15
efficacy rendah lebih
menganggap kegagalan
disebabkan kurangnya kemampuan yang ia miliki.
d. Perwujudan dari keterampilan yang dimiliki.
Banyak penelitian
membuktikan bahwa self
efficacy dapat meningkatkan kualitas dari fungsi psikososial seseorang. Seseorang
yang memandang dirinya sebagai orang yang self efficacy-nya tinggi akan membentuk tantangan-tantangan terhadap dirinya
sendiri yang menunjukkan minat dan keterlibatan dalam suatu kegiatan. Mereka akan meningkatkan usaha jika kinerja yang
dilakukan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan, menjadikan kegagalan sebagai pendorong untuk mencapai
keberhasilan, dan memiliki tingkat stres yang rendah bila menghadapi situasi yang menekan. Individu yang memiliki self
efficacy rendah biasanya akan menghindari tugas yang sulit, sedikit usaha yang dilakukan dan mudah menyerah menghadapi kesulitan,
mengurangi perhatian terhadap tugas, tingkat aspirasi rendah, dan mudah mengalami stress dalam situasi yang menekan.
Jadi fungsi dari adanya self efficacy bisa berdampak pada penilaian dari self efficacy yaitu perilaku memilih, usaha yang
dilakukan dan daya tahan, pola berpikir dan reaksi emosi, perwujudan dari keterampilan yang dimiliki.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Efficacy
Keyakinan seseorang
terhadap efficacy
yang dimilikinya
merupakan aspek utama dari pengetahuan diri yang dimilikinya. Keyakinan akan self-efficacy terbentuk dari empat prinsip utama, yaitu:
enactive mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion, phisiological and affective states Bandura, 1995.
a. Pengalaman keberhasilan enactive mastery experience,
berdasarkan pengalaman individu secara langsung. Individu yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan
keyakinan dan penilaian terhadap self efficacy-nya. Pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi individu ini meningkatkan
ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan, sehingga dapat mengurangi kegagalan.
b. Pengalaman orang lain vicarious experience. Pengamatan
terhadap perilaku dan pengalaman orang lain merupakan sumber bagi proses belajar individu tersebut. Self efficacy individu akan
dapat meningkat, terutama jika ia merasa memiliki kemampuan
16
yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang menjadi subjek belajarnya. Ia akan mempunyai kecenderungan
merasa mampu melakukan hal yang sama. Meningkatkan self efficacy individu ini akan dapat meningkatkan motivasi untuk
mencapai suatu prestasi. Peningkatan self efficacy ini akan menjadi efektif jika subjek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak
kesamaan karakteristik antara individu tersebut dengan model, kesamaan tingkat kesulitan tugas, kesamaan situasi dan kondisi,
serta keanekaragaman yang dicapai oleh model
c. Persuasi verbal verbal persuasion, yaitu individu yang mendapat
bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia akan dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat
mengarahkan individu untuk berusaha lebih gigih dalam mencapai tujuan serta kesuksesannya.
d. Keadaan fisiologis dan psikologis phisiological and affective
states, situasi yang
menekan kondisi
emosional dapat
mempengaruhi self
efficacy. Gejolak
emosi, goncangan,
kegelisahaan yang mendalam dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai suatu isyarat akan
terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, maka situasi yang menekan dan mengancam akan cenderung dihindari.
Jadi faktor-faktor yang bisa mempengaruhi self efficacy seseorang adalah pengalaman keberhasilan enactive mastery experience,
pengalaman orang lain vicarious experience, persuasi verbal verbal persuasion, keadaan fisiologis dan psikologis phsicological and
affective states.
2.2.4 Aspek-Aspek Self Efficacy