14
2.1. Sejarah Singkat Keberadaan
Unjust Enrichment
Secara etimologis, atau berdasarkan kata dan pengertian kata yang diambil dari kamus, orang dapat saja berasumsi bahwa keberadaan konsep
unjust enrichment
itu sebetulnya adalah suatu kata dalam bahasa Inggris. Konsekuensinya, karena Inggris atau
England adalah masuk dalam himpunan negara-negara dalam sistem hukum English
common law
, maka orang akan dapat leluasa menarik kesimpulan bahwa sejarah keberadaan prinsip
unjust enrichment
itu berasal dari sistem hukum English
common law
. Hanya saja, perlu Penulis kemukakan di sini bahwa, apabila literatur-literatur sejarah institusi-institusi hukum
dibaca dengan lebih teliti, maka institusi hukum
unjust enrichment
itu sebetulnya sudah ada dalam sistem hukum Romawi, yang nota bene merupakan bangsa yang mengikuti tradisi
hukum
civil law
, sama seperti Perancis, Belanda dan dalam hal ini hukum positif negara kita yaitu Indonesia.
Bukti bahwa sejarah keberadaan institusi hukum yang bernama
unjus tenrichment
itu dapat dilihat dalam sistem hukum yang mendikte
the dictate of the Law
penulis surat-surat pribadi Paulus kepada jemaatnya yang hidup dalam bangsa Romawi ditemukan dalam
Penelitian individuil oleh Jeferson Kameo, SH., LL.M., Ph.D., penelitian mana tidak dipublikasikan. Dalam Penelitian individuil itu dikatakan bahwa para
jurists
Skotlandia yang ternama dan sangat terkenal seperti Stair, Erskine dan Bell sudah menganalisis institusi
unjust enrichment
tersebut di dalam karya-karya mereka yang juga sangat terkenal. Stair dengan nama lengkap James,
Viscount of stair
yang menjabat sebagai hakim dan Ketua Mahkamah Agung Skotlandia
Lord President of the Session
misalnya, menurut penelitian individuil Dr. Jeferson Kameo di atas, dalam buku Stair yang berjudul
The Institutions of The Law of Scotland, Deduced from its Originals, and Collated with the Civil,
Canon and Feudal Laws, and with the Customs of Neighbouring Nations
yang Stair tulis
15
dalam 4 Buku dan diterbitkan pada tahun 1693, sudah membahas secara lengkap mengenai institusi
unjust enrichment
itu dalam Buku ke-I. Institusi hukum yang bernama
unjust enrichment
itu mulai dari Paragraf ketujuh sampai dengan Paragraf kedelapan. Hal yang sama juga dilakukan oleh ahli hukum Skotlandia seperti Erskine. Penulis Skotlandia yang
kedua itu membicarakan keberadaan
unjust enrichment
dalam Bukunya yang berjudul
An Institute of the Law of Scotland
yang hanya dapat mulai dibaca dari Edisi kedelapannya satu setengah abad lebih, atau tepatnya 178 tahun kemudian setelah Stair. Buku Erskin yang
memuat pembahasan yang menurut Kameo tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah diletakkan oleh Stair itu, dipublikasikan pada tahun 1871. Dalam Buku III, Paragraf I, juga
dalam Paragraf 10 sampai dengan Paragraf 11, Erskin membahas
unjust enrichment
tersebut. Sementara itu, penulis Skotlandia yang ketiga yang juga membicarakan tentang keberadaan
institusi hukum yang bernama
unjust enrichment
itu adalah Bell. Dalam Bukunya yang berjudul
Commentaries on the Law of Scotland and Principles of Merchantile Jurisprudence
yang mulai dapat dibaca dalam Edisi Ketujuh itu. Buku Bell lainnya yang mengandung pembahasan asas hukum yang sama yaitu berjudul
Principles of the Law of Scotland
yang mulai dapat dibaca pada edisi kesepuluh dan diterbitkan dua abad lebih setelah Stair dan
Erskine, Bell membicarakan hakikat
unjust enrichment
tersebut dalam Paragraf ke 437 sampai dengan Paragraf ke-446, serta hal itu diulang lagi dalam Paragraf ke 525 sampai
dengan Paragraf ke-541
20
buku yang baru saja dikemukakan tersebut di atas. Masih ada banyak lagi penulis-penulis hukum kontemporer yang membahas dan membicarakan institusi
hukum
unjust enrichment
itu, khususnya penggunaan asas itu sesuai dikte hukum untuk menyelesaikan berbagai persoalan hukum. Hanya saja, hal itu tidak mungkin untuk
20
Perlu Penulis kemukakan di sini bahwa pemaparan karya-karya para ahli hukum Skotlandia itu Penulis rujuk dari hasil Penelitian Dr. Jeferson Kameo yang tidak dipublikasikan. Di tengah-tengah kesulitan untuk
memeroleh Literatur yang baik dan dapat dirujuk untuk menggambarkan bagaimana unjust enrichment, Penulis akhirnya merasa sangat ditolong oleh hasil penelitian individuil yang tidak dipublikasikan dimaksud. Penulis
sangat berterima kasih kepada Pak Jeff yang telah membolehkan Penulis merujuk hasil-hasil Penelitian yang sanga bernilai dimaksud.
16
dikemukakan di sini, kecuali hasil penelitian Jeferson Kameo., SH., LL.M., Ph.D. Namun, satu hal yang sangat penting untuk dikemukakan di sini sehubungan dengan sub pokok
bahasan kepustakaan mengenai
unjust enrichment
itu adalah bahwa semua penulis di atas memiliki satu pendapat, yaitu bahwa institusi
unjust enrichment
itu adalah sudah ada di dalam hukum positif bangsa Romawi, yang juga merupakan buah dari suatu hasil dikte suatu
sistem hukum yang absolut dan berlaku universal sesuai dengan tuntutan keilmuan yang juga dikenal oleh ilmu hukum dan sudah lebih dahulu dikenal di Skotlandia dengan sebutan
Common Law
21
.
2.2. Hakikat