Jujur Shidiq, Honesty 10 Akhlak Pribadi Islami

II. Pembahasan

1. Pengertian Akhlak

Secara etimologis pengertian akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq Pencipta, makhluq yang diciptakan dan khalq penciptaan. Sedang arti akhlak secara terminologi sebagai berikut; Ibnu Miskawaih w. 421 H1030 M mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu, Imam Al-Ghazali 1015-1111 M mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. 10 Akhlak Pribadi Islami

Sebagai umat islam, tentunya kita juga wajib untuk berakhlak pribadi Islami. Akhlak Islami ini didasarkan pada Al-Quran dan Sunah Rosul. Dan akhlak Rosul, sebagai mana dinyatakan Aisyah dalam HR Muslim adalah “akhlak Rasulullah SAW adalah Al- Quran”. Jadi untuk memahami akhlak pribadi islami, maka setiap umat islam diharapkan dapat membaca, memahami dan akhirnya melaksanakan apa saja yang menjadi kaidah akhlak yang sudah ditetapkan dalam Al-Quran. Berikut ini adalah 10 akhlak pribadi islami, yang harus dimengerti dan dijalankan oleh pribadi islami, sehingga perilaku dan adatnya sesuai dengan kaidah agama, yang merupakan kunci sukses pribadi islam.

a. Jujur Shidiq, Honesty

Jujur dapat diartikan adanya kesesuaiankeselarasan antara apa yang disampaikandiucapkan dengan apa yang dilakukankenyataan yang ada. Kejujuran juga memiliki arti kecocokan dengan kenyataan atau fakta yang ada. Lawan kata dari kejujuran adalah Dusta. Dusta adalah apa yang diucapkan dan diperbuat tidak sesuai dengan apa yang dibatinnya, dan tidak sesuai dengan kenyataan. Dusta juga dapat berarti tidak berkata sebenarnya, dan menyembunyikan yang sebenarnya. Al-Quran sangat menganjurkan untuk berbuat jujur, di antara Firman Allah tentang, kejujuran di antaranya: َايي َاهيييأي ن ي يذذللا اُوننميآ اُوقنتلا هيلللا اُوننُوكنوي عيمي ن ي ِيقذدذَاص ل لا Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar QS At-Taubah-119. 2 Rasulullah SAW juga bersabda mengenai pentingnya kejujuran sebagaimana diriwayatkan oleh Hakim bin Hizam: Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebijakan, dan kebajikan kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha selalu jujur, akhirnya ditulis Allah sebagai seseorang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta. Jujur kepada diri sendiri, dapat dimulai dengan jujur dalam niat dan kehendak. Setiap keinginan pada diri sendiri harus didasarkan niat yang baik dan mengharapkan ridho Allah. Jujur pada diri sendiri harus dimulai dari mengenal diri sendiri, mengenal kelemahan, mengenal kelebihan, mengenal kebutuhan dan mengenal keinginan. Dengan mengenal diri sendiri, maka kita dapat memenuhi kebutuhan diri dengan cukup, tidak kurang dan tidak lebih. Jujur kepada sesama, dapat dimulai untuk menyampaikan dan berbuat sebagaimana mestinya, menyampaikan fakta dengan benar dan tidak berbohong atau berdusta. Jujur terhadap sesama ini, dapat dilakukan dengan membuat pertanggungjawaban accountability terhadap setiap tanggung jawab dan wewenang atau tugas. Jujur terhadap sesama dapat dimulai dengan mempertanggungjawabkan sertiap yang kita terima baik uang, amanah-pesan, dan pekerjaan. Jujur kepada Allah, adalah tingkatkan jujur yang paling tinggi. Jujur kepada Allah diwujudkan adanya rasa pengharapan, cinta dan tawakal pada setiap niat, ucapan perbuatan. Jujur kepada Allah dapat berupa tindakan ikhlas di dalam melakukan seluruh kewajiban yang ditentukan Allah dengan harapan mendapat ridhonya. b. Percaya Diri Akhlak yang kedua dari pribadi islami adalah percaya atau rendah hati Tawadhu. Pengertian percaya diri atau tawadhu adalah merendahkan hati atau diri tanpa harus menghinakannya atau meremehkan harga diri tanpa harus menghinakannya atau meremehkan harga diri sehingga orang lain berani menghinanya dan menganggap ringan. Pribadi yang percaya diri, harus mampu menunjukkan sesuatu yang unggul berupa pengetahuan knowledge, keterampilan skill dan sikap atau perilaku attitude, sehingga orang lain memberikan kepercayaan dan kehormatan yang sepatutnya, dan tidak bersikap sombong terhadap kemampuan yang dimilikinya. Lawan sikap percaya diri adalah Takabur. Seseorang yang takabur merasa dirinya lebih tinggi, lebih mampu, dan lebih sempurna daripada orang lain, padahal kenyataannya tidak. Ciri orang yang takabur adalah selalu dan ingin menghina orang lain, menganggap 3 enteng orang lain, menjauhkan diri dari orang lain, enggan bergaul, mencela orang lain, dan bersikap sewenang-wenang. Terkait dengan percaya diri dan tidak berbuat sombong. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: ل ي َاقيوي م ن ك ن بيري ِينذُوع ن ددا ب د ج ذ تيس د أ ي م د ك ن لي ن ل إذ ن ي يذذللللا ن ي ورنبذك د تيللس د يي ن د للع ي ِيتذديَاللبيعذ ن ي ُولنخنددِييس ي م ي نلهيجي ن ي يرذخذادي Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang- orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Kuakan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina. QS Al-Mumin:60 Sedangkan Rasulullah SAW bersabda dalam Kanzul Ummal, Juz II, hlm 25 Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku agar kamu semua bertawadhu sehingga tidak ada yang sombong terhadap yang lainnya dan tidak ada yang sombong terhadap yang lainnya dan tidak ada seorang menganiaya lainnya. HR Muslim Orang-orang yang sombong dan orang-orang yang sewenang-wenang kepada orang lain, pada hari kiamat akan dikumpulkan seperti butir-butir debu. Mereka diinjak-injak oleh para manusia, disebabkan mereka hina disisi Allah SWT.

c. Bekerja Keras Hubbul Amal, Excellence