12
Tabel 2.10. Karakteristik Epipedon Plagen Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Ketebalan
50 cm -
Bahan organik 4 -
Warna Warna Gelap:
Value dan kroma 2 kondisi lembab
Tabel 2.11. Karakteristik Epipedon Umbrik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- tebal
18 cm -
bahan organik 1
- Warna
Warna gelap: Value 3,5 kondisi lembab
Value 5,5 kondisi kering
- Kejenuhan basa 50
- Lingkungan
Daerah tidak pernah kering dari 3 bulan
- Kekerasan
Tidak keras dan tidak memadat pada kondisi kering
– tidak ada air
Tabel 2.12. Karakteristik Epipedon Arenik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Ketebalan
50 cm -
Tekstur Tanah Kasar Pasir Berlempung, Pasir -
Pasir 70
Tabel 2.13. Karakteristik Epipedon Grossarenik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Ketebalan
100 cm -
Tekstur Tanah Kasar Pasir Berlempung, Pasir -
Pasir 70
b. Horison Bawah Permukaan Horison Bawah Penciri
Tabel 2.14. Karakteristik Horison Agrik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Posisi
Dibawah Lapisan Horison O Lapisan Olah
- Bahan Organik Tinggi , 5
- Debu
Tinggi -
Liat Tinggi
13
Tabel 2.15. Karakteristik Horison Albik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Bahan organik 2
- Drainase
baik -
Warna Pucat: merah, kuning, abu-abu:
-Value 4 kondisi lembab -Valua 5 kondisi kering
- Liat
Rendah -
Debu Tinggi
- Pasir
Tinggi -
Fe Rendah
- Al
Rendah -
Karbonat kalsium
karbonat Rendah
- Gipsum
Rendah -
Natrium Rendah
- Silikat Si
Rendah -
Seskuioksida Fe2O3
Rendah -
Seskuioksida Al2O3
Rendah -
Struktur Remah, Gumpal Membulat
Tabel 2.16. Karakteristik Horison Argilik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Liat
Tinggi, 18 Liat Harus lebih tinggi 1,2 kali nya
pada horison atasnya Horison E
- Tebal
15 cm -
Posisi Dibawah Horison E
- KTK
NH4OAc 16 me100 g
- KTK efektif
12 me100 g
Tabel 2.17. Karakteristik Horison Kalsik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- CaCO3
15 -
Tebal 15 cm
- Struktur
Tidak memadas, Granular, Blocky atau lainnya
14
Tabel 2.18. Karakteristik Horison Kandik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Liat
Tinggi, 18 Liat Harus lebih tinggi 1,2 kali nya
pada horison atasnya Horison E
- Tebal
15 cm -
Posisi Dibawah Horison E
- KTK
NH4OAc 16 me100 g
- KTK efektif
12 me100 g
Tabel 2.19. Karakteristik Horison Kambik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Tekstur
Pasir sangat halus -
Bahan organik Tinggi
- Seskuioksida
Fe2O3 Tinggi
- Seskuioksida
Al2O3 Tinggi
- Warna
Merah -
Liat Sedang, 15-18, tetapi
kandungan Liat lebih tinggi dari pada horison atasnya Horison E
- Tebal
15 cm – 30 cm
- Posisi
Dibawah Horison E -
KTK NH4OAc 16 me100 g
- KTK efektif
12 me100 g
Tabel 2.20. Karakteristik Horison Gipsik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- CaSO4
Tinggi, 5 -
Tebal 15 cm
- Struktur
Tidak memadas, Granular, Blocky atau lainnya
Tabel 2.21. Karakteristik Horison Natrik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Liat
Tinggi, 18 Liat Harus lebih tinggi 1,2 kali
nya pada horison atasnya Horison E
- Tebal
15 cm -
Posisi Dibawah Horison E
- KTK NH4OAc
16 me100 g
15
- KTK efektif
12 me100 g -
Na Tinggi
- Struktur
Prismatik Tiang
Tabel 2.22. Karakteristik Horison Oksik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Liat
Sedang, 15 -
Tebal 30 cm
- Posisi
Dibawah Horison E -
KTK NH4OAc 16 me100 g
- KTK efektif
12 me100 g
Tabel 2.23. Karakteristik Horison Petrokalsik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- CaCO3
15, tidak mudah larut -
Tebal 15 cm
- Struktur
Memadas, padat, masif
Tabel 2.24. Karakteristik Horison Petrogipsik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- CaSO4
Tinggi, 5, tidak mudah larut -
Tebal 15 cm
- Struktur
Memadas, padat, masif
Tabel 2.25. Karakteristik Horison Plakik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Ketebalan
2 – 10 mm
- Warna
Gelap: Coklat, Kemerahan, Hitam -
Struktur Memadas, padat, masif
- Fe
Tinggi -
Mn Tinggi
- Posisi
Kedalaman 50 cm
Tabel 2.26. Karakteristik Horison Salik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Ketebalan
15 cm -
Na Tinggi, mudah larut
- CaSO4
Tinggi, mudah larut -
16
Tabel 2.27. Karakteristik Horison Sombrik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Warna
Gelap: Coklat, Kemerahan, Hitam -
Kejenuhan Basa 50
- Bahan Organik
Tinggi, 4-6
Tabel 2.28. Karakteristik Horison Spodik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- Bahan Organik
Tinggi, 4 – 6
- Seskuioksida
Fe2O3 Tinggi
- Seskuioksida
Al2O3 Tinggi
Tabel 2.29. Karakteristik Horison Sulfurik Indikator
Nilai Indikator Ciri lain
- pH
3,5 -
Warna Kuning
- FeSO3
Tinggi Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan Penamaan Tanah
berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut. Berikut adalah ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA, yaitu : [4, h 220-223]
1. Alfisol
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah terdapat horison argilikdan
mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35 pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal
dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran
Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
2. Aridisol
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid sangat kering. Mempunyai epipedon
ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.
17
3. Entisol
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada
horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk
tanah Aluvial atau Regosol.
c. Histosol
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20 untuk tanah bertekstur pasir atau
lebih dari 30 untuk tanah bertekstur liat. Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan
tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau Organosol.
d. Inceptisol
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum
yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
e. Mollisol
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam gelap, kandungan bahan
organik lebih dari 1, kejenuhan basa lebih dari 50. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis
yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.
18
f. Oxisol
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif
sehingga kapasitas tukar kation KTK rendah, yaitu kurang dari 16 me100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan
pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol
Latosol Merah Latosol Merah Kuning, Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
g. Spodosol
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus horison spodik
sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi pencucian yang berwarna pucat albic. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Podzol.
h. Ultisol
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning,
Latosol, dan Hidromorf Kelabu.
i. Vertisol
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi lebih dari 30 di seluruh horison, mempunyai sifat
mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.
19
j. Andisol
Tanah yang termasuk ordo Andisol merupakan Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak
coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak
smeary, kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang
dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
k. Gleisol
Tanah yang termasuk ordo Gleisol merupakan Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu topografi
merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung,
struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam pH 4.5 –
6.0, kandungan bahan organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0.5 meter akibat dari
profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub humid, curah hujan lebih dari 2000 mmtahun.
2.2 Logika Fuzzy