Kooperator atau Kolaborator ? Biografi Sukarno

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 86 Pada tanggal 5 November 1943, Jepang mengadakan Konfrensi Asia Timur Raya di Tokyo. Semua utusan Jepang hadir dalam konferensi tersebut. Yaitu utusan dari Tiongkok, Thailand, Birma, Manchuria, Filipina, dan India. Namun tak satu pun ada utusan yang hadir mewakili Indonesia, karena memang Indonesia tidak diundang dalam konferensi tersebut. Tidak diundangnya Indonesia dalam konferensi ini menimbulkan kritik terhadap Jepang. Katanya mau membangun “Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya” tetapi mengapa Indonesia tidak diundang. 92 Menanggapi kritik ini, Jepang kemudian mengundang tiga pemimpin Indonesia yakni Sukarno, Hatta, dan Ki Bagus Hadikusumo ke Tokyo oleh Kaisar Hirohito atau Teno Heika. Ketika di Tokyo mereka bertiga disambut layaknya tamu agung. Mereka menginap di Imperial Hotel dengan kamar suite mewah dengan berhias kembang warna-warni, dengan pelayanan yang istimewa. Selama di Jepang mereka juga diajak berkeliling melihat pabrik-pabrik dan Industri Jepang yang maju. Sukarno yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di luar negeri, begitu terheran-heran dan kagum melihat berbagai kemajuan ini. Namun hal demikian tidak terjadi pada Hatta, Hatta yang sudah sebelas tahun menetap di Eropa sudah terbiasa melihat fenomena seperti ini. Hal yang menjadi pertanyaan bagi mereka adalah untuk apa Jepang memberikan pelayanan yang begitu istimewa dan menunjukkan segala kemajuan yang dimilikinya. Padahal nama Jepang sebagai Negara maju 92 Walentina Waluyanti De Jonge, Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan...,225 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 87 dan modern sudah diakui dunia. Kecuali satu alasan utama, yaitu keadaan perang yang dialami Jepang lebih buruk daripada yang diperkirakan para pemimpin kita. Jepang membutuhkan bantuan lebih banyak dari para pemimpin kita. Setelah 17 hari berada di Tokyo, akhirnya tiba waktunya bagi tiga pemimpin tersebut untuk bertemu dengan Kaisar Hirohito atau Tenno Heika. Pada saat pertemuan dengan sang Kaisar, ada sebuah kejutan yang diberikan kepada tiga pemimpin tersebut. Sang Kaisar menjabat tangan ketiga pemimpin tersebut. Padahal menurut adat kebiasaan Kekaisaran Jepang, Kaisar Jepang hanya bersedia berjabat tangan dengan seorang kepala Negara atau yang setara dengannya. Jadi ketika Sang Kaisar menjabat tangan ketiga pemimpin tersebut ada apakah ini? Mungkinkah sang Kaisar menyetujui kemerdekaan Indonesia. Sebelum pulang ketiga pemimpin tersebut dihadiahi gelar oleh sang Kaisar. Sukarno dianugerahi Gelar Bintang Ratna Suci Kelas II, sedangkan Hatta dan Ki Bagus Hadikusumo dianugerahi Gelar Bintang Ratna Suci Kelas III.

O. Lahirnya Pancasila

Sebagai langkah konkrit kesediaaan Jepang memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Jepang memebentuk sebuah badan untuk persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu Badan Penyelidik Usaha digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 88 Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. BPUPKI beranggotakan sebanyak 60 orang yang berasal dari berbagai kalangan dimana Sukarno ikut duduk didalamnya. Badan ini diketuai oleh K.R.T dr. Radjiman Wedyodiningrat, selaku mantan dokter Keraton Surakarta dan sekaligus anggota tertua di BPUPKI. 93 Persidangan pertama BPUPKI dilaksanakan tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Selama persidangan dr. Radjiman menanyakan kepada para peserta siding, apa dasar Negara yang akan digunakan jika Indonesia Merdeka kelak. Para peserta siding yang berasal dari berbagai kalangan tersebut, justru berbicara ngalor ngidul tentang berbagai hal dan tidak menjawab pertanyaan dr. Radjiman selaku Ketua Sidang. Melihat situasi yang demikian, Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945 dengan tegas berpidato dihadapan peserta Sidang. Menawarkan gagasannya, yang bernama Pancasila agar dijadikan sebagai dasar Negara. Di awal pidatonya Sukarno memberikan sebuah humor, guna menyindir dan menyadarkan para peserta Sidang agar tidak njelimet dalam mencapai kemerdekaan. “Berdirlah saya punya bulu, kalau saya membaca tuan punya surat, yang minta kepada kita supaya dicanangkan sampai njelimet hal ini dan itu dulu semuanya Kalau benar semua hal ini harus diselesaikan lebih dulu, sampai njelimet, maka saya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, Tuan tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, kita semuanya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, sampai di lubang kubur.” 94 93 Osa Kurniawan Ilham, Proklamasi Sebuah Rekonstruksi...,96 94 Iwan Siswo, Panca Azimat Revolusi...,469 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 89 Dalam pidatonya di Sidang BPUPKI tertanggal 1 Juni 1945, Sukarno mencanangkan Pancasila sebagai dasar Negara yang isinya. 1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan. 3. Musyawarah Mufakat atau Demokrasi. 4. Kesejahteraan Sosial, dan terakhir 5. Ketuhanan Yang Maha Esa. Sukarno beralasan dasar ini sesuai dengan semangat persatuan dan semangat untuk mendirikan Negara buat semua. “… Kita mendirikan Negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikusumo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia semua buat semua” 95 Pidato Sukarno di Sidang BPUPKI tertanggal 1 Juni 1945 tersebut, di kemudian hari dikenal sebagai hari bersejarah. Hari lahirnya dasar Negara Republik Indonesia, lahirnya Pancasila.

P. Perjalanan Rahasia ke Saigon

Pagi tanggal 9 Agustus 1945, Sukarno dengan ditemani dokter pribadinya dr. Soeharto, bersama dengan Hatta dan dr Radjiman Wedyodiningrat melakukan perjalanan rahasia bersama beberapa pejabat militer Jepang. Sukarno bersama Hatta, dr. Radjiman dan dr. Soeharto dibawa oleh pasukan Jepang menuju Saigon, guna bertemu dengan 95 Ibid…,497