Proses Inovasi Teknologi Pemilik Usaha “Sehati”

43 Proses Inovasi Terobosan Inovasi terobosan merupakan inovasi yang dapat menghasilkan produk, alat, atau sistem kerja yang selama ini belum ada. Mesin yang merupakan hasil dari inovasi terobosan Bapak Eko Susilo adalah mesin peniris minyak. Penciptaan mesin peniris minyak goreng didahului dengan adanya masalah bau tidak enak kacang telur yang disebabkan karena adanya minyak yang tidak dapat hilang. Proses inkubasi sampai melahirkan ide memerlukan waktu yang cukup lama. Saat itu beliau berusaha dengan banyak cara untuk mengatasi masalah ini, namun beliau sulit mendapatkan ide. Bapak Eko Susilo berkata: “ Saya bingung bagaimana caranya menghilangkan minyak di dalam kacang telur. Waktu itu spontan saya dapat ide waktu melihat istri saya mencuci pakai mesin cuci, terus saya lihat spinner-nya. Eh langsung saja saya kepikiran kenapa tidak kalau saya meniriskan minyak pakai spinner mesin cuci ini.” Beliau merespon dengan mencoba memasukkan kacang telur yang habis digoreng ke dalam mesin cuci. Hasilnya di luar dugaan, ternyata minyak di dalam kacang telur dapat hilang seluruhnya. Ini membuat beliau membeli mesin cuci bekas, mengambil spinner pengeringnya, dan mengembangkannya menjadi mesin peniris minyak. Trial error terjadi berulang kali, sampai akhirnya mesin ini benar-benar sempurna. Beliau berkata: “Sudah hampir ratusan kali saya melakukan percobaan membuat mesin ini. Waktu awal-awal spinner mesin cucinya cuma bertahan satu bulan karena penyok, lha tidak kuat kena minyak panas terus. Satu per satu percobaan selalu saya catat biar saya tahu perkembangannya. Pada akhirnya mesin ini bisa seperti sekarang.” Dari proses inovasi mesin peniris minyak di atas, maka dapat digambarkan diagram inovasi terobosan yang dilakukan Bapak Eko Susilo: 44 Diagram 1. Diagram Inovasi Terobosan Proses Inovasi Inkremental Inovasi inkremental merupakan inovasi berupa penyempurnaan dari produk maupun proses yang telah ada sebelumnya. Pada inovasi Bapak Eko Susilo, proses inovasi ini cenderung mendominasi. Terdapat lima buah mesin yang merupakan hasil dari inovasi inkremental beliau, yaitu sensor otomatis pengatur panas minyak goreng, mesin coating , mesin penepung Disk Mill , mesin pengupas kulit kedelai, serta mesin pembersih kotoran kedelai. Pada tahap awal, Bapak Eko Susilo melihat adanya masalah tidak efektif dan tidak efisiennya proses produksi penggorengan, pelumuran kacang telur, penepungan, pengupasan kulit ari kedelai, serta pembersihan kedelai mentah. Beliau berusaha mencari ide dengan cara banyak berkunjung ke pasar barang bekas. Dengan cara ini, beliau berusaha mencari mesin-mesin bekas untuk dimodifikasi guna mengatasi masalah yang ada. Proses inovasi inkremental Bapak Eko Susilo seluruhnya dilakukan setelah proses inovasi terobosan. Beliau bercermin dari inovasi terobosan yang telah dilakukannya. Masa inkubasi dari proses inovasi inkremental terlihat Proses Persiapan atau Akumulasi Pengetahuan Masalah timbul. Di sisi lain pengetahuan didapatkan dari pengalaman pekerjaan sebelumnya. Proses Inkubasi Dibutuhkan waktu inkubasi yang cukup lama untuk menemukan ide kreatif karena belum terbiasa. Proses Evaluasi dan Implementasi Hanya just do it atas ide yang muncul pada tahap sebelumnya. membutuhkan banyak percobaan untuk inovasi ini. Proses Melahirkan Ide Munculnya ide secara spontan saat melihat cara kerja alat lain yang tidak berhubungan namun dirasa dapat diaplikasikan. 45 lebih singkat karena adanya pengalaman inovasi terobosan sebelumnya. Saat beliau melihat mesin-mesin bekas yang ada, beliau langsung mendapatkan ide untuk menyempurnakan mesin-mesin tersebut. Pada tahap implementasi, Bapak Eko Susilo melakukan lebih sedikit percobaan dibandingkan pada proses inovasi terobosan. Modifikasi mesin yang dilakukan oleh beliau kebanyakan adalah modifikasi sederhana, dimana kebanyakan orang tidak memikirkannya. Penciptaan mesin pengupas kulit ari kedelai membuktikan hal ini. Banyak orang beranggapan bahwa tidak mungkin kulit ari kedelai dapat terkupas 100 walaupun dengan menggunakan mesin. Namun Bapak Eko Susilo dapat memodifikasi mesin penggiling tahu sehingga dapat mengupas kulit ari kedelai dengan sempurna. Hanya dengan mengubah ukuran diameter piringan besi penggiling tahu, mesin ini langsung dapat mengupas kulit ari kedelai hingga 100. Pemikiran-pemikiran sederhana ini diterapkan pada seluruh modifikasi mesin proses inovasi inkremental beliau. Pada tahap akhir implementasi juga terdapat langkah pematenan hasil inovasi untuk salah satu mesin, yaitu mesin penepung Disk Mill . Pematenan ini dilakukan karena Bapak Eko Susilo disadarkan oleh seorang teman bahwa mesin ini sangat inovatif dan merupakan asset yang sangat berharga. Dari penjelasan di atas, dapat digambarkan diagram inovasi inkremental secara umum yang dilakukan oleh Bapak Eko Susilo sebagai berikut: 46 Diagram 2. Diagram Inovasi Inkremental Dari proses inovasi terobosan dan proses inovasi inkremental di atas, dapat dijelaskan persamaan dan perbedaan di antara keduanya. Persamaan dari kedua proses kreativitas ini adalah pada tahap persiapan atau akumulasi pengetahuan, keduanya sama-sama mengandalkan pengalaman kerja di masa lalu sebagai sumber kreativitas. Terdapat tiga perbedaan di antara kedua proses ini. Pertama, pada tahap inkubasi, inovasi terobosan membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan inovasi inkremental. Kedua, pada tahap melahirkan ide, ide yang muncul pada inovasi terobosan bersifat spontan saat melihat produk atau sistem yang berbeda namun aplikatif. Berbeda dengan inovasi inkremental, dimana ide muncul saat melihat produk atau sistem sejenis yang terasa kekurangannya. Ketiga, pada tahap evaluasi dan implementasi, inovasi terobosan cenderung lebih banyak membutuhkan trial error dibandingkan dengan inovasi inkremental. Hal ini dapat dipahami karena inovasi terobosan harus dimulai dari dasar, sedangkan inovasi inkremental tinggal dilakukan modifikasi sederhana disesuaikan dengan kebutuhan. Proses Persiapan atau Akumulasi Pengetahuan Pengetahuan didapatkan dari pengalaman pekerjaan sebelumnya. Proses Inkubasi Memerlukan lebih sedikit waktu untuk memperoleh ide apabila dibandingkan dengan masa inkubasi inovasi terobosan. Proses Evaluasi dan Implementasi Memodifikasi mesin yang sudah ada, menambahkan beberapa bagian baru dengan sedikit trial error. Ada pematenan untuk satu mesin. Proses Melahirkan Ide Ide muncul setelah melihat mesin lain yang sejenis namun terdapat kelemahannya, sehingga dirasa dapat disempurnakan kembali. 47 Di kedua proses inovasi di atas dibutuhkan biaya inovasi. Pada inovasi Bapak Eko Susilo pun demikian, beliau telah menghabiskan banyak biaya untuk pengembangan mesin-mesin produksi. Secara pasti tidak ada catatan terperinci, namun beliau mengaku bahwa beliau telah menghabiskan tabungannya senilai Rp 30 juta serta seluruh asuransi milik anaknya demi trial error beberapa mesin sampai sempurna. Hal ini dapat dipahami bahwa Bapak Eko Susilo kurang mempersoalkan besarnya biaya inovasi yang muncul.

4.5 Hasil Inovasi Teknologi Pemilik Usaha “Sehati”

Hasil inovasi teknologi Bapak Eko Susilo adalah berupa mesin-mesin produksi. Kreativitas Bapak Eko Susilo mampu ditransformasikan menjadi hasil akhir mesin yang inovatif. Beliau menghasilkan ide-ide orisinal yang benar-benar baru sehingga dapat menghasilkan inovasi terobosan, di samping juga menyempurnakan sesuatu yang telah ada sebelumnya sehingga menghasilkan inovasi inkremental. Mesin Hasil Inovasi Terobosan Mesin hasil pemikiran ide orisinal Bapak Eko Susilo adalah sebagai berikut: Tabel 4. Mesin Hasil Inovasi Terobosan Nama Mesin Mesin peniris minyak goreng. Bentuk Mesin Gambar 1. Mesin Peniris Minyak 48 Deskripsi Mesin Mesin ini digunakan untuk meniriskan minyak hasil dari penggorengan kacang tanah atau kedelai. Waktu Penciptaan Tahun 2006. Bentuk Inovasi Di pasar beredar mesin peniris minyak yang berbeda konsep dengan mesin peniris minyak ciptaan Bapak Eko Susilo. Bentuk inovasi mesin peniris minyak beliau adalah: 1. Mesin peniris minyak Bapak Eko Susilo menggunakan motor spinner mesin cuci sehingga putaran mesin lebih halus, sedangkan mesin peniris minyak di pasar menggunakan mesin sepeda motor sehingga putaran mesin kasar. 2. Desain sederhana dan lebih kecil dibandingkan mesin peniris minyak di pasaran. Konsep Kerja Mesin menghilangkan minyak dari kacang yang telah digoreng dengan cara memutar hasil penggorengan dengan kecepatan tinggi, menyebabkan minyak dari kacang terlempar keluar. Nilai Mesin Rp 800.000,- Sumber: Bapak Eko Susilo Mesin Hasil Inovasi Inkremental Mesin yang berasal dari penyempurnaan mesin yang sudah ada sebelumnya adalah sebagai berikut: Tabel 5. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 1 Nama Mesin Sensor otomatis pengontrol panas minyak goreng. Bentuk Mesin Gambar 2. Sensor Pengontrol Panas Minyak Goreng Deskripsi Mesin Sensor otomatis pengontrol minyak goreng digunakan untuk mengontrol suhu minyak goreng agar tetap ideal. Waktu Penciptaan Tahun 2006. Bentuk Inovasi Sensor pengontrol panas minyak goreng cukup familiar digunakan oleh perusahaan makanan ringan skala besar, namun untuk skala UKM ide penggunaan alat ini masih tergolong baru. Alat utama yang digunakan adalah termometer. Inovasi yang dilakukan adalah menambahkan tombol-tombol pengatur suhu otomatis