digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
baik yang berkebutuhan khusus maupun yang normal. Ini menunjukkan bahwa guru sangat bertanggung jawab dan adil terhadap proses belajar mengajar siswa.
Menurut penulis, dengan evaluasi seperti diatas mampu mengetahui kemampuan siswa. Karena yang dinilai bukan hanya kognitif saja akan tetapi
afektif dan psikomotori juga. Dengan demikian guru, siswa dan orang tua bisa mengetahui secara jelas keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran sampai
mana. Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan agama
Islam pada program pendidikan inklusi sudah cukup bagus. Penggunaan metode, media dan evaluasinya sudah sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini terbukti dengan
bertambahnya prestasi siswa pada tiap tahunnya, nama sekolah yang sudah cukup dikenal masyarakat dan siswa-siswa yang mampu bersaing dengan sekolah-
sekolah lain. Ini terbukti dengan beberapa kali sekolah ini mendapatkan piala- piala dari lomba- lomba yang diikuti.
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Dalam Program Pendidikan Inklusi di SMA Negeri 10 Surabaya
a. Faktor pendukung
1 Minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam
Di waktu pembelajaran berlangsung, siswa dengan serius memperhatikan dan mendengarkan ucapan guru ketika menyampaikan materi. Kondisi mereka
terlihat kondusif baik ketika guru berbicara maupun ketika diberi tugas. Karena Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
siswa yang tinggi menyebabkan cara belajar siswa lebih mudah dan cepat menerima materi pelajaran yang disampaikan.
2 Kreatifitas guru dalam mengajar pendidikan agama Islam
Tuntutan guru begitu banyak salah satunya adalah keharusan untuk kreatif. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam kelas X guru harus lebih kreatif
ketika membuat media, metode dan juga suasana kelas. Dengan kekreatifan guru dalam mengolah pembelajaran, kelas akan terasa hidup, tidak monoton dan
nyaman. 3
Adanya dukungan dari orang tua ke siswa yang berkebutuhan khusus Adanya dukungan dari orang tua ke siswa dapat membantu siswa lebih
percaya diri dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Khususnya untuk anak berkebutuhan khusus, dukungan dari orang tua ini sangat membantu
rasa percaya diri anak tersebut ketika sedang bergaul dengan teman sekolahnya. Jadi yang menjadi faktor utama yang mendukung proses belajar anak ABK adalah
dukung dari orang tua. 4
Kehadiran guru pendamping ABK Guru pendamping ini bertugas untuk mendampingi proses belajar para anak
berkebutuhan khusus seperti memberikan pemahaman ulang materi yang diajarkan oleh guru PAI dikarenakan kemampuan anak ABK yang kurang bisa
menerima sekian banyak materi yang diajarkan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Faktor penghambat
1 Anak yang berkebutuhan khusus terkesan lambat dalam menerima
materi pelajaran sehingga guru harus berulang-ulang memberikan materi walaupun sudah dibantu dengan guru pendamping.
Meskipun kelas sudah di setting kondusif agar mempermudah siswa memahami peajaran, siswa yang berkebutuhan khsusus terkadang masih kesulitan
memahami pelajaran yang di sampaikan. Akhirnya guru harus mengulangi berulang kali sampai mereka dapat memahami. Karena inilah terkadang
menghambat pembelajaran. 2
Keterbatasan anak berkebutuhan khusus untuk bisa bergaul dengan anak yang juga berkebutuhan khusus.
Terbatasnya kemampuan anak berkebutuhan khusus untuk bisa bergaul dengan anak yang juga memiliki kebutuhan khusus membuat kondisi kelas
menjadi ramai dan tidak bisa kondusif sehingga yang lainnya terganggu. 3
Perbedaan kelainan yang ada pada setiap anak berkebutuhan khusus. Salah satu faktor penghambat yang besar pengaruhnya adalah kelainan dan
perbedaan kelainan yang dimiliki oleh masing-masing Anak Berkebutuhan Khusus ABK, karena setiap kelainan yang berbeda, maka akan berbeda pula
cara pengajarannya meskipun materinya sama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
105
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis di atas dapat penulis simpulkan sebagaimana berikut: 1.
Karakteristik metode pembelajaran pendidikan agama Islam pada program pendidikan inklusi di SMA Negeri 10 Surabaya menerapkan pembelajaran
yang bersifat fleksibel. Adapun metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, metode drill atau
latihan, dan pemberian tugas atau resitasi. Di SMA Negeri 10 Surabaya tidak membatasi siswanya untuk mendapatkan refrensi materi pelajaran.
Materi pelajaran bisa diambil dari berbagai referensi seperti internet, buku,
koran, majalah, jurnal dan sebagainya.
2. Karakteristik evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA
Negeri 10 Surabaya yakni digunakannya penilaian dengan cara teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk menilai kemampuan aspek
kognitif dan teknik non tes digunakan untuk menilai aspek afektif maupun psikomotori yang bersifat praktek. Oleh karena itu pembelajaran
pendidikan agama Islam pada sekolah ini sudah cukup bagus. Terbukti dengan bertambahnya prestasi yang diperoleh siswa pada tiap
tahunnya, baik prestasi akademik maupun non akademik.
3. Faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat pembelajaran
pendidikan agama Islam pada program pendidikan inklusi di SMA Negeri 10 Surabaya adalah faktor pendukungnya meliputi: minat siswa terhadap