Objektivasi Konstruksi Sosial Masyarakat Kampung Kue Di Rungkut Lor Terkait

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kebudayaan selalu dihasilkan kembali oleh manusia. Ia terdiri atas totalitas produk-produk manusia, baik yang berupa material dan nonmaterial. 26 Manusia menghasilkan berbagai jenis alat, dan dengan alat-alat itu pula manusia mengubah lingkungan fisis dan alam sesuai dengan kehendaknya. Manusia menciptakan bahasa dan membangun simbol-simbol yang meresapi semua aspek kehidupannya.

b. Objektivasi

Informasi dan segala pengetahuan, misalnya gaya hidup, cara berpakaian, tekhnologi, dan sebagainya, yang masuk kedalam sistem kebudayaan masyarakat Kampung Kue Kecamatan Rungkut Surabaya, akan bergesekan dengan sistem kebudayaan masyarakat yang telah di pakainya sejak mereka terlahir di sana. Masyrakat adalah aktivitas manusia yang obyektivikasinya dalam proses obyekivasi masyarakat Kampung Kue sebagai pelaku utama dalam momen berintreaksi dalam sosial budayanya. Dimana dalam obyekivasi realitas sosial itu seakan- akan berada diluar diri manusia, yang kemudian menjadi realitas yang objektif. Hal ini kan menjadi dialektika setiap individu dalam pemikirannya. Dalam tahap obyektivasi ini merupakan sandangan produk-produk aktivitas itu baik fisik maupun mental kemudian masyarakat Kampung Kue secara bersama membangun simbol-simbol tersebut berupa nilai- 26 Petel L. Berger, Kabar Angin dari Langit, Jakarta, LP3ES, 1994, 8 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id nilai, kebiasaan, budaya, dan tradisi yang ada dalam . kehidupan sehari- hari. Masyarakat Kampung Kue dalam kaitanya dengan perubahan dan sosial ekonomi itu semua dapat menentukan perilaku individu. Bentuk- bentuk perubahan yang ada di Kampung Kue yakni perubahan ekonomi keluarga, perubahan gaya hidup, berubahnya midset tentang pentingnya pendidikan, berubahanya gaya bahasa yang mereka gunakan sehari-hari, dan sebagainya. Meskipun kegiatan masyarakat Kampung kue begitu padat, akan tetapi untuk masalah budaya mereka masih sangat baik, seperti jika ad a undangan tahlilan, pengajian atau diba’an, kerja bakti bersih desa mereka pasti datang, bahkan mereka jarang menolak atau tidak hadir pada kegiatan yang tersebut. Semua hal tersebut merupakan salah suatu cara untuk membangun simbol-simbol dalam kehidupan sehari-hari, dimana simbol-simbol tersebut secara tidak langsung akan memaksa masyarakat untuk menerimanya.

c. Internalisasi