : Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.
Oleh :
Muhammad Solichun
M1.11.015
MAGISTER STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2011
PENDAHULUAN
Umat Islam, mulai dari kalangan skripturalis-fundamentalis sampai kontekstualis-liberal
hingga kini masih satu pandangan dan keyakinan bahwa al-Quran merupakan kitab utama yang
berkedudukan tertinggi. Diturunkannya al-Quran ke muka bumi diimani sebagai panduan umat
manusia (huda al-linnas) dalam menjalani kehidupan di dunia. Karena itu pula al-Quran

dipercaya sebagai sumber nilai obyektif, universal dan abadi.
Ajaran al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan. Juga mencakup seluruh ruang
lingkup kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, Negara dan bahkan
global (internasional). Namun demikian, pengetahuan umat Islam tentang al-Quran tidak jarang
dipahami sangat dangkal dan sempit. Universalitas al-Quran kemudian direduksi hanya
menyangkut persoalan fikih, tasawuf dan politik (siyasah) saja. Umat Islam justru banyak
mengabaikan pesan-pesan al-Quran yang berkaitan dengan persoalan-persoalan metafisik
(kealaman). Ada kesan bahwa persoalan-persoalan kealaman bukan bagian dari persoalan
ukhrawi. Bahkan khusus untuk membincangkan “kebangkitan Islam”, tidak dapat dipungkiri
bahwa fokusnya selalu dibelokkan ke ranah politik praktis-ideologis. Seakan-akan hanya dengan
pendirian “negara khilafah”, kejayaan Islam dapat dibangkitkan kembali. Sedangkan aspek lain,
utamanya aspek pengembangan ilmu pengetahuan, hanya menjadi suplemen (tambahan) bila
impian tentang negara khilafah telah dapat diwujudkan, seolh pengembangan ilmu pengetahuan
masih bukan persoalan yang mendesak bagi dunia Islam.
Memperhatikan pereduksian al-Quran dan Islam sedemikian sempit, akhirnya Agus
Purwanto, D. Sc., seorang doktor fisika teori alumni Universitas Hiroshima Jepang, berupaya
keras untuk menjebol kesempitan tersebut. Dengan kepakaran dalam fisika teori, dia berusaha
melihat keunggulan Islam dari sisi yang lain. Kesadarannya sebagai seorang saintifik muslim,
Agus Purwanto yakin bahwa kebangkitan Islam saat ini hanya dapat diwujudkan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam buku “Ayat-Ayat Semesta” ini, Agus Purwanto membeber bukti tentang luluh
lantaknya Afghanistan dan Irak yang justru oleh produk sains Negara-negara Barat, khususnya
AS dan Inggris. Di sisi lain, negara-negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim seperti
Indonesia umumnya memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. Tapi kelimpahruahan
tersebut tidak kemudian berarti kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakatnya, disebabkan
umat Islam tidak menguasai ilmu pengetahuan baik teoritis maupun praktis.
Dengan melandaskan pada tafsir al-Jawahir karya Guru Besar Universitas Kairo, Syaikh
Jauhari Thanthawi, Agus Purwanto bermaksud membuka kesadaran umat Islam – utamanya
kalangan akademisi – bahwa sesungguhnya ada 750 ayat kauniyah dalam al-Quran yang terselip
di antara 6236 ayat. Sedangkan ayat-ayat fikih tidak lebih dari 150 ayat saja. Tapi anehnya,
mengapa para ulama lebih banyak menghabiskan energinya untuk membahas persoalan fikih –
yang justru sering memicu perseteruan dan konflik antar umat Islam – daripada membahas

fenomena terbitnya matahari, beredarnya bulan dan kelap-kelipnya bintang, gerak awan di langit,
kilat dan petir yang menyambar, malam yang gelap gulita dan fenomena keajaiban alam lainnya.
Agus Purwanto mengingatkan bahwa fungsi al-Quran juga berlaku bagi konstruksi ilmu
pengetahuan dengan memberi petunjuk tentang prinsip-prinsip sains yang selalu dikaitkan
dengan pengetahuan metafisik dan spiritual. Dengan kata lain, wahyu (dan sunnah) dapat
dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi bangunan ilmu pengetahuan. Maka tidaklah berlebihan
bila berbagai pujian dari kalangan intelektual Islam mengalir deras atas hadirnya buku ini.

Doktor Terry Mart, seorang fisikawan UI penerima Habibie Award untuk Ilmu Dasar (2001)
menilai buku ini sebagai buku pertama yang ditulis oleh seorang fisikawan partikel teori
Indonesia. Karenanya, patut menjadi bacaan bagi siapa saja yang ingin mengetahui pertemuan
antara alam logika bebas dan alam wahyu ilahiah, dilihat dari sisi fisika. Sedang Prof. Dr.
Jalaluddin Rahmat (Kang Jalal) menyebut buku ini sebagai buku ajakan terhadap kaum Muslim
untuk menaruh perhatian pada sains sebagai panggilan Ilahi.
Rumusan Masalah
1. Siapakah Agus Purwanto,D.Sc
2. Bagaimana Metode dan Pendekatan sain dalam studi Islam oleh Agus Purwanto,D.Sc
PEMBAHASAN
1.

Biografi Agus Purwanto,D.Sc
Agus Purwanto, D.Sc. (Doctor of Science) Lahir di Jember, Jawa Timur Tahun 1964.
Lahir di tengah-tengah keluarga yang “maju”. Ayahnya seoang guru SD yang sangat terhormat
saat itu. Masa kecil beliau sangat diwarnai dengan kehidupan masyarakat yang kental dengan
tradisi “slametan”, dan beliau terlibat di dalamnya, yang di rasakannya kurang bermanfaat,
antara lain selain menyita waktu untuk prosesi acara tersebut, juga banyak makanan yang
mubazir.
Pendidikan SD – SMA di selesaikan di Jember, Melanjutkan S1 jurusan Fisika ke ITB

Bandung lulus tahun 1989, S2 Fisika lulus tahun 1993 di Almamater yang sama, S3 Fisika lulus
tahun 2002 di Universitas Hiroshima Jepang.
Masa pendidikan dasar dan menengah di warnai dengan kehidupan pesantren (surau).
Pengalaman yang paling membingungkan adalah tatkala Kyia mengajarkan bahwa puasa SeninKamis itu sunnah, tetapi kalau tidak kuat sebaiknya tidak mengamalkan, karena bisa menjadi
sinting (hal.19).
Dunia ilmiah diawali di ITB (1990 an) dengan mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan lain,
disisi lain dunia Islam saat itu (mungkin masih sampai sekarang) masih berkutat pada paradigm
Fikih. Beliau menggambarkan Selama ini para ulama atau sarjana muslim terbelenggu dan
disibukkan bahkan berseteru dengan urusan fiqih sehingga melalaikan tentang alam raya,
disamping itu pengalaman dan pengamalan agama cenderung esoteris, mengabaikan dan
meremehkan akal.
Dunia Sains mulai digeluti sejak SMA, namun beliau kecewa dengan dinamika di
Negara-negara Islam dan di Indonesia yang relative mandeg. Beliau berpendapat Perhatian
Negara-negara Islam terhadap sains masih sangat rendah, alokasi dana untuk riset hanya sekitar
0,45%, jauh dengan Negara maju yang mencapai 2,30%, mempunyai ilmuan 8,8 per 1000
penduduk, sedang di Negara maju 40,7. Hal ini diperparah migrasinya para ilmuan ke negeri
barat karena karirnya lebih menjanjikan.
Untuk itulah beliau berfikir untuk membawa generasi Islam ke dalam Studi Islam yang lebih
universal dengan menulis buku Ayat-Ayat semesta. Dan diantara karya beliau yang lain adalah :
Pengantar Fisika Kuantum (1997), Metode HIKARI : Arab Gundul Siapa Tajut? (2005), Fisika

Kuantum (2006), Fisika Statistik (2007).
Aktifitas Beliau saat ini adalah menjadi dosen Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya sejak 1989 dan aktif dalam organisasi Sebagai kader militan
Muhammadiyah sampai sekarang.
2. Studi Islam melalui pendekatan sain
A. Metodologi dan pendekatan yang digunakan
Metode Analisis
1.

Analisis yang digunakan penelitian ini ialah perspektif sains; yakni upaya untuk membahas
ayat-ayat kauniyah dalam al-Qur’an dengan pisau analisis ilmu-ilmu kealaman;

2.

Analisis ini penting untuk membuktikan bahwa ayat-ayat kauniyah dalam al-Qur’an dapat
menginspirasi penelitian-penelitian ilmiah; dan temuan-temuan ilmiah dapat mengafirmasi
pernyataan-pernyataan dan kebenaran al-Qur’an.
Pendekatan yang digunakan oleh Agus Purwanto adalah pendekatan tafsir tematik, dengan
langkah-langkah :
1.

Menentukan pilihan tema tertentu sesuai dengan apa yang menjadi
kegelisahan masyarakat Islam umumnya, dan sekaligus sebagai focus
kajian;
2. Mengoleksi ayat-ayat dan kata-kata kunci (keywords) yang terkait dengan
tema yang sudah dipilih, yaitu masalah-masalah kauniyah;
3.
Mengelompokkan ayat-ayat dan kata-kata kunci kedalam beberapa
subtema (seperti Astronomi, relativitas dan kosmologi, mekanika kuantum,
dan transendensi);
4. Membahas masing-masing sub tema, dengan cara mengubung-hubungkan
ayat-ayat dan kata-kata kunci dan menafsirkan maksudnya berdasarkan
perspektif tertentu yang dipilih;
5. Membuat simpulan dari pembahasan dan tafsiran diatas.
6. Isi Buku
Buku ini setebal 420-an halaman, dengan klasifikasi 160-an halaman diisi dengan
terjemahannya sendiri terhadap ayat-ayat al-Qur'an pilihannya sendiri sejumlah mendapat 800
ayat, dan di saring lagi sehingga berkurang menjadi 750 ayat saja, yang dianggapnya benar-benar
ayat kauniyah sejati. Selainnya, 17 halaman Pendahuluan dan selebihnya diungkapkannya
sebagai Diskusi Rekonstruksi yang terdiri dari beberapa Bagian, yaitu :
Pada bagia I yaitu Islamisasi Sains, penulis membagi menjadi 4 sub bagian, yaitu :

A. Sains Islam membahas bahwa Sains modern membawa tata nilai peradaban modern, yakni
materialism dan kisah tragis kematian Tuhan, sedangkan bangunan sains Islam secara
keseluruhan harus berdasar dan merupakan pengejawantahan prinsip tauhid yang bersumber
pada wahyu.
1. Al-Quran Sumber Inspirasi
Ilmu Pengetahuan atau sains selalu berpijak pada tiga pilar utama harus dibangun dari prinsip
tauhid yang tersari dari kalimat lā ilāha illallāh dan terdeskripsi dalam rukun iman dan rukun
Islam, yakni pilar ontologism/Subjek ilmu ( QS 69 : 38-39), aksiologis/tujuan (QS 3: 191), dan
epistimilogis/cara memperoleh ( QS 16:78). Epstimologi sains Islam adalah epistimologi sains
modern plus penerimaan wahyu dan kemajemukan metodologi seperti metode ta’wil.
2. Einstein Versus Salam
Einsteins Dream menyebutkan saat ini di alam ada 4 gaya fundamental : interaksi
elektromagnetik, gravitasi, nuklir lemah dan nuklir kuat. Ke-4 gaya tersebut disandarkan pada
fakta empiris.
Abdus Salam menyandarkan unifikasi ke-4 gaya tersebut kepada keyakinan
keimanannya, yakni tauhid. Yang menyatakan bahwa segala sesuatu termasuk 4 gaya di alam,
berasal dan merupakan manifestasi dari yang satu, Allah SWT.
Sub bagian ini ditutup dengan imbauan bahwa pemuda harus semangat belajar sain,
Tanpa sain kita tidak akan mampu mengelola SDA yang melimpah di negeri ini, dan kita hanya
akan jadi konsumen yang bergantung dan akhirnya mudah didikte orang lain.

B. Mekanika Kuantum Asy’ariyah
Atomisme Yunani, Leucippus dan Democritus menyatakan bahwa setiap benda dapat dipecah
sampai bentuk akhir yaitu atom.
Atomisme Asy’ariyah
Abu Bakar al-Baqillani ( pengikut mazhab Asy’ariyah) menyatakan tiga karakteristik : 1)
Atom tidak mempunyai ukuran dan homogeny, 2) Jumlah atom tertentu atau berhingga, 3) Atom
dapat musnah/lenyap secara fitrah, tidak dapat bertahan untuk dua saat. Inti dari atomisme
Asy’ariyah adalah berdasarkan wahyu dan mempunyai kesamaan dengan teori atom modern.
C. Ilmuan dan Jalan Sunyi
Jalan ilmu adalah terjal dan sunyi yang jauh dari gegap gempita, terjal karena melewati
tahap-tahap yang sulit, dan sunyi karena harus konsentrasi dan perlu ruang khusus. Calon ilmuan
harus punya motivasi ekstra, kalau tidak hanya jadi ilmuan gadungan, atau sekelas teknisi.
D. Epistimologi sang Ratu

1.
2.
3.
4.
5.


Surat An-Naml :18 menyebutkan :
        
       
  
   
“hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari";
Arti kata qolat adalah : berkatalah semut betina, dari sini menunjukkan bahwa pimpinan semut
adalah betina ( Ratu ).Ternyata hasil penelitian biologi membenarkan bahwa pimpinan semut
adalah semut betina ( Ratu ). Rahasia Allah menampilkan semut dalam al-quran karena semut
punya beberapa keistimewaan :
Mempunya struktur kemasyarakatan lengkap beserta tugasnya.
Mengenal sistim peperangan kolektif.
Mengenal sistim perbudakan.
Mengenal sistim peternakan.
Mengenal sistim navigasi yang baik.

Pada bagian II tentang Astronomi penulis membagi menjadi 9 sub bagian, yaitu :
A. Bumi Pusing

Pertanyaan mendasarnya adalah apakah matahari yang selalu terbit dari timur adalah
matahari yang sama? Kapan matahari kembali ke sebelah timur? Jawabannya adalah dengan
teori bumi bulat, dengan pembuktian pelaut yang pergi dengan arah berlawanan akhirnya
bertemu.
B. Malam dan Siang
    
       
     
 
5. dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu
dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.
Ayat sejenis : Ali Imron : 190, Yunus : 6, al mukminun : 80.
1. Malam dan siang dan keberlangsungan kehidupan dibumi menunjukkan bahwa jarak antara
bumi dan matahari adalah jarak ideal, berbeda dengan Merkurius dan Neptunus.
2. Alam semesta tidak tak berhingga baik volume maupun usianya. Dengan demikian bintang dan
galaksi tidak abadi, tetapi muncul pada kurun waktu tertentu dan belum lama. Keberhinggaan
alam semesta menuntun kehadiran Sang Pencipta.
C. Bumi Melayang
Berawal pernyataan phytagoras tentang beberapa lapis kulit bola dengan bintang di lapis

terluar dengan bola api (Matahari) sebagai pusatnya. Teori ini dibantah oleh Aristoteles dengan
Geosentrisnya, yang didukung ptolomeus. Akhirnya di bantah oleh Nicolaus Copernicus dan
Johanes keppler dengan Heliosentris.
D. Jerawat Matahari
1. Galileo Galilei menemukan melalui teropongnya bahwa adanya bintik-bintik matahari (sunspot).
Dan Sunspot ini posisinya selalu berubah, hal ini dipengaruhi oleh rotasi matahari mengelilingi
porosnya.
2. Trio Bumi–Matahari– Bulan, adalah Temuan Galileo yang sangat penting yang menyatakan
bahwa matahari berputar pada porosnya sambil mengelilingi pusat galaksi, bumi berotasi sambil
mengelilingi matahari, bulan berotasi dan bergerak mengitari bumi yang terus mengelilingi
matahari.
E. White Midnight
Diantara tanggal 21 Maret sampai 21 September, matahari tampak dari bumi disebelah
utara ekuator dan mencapai posisi paling utara, 233 27’ lintang utara pada 21 Juni. Pada tanggal
ini bayangan semua benda di Indonesia berada disebelah selatan. Kota-kota di Amsterdam,
Diksan, dan Nordwik di rusia akan mengalami siang terus menerus selama 24 jam. Orang rusia

menyebut waktu malam atau tengah malam yang terang benderang bagaikan siang ini dengan
istilah white midnight.
F. Kalender Qomariyah