II. Etiologi
Menurut Prof. Dr. Rustam Moctar MPH., 1998. Jakarta, beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan kekerapan terjadi plasenta previa, yaitu:
1. Paritas Makin banyak paritas ibu, makin besar kemungkinan mengalami plasenta previa
2. Usia ibu pada saat hamil Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih seding dari pada umur di bawah 25
tahun 3. Hipoplasia endometrium
Bila kawin dan hamil pada umur muda 4. Endometrium
Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase, dan mual plasenta
5. Korpus luteum bereaksi lambat Dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepasi
6. Tumor-tumor Seperti mioma uter, polip endometrium
7. Kadang- kadang pada malposisi
III. Tanda dan Gejala
Menurut Departemen Kesehatan RI 1996. Jakarta Gejala utama
Perdarahan yang berwarna merah segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama.
Gambaran klinik 1. Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak perdarahan yang terjadi pertama
kali, biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan pertama sering terjadi pada
triwulan ketiga. 2. Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak mengeluh
adanya rasa sakit. 3. Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang
Askeb pada ibu hamil Page 2
4. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak jarang terjadi letak janin letak lintang atau letak sungsang
5. Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya perdarahan
IV. Diagnosis
Menurut Prof. Dr. Rudstam Mochtar MPH. 1998 Jakarta. Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan:
1. Anamnesis a. Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit ialah
perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjutan trimester III
b. Sifat perdarahannya tanpa sebab causeless, tanpa nyeri painless, dan perulang recurrent, kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur, pagi hari
tanpa disadari tempat tidur sudah di penuhi dengan dara. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak dari yang sebelumnya. Sebab dari
perdarahan ialah karena ada plasenta dan pembuluh darah yang robek yang disebabkan oleh:
1 Terbentuknya segmen bawah rahim 2 Terbentuknya ostium atau oleh malipulasi intravaginal atau raktal
2. Inspeksi a. Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam : banyak, sedikit darah beku dan
sebagainya b. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan pucat anemis.
3. Palpasi abdomen a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
b. Sering di jumpai kesalahan letak c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih
goyang atau terapung floating atau menggolak di atas pintu atas pinggul d. Bila cukup pengalaman ahli, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah
rahim, terutama pada ibu yang kurus. 4. Pemeriksaan inspekula
Dengan memakai spekulum secara hati-hati dilihat dari mana asal perdarahan, apakah dari dalam uterus, atau dari kelainan serviks, vagina, varises pecah dan lain-lain.
5. Pemeriksaan radio-isotop Askeb pada ibu hamil
Page 3
a. Plasentografi jaringan lunak Yaitu membuat foto dengan sinar roentgen lemah untuk mencoba melokalisir
plasenta. b. Sitrografi
Kosongkan kandung kemih, lalu dimasukkan 40cc larutan NaCl 12,5 , kepala janin di tekan kearah pintu atas panggul lalu dibuat foto. Bila jarak kepala dan
kandung kemih berselisih lebih dari 1 cm, maka terdapat kemungkinan plasenta previa
c. Plasentografi indirik Yaitu membuat foto seri lateral dan anteroposterior, dengan cara menghitung
antara jarak kepala-simfisis dan kepala promotorium d. Arteriografi
Dengan memasukkan zat kontras kedalam arteri femoralis, karena plasenta sangat akan pembuluh darah maka ia akan banyak menyerap zat kontras.
e. Aminografi Dengan memasukkan zat kontras kedalam rongga amnion, lalu di buat foto dan
dilihat dimana terdapat daerah kosong di luar janin dalam rongga rahim f. Radio isotop plasentografi
Dengan menyuntikan zat radio aktif RISA Radio Iodinateol Serum Albumin decara intra vena, lalu diikuti dengan detektor GMC
g. Ultrasonografi Cara ini sangat terapi dan tidak menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin
6. Pemeriksaan dalam Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh di bidang abstetrik untuk
diagnosis plasenta previa, walaupun ampuh namun kita harus berhati-hati, karena bahayanya juga sangat besar.
a. Bahaya pemeriksaan dalam 1. Dapat menyebabkan perdarahan yang hebat
2. Terjadi infeksi 3. Menimbulkan his dan kemudian terjadilah partus prematurus.
b. Teknik dan persiapan pemeriksaan dalam 1. Pasang infus dan persiapan donor darah
2. Pemeriksaan dilakukan di kamar bedah, dengan fasilitas operasi lengkap
Askeb pada ibu hamil Page 4
3. Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan secara lembut 4. Jangan langsung masuk ke dalam kanalis servikasi, tetapi raba dulu bantalan
antara janin dan kepala janin pada forniks. 5. Bila ada darah beku dalam vagina, keluarkan sedikit-sedikit dan pelan-pelan
c. Kegunaan pemeriksaan dalam 1. Menegakkan diagnosa apakah perdarahan oleh plasenta previa atau oleh
sebab-sebab lain: 2. Menentukan jenis klasifikasi plasenta previa, supaya dapat diambil sikap dan
tindakan yang tepat. d. Indikasi pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum
1. Perdarahan banyak, lebih dari 500cc 2. Perdarahan yang sudah berulang-ulang
3. perdarahan sekali, banyak, dan Hb dibawah 8gr kecuali persiapan darah ada. 4. His telah mulai dan janin sudah dapat hidup di luar rahim.
V. Pemantauan Pada Ibu dan Janin