Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dalam mengevaluasi kemampuan hasil belajar peserta didik, sikap peserta didik dan tingkah laku peserta didik, di samping guru dapat menggunakan dengan tes, maka guru dapat pula menggunakan alat nontes. Penilaian dengan non-tes dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan pengamatan, daftar cek, skala penilaian, wawancara, kuesioner dan sebagainya. Secara umum evaluasi dengan non-tes biasanya untuk menilai tentang sikap, tingkah laku dan kepribadian peserta didik secara menyeluruh.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam setiap pembelajaran terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran tersebut. Sehingga pembelajaran bukanlah suatu aktifitas yang berdiri sendiri. Banyak faktor lain yang berkesinambungan yang ikut terlibat langsung di dalamnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu faktor guru, siswa, serta lingkungan. a. Faktor Guru Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarinya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran meneger of learning. Dengan demikian, efektivitas pembelajaran ada di pundak guru. Faktor ini mempunyai pengaruh terhadap kualitas pengajaran, yang meliputi: kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru, baik bidang kognitif intelektual seperti penguasaan bahan, keteladanan, sikap mencintai digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id profesinya, dan bidang perilaku seperti ketrampilan mengajar, menilai hasil belajar dan lain-lain. 56 Menurut Dunkin 1974 ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari factor guru, yaitu teacher formatif experience, teacher training experience, and teacher properties. 57 Teacher formatif experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengamalan hidup guru yang menjadi latar belakang social mereka. Sedangkan teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru. Adapun teacher properties merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki oleh seorang guru terhadap profesinya, sikap guru kepada siswa, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran. b. Faktor Siswa Hal yang mempengaruhi kualitas pembelajaran pendidikan agama yang datang dari siswa diantaranya kemampuan siswa, motivasi belajar, minat, perhatian, sikap, dan kebiasaan belajar dan beribadah. 58 Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa 56 Ibid., h. 24 57 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h.53 58 Ahamd Munjin Nasih dan Lili Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran PAI, h. 24 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang menurut Dunkin disebut pupil formative experiences serta faktor sifat yang dimiliki siswa pupil properties. 59 c. Faktor Lingkungan Faktor ini turut mempengaruhi kualitas pembelajaran pendidikan agama. Adapun kondisi lingkungan tersebut antara lain: 1 Suasan belajar Suasana belajar yang lebih demokratis lebih kondusif bagi pencapaian hasil belajar yang optimal dibandingkan dengan suasana belajar yang kaku dan disiplin yang ketat dengan otoritas ada pada guru. Dalam suasana belajar demokratis, siswa memiliki kebebasan untuk belajar, mengajukan pendapat, berdialog dengan teman sekelas dan lain-lain. Sebaliknya perasaan cemas dan khawatir sering tidak menumbuhkan kreativitas dalam belajar. 2 Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia Seringkali guru merupakan sumber belajar satu-satunya dikelas. Situasi ini kurang menunjang kualitas pengajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa tidak optimal. Kelas harus diusahakan sebagai laboratorium belajar bagi siswa. Artinya kelas harus menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku pelajaran, alat peraga, dan lain-lain. 60 59 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h.54 60 Ahamd Munjin Nasih dan Lili Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran PAI, h. 25 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 58

BAB III METODE PENELITIAN

Metode disini merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk mencari apa yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis, serta sempurna terhadap permasalahan sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya. 1

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini digunakan pendekatan diskriptif. Yaitu penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau naturalistic, yaitu penelitian yang digunakan dengan situasi yang wajar natural setting. Sedangkan metode pengumpulan data bersifat kualitatif. Jadi pendekatan ini mengarah pada keadaan-keadaan, individu-individu dan organisasi-organisasi yang bersifat holistic utuh. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna perspektif subyek lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai 1 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2014, h.1-2 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam. Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer atau moderator group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup.

B. Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Metode Wawancara Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. 2 Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya komunikasi ini 2 S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 113