PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI CANGKOL 2 PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010
i
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA
KELAS IV SD NEGERI CANGKOL 2 PLUPUH
KABUPATEN SRAGEN TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
SUPRIYANTI
NIM. X8806530
PROGRAM PJJ S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)
1. Judul Penelitian Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Cangkol 2 Plupuh Kabupaten Sragen Tahun 2009/2010
2. Mata Pelajaran Bidang kajian
Ilmu Pengetahuan Alam
Desain dan Strategi Pembelajaran Di Kelas 3. Ketua Penelitian
a. Nama lengkap dan gelar b. Jenis kelamin
c. Pangkat, golongan, d. NIP
e. Fakultas/jurusan f. Institut/Universitas g. Alamat rumah :
Nomor Telepoon/Hp : Email :
Supriyanti Perempuan
Penata Muda Tingkat I, III/b, 19650315 199310 2 003 Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Kajog, karanganyar, Plupuh, Sragen 081393639339
Supriyanti30@yahoo.com 4. Nama anggota peneliti Sunarti, S.Pd
5. Lama penelitian Bulan Juli sampai bulan Desember 2009 Biaya yang diperlukan
a. Sumber dari Depdiknas b. Sumber dari (Sebutkan….) c. Jumlah
Rp. -
Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
Mengetahui, Sragen, Desember 2009
Kepala Sekolah Ketua Peneliti
Damami, S.Pd Supriyanti
NIP. 19520305 197402 1 004 NIM. X8806530
Mengetahui a.n. Dekan Pembantu Dekan I
Prof. Dr.rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002
(3)
i
PERSETUJUAN
PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI
CANGKOL 2 PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2009/2010.
Telah disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing, Guru Pendamping/Supervisor
Drs. Sadiman, M.Pd Sunarti. S.Pd
NIP. 19540808 198103 1 004 NIP. 19600704 197911 2 003
(4)
ii ABSTRAK
Supriyanti, 2009. Penggunaan Metode Eksperimen sebagai upaya peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Cangkol 2 Plupuh Kabupaten Sragen Tahun 2009/2010. Laporan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan prestasi belajar siswa pada Kompetensi Dasar Mendiskripsikan terjadinya perubahan wujud benda (air-padat-cair) cair gas-cair, padat-gas). (2) Mengkaji hambatan kendala yang dihadapi guru dalam penggunaan metode pada pembelajaran IPA dengan meteri perubahan wujud benda (3) Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pemelajaran IPA (4) mengetahui bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD.
Subyek penelitian adalah siswa Kelas IV SD Negeri Cangkol 2 Plupuh, Sragen. Obyek penelitian adalah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Desember atau selama 6 bulan.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaa, pelaksanan tidakan, observasi dan refleksi, pada tahap observasi, observer dan peneliti melakukan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran melalui penggunaan metode eksperimen.
Hasil penelitian tindakan kelas dari jumlah siswa 22 pada kondisi awal memperoleh nilai rata-rata 64 pada Siklus I rata-rata 71 dan pada siklus II rata-rata 80. Dilihat dari hasil yang diperoleh siswa tersebut prestasi siswa dapat meningkat.
(5)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas;
3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program PJJ S-1 PGSD yang selalu memberikan petunjuk dan arahan.
4. Drs. Sadiman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan mengorbankan segala tenaga dan waktu guna memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti menyusun Laporan PTK.
5. Damami, S.Pd selaku Kepala SDN Cangkol 2 Kec. Plupuh, Kab. Sragen yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
6. Ibu Sunarti, S.Pd selaku guru mitra yang telah membantu dalam proses penelitian ini.
7. Bapak/Ibu Guru dan Penjaga SDN Cangkol 2 Kec. Plupuh yang telah memberikan kemudahan, masukan, bimbingan, dan arahan selama peneliti menyusun Laporan PTK.
8. Segenap sahabat, handai taulan, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasama kepada peneliti demi terselesaikannya Laporan PTK ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan PTK ini masih banyak kekurangannnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Semoga Laporan PTK ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Surakarta, Desember 2009 Peneliti
(6)
iv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN ABSTRAK... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR (GRAFIK)... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahanya ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 2
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 4
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 9
C. Kerangka Pikir ... 9
D. Hipotesis... 9
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
B. Subyek Penelitian ... 11
C. Prosedur Penelitian ... 11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 14
B. Pembahasan ... 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 28
B. Saran... 28 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Contoh perangkat pembelajaran B. Instrumen Penelitian
C. Personalia Penelitian
(7)
v
DAFTAR TABEL
Tabel I. Data Nilai Hasil Belajar sebelum
diadakan perbaikan/Kondisi Awal ... 15 Tabel II. Rekap hasil ulangan IPA pada
sebelum perbaikan... 16 Tabel III. Data Nilai Hasil Belajar dari Ulangan
IPA pada Siklus ... 18 Tabel IV. Rekap hasil ulangan IPA pada siklus I... 19 Tabel V. Data Nilai Hasil Belajar dari Ulangan IPA
pada Siklus II ... 21 Tabel VI. Rekap hasil ulangan IPA pada siklus II ... 22 Tabel VII. Rekapitulasi hasil tes dari sebelum
perbaikan, Siklus I dan Siklus II ... 24 Tabel VIII. Rekap hasil ulangan IPA sebelum
perbaikan, Siklus I dan Siklus II ... 25
(8)
vi
DAFTAR GAMBAR (GRAFIK)
Gambar 1. Grafik Sebelum Perbaikan / Kondisi Awal ... 17
Gambar 2. Grafik Pada Siklus I ... 20
Gambar 3. Grafik Pada Siklus II ... 23
Gambar 4. Grafik Sebelum, Siklus I dan Siklus II ... 25
(9)
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Perangkat Pembelajaran 2. Lampiran 2 : Instrumen Penelitian 3. Lampiran 3 : Personalia Penelitian 4. Lampiran 4 : Surat Pernyataan 5. Lampiran 5 : Curriculumvitae 6. Lampiran 6 : Daftar Penelitain
(10)
viii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Negara kita saat ini masih jauh tertinggal jika dibanding dengan pendidikan di Negara-negara Asia. Pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal yang perlu dicermati dalam makna pendidikan adalah apa yang disebut usaha sadar yang semestinya melekat pada setiap proses pendidikan, termasuk Proses kegiatan Belajar Mengajar.
Mutu pendidikan di negara kita pada umumnya masih menunjukkkan prestasi yang rendah, mutu yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurang profesionalnya guru dalam mengajar. Ada umumnya guru dalam melaksanakan kegiatan belajar hanya menggunakan metode ceramah sehingga hasil pembelajaran kurang memuaskan. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran penulis mencoba memperbaiki sistem pembelajaran dengan penggunaan metode secara bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan metode yang bervariasi ini akan menambah daya tarik siswa terhadap penyampaian materi pelajaran baru yang akan disampaikan guru sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Secara umum penggunaan metode dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan murid sehingga kegiatan pembelajaran akan efektif dan efisien dapat memperjelas pemahaman materi pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan berhasil bila siswa telah menguasai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai.
Dari hasil pengalaman penulis nilai tes terendah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terbukti dari 22 siswa hanya 6 anak yang mendapat nilai diatas 78, yang mendapat nilai 65-71 sebanyak 6 anak, kurang 65 sebanyak 10 anak.
(11)
ix B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas muncul guru untuk mencari penyabab kurangnya respon terhadap materi pembelajaran sehingga dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain :
a) Apakah metode eksperimen bisa meningkatkan prestasi belajar siswa? b) Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi
pembelajaran? 2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah guru memecahkan masalah yaitu :
a) Metode eksperimen mungkin bisa meningkatkan prestasi belajar siswa b) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mungkin melalui metode
eksperimen. C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui metode eksperimen bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Mengetahui untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui metode
eksperimen.
D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Untuk Siswa
a) Memberikan gambaran upaya untuk mengacu siswa dapat meningkatkan hasil belajar.
b) Sebagai rangsangan bagi siswa untuk selalu akif dan bergairah dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Untuk Guru
a) Guru dapat berkembang aktif dan kreatif dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
(12)
x
b) Memberi wawasan pada guru dengan menggunakan metode dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Untuk Sekolah
a) Bagi sekolah dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah dan guru lainya dalam perbaikan proses belajar mengajar sehingga pendidikan di sekolah dapat meningkat lebih baik.
(13)
xi BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat (Arief Sadiman, 1986 : 1).
Dalam pengertian yang sangat luas, Anita E. Woollfolk (1993) menegaskan bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan perilaku yang relatif permanen pada indivisu.
Abin Syamsudin (1981) mendefinisikan bahwa belajar adalah perubahan yang menghasilkan perubahan perilaku dan pribadi. Dari definisi di atas, sebenarnya dari empat kata kunci di balik definisi kata belajar, yaitu : perubahan, pengetahuan, perubahan-perilaku-pribadi, permanen dan pengalaman. Jika dirumuskan secara komprehensif bahwa belajar merupakan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen. Perubahan pengetahuan, Perubahan itu dapat bersifat penambahan atau atau pengayaan pengetahuan, perilaku atau keperibadian. Mungkin juga dapat bersifat pengurangan atau reduksi pengetahuan, perilaku atau keperibadian yang tingg dikehendaki.
2. Pengertian Prestasi
Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.”
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan untelektual, strategi kognitif, informasi, verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Blomm
(14)
xii
dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bawah hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk Mangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan upan-ujian masuk perguruan tinggi.
3. Belajar IPA
Berkaitan dengan kecakapan ilmiah, sejumlah penelitian mengarahkan perhatiannya pada kemampuan mengingat kembali pengetahuan faktual dan ketrampilan berpikir abstrak. Selain itu juga ada sejumlah penelitian yang mempelajari kemampuan mengatur diri sendiri dan ketrampilan meta kognitif. Salah satu cara mengukur kacakapan ilmiah yang sering digunakan adalah tes hasil belajar (Sternberg, 1985). Cara pengukuran ini dapat dipertanyakan karena kecakapan ilmiah mempengaruhi hasil belajar. Namun, kecakapan ilmiah bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang. Dengan demikian, hasil belajar semestinya tidak dapat langsung menggambarkan kecakapan ilmiahnya.
Di samping itu kecakapan ilmiah meliputi ketrampilan berpikir abstrak, kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan, serta kemampuan untuk menerapkan pengetahuannya dalam situaasi yang baru. Lawson, (1983) menggunakan adaptasi tes Piaget untuk mengukur kecakapan ilmiah siswa. Adaptasi diperlukan karena ada beberapa butir soal yang memerlukan pengetahuan khusus bidang studi.
(15)
xiii
Penelitian dalam perspektif diferensial juga menyelidiki hubungan antara kemampuan ilmiah dengan kacakapan dalam bidang IPA jinn, 1982). Ditemukan bahwa hasil belajara IPA berhubungan erat dengan pengetahuan deklaratif (Anderson, 1984).
Pada bagian pengajaran, penelitian dalam perspektif diferensial menyebutkan setiap model pangajaran akan menguntungkan sebagian siswa dan tidak menguntungkan pada sebagian lain (Cornball & Snow, 1977). Sebagian siswa lebih senang dan mudah mengikuti pelajaran apabila digunakan berbagai media visual dan sebagian lain lebih baik dengan penyampaian secara verbal, Sebagian siswa yang lain lagi akan lebih mudah mengikuti pelajaran apabila disajikan dengan berbagai cara penyajian secara simultan. Karena itu, penggunaan berbagai pendekatan dalam pengajaran secara bersama-sama akan lebih banyak siswa yang terbantu. Selain variabel organismik yang tercakup pada kemampuan baik intelektual maupun sosial, juga dikembangkan penelitian yang ingin menggali perbedaan yang terjadi dalam nuansa etnis (leo Sutrisno, 1990) atau bernuansa gender (Leo Sutrisno, 2000).
4. Metode Mengajar
Mengajar-belajar adalah kegiatan guru-murid untuk mencapai tujuan tertentu. Diduga, makin jalas tujuan makin besar kemungkinan ditemukan metode penyampaian yang paling serasi. Namun tidak ada pegangan yang pasti tentang cara mendapatkan metode mengajar yang paling tepat. Tepat tidaknya suatu metode, baru terbukti dari hasil belajar murid. Jadi yang dapat diketahui adalah hasil atau produksnya Proses belajar itu sendiri tetap mengandung misteri yang terjadi dalam diri seseorang. Bila hasil belajar tercapai, dianggap bahwa telah terjadi proses belajar yang tepat.
Rakajoni/1993. Metode sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu “dengan demikian metode dapat di artikan dalam sebagai cara/jalan menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
(16)
xiv 5. Metode Eksperimen
a. Pengertian
Sagala (2006), Sumantri dan Permana (1998/1999) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan.
b. Tujuan
Apa tujuan metode eksperimen ? Metode eksperimen bertujuan agar 1) Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang
diperoleh.
2) Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya.
3) Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan.
4) Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.
c. Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
Apa alasan guru menggunakan metode eksperimen? Beberapa alasan penggunaan metode eksperimen adalah
1) Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. 2) Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. 3) Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah
(17)
xv
d. Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksperimen 1) Kekuatan Metode Eksperimen
a) Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada menurut cerita orang atau buku. b) Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang
diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.
c) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah.
d) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan.
e) Menghilangkan verbalisms. 2) Kelemahan Metode Eksperimen
a) Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap Berta umumnya mahal.
b) Dapat menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya memerlukan waktu lama.
c) Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan kesimpulannya.
d) Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen.
e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen
Bagaimana cara menguasai kelemahan metode eksperimen ? Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan metode eksperimen.
1) Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai dengan eksperimen.
2) Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan eksperimen yang diperlukan, peralatan yang diperlukan dan cara penggunaannya, variabel yang perlu dikontrol, dan hal yang perlu dicatat selama eksperimen.
3) Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan.
4) Meminta setiap siswa melaporkan proses dan hasil eksperimennya, membanding-bandingkannya dan mendiskusikannya, untuk mengetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi.
(18)
xvi B. Temuan Hasil Penelitian yang Releven
Berdasarkan hasil pertemuan analisis data yang ada dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran serta perkembangan prestasi matematika dalam pembelajaran antara lain :
1. Kelas tanmpak hidup dan penuh keceriaan
2. Siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan guru 3. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru
4. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat. 5. Siswa lebih aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
C. Kerangka Pikir
Metode Eksperimen yang digunakan peneliti untuk mengupayakan agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat.
Agar jelas peneliti menggambarkan skema sebagai berikut :
D. Hipotesis
Berdasarkan pembahasan teori dan kerangka berfikir tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis tidakan sebagai berikut : dengan penggunaan metode eksperimen maka dapat pembelajaran IPA dapat meningkatkan pestasi beajar siswa.
Kondisi Awal Guru Belum menggunakan metode
yang tepat
Tindakan
Kondisi Akhir
Rendahnya Prestasi Siswa dalam belajar
siswa
Pemacahan masalah dengan menggunakan
metode eksperimen
Melalui metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran
Siklus I Belum diberi bimbingan guru
Siklus II Dengan bimbingan guru
(19)
xvii BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Di SD Negeri Cangkol 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen tahun 2009/2010 sebanyak 22 siswa.
2. Waktu penelitian
No Jenis Kegiatan
Bulan
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan
- Konsultasi dengan dosen
pembimbing - Membuat usulan
penelitian - Mempresentasikan
usulan penelitian x
x x x
2. Persiapan Tindakan - Perijinan - Rapat koordinasi - Penyiapan
instrumen
x x
x 3. Siklus I
- Rencana - Tindakan &
observasi - Refleksi Siklus II - Rencana - Tindakan &
Observasi - Refleksi
x x
x
x x
x 4. Analisis data dan
pembuatan laporan
x x x x 5. Seminar dan
penggandaan laporan
x x
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2009/2010 bulan Juli sampai Desember 2009 yaitu :
a. Siklus I : Selasa, 08 September 2009 b. Siklus II : Selasa, 13 Oktober 2009
(20)
xviii 3. Lama penelitian
Lama penelitian 6 bulan pada semester ganjil tahun 2009/2010 B. Subjek Penelitian
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Cangkol 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen tahun 2009/2010 sebanyak 22 siswa. Pada mata pelajaran IPA, dengan Kompetensi dasar Mendiskripsikan Perubahan Wujud Benda Padat → cair → gas.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini kami laksanakan sebanyak 2 siklus agar mampu memotivasi belajar siswa dan menghasilkan mutu prestasi belajar yang lebih baik seperti yang kita harapkan.
C. Prosedur Penelitian a. Siklus I
1. Perencanaan
Dari hasil pengamatan peneliti, tingkat penguasaan materi bagi siswa ditemukan tanggapan penguasaan masih rendah oleh karena itu peneliti mengambil kesimpulan membuat RPP (Rencana Persiapan Pembelajaran) dengan menggunakan metode eksperimen.
2. Pelaksanaan tindakan
Langkah-langkah pembelajaran : a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok b) Tiap kelompok diberi tugas yang sama
c) Tiap kelompok melakukan percobaan dengan bimbingan guru d) Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan guru e) Tiap-tiap kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas f) Siswa merangkum hasil diskusi berdasarkan kesimpulan 3. Observasi tindakan
Peneliti mengadakan pengamatan dari hasil proses tindakan pembelajaran pada lembar pengamat.
(21)
xix
Contoh kolom observasi :
NO Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ket
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru √
2. Kerjasama siswa dalam kelompok √
3. Bimbingan dalam melakukan eksperimen √
4. Tahap Evaluasi dan refleksi
Setelah mengadakan evaluasi peneliti mengetahui hasil penilaian pada siklus pertama, bersama ini peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk memperjelas materi pembelajaran pada siklus kedua menggunakan metode eksperimen.
b. Siklus II
1. Perencanaan tindakan
Berdasarkan pelaksanaan siklus pertama maka guru merencanakan perbaikan dengan membuat RPP menggunakan metoode eksperimen agar siswa memiliki daya serap dan meningkatkan prestasi dalam belajar IPA.
2. Pelaksanaan tindakan
Langkah-langkah pembelajaran : a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok b) Tiap kelompok diberi tugas yang sama
c) Tiap kelompok melakukan percobaan dengan bimbingan guru d) Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan guru e) Tiap-tiap kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas f) Siswa merangkum hasil diskusi berdasarkan kesimpulan 3. Observasi tindakan
Peneliti mengadakan pengamatan dari proses tindakan pembelajaran pada lembar pengamat.
(22)
xx
Contoh kolom observasi :
NO Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ket
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru √
2. Kerjasama siswa dalam kelompok √
3. Bimbingan dalam melakukan eksperimen √
4. Tahap evaluasi dan refleksi
a) Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru.
b) Bukti keberhasilan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran terlihat pada hasil evaluasi melalui PTK dengan menggunakan metode eksperimen.
Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan PTK dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut :
Keterangan :
M : Merencanakan L : Melaksanakan R : Refleksi
R R 1
L 1 L 2
M 1
R 2
(23)
xxi BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Keadan siswa kelas IV Sekolah dasar negeri Cangkol 2 Plupuh.
Pada tahuan pelajaran 2009/2010 jumlah siswa kelas IV sekolah dasar negeri Vangkol 2 sebanyak 22 siswa, yang terdiri dari laki-laki 10 siswa dan perempuan 12 siswa. Dari 22 siswa ini sebagian besar mengangggap bahwa pelajaran IPA termasuk pelajaran yang sulit. Maka dari sekian banyak siswa hanya s ebagian kecil saja yang menyukai pelajaran IPA dan sebagian besar siswa menyatakan kesulitan untuk memahami materi IPA, setinggi setiap akhir semester selalu memiliki rata-rata yang rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, rendahnya prestasi IPA disebabkan banyak permasalahan, diantaranya cara belaja siswa yang kurang tepat dan cara penyampaikan guru yang juga kurang menggunakan metode dengan tepat. Sebagian besar siswa dalam belajar IPA khususnya pada materi perubahan wujud benda hanya melalui buku paket yang di sampaikan guru yang selama ini masih menggunakan metode ceramah saja sehingga pemahaman anak masih berbalisme dan prstasi belajar anak masih rendah.
Melalui penelitian ini saya menggunakan metode eksperimen dalam menyempatkan pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda menambah semangat anak dan pembelajaran lebih menarik karena siswa melkaukan percobaan secara langsung sehingga perstasi siswa pada pembelajaran IPA meningkat.
(24)
xxii Tabel I
Data Nilai Hasil Belajar sebelum diadakan perbaikan
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Agung Nurjanah
Yoga Kusuma Aji Alde Alfian Arsita Istiqomah Arifin Tri Wardana Ayuni Fatmawati Bagas Trendi Bagus Yulianto Depi Patmawati Dewi Wulandari Eko Slamet Lia Nurcahyani Nur Pita Sari Reni Fatmawati Rahmat W Rid Andi S Rosid Munawar Sinta Tiara
Vani Kusuma Ayu Yupita Sari Bella Rizki 55 60 65 68 65 55 78 80 55 71 60 78 65 50 50 65 78 50 45 80 55 80 Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas
Jumlah nilai 1408
Nilar rata-rata 64
(25)
xxiii
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 6 anak
c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 6 anak d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 10 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75 keatas. Sebanyak 6 anak dari jumlah 22 siswa atau 27, 27% sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 22 siswa atau 72, 73%.
Tabel II
Rekap hasil ulangan IPA pada Kondisi Awal
No Nilai Jumlah Siswa Presentase
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
96 – 10 91 – 95 86 – 90 81 – 85 76 – 80 71 – 75 66 – 70 61 – 65 56 – 60 51 – 55 46 – 50 41 – 45
0 0 0 0 6 1 1 4 2 4 3 0 0 0 0 0 27,27 4,54 4,54 18,18 9,09 18,18 13,63 0
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 6 anak
(26)
xxiv
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 10 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75 keatas. Sebanyak 6 anak dari jumlah 22 siswa atau 27, 27% sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 22 siswa atau 72, 73%.
Gambar 1. Grafik Sebelum Perbaikan
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 6 anak
c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 6 anak d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 10 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75 keatas. Sebanyak 6 anak dari jumlah 22 siswa atau 27, 27% sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 22 siswa atau 72, 73%.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(27)
xxv Tabel III
Data Nilai Hasil Belajar dari Ulangan IPA pada Siklus I Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/I
Sekolah : SDN Cangkol 2
No Nama Siswa Siklus I Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Agung Nurjanah
Yoga Kusuma Aji Alde Alfian Arsita Istiqomah Arifin Tri Wardana Ayuni Fatmawati Bagas Trendi Bagus Yulianto Depi Patmawati Dewi Wulandari Eko Slamet Lia Nurcahyani Nur Pita Sari Reni Fatmawati Rahmat W Rid Andi S Rosid Munawar Sinta Tiara
Vani Kusuma Ayu Yupita Sari Bella Rizki 65 70 70 75 70 65 80 80 70 80 60 80 75 60 65 75 80 60 57 80 65 80 Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas
Jumlah nilai 1562
Nilar rata-rata 71
(28)
xxvi
Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh : - Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71% - Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak - Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
- Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 10 anak dari jumlah 22 siswa atau 45,45% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 22 siswa atau 54,56%.
Tabel IV
Rekap hasil ulangan IPA pada siklus I
No Nilai Jumlah Siswa Presentase
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
96 – 10 91 – 95 86 – 90 81 – 85 76 – 80 71 – 75 66 – 70 61 – 65 56 – 60 51 – 55 46 – 50 41 – 45
0 0 0 0 7 3 4 4 4 0 0 0 0 0 0 0 31,08 13,63 18,18 18,18 18,18 0 0 0 Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh : - Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71% - Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak - Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
- Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 10 anak dari jumlah 22 siswa atau 45,45% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 22 siswa atau 54,56%.
(29)
xxvii
Gambar 2. Grafik Pada Siklus I
Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh : - Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71% - Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak - Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
- Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 10 anak dari jumlah 22 siswa atau 45,45% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 22 siswa atau 54,56%.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(30)
xxviii Tabel V
Data Nilai Hasil Belajar dari Ulangan IPA pada Siklus II Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/I
Sekolah : SDN Cangkol 2
No Nama Siswa Siklus II Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Agung Nurjanah
Yoga Kusuma Aji Alde Alfian Arsita Istiqomah Arifin Tri Wardana Ayuni Fatmawati Bagas Trendi Bagus Yulianto Depi Patmawati Dewi Wulandari Eko Slamet Lia Nurcahyani Nur Pita Sari Reni Fatmawati Rahmat W Rid Andi S Rosid Munawar Sinta Tiara
Vani Kusuma Ayu Yupita Sari Bella Rizki 80 80 85 80 85 80 90 80 80 80 60 80 80 85 80 80 90 75 60 85 75 90 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah Nilai 1760
Daya Serap / Rata-rata
80% Nilai Ketuntasan 75
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut : a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang. d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.
(31)
xxix
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 22 siswa atau 90.90% sedangkan anak yang belum tuntas 2 anak dari jumlah 22 siswa atau 9,09%.
Tabel VI
Rekap hasil ulangan IPA pada siklus II
No Nilai Jumlah Siswa Presentase
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
96 – 10 91 – 95 86 – 90 81 – 85 76 – 80 71 – 75 66 – 70 61 – 65 56 – 60 51 – 55 46 – 50 41 – 45
0 0 3 4 11 2 0 0 2 0 0 0 0 0 13,63 18,18 50 9,09 0 0 9,09 0 0 0
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut : a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang. d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 22 siswa atau 90.90% sedangkan anak yang belum tuntas 2 anak dari jumlah 22 siswa atau 9,09%.
(32)
xxx
Dari Tabel Diatas Lihat Grafik Berikut
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95
Gambar 3. Grafik Pada Siklus II
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut : a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang. d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 22 siswa atau 90.90% sedangkan anak yang belum tuntas 2 anak dari jumlah 22 siswa atau 9,09%.
(33)
xxxi Tabel VII
Rekapitulasi hasil tes dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Kondisi
awal Siklus I Siklus II Ket 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Agung Nurjanah
Yoga Kusuma Aji Alde Alfian Arsita Istiqomah Arifin Tri Wardana Ayuni Fatmawati Bagas Trendi Bagus Yulianto Depi Patmawati Dewi Wulandari Eko Slamet Lia Nurcahyani Nur Pita Sari Reni Fatmawati Rahmat W Rid Andi S Rosid Munawar Sinta Tiara
Vani Kusuma Ayu Yupita Sari Bella Rizki 55 60 65 68 65 55 78 80 55 71 60 78 65 50 50 65 78 50 45 80 55 80 65 70 70 75 70 65 80 80 70 80 60 80 75 60 65 75 80 60 57 80 65 80 80 80 85 80 85 80 90 80 80 80 60 80 80 85 80 80 90 75 60 85 75 90
Jumlah nilai 1408 1562 1760
Nilar rata-rata 64 71 80%
(34)
xxxii Tabel VIII
Rekap hasil ulangan IPA kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
No Nilai Jumlah Siswa
Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
96 – 10 91 – 95 86 – 90 81 – 85 76 – 80 71 – 75 66 – 70 61 – 65 56 – 60 51 – 55 46 – 50 41 – 45
0 0 0 0 6 1 1 4 2 4 3 0 0 0 0 0 7 3 4 4 4 0 0 0 0 0 3 4 11 2 0 0 2 0 0 0
Gambar 4. Grafik Sebelum, Siklus I dan Siklus II
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96 - 100 91 - 95 86 - 90 81 - 85 76 - 80 71 - 75 66 - 70 61 - 65 56 - 60 51 - 55 46 - 50 41 - 45
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
(35)
xxxiii B. Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh terlihat pada prasiklus (kondisi awal) bahwa sebagian besar siswa belum menjawab pertanyaan guru dengan benar di karenakan metode yang digunakan belum tepat, sehingga siswa belum mampu menyerap materi yang di berikan guru dengan baik dan benar. Setelah melakukan refleksi dari guru menerapkan metode eksperimen siswa dalam memahami materi ternyata suasana belajar terlihat hidup dan siswa sangat bergairah dan hasilnya meningkat lebih baik kalu di tinjau dari hasil tes formaif ternyata ada peningkatan nilai rata-rata kelas dari 64% menajdi 71% namun demikian masih ada juga beberapa siswa yang mendapat nilai belum memuaskan hasil refleksi guru mengambil kesimpulan ternyata perlu adanya perubahan teknis pelaksanaan pada pembelajaran. Akhirnya pada siklus II guru menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan ternyata hasil tes formatif sangat menggembirikan nilai rata-rata kelas dapat mencapai 80%.
Dalam pengolahan data yang dilaksanakan pada lampiran dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 6 anak
c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 6 anak d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 10 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75 keatas. Sebanyak 6 anak dari jumlah 22 siswa atau 27, 27% sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 22 siswa atau 72, 73%.
Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh : a. Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak c. Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
d. Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 10 anak dari jumlah 22 siswa atau 45,45% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 22 siswa atau 54,56%.
(36)
xxxiv
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut : a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang. d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 22 siswa atau 90.90% sedangkan anak yang belum tuntas 2 anak dari jumlah 22 siswa atau 9,09%.
(37)
xxxv BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian lindakan kelas yang telah dilaksanakan di Kelas IV SDN Cangkol 2 pada pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda yang dilaksanakan dua siklus, dilihat hasil dari siklus awal satu dan siklus 2 nilai siswa meningkat. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang disarankan untuk dilakukan oleh guru sebagai pendidik profesional, utamanya guru dalam pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar antara lain :
1. Guru hendaknya selalu berupaya menciptakan suasana kelas yang kondusif.
2. Guru harus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi serta mengelola kelas, sehingga prestasi pembelajaran yang dilaksanakan meningkat.
(38)
xxxvi
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin (1981) Psikologi Kependidikan, bandung CV. Ikip Bandung Anita E. Wolkfolk (1993) Educatinal psykology, Fifthedition, Baton Allyu And
Bacom.
Arif Sadiman (1986 :1) Media Pendidikan Jakarta, Rajawali
Raka Joni (1993) Pendekatan Pembelajaran Jakarta Ditjen Dikti Depdikbud. Sagala (2006) Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung CV. Alvabeta.
Sterberg, R.G (1985) Beyond IQ : The Triarchic Theirry Of Human Intelegmence. Cambridge, England.
Sutrisno L (1990) Rememdiationa Of Weaknesses in physics Concepts Melbourne
: Monas, Disertasi.
(1)
Tabel VII
Rekapitulasi hasil tes dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Kondisi
awal Siklus I Siklus II Ket 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Agung Nurjanah
Yoga Kusuma Aji Alde Alfian Arsita Istiqomah Arifin Tri Wardana Ayuni Fatmawati Bagas Trendi Bagus Yulianto Depi Patmawati Dewi Wulandari Eko Slamet Lia Nurcahyani Nur Pita Sari Reni Fatmawati Rahmat W Rid Andi S Rosid Munawar Sinta Tiara
Vani Kusuma Ayu Yupita Sari Bella Rizki 55 60 65 68 65 55 78 80 55 71 60 78 65 50 50 65 78 50 45 80 55 80 65 70 70 75 70 65 80 80 70 80 60 80 75 60 65 75 80 60 57 80 65 80 80 80 85 80 85 80 90 80 80 80 60 80 80 85 80 80 90 75 60 85 75 90
Jumlah nilai 1408 1562 1760
(2)
Tabel VIII
Rekap hasil ulangan IPA kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
No Nilai Jumlah Siswa
Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
96 – 10 91 – 95 86 – 90 81 – 85 76 – 80 71 – 75 66 – 70 61 – 65 56 – 60 51 – 55 46 – 50 41 – 45
0 0 0 0 6 1 1 4 2 4 3 0 0 0 0 0 7 3 4 4 4 0 0 0 0 0 3 4 11 2 0 0 2 0 0 0
Gambar 4. Grafik Sebelum, Siklus I dan Siklus II 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96 - 100 91 - 95 86 - 90 81 - 85 76 - 80 71 - 75 66 - 70 61 - 65 56 - 60 51 - 55 46 - 50 41 - 45
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
(3)
B. Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh terlihat pada prasiklus (kondisi awal) bahwa sebagian besar siswa belum menjawab pertanyaan guru dengan benar di karenakan metode yang digunakan belum tepat, sehingga siswa belum mampu menyerap materi yang di berikan guru dengan baik dan benar. Setelah melakukan refleksi dari guru menerapkan metode eksperimen siswa dalam memahami materi ternyata suasana belajar terlihat hidup dan siswa sangat bergairah dan hasilnya meningkat lebih baik kalu di tinjau dari hasil tes formaif ternyata ada peningkatan nilai rata-rata kelas dari 64% menajdi 71% namun demikian masih ada juga beberapa siswa yang mendapat nilai belum memuaskan hasil refleksi guru mengambil kesimpulan ternyata perlu adanya perubahan teknis pelaksanaan pada pembelajaran. Akhirnya pada siklus II guru menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan ternyata hasil tes formatif sangat menggembirikan nilai rata-rata kelas dapat mencapai 80%.
Dalam pengolahan data yang dilaksanakan pada lampiran dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 6 anak
c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 6 anak d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 10 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75 keatas. Sebanyak 6 anak dari jumlah 22 siswa atau 27, 27% sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 22 siswa atau 72, 73%.
Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh : a. Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak c. Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
(4)
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut : a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80% b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang. d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 22 siswa atau 90.90% sedangkan anak yang belum tuntas 2 anak dari jumlah 22 siswa atau 9,09%.
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian lindakan kelas yang telah dilaksanakan di Kelas IV SDN Cangkol 2 pada pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda yang dilaksanakan dua siklus, dilihat hasil dari siklus awal satu dan siklus 2 nilai siswa meningkat. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang disarankan untuk dilakukan oleh guru sebagai pendidik profesional, utamanya guru dalam pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar antara lain :
1. Guru hendaknya selalu berupaya menciptakan suasana kelas yang kondusif.
2. Guru harus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi serta mengelola kelas, sehingga prestasi pembelajaran yang dilaksanakan meningkat.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin (1981) Psikologi Kependidikan, bandung CV. Ikip Bandung Anita E. Wolkfolk (1993) Educatinal psykology, Fifthedition, Baton Allyu And
Bacom.
Arif Sadiman (1986 :1) Media Pendidikan Jakarta, Rajawali
Raka Joni (1993) Pendekatan Pembelajaran Jakarta Ditjen Dikti Depdikbud. Sagala (2006) Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung CV. Alvabeta.
Sterberg, R.G (1985) Beyond IQ : The Triarchic Theirry Of Human Intelegmence. Cambridge, England.
Sutrisno L (1990) Rememdiationa Of Weaknesses in physics Concepts Melbourne : Monas, Disertasi.